Anda di halaman 1dari 30

KEPEMIMPINAN

Pembelajaran
Sosial Emosional

PENINGKATAN KAPASITAS PENGGERAK KOMUNITAS BELAJAR

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Tujuan dan Hasil yang
Diharapkan
Tujuan umum
Penggerak mampu menerapkan keterampilan sosial dan
emosional berbasis kesadaran penuh.

Tujuan khusus
Penggerak memahami konsep dan penerapan kompetensi
pembelajaran sosial emosional.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Mari Berkelompok!

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Peraturan Permainan
Petunjuk

Motor: berdua
Becak: bertiga
Mobil: berempat
Delman: berlima
Kereta api: bersepuluh

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


M ulai dari Diri Sendiri

Mari mengingat sejenak kejadian yang paling


signifikan memengaruhi emosi selama Anda berada
di komunitas belajar.
Bentuk emosi dapat berupa senang, sedih, kecewa,
marah, bangga, dan lain-lain.

Gambarlah situasi tersebut pada kertas hvs yang


tersedia di meja.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Setelah Menggambar, Mari
Berefleksi!
1. Apa yang saat itu Anda rasakan?
2. Apa yang saat itu Anda lakukan?
3. Apa dampak kejadian tersebut pada diri Anda
sendiri dan tindakan apa yang Anda ambil di
kemudian hari?

Ceritakan jawaban atas pertanyaan di atas secara


bergantian di dalam kelompok!
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
E ksplorasi Konsep
Mengapa Kita Perlu
Memiliki Kemampuan
Sosial Emosional?

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Tujuan Pembelajaran Sosial
Emosional
1. Memberikan pemahaman, penghayatan dan
kemampuan untuk mengelola emosi.
2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif.
3. Merasakan dan menunjukkan empati kepada
orang lain.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Lima Kompetensi
Pembelajaran Sosial
Emosional
1. Kesadaran Diri
2. Manajemen Diri
3. Kesadaran Sosial
4. Kemampuan Berelasi
5. Pembuatan Keputusan Bertanggung
Jawab

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Manajemen Diri

Manajemen diri berkaitan dengan kemampuan


untuk mengatur emosi, pikiran, perilaku di
berbagai situasi. Kemampuan ini juga berkaitan
dengan penanganan stres, pengontrolan hasrat,
dan ketahanan menghadapi tantangan untuk
mencapai tujuan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kemampuan Berelasi
Kemampuan berelasi merupakan kemampuan
yang berkaitan dengan kemampuan seseorang
untuk membangun dan memelihara suatu
hubungan yang sehat antara individu dan
kelompok.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kesadaran Diri

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Mari Berkelompok
a. Masih di kelompok yang sama dengan sebelumnya, setiap orang mengambil satu
benda yang sudah disediakan/satu benda apa pun di sekitar Anda.
b. Cermati karakteristik benda tersebut dan hubungkan dengan diri Anda. Cari 1
karakteristik yang sama dan 2 karakteristik yang berbeda antara benda tersebut
dengan Anda.
c. Ceritakan karakteristik yang ditemukan secara bergantian pada teman di
kelompok.

Refleksi:
1. Apakah Anda menemukan gambaran diri sendiri?
2. Apakah Anda mengetahui gambaran diri peserta lain di kelompok?
3. Apa hal baru yang Anda peroleh?

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kesadaran Diri
Kesadaran diri berkaitan dengan kemampuan untuk
mengenali diri (emosi, pikiran, dan nilai atau value diri)
secara akurat. Seseorang yang memiliki kesadaran tinggi
mampu mengenali keterkaitan antara perasaan, pikiran,
dan tindakan yang dilakukan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Mari Bermain
"Tali Temali"

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Cara Bermain
Langkah-langkah
1. Amati tali yang tersedia di meja. Setiap orang harus membuat keputusan apakah tali tersebut akan
mengait atau tidak mengait.
2. Peserta yang berpendapat tali tersebut mengait, berkumpul di satu sisi dan yang berpendapat tidak
mengait berkumpul di sisi lainnya.
3. Bujuklah peserta lain yang berbeda pendapat dengan Anda untuk mengikuti pilihan Anda
menggunakan segala macam argumen/bujukan.
4. Lihat bersama hasilnya.

Refleksi
5. Adakah peserta yang berhasil memengaruhi peserta lain?
6. Apa saja yang dilakukan peserta untuk dapat memengaruhi? Adakah pendekatan personal yang
dilakukan?
7. Apa pelajaran yang dapat diambil dari permainan ini terkait dengan pengambilan keputusan?

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Pembuatan Keputusan Bertan
Jawab

Pembuatan keputusan bertanggung jawab yaitu


kemampuan yang berkaitan dengan pembuatan pilihan
konstruktif yang benar dan cara bertindak sesuai etika
norma sosial dan keselamatan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Mari Bermain
"Saya dan Bukan Saya"

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Cara Bermain
Langkah-langkah:
1. Peserta mendengarkan pertanyaan yang diberikan oleh fasilitator.
2. Peserta yang menjawab “YA” berpindah ke tempat yang ditentukan.
3. Peserta yang menjawab “TIDAK” tetap di tempat.

Refleksi:
4. Adakah peserta yang sama sekali tidak pernah maju? Siapakah yang
paling banyak maju?
5. Adakah peserta yang hanya bertemu dengan satu orang yang sama untuk
beberapa pertanyaan?
6. Adakah kesamaan-kesamaan yang dapat menyatukan semua peserta?
7. Apa dapat Anda pelajari dari permainan ini terkait komunitas belajar?

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kesadaran Sosial

Kesadaran sosial berkaitan dengan kemampuan


untuk bisa berempati dengan orang lain dan
melihat suatu masalah/situasi dari berbagai
sudut pandang.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


R uang Kolaborasi
1. Lihat kembali gambar yang dibuat di sesi pertama.
2. Diskusikan gambar kejadian dalam kelompok dengan pertanyaan:
a. Dari kelima kompetensi sosial emosional, kejadian tersebut
terkait dengan kompetensi apa saja?
b. Kompetensi apa yang paling lemah (tidak tampak/tidak
digunakan) dalam kejadian tersebut?
c. Bagaimana strategi untuk mengasah kompetensi yang dimaksud
di poin b?
3. Berdasarkan pemahaman masing-masing peserta, simpulkan dalam
kelompok apa yang dimaksud dengan lima kompetensi sosial
emosional dari pengalaman anggota kelompok.
4. Tuliskan simpulan diskusi pada kertas plano yang tersedia.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


D emonstrasi Kontekstual
1. Gabungkan dua kelompok menjadi satu.
2. Diskusikan kejadian yang dihadapi peserta di dalam
kelompok dan kaitkan dengan 5 kompetensi sosial
emosional
a. apa kompetensi yang perlu dimiliki oleh penggerak
komunitas dalam untuk menangani kejadian tersebut agar
komunitas belajar dalam sekolah dapat berjalan dengan
baik?
b. bagaimana cara untuk meningkatkan kompetensi
tersebut?

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


1 SD Harapan Bangsa berkeinginan untuk menguatkan kegiatan
belajar bersama guru. Selama ini sudah ada kebiasaan berbagi oleh
guru yang mengikuti pelatihan. Guru-guru yang ditugaskan oleh
kepala sekolah sering kali adalah guru-guru yang menguasai
penggunaan teknologi seperti aplikasi atau sosial media. Saat
berbagi, tampak ada kesenjangan antara guru-guru. Guru-guru yang
tidak mampu mengunakan teknologi merasa ‘bukan bagian’ dalam
proses belajar bersama itu. Mereka merasa tuntutan proses belajar
terlalu tinggi sehingga mereka merasa tidak nyaman. Akibatnya
mereka sering kali bersikap pasif bahkan menghindari kegiatan
belajar bersama tersebut.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Komunitas belajar di SMP Merdeka sudah mulai dilakukan secara

2
rutin baik komunitas belajar khusus per mapel maupun komunitas
belajar yang umum (menyangkut kompetensi). Terdapat situasi
yang dihadapi kepala sekolah sebagai penggerak komunitas di
sekolah ini. Guru-guru senior yang sudah bekerja selama lebih dari
25 tahun tidak tergerak untuk aktif mengikuti komunitas belajar itu
berkebalikan dengan guru-guru muda (junior) yang sangat
bersemangat untuk belajar bersama. Kondisi ini membuat proses
belajar tidak berjalan dengan baik karena guru-guru senior
cenderung pasif atau menghindari kegiatan komunitas belajar.
Akibatnya perubahan strategi pembelajaran hanya terjadi di kelas
yang diampu oleh guru-guru junior.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


PAUD Permata Bunda mulai menjalankan kegiatan komunitas belajar dalam
sekolah. Pemahaman prinsip merdeka belajar adalah hal yang sedang gencar

3 dilakukan dalam kegiatan belajar bersama. Oleh karena itu, beberapa guru
Permata Bunda sering diikutkan dalam pelatihan maupun kegiatan belajar
bersama di komunitas belajar antarsekolah. Kebanyakan guru yang ikut dalam
pelatihan dan kegiatan tersebut adalah guru-guru muda yang menguasai
keterampilan penggunaan gawai karena salah satu sumber belajar yang
digunakan memanfaatkan PMM. Setelah mengikuti kegiatan tersebut, mereka
membagikan materi pada guru-guru lainnya. Saat berbagi mereka menghadapi
sikap skeptis guru-guru yang lebih senior atau lebih lama mengajar. Guru-guru
itu tidak memercayai apa yang disampaikan oleh juniornya karena merasa
memiliki pengalaman lebih. Akibatnya mereka tidak mau mempelajari apalagi
menerapkan praktik baik yang diperoleh guru-guru junior tersebut.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kepala sekolah SMAN 123 sangat bersemangat menerapkan komunitas

4
belajar di sekolahnya. Beliau mempelajari segala hal terkait komunitas
belajar baik melalui PMM, webinar, maupun sumber-sumber belajar
lainnya. Komunitas belajar antarsekolah baik yang ada di PMM maupun di
kecamatan dan kabupaten juga diikutinya. Setiap minggu, kepala sekolah
mengumpulkan guru-guru untuk berkegiatan belajar bersama. Dalam forum
itu, beliau banyak membagikan hal-hal yang sudah dipelajarinya. Beliau
banyak berbicara, menjelaskan, dan cenderung menjadi ‘pembicara tunggal’.
Pada awal kegiatan komunitas belajar ini dilakukan, guru-guru bersemangat
mengikutinya. Namun, belakangan mereka terlihat enggan bahkan mulai ada
yang menghindari kegiatan ini. Diduga penyebabnya adalah mereka merasa
bosan dengan metode yang dilakukan kepala sekolah yang berupa
penyampaian materi satu arah.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


E
laborasi Pemahaman Koneksi Antarmateri

Gambarkan kaitan kompetensi dengan


kasus pada satu lembar kertas plano
yang disediakan!

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


AKsi Nyat A
1. Apa kompetensi sosial emosional yang paling
ingin ditingkatkan?
2. Pada kesempatan apa saja kompetensi
tersebut akan diterapkan?

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Referensi

https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/catatan-gp/pe
mbelajaran-sosial-emosional-2/
https://www.cfchildren.org/what-is-social-emotional-learning/#:~:text=Soci
al%2Demotional%20learning%20(SEL),academically%2C%20professiona
lly%2C%20and%20socially
https://dpi.wi.gov/sspw/mental-health/social-emotional-learning/theory-of-a
ction

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

Anda mungkin juga menyukai