Anda di halaman 1dari 18

“ Add your company slogan ”

trakeostomi

Dr. Rapto Hardian, Sp.An

LOGO
Trakeostomi

 Prosedur operatif dengan membuat lubang


untuk bernapas pada dinding depan trakea
 Menurut letak : letak yang tinggi dan letak
yang rendah dan batasnya adalah cincin
trakea ketiga
 Menurut waktu :trakeostomi darurat dan
trakeostomi berencana
Anatomi Laring
Indikasi Trakeostomi

Alasan utama trakeostomi dilakukan, yaitu :


 Obstruksi saluran napas atas
 Insufisiensi mekanis respirasi
 Kesulitan pernapasan akibat sekresi
 Elektif; trakesotomi dilakukan untuk mempertahankan
aliran udara saat saluran napas atas tidak dapat
dilakukan.
 Untuk membantu pemasangan alat bantu pernapasan
 Mengurangi ruang rugi /dead air space
 Pemasangan Endotracheal tube lebih dari 7 hari
Prosedur Trakeostomi
Alat-alat yang diperlukan, yaitu :
 Spoit (semprit) dengan anestesi local (lidokain 2%)
 Pisau (bisturi no. 11 & 15 dan penanganannya)
 Pinset anatomi
 Gunting panjang dengan tepi/ujung yang tumpul
 Haak tumpul yang kecil, klem arteri (hemostat) lurus &
bengkok
 Retraktor untuk membuka lumen trakea
 Suction dan kauterisasi
 Kanul trakea
 Forceps.
Kanul Trakheostomi

 Terdiri dari 3 bagian yaitu kanul luar, kanul


dalam dan abturator
 Kanul dalam dapat ditarik untuk dapat
dibersihkan dalam waktu yang singkat
 Obturator hanya digunakan sebagai penuntun
untuk kanul luar dan dicabut kembali setelah
kanul luar masuk pada tempatnya
 Bentuk-bentuk kanul dapat pula bervariasi
sesuai dengan jenis dan kegunaannya masing-
masing
Kanul Metal

Dewasa Anak-Anak
Kanul Plastik
Tube Portex Tube Sheiley
Trakheostomi Elektif Pada Orang Dewasa.

 Penderita tidur terlentang dengan posisi kepala lebih


tinggi daripada kaki untuk mengurangi tekanan aliran
balik vena
 Kulit daerah leher dibersihkan secara asepsis dan
antisepsis dan ditutup dengan kain kasa steril.
 Insisi horisontal direkomendasikan pada trakheostomi
elektif
 Insisi kulit dilakukan pada daerah landmark sepanjang ±
5 cm,yaitu cincin ke-2 dan ke-4
 Ikatan-ikatan otot
dipisahkan selapis demi
selapis dan dijauhkan
satu sama lain dengan
dua penarik kecil samapi
cincin trachea tampak
 Isthmus ini bisa
diretraksi maka dapat
ditarik ke atas dan ke
bawah menjauhi
lapangan trakheostomi
 Irisan trakhea dilakukan pada
jajaran setinggi cincin kedua
dan ketiga
 Kanul trakheostomi
disesuaikan dengan diameter
dari lumen trakhea dan
panjangnya disesuaikan
dengan panjang trakhea
 Setelah kanul terpasang,
dilakukan fiksasi berupa
pengikatan dari kanul dan
diikatkan disisi leher
Trakheostomi Darurat

 Indikasi :kondisi pasien sangat berat berupa hipoksia


yang semakin menghebat dimana tidak ada waktu
untuk trakheostomi terencana dan fasilitas untuk
intubasi endoktrakhea dan pemasukkan
bronkhoskopi tidak memungkinkan.
 Teknik dari trakheostomi darurat berbeda dari
trakheostomi terencana, yaitu insisi dilakukan secara
vertikal
Trakheostomi Pada Anak

 Teknik trakheostomi pada


anak prinsipnya sama
dengan pada orang dewasa
 Anak harus lebih hati-hati
karena anatomi leher anak
sedikit berbeda
 Diperlukan pula suatu
ventilasi control dengan
masker
Perawatan Pasca Trakheostomi

 Awasi tanda vital


 Foto dada segera dilakukan
dan 48 jam kemudian untuk
melihat komplikasi lambat
yang mungkin ada.
 Udara hangat yang lembab
harus disediakan selama 48
sampai 72 jam
 Aspirasi teratur harus
dilakukan dalam beberapa
hari segera setelah operasi
Komplikasi
 Immediate.
• Apneu, akibat lambatnya penanganan hipoksia
• Perdarahan
• Pneumothoraks dan pneumomediastinum
• Trauma pada kartilago krikoid
• Trauma pada struktur dekat trachea, seperti esophagus, n.laringeal
rekurens dan pleura.
 Intermediate.
• Erosi trachea dan perdarahan
• Disposisi dari kanul trakheostomi
• Emfisema subkutan
• Aspirasi dan abses paru
 Late
• Fistel trakheokutanes yang menetap
• Stenosis dari laring dan trachea
• Pembentukan jaringan ikat pada trachea
• Fistel trakheaosofagus
Dekanulasi

 Pastikan bahwa penyakit


yang mendasari tindakan
trakeostomi telah teratasi.
 Penutupan kanul
trakeostomi dilakukan
secara bertahap
Mulai dari ½ bagian
stoma/lubang, ¾ bagian dan
terakhir ditutup penuh, atau
dengan mengganti kanul
dengan diameter yang lebih
kecil
Syarat-syarat dilakukan dekanulasi

 Hambatan atau kelainan neurologik sudah teratasi


sehingga airway melalui hidung sudah adekuat.
 Jika pasien dapat batuk dengan adekuat dan
disertai fungsi menelan yang sudah baik.
 Sekret tidak ada tanda-tanda infeksi seperti
mukopurulen.
 Stoma terawat baik dan tidak ada komplikasi
misalnya fistel (faringokutan).

Anda mungkin juga menyukai