Anda di halaman 1dari 26

Asuhan

Persalinan
Definisi

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga
merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. Ketika persalinan
dimulai, peranan ibu adalah melahirkan bayinnya. Peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan
untuk mendeteksi adanya komplikasi di samping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan
dukungan pada ibu bersalin.

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar. Sedangkan persalinan normal adalah Kehamilan merupakan proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu) lahir spontan
denganpresentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi pada ibu
maupun pada janin.

2
Tujuan Asuhan Persalinan

Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan


asuhan yang memadahi selama persalinan dalam
upaya mencapai pertolongan yang bersih dan
aman dengan memperhatikan aspek sayang ibu
dan sayang bayi.

3
Sebab-Sebab Mulainya Persalinan

a) Penurunan kadar progesteron


Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, estrogen meningkatkan kontraksi otot-otot rahim.
Selama kehamilan, terdapat keseimbangan kadar progesteron dan estrogen dalam darah tetapi pada akhir
kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his/kontraksi.

b) Teori oxcytosin
Pada akhir kehamilan kadar oxcytosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otototot rahim.

c) Peregangan otot-otot
Dengan majunya kehamilan, maka makin tereganglah otot-otot rahim sehingga timbullah kontraksi untuk
mengeluarkan janin.

d) Pengaruh janin
Hipofise dan kadar suprarenal janin rupanya memegang peranan penting oleh karena itu pada ancephalus
kelahiran sering lebih lama.

e) Teori prostaglandin
Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke-15 hingga aterm terutama saat persalinan yang
menyebabkan kontraksi miometrium. 4
Tahapan Persalinan
1) Kala I

Pada kala I persalinan dimulainnya proses persalinan yang ditandai


dengan adanya kontraksi teratur, adekuat, dan menyebabkan
perubahan pada serviks hingga mencapai pembukaan lengkap,
fase kala I persalinan terdiri dari :

Fase Laten, yaitu dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan


mendekati 4 cm. Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih
diantara 20-30 detik, tidak terlalu mules.

Fase Aktif, tanda-tanda kontraksi diatas 3 kali dalam 10 menit,


lamanya 40 detik atau lebih dan mules. Pembukaan 4 cm sampai
lengkap. Fase aktif terbagi menjadi 3 yaitu :
 Akselerasi, pembukaan dari awal kontraksi sampai 3 cm
 Dilatasi maksimal, pembukaan 4 cm sampai 9 cm
 Deselerasi, pembukaan sampai 10 cm
5
2) Kala II
Gejala dan tanda kala II, telah terjadi pembukaan lengkap, tampak bagian kepala janin
membuka introitus vagina, ada rasa ingin meneran saat kontraksi, ada dorongan pada
rektum atau vagina, perineum menonjol, vulva dan sfingter ani membuka, peningkatan
pengeluaran lendir dan darah. Dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir.
Biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida.

3) Kala III
Batasan kala III, masa setelah bayi lahir dan berlangsungnya proses pengeluaran
plasenta. Tanda-tanda lepasnya plasenta : terjadi perubahan bentuk uterus dan TFU,
tali pusat memanjang, adanya semburan darah, berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

4) Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.

6
Tanda dan gejala persalinan

✓ Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki PAP terutama pada
primigravida.
✓ Perut tampak lebih melebar
✓ TFU menurun
✓ Perasaan sering BAK atau sulit BAK
✓ Perasaan sakit di perut dan pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari
uterus atau sering disebut “farse labor pains”
✓ Serviks lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah
✓ Bloody show

7
Kebutuhan Ibu Selama Persalinan

3. Kebutuhan dicintai dan mencintai


1. Kebutuhan Fisiologis
a. Pendampingan oleh suami / keluarga
a. Oksigen b. Kontak fisik (memberi sentuhan ringan)
b. Makan dan minum
c. Masase untuk mengurani rasa sakit
c. Istirahat selam tidak ada his
d. Berbicara dengan suara yang lemah, lembut, serta
d. Kebersihan badan terutama genetalia
sopan
e. Buang air keil dan buang air besar
f. Pertolongan persalinan yang terstandar
4. Kebutuhan harga diri
g. Penjahitan perineum bila perlu
a. Merawat bayi sendiri dan menetekinya
b. Asuhan kebidanan dengan memperhatikan privacy
2. Kebutuhan rasa aman
ibu
a. Memilih tempat dan penolong persalinan
c. Pelayanan yang bersifat simpati dan empati
b. Informasi tentang proses persalinan/tindakan
d. Informasi bila akn melakukan Tindakan
yang akan dilakukan
e. Memberikan pujian pada ibu terhadap tindakan positif
c. Posisi tidur yang dikehendaki ibu
yang ibu lakukan
d. Pendampingan oleh keluarga
e. Pemantauan selama persalinan
5. Kebutuhan aktualisasi diri
f. Intervensi yang diperlukan
a. Memilih tempat dan penolong sesuai keinginan
b. Memilih pendamping salama persalinan
c. Bounding and attachment 8
Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Kala I
Kala I adalah suatu kala dimana dimulai dari timbulnya his sampai
pembukaan lengkap. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah : 9. Peran aktif anggota keluarga selama
1. Memberikan dukungan emosional. persalinan dengan cara :
2. Pendampingan anggota keluarga selama proses persalinan sampai a. Mengucapkan kata-kata yang
kelahiran bayinya. membesarkan hati dan memuji ibu.
3. Menghargai keinginan ibu untuk memilih pendamping selama persalinan. b. Membantu ibu bernafas dengan benar saat
4. Mengatur posisi ibu sehingga terasa nyaman. kontraksi.
5. Memberikan cairan nutrisi dan hidrasi c. Melakukan massage pada tubuh ibu
– Memberikan kecukupan energi dan mencegah dehidrasi. Oleh karena dengan lembut.
dehidrasi menyebabkan kontraksi tidak teratur dan kurang efektif. d. Menyeka wajah ibu dengan lembut
6. Memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara menggunakan kain.
teratur dan spontan – e. Menciptakan suasana kekeluargaan dan
7. Kandung kemih penuh menyebabkan gangguan kemajuan persalinan dan rasa aman.
menghambat turunnya kepala; menyebabkan ibu tidak nyaman;
meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan; mengganggu
penatalaksanaan distosia bahu; meningkatkan resiko infeksi saluran kemih
pasca persalinan.
8. Pencegahan infeksi – Tujuan dari pencegahan infeksi adalah untuk
mewujudkan persalinan yang bersih dan aman bagi ibu dan bayi;
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi baru lahir. 9
Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Kala II

Kala II adalah kala dimana dimulai dari pembukaan lengkap serviks sampai keluarnya bayi. Asuhan yang dapat
dilakukan pada ibu adalah :
1. Pendampingan ibu selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya oleh suami dan anggota keluarga
yang lain.
2. Keterlibatan anggota keluarga dalam memberikan asuhan antara lain :
a) Membantu ibu untuk berganti posisi.
b) Melakukan rangsangan taktil
c) Memberikan makanan dan minuman.
d) Menjadi teman bicara/ pendengar yang baik.
e) Memberikan dukungan dan semangat selama persalinan sampai kelahiran bayinya.
3. Keterlibatan penolong persalinan selama proses persalinan & kelahiran – dengan cara : (a) Memberikan
dukungan dan semangat kepada ibu dan keluarga. (b) Menjelaskan tahapan dan kemajuan persalinan. (c)
Melakukan pendampingan selama proses persalinan dan kelahiran.

10
Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Kala II

4. Membuat hati ibu merasa tenteram selama kala II persalinan – dengan cara memberikan bimbingan dan
menawarkan bantuan kepada ibu.
5. Menganjurkan ibu meneran bila ada dorongan kuat dan spontan umtuk meneran – dengan cara memberikan
kesempatan istirahat sewaktu tidak ada his.
6. Mencukupi asupan makan dan minum selama kala II.
7. Memberika rasa aman dan nyaman dengan cara :
a. Mengurangi perasaan tegang.
b. Membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi.
c. Memberikan penjelasan tentang cara dan tujuan setiap tindakan penolong.
d. Menjawab pertanyaan ibu.
e. Menjelaskan apa yang dialami ibu dan bayinya.
f. Memberitahu hasil pemeriksaan.
8. Pencegahan infeksi pada kala II dengan membersihkan vulva dan perineum ibu.
9. Membantu ibu mengosongkan kandung kemih secara spontan.

11
Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Kala III

Kala III adalah kala dimana dimulai dari keluarnya bayi sampai plasenta lahir. Asuhan yang dapat dilakukan
pada
ibu adalah
1. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk memeluk bayinya dan menyusui segera.
2. Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan.
3. Pencegahan infeksi pada kala III.
4. Memantau keadaan ibu (tanda vital, kontraksi, perdarahan).
5. Melakukan kolaborasi/ rujukan bila terjadi kegawatdaruratan.
6. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
7. Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III.

12
Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Kala IV

Kala IV Adalah kala dimana 1-2 jam setelah lahirnya plasenta. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah :
1. Memastikan tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan dalam keadaan normal.
2. Membantu ibu untuk berkemih.
3. Mengajarkan ibu dan keluarganya tentang cara menilai kontraksi dan melakukan massase uterus.
4. Menyelesaikan asuhan awal bagi bayi baru lahir.
5. Mengajarkan ibu dan keluarganya ttg tanda-tanda bahaya post partum seperti perdarahan, demam, bau busuk
dari vagina, pusing, lemas, penyulit dalam menyusui bayinya dan terjadi kontraksi hebat.
6. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
7. Pendampingan pada ibu selama kala IV
8. Nutrisi dan dukungan emosional.

13
Posisi Meneran
Macam-Macam Posisi Meneran :
1. Setengah duduk / duduk
• Lebih mudah bagi bidan untuk membimbing
kelahiran kepala bayi dan mengamati/menspport 3. Berdiri, berjalan dan bersandart
perineum • efektif membantu stimulasi kontraksi uterus
• Membantu turunya kepala, • membantu penurunan kepala bayi
• Memberi kesempatan utk istirahat diantara • mengurangi rasa nyeri
kontraksi
• Mengurangi rasa nyeri hebat. 4. Merangkak
• Posisi yg baik bagi ibu yg mengalami nyeri punggung,
2. Jongkok • Membantu janin dalam melakukan rotasi,
• Membantu penurunan kepala bayi, • Mencegah peregangan perineum,
• Memperbesar ukuran panggul (+ 28% ruang • Mengurangi keluhan haemoroid
outletnya)
• Mempercepat dorongan utk meneran (bisa
memberi kontribusi pd laserasi perineum)

14
Posisi Meneran
5. Tidur miring kiri
Posisi yang baik bagi ibu jika kelelahan karena ibu bisa beristirahat dengan mudah diantara kontraksi shg ibu lebih santai.
a. oksigenasi lebih baik utk bayi
b. membantu mencegah terjadinya laserasi
c. memberi rasa santai bagi ibu yg letih

6. Posisi terlentang/lithotomi dalam waktu yang lama adalah posisi yang tidak dianjurkan, karena :
a. Menyebabkan sindrome supine hypotensi, karena tekanan pada vena kava inferior oleh kavum uteri-pingsan dan kehilangan O2 bagi
bayi
b. Dapat menambah rasa sakit
c. Bisa memperlama proses persalinan
d. Lebih sulit bagi ibu untuk melakukan pernafasan
e. Membuat buang air lebih sulit
f. Membatasi pergerakan ibu
g. Dapat membuat ibu merasa tidak berdaya
h. Dapat membuat proses meneran menjadi lebih sulit
i. Dapat menambah kemugkinan terjadinya laserasi pada perineum
j. Dapat menimbulkan kerusakan syaraf pada kaki dan punggung
15
16
17
18
19
Mendeteksi adanya komplikasi & penyulit persalinan kala II & cara mengatasinya

Bahu Macet/Distosia Bahu adalah kelahiran kepala Letak muka


janin dengan bahu anterior macet di atas simfisis Pada presentasi muka terjadi defleksi maksimum kepala sehingga
pubis & oksiput menempel dengan
tidak bisa masuk melalui pintu bawah panggul, punggung janin dengan demikian maka yang merupakan bagian
sehingga bahu tidak dapat digerakkan. terendah janin adalah mentum.
Penanganan ( 6 langkah dilakukan bersamaan, Penatalaksanaan :
langkah selanjudnya berurutan ): 1. Presentasi muka sering terjadi pada panggul sempit, maka
1. Tetap tenang, pastikan kandung kemih kosong terminasi kehamilan dengan sc sering
2. Panggil partner terpaksa harus dilakukan.
3. Persiapan resusitasi BBL 2. Usaha untuk merubah presentasi muka menjadi presentasi
4. Persiapan penanganan perdarahan postpartum belakang kepala, pemutaran posisi dagu
5. Jelaskan pada pasien (anjurkan jangan meneran) posterior menjadi dagu anterior secara manual atau dengan cunam,
6. Atur posisi pasien dalam posisi litotomi maksimal serta dengan versi ekstraksi TIDAK
atau perasat Mc.Robert BOLEH dikerjakan.

20
Mendeteksi adanya komplikasi & penyulit persalinan kala II & cara mengatasinya

Letak sungsang adalah letak memanjang dengan kelainan dalam polaritas. Penanganan bisa dengan cara bracht
pada persalinan pervaginam dan SC, manuver muller.
Tujuan pertolongan persalinan sungsang spontan dengan metode bracht
1. Mencegah infeksi traktus genitalis melalui tindakan asepsis dan antisepsis.
2. Melahirkan “well born baby”.
3. Mencegah agar tidak terjadi kerusakan otot dasar panggul secara berlebihan.
Persiapan alat
1. Bed gynecology
2. Partus set
3. Hecting set
4. Sarung tangan
5. APD
6. Bengkok
7. Cairan klorin
8. Bethadine
9. Tempat sampah basah dan kering
21
Mendeteksi adanya komplikasi & penyulit persalinan kala II & cara mengatasinya

Letak lintang adalah sumbu memanjang janin menyilang sumbu ibu secara tegak
lurus atau mendekati 900. .
penanganan dengan SC.

Gemeli adalah kehamilan dengan 2 janin atau lebih. Penanganan : solusio plasenta
dapat terjadi setelah
persalinan anak pertama. Untuk presentasi kepala persalinan pervaginam
diperbolehkan, Sc untuk presentasi
lain.

22
TEMUAN KEADAAN NORMAL DAN ABNORMAL PADA PARTOGRAF

Tekanan darahTemuan abnormal


a. >140/90 mmHg dengan sedikitnya satu tanda dan gejala
b. Preeklamsi Tekanan darah >160/110 dan/atau terdapat protein dalam urin(preeklamsiberat)

Temperatur Temuan abnormal: >38C,merupakan salah satu tanda infeksi dan dehidrasi

Nadi Temuan abnormal:>100x/menit(nadi cepat),merupakan salah satu tanda infeksi,dehidrasi dan syok.

DJJ Temuan abnormal: <100 atau >180x/menit, merupakan tanda gawat janin.
Jika DJJ <120 atau >160x/menit mulai waspada tanda awal gawat janin.

Kontraksi Temuan abnormal:<3 dalam 10 menit,berlangsung kurang dari 40 detik,ketukan di palpasi


lemah.merupakan tanda-tanda inersia uteri

Serviks Temuan abnormal:Partograf melewati garis waspada pada fase aktif.


Tanda dan gejala fase laten berkepanjangan:
·Pembukaan serviks kurang dari 4 cm setelah 8 jam
·Kontraksi teratur (> 2 dalam 10 menit)
23
TEMUAN KEADAAN NORMAL DAN ABNORMAL PADA PARTOGRAF

Tanda dan gejala belum inpartu


·Frekuensi kontraksikurang dari 2 kali dalam 10 menit dan lamanya kurang dari 20 detik
·Tidak ada perubahan pada serviks dalam waktu 1 hingga 2 jamTanda dan gejala partus lama
·Pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada partograf
·Pembukaan serviks kurang dari 1 cm/jam
·Frekuensi kontraksi kurang dari 2x dalam 10 menit dan lamanya kurang dari 40 detik

Cairan amnion Temuan abnormal:


a. Mekonium- Ketuban pecah disertai dengan keluarnya mekonium kental
Ketuban pecah dan air ketuban bercampur dengan sedikit mekonium disertai dengan tanda-tanda gawat janin
b. Bau,air ketuban atau cairan vagina yang berbau merupakan salah satu tanda gejala infeksi
c. Darah ,ketuban pecah disertai dengan keluarnya darah
d. Ketuban pecah lebih dari 24 jam
e. Ketuban pecah pada kehamilan kurang bulan (usia kehamilan < 37 minggu

24
TEMUAN KEADAAN NORMAL DAN ABNORMAL PADA PARTOGRAF

Urin Temuan abnormal:


§Volume sedikit dan pekat
§Produksi urin sedikit (< 30 ml/jam),merupakan tanda atau gejala dehidrasi dan syok
§Proteinuria hingga + 2,tanda dan gejala preeklamsi ringan

Penurunan
Temuan abnormal:Primipara dalam fase aktif kala I persalinan dengan penurunan kepala 5/5,kepala bayi tidak
turun

Penyusupan
Semakin besar derajat penyusupan atau tumpang tindih antar tulang kepalasemakin menunjukkan
resiko disproporsi kepala-panggul (CPD)

25
TERIMA KASIH

26

Anda mungkin juga menyukai