Anda di halaman 1dari 20

LEMBAGA KEUANGAN

NEGARA INDONESIA
BANK INDONESIA
Dengan Undang-undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
menggantikan Undang-undang No. 13 1968 tentang Bank Sentral berdampak
terjadi perubahan dalam sistem moneter, keuangan, perbankan Indonesia. Bank
Indonesia sebagaimana UU no23 th 1999 adalah Bank sentral Republik
Indonesia yang merupakan Lembaga negara yang independen, bebas dari
campur tangan pemerintah dan/atau pihak-pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal
yang secara tegas diatur dalam undang-undang yang mengaturnya. Bank
Indonesia adalah badan hukum berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun
1999 dengan modal sekurang-kurangnya 2 Trilyun.
Status dan peranan Bank Indonesia berdasarkan undang-undang tersebut
tidak sesuai lagi untuk menghadapi dan menampung tuntutan perkembangan
perekonomian nasional dan internasional saat ini dan masa yang akan datang.
Oleh sebab itu perlu undang-undang baru yang memberikan status,
tujuan dan tugas lebih tepat kepada Bank Indonesia selaku otoritas
moneter. Dalam undang-undang ini, BI mempunyai satu tujuan yaitu
mencapai dan menstabilkan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah dan
nilai tukar yang wajar merupakan sebagian prasyarat bagi tercapainya
pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
Untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah sebagai
tujuan Bank Indonesia perlu ditopang dengan tiga pilar utama yaitu:
a. Kebijakan moneter dengan prinsip kehati-hatian;
b. Sistem pembayaran yang cepat dan tepat;
c. Sistem perbankan dan keuangan yang sehat.
Dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia berwenang
menetapkan sasaran-sasaran moneter dan melakukan pengendalian moneter sebagai
berikut:
a. Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem nilai tukar yang ditetapkan
b. Mengelola cadangan devisa untuk memenuhi kewajiban luar negeri
c. Memelihara neraca pembayaran
d. Menerima pinjaman luar negeri

Selanjutnya untuk mencapai sasaran-sasaran moneter, Bank Indonesia juga mempunyai


fungsi sebagai lender of the the last resort. Dalam melaksanakan fungsi erdebut, Bank
Indonesia hanya membantu untuk mengatasi mismatch yang disebabkan oleh resiko kredit
atau resiko pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, resiko manajemen dan resiko pasar.
Sesuai dengan status BI sebagai otoritas moneter yang independen, pemberian kredit
program tidak lagi menjadi tugas BI sebagaimana waktu-waktu sebelumnya.
• Sesuai dengan amanat UUD 45, Bank Indonesia ditunjuk sebagai Lembaga
yang berwenang untuk mengeluarkan dan mengatur peredaran uang rupiah
sebagai alat pembayaran yang sah
• UU no 23 tahun 1999, Bank Indonesia menjadi Lembaga independen yang
berada di luar pemerintahan, dan hubungannya dengan pemerintah Bank
Indonesia hanya bertindak hanya sebagai pemegang kas pemerintah.
• Bank Indonesia dituntut transparan dan memenuhi akuntabilitas public dalam
menetapkan kebijakannya serta terbuka bagi pengawasan oleh masyarakat.
Transparasi dilakukan dengan menyampaikan rencana kebijakan moneter
untuk tahun sebelumnya serta perkembangan kondirsi ekonomi, keuangan
dan perbankan kepada Presiden dan DPR. Secara berkala dan terbuka kepada
masyarakat disampaikan informasi yang berkaitan dengan perkembangan
ekonomi, moneter dan perbankan.
TUJUAN BANK INDONESIA
Pasal 7 UU no. 23 tahun 1999 tujuan Bank Indonesia adalah mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang merupakan single
objective Bank Indonesia. Kestabilan rupiah yang dimaksud adalah
kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa serta terhadap mata
uang negara lain. Kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa
diukur yang tercermin dari perkembangan laju inflasi serta kestabilan
nilai rupiah terhadap mata uang negara lain yang tercermin pada
perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.
TUGAS BANK INDONESIA:
a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
c. Mengatur dan mengawasi bank.

Tugas a. antara lain melalui jumlah uang beredar dan suku bunga.
Sedangkan tugas b. memerlukan dukungan sistem pembayaran yang efisien, sicepat,
aman dan andal yang merupakan sasaran dan pelaksanaan tugas mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran. Sistem tersebut memerlukan sistem perbankan
yang sehat, yang merupakan tugas mengatur dan mengawasi bank. Selanjutnya sistem
perbankan yang sehat akan mendukung pengendalian moneter, mengingat pelaksanaan
kebijakan moneter terutama dilakukan melalui sistem perbankan.
TUGAS MENETAPKAN DAN MELAKSANAKAN KEBIJAKAN
MONETER

a. Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan


sasaran laju inflasi yang ditetapkannya
b. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara
yang termasuk tapi tidak terbatas:
c. Operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta
asing
d. Penetapan tingkat diskonto
e. Penetapan cadangan wajib minimum
f. Pengaturan kredit/pembiayaan
Dalam rangka pengendalian moneter
ditetapkan pokok ketentuan meliputi:
a. Tata cara pelaksanaan operasi pasar terbuka di pasar uang rupiah;
b. Tatacara pelaksanaan intervensi valuta asing dalam rangka stabilitas
rupiah;
c. Instrumen yang digunakan dalam operasi pasar terbuka;
d. Tatacara penetapan tingkat diskonto;
e. Penetapam jenis dan basaran cadangan wajib minimum bagi bank, baik
dalam mata uang rupiah maupun valuta asing;
f. Penetapan sanksi administrative terhadap cadangan wajib minimum;
g. Pembatasan kredit atau pembiayaan termasuk juga segala bentuk fasilitas
pinjaman dana melalui pasar rupiah dan valuta asing.
- Bank Indonesia sebagai Lender of the Last Resort,mengatasi kesulitan
pendanaan jangka pendek
- Kebijakan nilai tukar, Pasal 12 UU – BI menetapkan
a. Dalam sistem nilai tukar tetap berupa devaluasi atau revaluasi
terhadap mata uang asing
b. Dalam sistem nilai tukar mengambang berupa intervensi pasar;
c. Dalam system nilai uang mengambang terkendali berupa penetapan
nilai tukar harian serta pita intervensi

- KEWENANGAN DALAM MENGELOLA CADANGAN DEVISA


-PENYELENGGARAAN SURVEY
- TUGAS MENGATUR DAN MENJAGA KELANCARAN SISTEM PEMBAYARAN
- PENGATUR DAN PENYELENGGARAAN KLIRING SERTA PENYELESAIAN
AKHIR TRANSAKSI
- MENGELUARKAN DAN MENGEDARKAN UANG(UUD45: PASAL 19 DAN
PASAL 20), Sebagai konsekuensi dari ketentuan tersebut, maka Bank
Indonesia harus menjamin ketersediaan uang di masyarakat dalam jumlah
yang cukup dan dengan kualitas yang memadai
- TUGAS MENGATUR DAN MENGAWASI BANK, pokok ketentuan:
a. perizinan bank
b. kelembagaan bank, termasuk kepengurusan dan kepemilikan
c. Kegiatan usaha bank pada umumnya
d. Kegiatan usaha bank berdasarkan prinsip Syariah
e. Merger, konsolidasi dan akuisisi
f. Sistem informasi antar bank;
g. Sistem pelaporan bank kepada Bank Indonesia
h. Penyehatan perbankan
i. Pencabutan izin usaha, likuidasi, dan pembubaran bentuk hokum
bank
j. Lembaga-Lembaga pendukung system perbankan
• Berkaitan dengan perijinan , Bank Indonesia:
a. Memberikan dan mencabut izin usaha bank
b. Memberikan izin pembukaan, penutupan, dan pemindahn kantor
bank
c. Memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank
d. Memberikan izin kepada bank untuk menjalankan usaha-usaha
tertentu

e. PENGALIHAN TUGAS PENGAWASAN BANK


PENGALIHAN TUGAS PENGAWASAN
BANK
OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)
Karena ada dua system Bank konvensional dan Bank Syariah, maka OJK melakukan
pengawasan dari sisi operasional Sedangkan Lembaga keuangan syariah ada Badan
Arbritase Syariah Nasional. Sebelum OJK dibentuk pengawasan Lembaga jasa
keuangan dilakukan oleh (BAPEPAM-LK), dan industri perbankan diawasi oleh Bank
Indonesia. Pengalihan ke OJK dilakukan bertahap. Pertama, untuk industry pasar
modal dan industry keuangan non-bank pengalihan dimaksud dilakukan pada tanggal
31 Desember 2012, Sedangkan industry perbankan pada tanggal 31 Desember 2013.
Pada tahun 2015, berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang
Lembaga Keuangan Mikro, OJK memiliki tugas untuk melakukan pembinaan,
pengaturan, dan pengawasan Lembaga Keuangan Mikro.
Otoritas Jasa Keuangan merupakan Lembaga independen dan bebas
dari campur tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan di
sector jasa keuangan sebagaimana dalam UU RI no.21 tahun 2011
tentang OJK.
OJK hadir untuk mewujudkan perekonomian nasional yang mampu
tumbuh secara berkelanjutan dan stabil dan mampu melindungi
kepentingan konsumen secara terpadu, idependen dan akuntable.
Visi OJK, yaitu menjadi Lembaga pengawas sector jasa keuangan yang
terpercaya, melindungi kepentingan konsumrn dan masyarakat dan
mampi mewujudkan sector jasa keuangan menjadi pilar perekonomian
nasional dan berdaya saing global serta dapat memajukan
kesejahteraan umum
• OJK berwenang di bidang pengawasan yaitu melakukan pengawasan dan
perlindungan konsumen sector Perbankan, Pasar Modal, dan Lembaga
Keuangan Non-Bank, mencabut izin usaha pengesahan persetujuan atau
penetapan, pembubaran, memberikan perintah tertulis kepada
Lemabaga Jasa Keuangan dan menunjuk pengelola Statuter; serta
menetapkan sanksi administratif.
• Fungsi pengawasan di sektor dalam UU no.23 tahun 1999 tentang Bank
Indonesia telah beberapa kali diubah, terakhir dengan UU no.6 Tahun
2009 tentang Peraturan Pemerintah pengganti UU no.2 Th 2008 tentang
perubahan kedua atas UU no.23 tahun 1999, pembentukan OJK
dilatarbelakangi perkembangan sector keuangan, konglomerasi Lembaga
jasa keuangan dan meningkatnya pelanggaran di bidang jasa keuangan,
serta belum optimalnya perlindungan konsumen jasa keuangan.
• OJK dipimpin 9 Dewan Komisioner
1. Ketua,
2. Wakil ketua,
3. Pengawas Perbankan,
4. Pengawas Pasar Modal,
5. Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Keuangan, dan
Lembaga Jasa Keuangan lainnya,
6. Ketua Dewan Audit
7. Anggota Bidang Edukasi perlindungan Konsumen
8. Anggota Ex-officio dari Bank Indonesia, anggota dewan gubernur BI
9. Anggota Ex-Officio dari Kementerian Keuangan (setingkat eselon 1)
Dewan Syariah Nasional dan Dewan
Pengawas Syariah (DSN dan DPS)
• DSN MUI adalah Lembaga yang dibentuk Majelis Ulama Indonesia
tahun 1999 yang beranggotakan para ahli hokum Islam (fuqaha’, serta
ahli dan praktisi ekonomi). DSN MUI mempunyai tugas melaksanak
tugas-tugas MUI dalam memajukan ekonomi umat, menangani
masalah yang berhubungan dengan aktivitas Lembaga keuangan
syariah.
• Tugas pokokn DSN: mengkaji, menggali, merumuskan nilai dan
prinsip-prinsip hokum Islam(Syariah) dalam bentuk fatwa untuk
dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi dilembaga keuangan
Syariah.
• Pasca regulator keuangan syariah berpindah ke OJK, DSN MUI telah
menandatangani Nota Kesepahaman dengan OJK tanggal 11
Nopember 2014 sebagai landasan kerjasama pengawasan.

PENGADILAN AGAMA
Forum penyelesaian sengketa dengan cara litigasi

Badan Arbritase Syariah Nasional (BASYARNAS) MUI


LATIHAN

1. Apa perbedaan uang menurut masyarakat umum dan menurut


syariat Islam? (20)
2. Mengapa prinsip keuangan konvensional dan Syariah berbeda?(20)
3. Sebutkan tugas Bank Sentral di Indonesia!(20)
4. Menurut anda, sejauh apa Lembaga Keuangan di Indonesia baik
Bank maupun non Bank berfungsi efektif bagi kejahteraan rakyat?
(20)
5. Sebutkan jenis Lembaga keuangan! (20)

Anda mungkin juga menyukai