Anda di halaman 1dari 51

TEORI RASIO

KEUANGAN
Irma Citarayani, SE. MSi
PERTEMUAN 2
PENGERTIAN ANALISA LAPORAN
KEUANGAN DAN RASIO LIKUIDITAS
LAPORAN KEUANGAN
Merupakan media informasi yg digunakan oleh sebuah
perusahaan untuk melaporkan keadaan dan posisi keuangan
kepada pihak yg berkepentingan, terutama bagi kreditur,investor
dan pihak manajemen dr perusahaan itu sendiri.

Jenis Laporan Keuangan :


1. Neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan
modal sendiri padasuatu saat tertentu.
2. Laporan Rugi dan Laba (Income Statement) mencerminkan
hasil yang dicapaiselama suatu periode tertentu.
3. Laporan Perubahan Modal
ANALISA RASIO KEUANGAN
Penggunaan analisis rasio untuk melakukan interpretasi
dan menganalisis laporan keuangan akan menggunakan
ukuran tertentu yg disebut rasio.

Rasio merupakan bentuk rumusan matematis yg


menunjukkan hubungan di antara angka tertentu yang
dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua
macam data keuangan.
ANALISA RASIO KEUANGAN
Analisis Ratio Keuangan pada dasarnya terdiri atas 2
macam perbandiangan yakni:
1. Dengan cara membandingkan rasio waktu tertentu
dengan rasio waktu sebelumnya dari perusahaan yg
sama. Cara ini akan memberikan informasi perubahan
rasio dari waktu ke waktu sehingga bisa diketahui
perkembangannya dan dapat dilakukan proyeksi untuk
masa yang akan datang.
2. Dengan cara membandingkan rasio keuangan dari satu
perusahaan tertentu dengan rasio keuangan yang sama
dari perusahaan lain yang sejenis atau dalam satu
industri (rasio industri) dalam waktu yg sama.
CONTOH LAPORAN KEUANGAN
1. Laporan Keuangan BNIS
2. Laporan Keuangan BSM
JENIS-JENIS RASIO KEUANGAN
JENIS-JENIS RASIO KEUANGAN
1. Rasio Neraca (Balance sheet ratios)
Merupakan rasio yang menghubungkan elemen-elemen
yang ada pada neraca saja. Seperti Current Ratio, Cash
Ratio, Debt to Equity Ratio dsb
2. Rasio laporan Rugi & Laba (Income statement ratios)
Yaitu rasio yang menghubungkan elemen-elemen yang
ada pada laporan rugi-laba saja seperti profit margin,
operating ratio dll
3. Rasio antar laporan ( Inter-statement ratios)
Rasio yang menghubungkan elemen-elemen yang ada
pada dua laporan, neraca dan laporan rugi-laba, seperti
Return on Investment, Return on Equity, Asset turnover dll.
PENGELOMPOKAN RASIO
1. Rasio Likuiditas merupakan rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur likuiditas perusahaan.
2. Rasio Leverage merupakan rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh
utang.
3. Rasio Aktivitas merupakan rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam
mengerjakan sumber dananya.
4. Rasio Keuntungan / Profitabilitas merupakan rasio yang
menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan
keputusan.
5. Rasio Penilaian / Valuation Ratios, merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai pasar
agar melebihi biaya modalnya.
I. RASIO LIKUIDITAS
I. RASIO LIKUIDITAS
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan
kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi semua
kewajiban yang harus segera dipenuhi (hutang jangka
pendeknya). Perusahaan yang mempunyai cukup
kemampuan untuk membayar hutang jangka pendek
disebut perusahaan yang likuid sedang bila tidak disebut
ilikuid. Rasio likuiditas yang umum dipergunakan untuk
mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan antara lain: 
1. CURRENT RATIO (CR)
• Rasio ini membandingkan aktiva lancar dengan hutang
lancar. Current Ratio memberikan informasi tentang
kemampuan aktiva lancar untuk menutup hutang lancar.
Aktiva lancar meliputi kas, piutang dagang, efek,
persediaan, dan aktiva lainnya. Sedangkan hutang lancar
meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank,
hutang gaji, dan hutang lainnya yang segera harus
dibayar (Sutrisno, 2001:247). Rumus current ratio adalah:
• 
1. CURRENT RATIO (CR)
Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang
lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi
kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio lancar 1:1 atau
100% berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua
hutang lancar. Jadi dikatakan sehat jika rasionya berada di
atas 1 atau diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh di
atas jumlah hutang lancar 
2. QUICK RATIO (QR)
Quick ratio disebut juga acid test ratio, merupakan
perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi
persediaan, dengan jumlah hutang lancar. Persediaan tidak
dimasukkan dalam perhitungan quick ratio karena
persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang
paling kecil tingkat likuiditasnya. Quick ratio memfokuskan
komponen-komponen aktiva lancar yang lebih likuid yaitu:
kas, surat-surat berharga, dan piutang dihubungkan
dengan hutang lancar atau hutang jangka pendek
(Martono, 2003:56). Jadi rumusnya: 
2. QUICK RATIO (QR)
Jika terjadi perbedaan yang sangat besar antara quick ratio
dengan current ratio, dimana current ratio meningkat sedangkan
quick ratio menurun, berarti terjadi investasi yang besar pada
persediaan.
 

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling


likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini
semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1.
Walaupun rasionya tidak mencapai 100% tapi mendekati 100%
juga sudah dikatakan sehat (Harahap, 2002:302).
 
3. CASH RATIO (CR)
Rasio ini membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang
bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Kas
yang dimaksud adalah uang perusahaan yang disimpan di
kantor dan di bank dalam bentuk rekening Koran. Sedangkan
harta setara kas (near cash) adalah harta lancar yang
dengan mudah dan cepat dapat diuangkan kembali, dapat
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi Negara yang menjadi
domisili perusahaan bersangkutan.
Rumus untuk menghitung cash ratio adalah:
 
 
3. CASH RATIO (CR)
Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas + setara kas
dibandingkan dengan total aktiva lancar. Semakin besar
rasionya semakin baik. Sama seperti Quick Ratio, tidak
harus mencapai 100% (Harahap, 2002:302). 
LATIHAN
PT. TRIBUANA
NERACA
PER 31 DESEMBER 2017 (dalam juta rupiah)
AKTIVA LANCAR HUTANG LANCAR
KAS IDR 600,000 HUTANG DAGANG IDR 600,000
EFEK IDR 200,000 HUTANG WESEL IDR 300,000
PIUTANG IDR 440,000 HUTANG PAJAK IDR 280,000
PERSEDIAAN IDR 400,000 HUTANG BANK IDR 500,000
JUMLAH AKTIVA LANCAR IDR 1,640,000 JUMLAH HUTANG LANCAR IDR 1,680,000

AKTIVA TETAP HUTANG JANGKA PANJANG


MESIN IDR 400,000HUTANG OBLIGASI IDR 200,000
PERALATAN IDR 250,000HUTANG BANK JANGKA PANJANG IDR 1,000,000
BANGUNAN IDR 1,500,000JUMLAH HUTANG JANGKA PANJANG IDR 1,200,000
TANAH IDR 500,000TOTAL HUTANG IDR 2,880,000
INTANGIBLES IDR 100,000
JUMLAH AKTIVA TETAP IDR 2,750,000 MODAL SENDIRI
MODAL SAHAM IDR 1,000,000
LABA DITAHAN IDR 510,000
TOTAL MODAL IDR 1,510,000

TOTAL AKTIVA IDR 4,390,000 TOTAL HUTANG DAN MODAL IDR 4,390,000
LATIHAN
PT. TRIBUANA
LAPORAN RUGI/LABA
PERIODE 1 JANUARI 2017 SD 31 DESEMBER 2017

PENJUALAN IDR 12,000,000


HARGA POKOK PENJUALAN IDR 7,500,000
LABA BRUTO IDR 4,500,000
BIAYA LISTRIK IDR 150,000
BIAYA AIR IDR 200,000
BIAYA ADMINISTRASI IDR 500,000
BIAYA LAIN-LAIN IDR 300,000
LABA SEBELUM BUNGA & PAJAK IDR 3,350,000
BIAYA BUNGA IDR 100,000
LABA SEBELUM PAJAK IDR 3,250,000
PAJAK PENGHASILAN IDR 160,000
LABA SETELAH PAJAK IDR 3,090,000

Nilai angsuran leasing per bulan (pokok dan margin) = IDR 16,667
Jumlah saham yang dimiliki 10,000 lembar
LATIHAN 1
Buatlah Rasio :
1. Current Ratio
2. Quick Ratio
3. Cash Ratio
4. Debt Ratio
5. Debt To Equity Ratio
6. Time Interest Earned Ratio

PR.LAPORAN KEUANGAN PT. RICKY PUTRA


GLOBALINDO
LATIHAN 2
Buatlah Rasio :
1. Fixed Charge Coverage Ratio
2. Perputaran Persediaan
3. Average days Inventory
4. Perputaran Piutang
5. Receivable Collection Period
6. Debt Service Ratio
7. Perputaran Aktiva Tetap
8. Perputaran Aktiva
LATIHAN 3
Buatlah Rasio :

1. Gross Profit Margin


2. Net Profit Margin
3. Return On Asset
4. Return On Equity
5. Return On Investment
6. Earning Per Share
7. Price Earning Share
8. Mark To Book Value
PERTEMUAN 3
RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO
AKTIVITAS
II. RASIO
SOLVABILITAS
II. RASIO SOLVABILITAS
Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi segala kewajibannya baik jangka
pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi.
Perusahaan yang mempunyai aktiva/kekayaan yang cukup untuk
membayar semua hutang-hutangnya disebut perusahaan yang
solvable, sedang yang tidak disebut insolvable. Perusahaan yang
solvabel belum tentu ilikuid , demikian juga sebaliknya yang insolvable
belum tentu ilikuid.

Macam-macam rasio keuangan berkaitan dengan rasio solvabilitas


yang biasa digunakan adalah:
 
1. TOTAL DEBT TO TOTAL ASSET RATIO
Rasio yang biasa disebut dengan rasio hutang (debt ratio)
ini mengukur prosentase besarnya dana yang berasal dari
hutang. Hutang yang dimaksud adalah semua hutang yang
dimiliki oleh perusahaan baik yang berjangka pendek
maupun yang berjangka panjang. Kreditor lebih menyukai
debt ratio yang rendah sebab tingkat keamanan dananya
menjadi semakin baik (Sutrisno, 2001:249). Untuk
mengukur besarnya rasio hutang ini digunakan rumus: 
1. TOTAL DEBT TO TOTAL ASSET RATIO
Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi
oleh aktiva. Semakin kecil rasionya semakin aman
(solvable). Porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil 
2. DEBT TO EQUITY RATIO
Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio)
adalah imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan
dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal
sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi
perusahaan sebaiknya, besarnya hutang tidak boleh melebihi
modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi.
Semakin kecil rasio ini semakin baik. Maksudnya, semakin
kecil porsi hutang terhadap modal, semakin aman. Rumusnya:
 
Debt To Equity Ratio = Total Hutang x 100%
Total Modal
3. TIME INTEREST EARNED RATIO
Time interest earned ratio yang sering disebut Coverage Ratio
merupakan rasio antara laba sebelum bunga dan pajak dengan beban
bunga. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
beban tetapnya berupa bunga dengan laba yang diperolehnya, atau
mengukur berapa kali besarnya laba bisa menutup beban bunganya.

Rumusnya:

Time Interest Earned Ratio = Laba Sebelum Bunga & Pajak


Beban Bunga
 
4. FIXED CHARGE COVERAGE RATIO
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menutup beban
tetapnya termasuk pembayaran dividen saham preferen, bunga,
angsuran pinjaman dan sewa. Karena mungkin saja perusahaan
menggunakan aktiva tetap dengan cara leasing, sehingga harus
membayar angsuran tertentu.

Rumusnya:

Fixed charge coverage ratio = EBIT + bunga + angsuran lease


Bunga + Angsuran Lease
 
5. DEBT SERVICE RATIO
Debt Service Ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
beban tetapnya termasuk angsuran pokok pinjaman.
Asumsi ; Nilai angsuran pokok pinjaman Rp. 8 juta dan biaya sewa sebesar Rp.
4 juta. Hitunglah DSR dengan tarif pajak 20% dan biaya bunga sebesar Rp. 1
Juta.

Rumusnya:

Debt Service ratio = Laba sebelum bunga & pajak


Bunga + Sewa + Angsuran pokok pinjaman
(1-tarif pajak)
 
III. RASIO AKTIVITAS
III. RASIO AKTIVITAS
Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian
menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut
pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada
tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin
besarnya dana kelebihan yang tertanam padaaktiva-aktiva
tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila
ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Beberapa
rasio aktivitas yang digunakan adalah: 
1. Perputaran Persediaan
Rasio ini menggambarkan likuiditas perusahaan, yaitu dengan
cara mengukur efisiensi perusahaan dalam mengelola dan
menjual persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. 

Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin


tingginya persediaan berputar dalam satu tahun. Hal ini
menandakan efektivitas manajemen persediaaan. Sebaliknya,
jika perputaran persediaan rendah menunjukkan pengendalian
atas persediaan kurang efektif. Rumus perhitungannya adalah: 
 
1. Perputaran Persediaan
Rumusnya:

Average day’s inventory = Rata-rata persediaan x 360


Harga Pokok Penjualan
 
2. Perputaran Piutang
Rasio ini mengukur berapa kali, secara rata-rata piutang
yang dikumpulkan dalam satu tahun. Rasio ini mengukur
kualitas piutang dan efisiensi perusahaan dalam
pengumpulan piutang dan kebijakan kreditnya.

Rasio ini biasanya digunakan dalam hubungan dengan


analisis terhadap modal kerja, karena memberi ukuran
seberapa cepat piutang perusahaan berputar menjadi kas.
Angka jumlah hari piutang, menggambarkan lamanya suat u
piutang bisa ditagih (jangka waktu pelunasan). Semakin
lama jangka waktu pelunasannya,semakin besar pula resiko
kemungkinan tidak tertagihnya piutang (Prastowo dan
Juliaty, 2003:82).
2. Perputaran Piutang
Rumusnya:

Perputaran Piutang = Penjualan Kredit


Rata-rata piutang
 

Receivable Collection Period = Rata-rata Piutang x 360


Penjualan Kredit
3. Perputaran Aktiva Tetap
Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan
penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan menggunakan


aktiva tetapnya.

Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif proporsi aktiva tetap tersebut. Pada
beberapa industri seperti industri yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang
tinggi, rasio ini cukup penting diperhatikan. Sedangkan pada beberapa industri
yang lain seperti industri jasa yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang kecil,
rasio ini barangkali tidak begitu penting untuk diperhatikan (Hanafi dan Halim,
2000:81).

Perputaran aktiva tetap dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:  


4. Perputaran Aktiva
Rasio yang terakhir untuk komponen rasio aktivitas adalah
rasio perputaran total aktiva. Sama seperti halnya rasio
perputaran aktiva tetap, rasio ini menghitung efektivitas
penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya
menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang
rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi,
pemasarannya, dan pengeluaran investasi atau modalnya
(Hanafi dan Halim, 2000:81). Rasio perputaran total aktiva
menggunakan rumus:
PERTEMUAN 4
RASIO PROFITABILITAS DAN RASIO
PENILAIAN
IV. RASIO
PROFITABILITAS
1. PROFIT MARGIN
Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat
penjualan tertentu. Rasio ini bisa dilihat langsung pada
analisis common size untuk laporan rugi laba (baris paling
akhir). Rasio ini bisa diintepretasikan juga sebagai
kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran
efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu.

Rasio profit margin bisa dihitung sebagai berikut: 

Profit Margin = Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) x 100%
Penjualan Bersih
1. PROFIT MARGIN
Rasio profit margin bisa dihitung sebagai berikut: 

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) x 100%


Penjualan Bersih
2. RETURN ON ASSET
Rasio ini disebut juga rentabilitas ekonomis, merupakan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba
yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT .

Rasio ini mengukur tingkat keuntungan (EBIT) dari aktiva yang


digunakan. Semakin besar rasionya semakin baik.

Rasio ini dihitung dengan rumus:


 
3. RETURN ON INVESTMENT
Return On Investment merupakan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan
digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba
yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba
bersih setelah pajak atau EAT (Sutrisno, 2001:255). Rasio
ini dihitung dengan rumus:

Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih (setelah


pajak) yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah investasi
yang dikeluarkan. Semakin besar rasionya semakin baik. 
4. RETURN ON EQUITY
Return on Equity sering disebut dengan Rate of Return On
Net Worth yaitu kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dari modal sendiri yang dimiliki,
sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai Rentabilitas
Modal Sendiri. Laba yang diperhitungkan adalah laba
bersih setelah dipotong pajak atau EAT.

Rumus yang digunakan sbb:

Return on Equity = EAT x 100%


Modal sendiri
5. EARNING PER SHARE (EPS)
Merupakan rasio untuk melihat kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham
pemilik.

Rumus yang digunakan sbb:

EPS = EAT
Jumlah Lembar Saham
V. RASIO
VALUATION /
PENILAIAN
RASIO PENILAIAN
Rasio ini merupakan alat untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menciptakan nilai pada masyarakat
(investor) atau pada para pemegang saham. Rasio ini
memberikan informasi seberapa besar masyarakat
menghargai perusahaan, sehingga mereka mau membeli
saham peusahaan dengan harga yang lebih tinggi
dibanding dengan nilai buku saham.

Rasio ini terdiri dari:


1. Price Earning Ratio
Rasio ini mengukur seberapa besar perbandingan antara
harga saham perusahaan dengan keuntungan yang akan
diperoleh oleh para pemegang saham.

PER = Harga Pasar Saham


Laba per Lembar Saham
2. Mark to Book Value Ratio
Rasio ini untuk mengetahui seberapa besar harga saham
yang ada di pasar dibandingkan dengan nilai buku
sahamnya. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan
perusahaan semakin dipercaya atau dengan kata lain,
perusahaan memiliki nilai yang lebih tinggi dimata
masyarakat.

MBV Ratio = Harga Pasar Saham


Nilai Buku Saham

Anda mungkin juga menyukai