Anda di halaman 1dari 18

HUKUM ACARA

PENGADILAN HAM
Oleh:
Dr. Mohammad Effendy, SH., MH.
Ketua Pusat Studi Hak Asasi Manusia
Universitas Lambung Mangkurat.
IDE DASAR HAM
1. Pengalaman perang Dunia yang sangat
mengerikan telah membuka kesadaran baru
perlunya standar bersama mengenai
perlindungan HAM;
2. Gencarnya publikasi media massa lengkap
dengan visualisasi dampak perang
menumbuhkan semangat untuk berupaya
mencegah dan menghindari terjadinya perang;
3. Sejumlah rekomendasi telah mendesak badan
dunia PBB untuk segera merumuskan sebuah
“deklarasi”
4. 10 Desember 1948 lahir “Universal Declaration
of Human Rights”
Apakah HAM merupakan konsep Barat ?
1. Banyak pendapat yang mencurigai bahwa
konsep HAM adalah berasal dari Barat;
2. Kecurigaan semakin kuat karena Barat (AS)
sering menggunakan “standar ganda” dalam
masalah HAM
3. Konsep HAM sering digunakan untuk
kepentingan dan tujuan politik negara maju
dan dimaksudkan untuk melakukan tekanan
bagi negara berkembang;
ANALISIS FAKTA

1. Sebagai pemrakarsa pembentukan Deklarasi HAM, negara Barat


memang sangat mendorong upaya perlindungan dan penegakkan
HAM;
2. Kondisi sosial-politik negara Barat lebih kondusif dalam
implementasi perlindungan HAM dan hal ini merupakan implikasi
dari konsep negara demokrasi modern;
3. Dalam tataran teoritik masih kuatnya perbedaan pandangan
sekitar “universalitas” versus “Partikularistik” mengenai HAM;
4. Dalam perkembangan sejarah, para pemuka bangsa Indonesia
sangat menjunjung tinggi konsep HAM. Hal ini dapat dilihat dalam
perdebatan di Konstituante
Latar belakang lahirnya UU No.39 Tahun 1999 :

1. Salah satu tuntutan reformasi yang menghendaki agar


kita harus kian memberi jaminan perlindungan HAM;
2. Di bawah rezim ordebaru jaminan perlindungan dan
penghormatan terhadap HAM dianggap kurang optimal;
3. Negara dan bangsa kita mendapat sorotan publik
internasional karena banyaknya kasus pelanggaran HAM;
4. Kuatnya dorongan masyarakat untuk membangun proses
demokratisasi bidang politik, ekonomi dan hukum.
Pengertian HAM
dalam UU No.39 Tahun 1999 :

“Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang


melekat pada hakekat keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia “
Kewenangan Pengadilan HAM :
1. memeriksa dan memutus pelanggaran HAM
berat;
2. Pengadilan HAM juga berwenang mengadili
pelanggaran HAM berat di luar teritorial
Indonesia oleh WNI
Pelanggaran Berat HAM :
A. Genosida yaitu perbuatan yang dilakukan
dengan maksud menghancurkan atau
memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok
bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama
dengan cara :
(a) membunuh anggota kelompok,
(b) mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang
berat terhadap anggota kelompok;
(c) menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang
mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik
seluruh atau sebagiannya;
(d) memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan
mencegah kelahiran di dalam kelompok, atau
(e) memindahkan secara paksa anak-anak dari
kelompok tertentu ke kelompok lain.
B. Kejahatan terhadap kemanusiaan; yaitu suatu perbuatan
yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang
meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa
serangan tsb. ditujukan secara langsung terhadap
penduduk sipil, berupa :
(a) pembunuhan,
(b) pemusnahan,
© perbudakan,
(d) pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa
(e) perampasan kemerdekaan atau perampasan
kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang
melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum
internasional
(f) penyiksaan,
(g) perkosa, perbudakan seksual, pelacuran secara
paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau
sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk
kekerasan seksual lain yang setara,
h) penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu
atau perkumpulan yang didasari persamaan paham
politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama,
jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui
secara universal sebagai hal yang dilarang menurut
hukum internasional,
(i) penghilangan orang secara paksa, atau
(j) kejahatan apartheid.
Ketentuan Hukum Acara :
1. Tugas penyelidikan dilakukan oleh Komnas HAM – dapat
membentuk tim ad hok : Komnas HAM dan unsur
masyarakat;
2. Proses penyelidikan didasarkan kepada :
(a) adanya peristiwa dalam masyarakat yang berdasarkan
sifat dan lingkupnya patut diduga terdapat
pelanggaran HAM berat,
(b) pengaduan dari warga masyarakat dan atau kelompok
orang;
3. Penyidikan, penangkapan, dan penahanan dilakukan oleh
Jaksa Agung – dapat membentuk tim ad hok yang terdiri
atas unsur pemerintah dan atau unsur masyarakat.
4. Majelis Hakim terdiri 5 orang – 2 org Hakim
Pengadilan HAM dan 3 orang Hakim ad hok;
5. Susunan majelis hakim tersebut berlaku pula dalam
pemeriksaan tingkat banding dan kasasi;
6. Pengadilan HAM yang sudah dibentuk di Jakarta
Pusat, Surabaya, Medan dan Makasar;
7. Kal-Sel masuk dalam lingkungan Peradilan HAM
Surabaya.
Perlindungan korban dan saksi :
1. korban dan saksi berhak atas perlindungan terhadap gangguan fisik,
mental, teror dan tindak kekerasan dari pihak manapun;
2. korban tindakan pelanggaran HAM berat berat berhak mendapatkan
konpensasi, restitusi, dan rehabilitasi
3. Konpensasi adalah ganti rugi yang diberikan oleh negara karena
pelaku tidak mampu memberikan ganti rugi yang menjadi tanggung
jawabnya;
4. Restutusi adalah ganti kerugian yang diberikan oleh pelaku atau pihak
ketiga dapat berupa pengembalian hak milik, pembayaran ganti
kerugian untuk kehilangan atau penderitaan atau penggantian biaya
tertentu;
5. rehabilitasi adalah pemulihan kepada keadaan semula, misalnya;
kehormatan, nama baik – jabatan atau hak-hak lain.
PRINSIP-PRINSIP HAM DAN KEBEBASAN
DASAR MANUSIA :
1. Hak untuk hidup
2. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
3. Hak mengembangkan diri;
4. Hak memperoleh keadilan;
5. Hak atas kebebasan pribadi;
6. Hak atas rasa aman
7. Hak atas kesejahteraan
8. Hak turut serta dalam pemerintahan
9. Hak wanita
10. Hak anak
Kewajiban Dasar Manusia :

“Setiap orang wajib menghormati hak asasi orang


lain, moral, etika, dan tata tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”

“Setiap hak asasi manusia seseorang


menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung
jawab untuk menghormati hak asasi orang lain
secara timbal balik serta menjadi tugas
pemerintah untuk menghormati, melindungi,
menegakkan, dan memajukannya”
Persoalan HAM di Indonesia/Daerah

1. Kebijakan dalam perlindungan kelompok minoritas;


2. Kebebasan melaksanakan ajaran agama;
3. Perlindungan terhadap hak-hak masyarakat adat;
4. Pelanggaran HAM kolektif masyarakat karena
terjadinya pencemaran lingkungan;
5. Belum profesionalnya aparat penegak hukum dalam
pelaksanaan tugas dan kewenangannya;
6. Reformasi belum berhasil mengubah perilaku
masyarakat (perilaku pasif terintimidasi – perilaku
reaktif anarkhis – perilaku demokratis menuju civil
sosiety)
Deskripsi Umum tentang Hak-Hak Sipil dan Politik
(Instrumen Internasional Tahun 1966)

1. Hak atas kebebasan dan keamanan pribadi;


2. Penangkapan, penahanan dan pengurangan kebebasan seseorang
harus didasarkan kepada hukum;
3. Setiap orang mempunyai hak dan kedudukan yang sama di depan
hukum
4. Kebebasan berpikir, berkeyakinan dan beragama;
5. Hak berkeluarga dan mendapatkan kewarganegaraan;
6. Hak terlibat dalam urusan pemerintahan;
7. Hak memilih dan dipilih dalan pemilu
8. Hak berorganisasi dan perlindungan terhadap keyakinan politik;
9. Larangan terhadap diskriminasi atas`dasar ras, warna kulit, jenis
kelamin, bahasa, agama, opini politik, kewarganegaraan, asasl
usul sosial, keturunan dan lain-lain;
Deskripsi umum tentang
Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
(Instrumen Internasional 1966)

1. Hak mendapat pekerjaan dan upah yang layak;


2. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja;
3. Hak istirahat dan cuti
4. Hak mendapatkan pendidikan
5. Hak berpartisipasi dalam kehidupan budaya,
memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan,
perlindungan terhadap hak cipta yang meliputi
karya ilmiah, kesusastraan, dan kesenian;

Anda mungkin juga menyukai