Pangan Organik Kel 5 (Fix)
Pangan Organik Kel 5 (Fix)
Sundep dan
Beluk
Penyemprotan
fungisida tepat
anjuran
1
Penggunaan Nematoda 2 Penanaman bibit
Entomopatogen 3 unggul
(Steinernema dan
Heterorhabditi)
4 Tanam serempak dan
penggunaan perangkap
lampu (light trap)
(Chaerani dan Nurbaeti, 2007) , (Baehaki, 2013)
PENYAKIT PENTING
Penyebab penyakit blas yaitu jamur Pyricularia oryzae Cav. yang berkembang dan
menyebar di alam dengan membentuk spora berupa konidia.
• Gejala bercak daun blas mulai terlihat pada saat tanaman padi berumur 40 hari
setelah tabur benih. Gejala awal berupa bercak kecil berwarna hijau gelap keabu-
abuan kemudian meluas sehingga daun padi menjadi kering dan tanaman mati.
• Pada stadia generatif, sering ditemukan penyakit blas pada leher malai
menimbulkan gejala busuk kering berwarna cokelat kehitaman (gosong) seperti
terkena letupan api (blast).
(Yulianto, 2017)
PENYAKIT BLAS
Berdasarkan penelitian Suganda et al. (2016)
Intensitas penyakit blas daun 55,6%, blas leher malai 37,75% pada
tanaman padi varietas Ciherang. Potensi kehilangan hasil padi pada
perlakuan kontrol ini mencapai 9,12 kg (37%).
PENULARAN PENGENDALIAN
Pemanfaatan mikroorganisme
Langsung Benih Trichoderma sp. untuk
menghambat dan mengurangi
keparahan penyakit blas.
PENGENDALIAN PENYAKIT BLAS
Ekstrak sambiloto
(Andrographis paniculata)
memiliki kemampuan mengurangi aktifitas menghisap wereng hijau.
Widiarta, 2017
PENGENDALIAN PENYAKIT TUNGRO
1
Daun sambiloto dikering anginkan
kemudian dihaluskan sampai
diperoleh serbuk.
2
ditambahkan deterjen konsentrasi
1% air hingga 1 Liter, diaduk rata
4 Jumlah konidia dihitung dengan Haemocytometer, M anisopliae diaplikasikan pada konsentrasi 1,4 x
107 konidia per ml air, penambahantween 5% untuk mencegah penggumpalan inokulum.
Widiarta, 2017
Widiarta, 2017
Widiarta, 2017
PENYAKIT KERDIL HAMPA
Penyakit kerdil hampa pertama kali di Indonesia pada tahun
1976. penyakit ini dapat ditemukan di Jawa, Sumatra, Bali,
Sulawesi, dan Lombok. Kehilangan hasil di Indonesia mencapai
53-82% apabila terdapat 34-76% pertanaman terinfeksi.
Penyebab
Penyebab penyakit kerdil hampa yaitu Rice
ragged stunt virus (RRSV). Vektor RRSV adalah
wereng batang coklat.
Penyebab
Disebabkan oleh Rice Grassy Stunt
Virus(RGSV) melalui vector wereng coklat.
Gejala
Tanaman kerdil, memiliki anakan banyak,
daun berwarna hijau pucat sampai kuning,
daun menyempit, memendek dan berkarat,
tumbuh tegak seperti rumput.
PENGENDALIAN
KERDIL RUMPUT DAN KERDIL HAMPA
1. Varietas Resisten
Penyebaran penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput dapat dihambat dengan
menekan populasi wereng cokelat sebagai vektor, dengan menanam varietas
tahan (Inpari-13, Inpari-18, dan Inpari-33) secara serempak dan didukung
oleh teknologi budi daya anjuran (Nuryanto 2018).
2. Gerakan tanam serempak
Penanaman serempak pada musim hujan 2011/2012 di Desa Sentono Klaten
terbukti dapat meredam serangan wereng coklat penyebab penyakit kerdil
rumput dan kerdil hampa, dan mennekan biaya 43-60%.. Kegiatan yang
sama dilakukan di Kecamatan Ciasem, Subang, Jawa Barat pada MK 2011
seluas 1.000 ha. Pada kegiatan ini, hasil padi meningkat 30-60% dan
menekan penggunaan pestisida 50% (Baehaki 2013)
PENGENDALIAN
KERDIL RUMPUT DAN KERDIL HAMPA
2. Pergiliran Tanaman
3. Eradikasi