Transcultural Nursing New
Transcultural Nursing New
S I
N UR E P .K
L
RA
,M
A
N
T U IA
UL
R
Z
A
C
F
N S L
IN
A
A R
TR
E
TRANSCULTURAL NURSING
(LEININGER, 2002)
Proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan
memberikan solusi terhadap masalah klien.
Analisa:
Menurut saya kita selaku perawat memang harus tetap memberikan space atau ruang
khusus kepada klien yang mencakup perilaku individu dan sikap yang ditunjukan
pada ruang di sekitar mereka. Hanya saja akan sedikit mengalami kendala ketika
klien dirawat diruang bangsal dimana dalam satu ruangan bangsal terdiri dari
beberapa pasien dan kelurga yang menadampingi, dalam kondisi seperti ini kita
selaku perawat akan sedikit sulit untuk memberikan ruang gerak atau space khusus
untuk klien dan keluarga atau orang yang terdekat dengan klien karena kondisi
ruangan tempat perawatan. Walaupun dengan kondisi tersebut space ini tetap menjadi
hak bagi pasien, makan kita tetap memberikan space (teritorial klien) untuk
mempertahankan kondisi yang nyaman bagi klien tetapi harus memperhatikan
batasan sesuai dengan ketentuan atau standart dimana klien dirawat
Teritorialitas adalah suatu sikap yang ditujukan pada
suatu area seseorang yang diklaim dan
dipertahankan atau bereaski secara emosional ketika
orang lain memasuki area tersebut. Perawat harus
mencoba untuk menghargai territorial pasien,
terutama ketika melakukan tindakan keperawatan.
Perawat juga harus menyambut anggota keluarga
pasien yang mengunjungi pasien. Hal ini akan tetap
mengingatkan pasien seperti di rumahnya sendiri,
menurunkan efek isolasi dan syok akibat pelayanan
atau tindakan keperawatan di rumah sakit.
VARIASI BIOLOGI
Struktur tubuh yang terkait adalah warna kulit, tekstur
rambut, dan karakteristik fisik lainnya, variasi enzimatik
dan genetik, pola elektrokardiografi, kerentanan
terhadap penyakit; preferensi gizi dan kekurangan, dan
karakteristik psikologis, mekanisme koping dan
dukungan sosial
Analisa:
Melakukan penilaian fisik seperti struktur dan bentuk tubuh, warna
kulit, perubahan warna kulit yang tidak biasa, warna dan distribusi
rambut, berat badan, tinggi badan, variasi enzimatik dan genetik.
Hal ini akan membantu kita mengidentifikasi beberapa ciri dimana
seseorang dari satu kelompok budaya berbeda secara biologis.
Contoh Salah satu kebudyaan masyarakat yang lebih menyukai
makanan yang tidak dimasak terlebih dahulu untuk dikonsumsi,
maka menurut saya hal ini akan membeikan tampilan fisik atau
masalah kesehatan yang khusus terkait dengan fisiknya karena
pengaruh dari kebiasaan atau budaya masyarakatnaya tersebut.
Begitu juga apakah ada perbedaan enzimatik atau hasil pemeriksaan
EKG antara orang kulit hitam dengan orang yang berkulit putih dan
variasi biologi yang lainnya dapat kita kaji dengan kaiatannya atau
pengaruhnya terhadap kesehatan seseorang.
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Praktek budaya kesehatan, definisi kesehatan dan penyakit, Orientasi nilai; percaya
pada sihir, doa untuk perubahan kesehatan)
Analisa:
Kontrol lingkungan (environmental control), mengacu pada
kemampuan anggota kelompok budaya tertentu untuk
merencanakan aktivitas yang mengontrol sifat dan faktor
lingkungan langsung. Termasuk di dalamnya adalah sistem
keyakinan tradisional tentang kesehatan dan penyakit, praktek
pengobatan tradisional, dan penggunaan penyembuhan tradisional
Dalam hal control lingkungan ini di Indonesia dengan latar belakang
budaya masyarakat yang beraneka ragam masih banyak sekali
masayarakat dengan keyakinan budayanya untuk mengatasi
masalah kesehatannya. Selaku perawat kita juga harus memahami
apakah keyakinan yang dianut klien untuk mengatasi masalah
kesehatan sesuai untuk mendukung proses penyembuhan atau
mengarah kepada peningkatan kondisi kesehatan yang lebih baik
atau tidak. Selagi hal tersebut sejalan dengan tujuan kesembuhan
atau perawatan pasien dan dapat diterima oleh logika kesehatan
menurut saya kontrol lingkungan seperti itu tetap dapat dijalankan.
Kecuali jika bertentangan dengan upaya kesembuhan dan
peningkatan kondisi kesehatan klien
WAKTU
Penggunaan waktu, durasi waktu, mendefinisikan waktu, waktu bersosial, orientasi watu kedepan,
saat ini atau masa lalu
Analisa:
Konsep berlalunya waktu, durasi waktu, dan definisi dalam waktu. Negara-negara seperti Inggris dan
Cina tampaknya berorintasi masa lalu. Mereka menghargai tradisi, melakukan hal-hal yang selalu
dilakukan. Individu dari negara-negara ini mungkin enggan untuk mencoba prosedur baru begitu
juga dengan upaya untuk kesehatan.
Orang-orang dari budaya yang berorientasi saat ini, cendrung berfokus pada disini dan sekarang.
Mereka mungkin relatif tidak peduli dengan masa depan, mereka akan menghadapinya ketika
masa itu datang. Amerika latin, penduduk asli Amerika, dan Timur Tengah yang berorientasi
budaya masa depan dan dapat mengabaikan langkah-langkah preventif perawatan kesehatan.
Waktu atau orientasi waktu beragam di antara kelompok budaya yang
berbeda, dan perawat mempunyai satu sikap yang ditujukan saat
menemukan kesulitan untuk memahami dan merencanakan asuhan
pada pasien dengan orientasi waktu yang berbeda. Misalnya
perawat harus memperhatikan jam berapa klien seharusnya sholat
sesuai dengan budaya atau keyakinan agamanya, jam berapa klien
harus makan? ini juga harus diperhatikan jika saja dengan
budayanya klien harus makan pagi jam 7, siang jam 12 dan malam
jam 20 sementara dilapangan jadwal makan diatur pada waktu yang
sama, padahal belum tentu jam makan klien dengan budaya dan asal
berbeda sesuai dengan yang dijadwalkan tersebut. Maka inilah
letaknya praktik keperawatan peka budaya hal-hal yang seperti ini
harus diperhatikan sehingga pelayanan yang kita berikan didukung
juga oleh kebiasaan atau culture klien.
ORGANISASI SOSIAL
Budaya, ras, etnik, peran dan fungsi keluarga, pekerjaan, waktu luang, teman dan penggunaan
tempat ibadah seperti masjid, gereja dll
Analisa:
Pola prilaku budaya belajar melalui enkulturasi, proses sosial melalui mana manusia sebagai
makhluk yang berpikir, punya kemampuan refleksi dan inteligensia, belajar memahami dan
mengadaptasi pola pikir, pengetahuan dan kebudayaan sekelompok manusia lain. Mengakui dan
menerima bahwa individu-individu dari latar belakang budaya yang berbeda-beda mungkin
menginginkan berbagai tingkat akulturasi ke dalam budaya yang dominan. Faktor-faktor siklus
harus diperhatikan dalam interaksi dengan individu dan keluarga (misalnya nilai tinggi
ditempatkan pada keputusan orang tertua, peran orang tua – ayah atau ibu dalam keluarga).
Budaya tidak hanya ditentukan oleh etnistitas tetapi oleh faktor seperti geografi, usia, agama, jenis
kelamin, orientasi, seksual dan status ekonomi. Memahami faktor usia dan siklus hidup harus
diperhatikan dalam interaksi dengan semua individu dan keluarga
Organisasi sosial atau social organizations, lingkungan sosial di
mana seseorang dibesarkan dan bertempat tinggal merupakan
peran penting dalam perkembangan dan identitas budaya
mereka. Sebagai contoh ketika klien berada dipelayanan
kesehatan seperti dirumah sakit mereka masih tetap perlu
berkaitan dengan sosial organization misalnya tetap ingin
menjalankan ibadah sholat secara berjamaah baik dengan
keluarga atau dengan orang lain. Maka dalam hal ini rumah
sakit yang jika memang peka terhadap budaya klien harus
memfasilitasi. Begitu juga dengan budaya dari agama yang
lainnya atau kegitan organisasi sosial lainnya.