Anda di halaman 1dari 84

JENIS & SIFAT Vaksin dalam PPI

di INDONESIA
WIWIEN PURWITASARI, SKM, MKES
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR

Bab 3 1
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir sesi, peserta diharapkan mampu
• Memahami jenis-jenis dan sifat vaksin program
imunisasi rutin di Indonesia
• Meyebutkan hal-hal yang menyebabkan kerusakan
vaksin
• Menjaga kualitas vaksin
• Memahami dosis, dan cara pemberian vaksin
Bab 3 2
DISTRIBUTOR/AGEN RUMAH SAKIT / APOTEK DOKTER PRAKTEK
BIO FARMA DINAS KESEHATAN PROVINSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PUSKESMAS

-D®-
DISTRIBUSI VAKSIN BIO FARMA

• KE LEBIH DARI 140 NEGARA DI DUNIA


• KE 34 PROVINSI DI INDONESIA
• MELALUI DINAS KESEHATAN DAN DISTRIBUTOR
• MENGGUNAKAN ANGKUTAN DARAT DAN UDARA
• KE BERBAGAI TUJUAN TIDAK MELEBIHI 48 JAM
-D®-
DAFTAR NEGARA-NEGARA PENGGUNA VAKSIN BIO FARMA
No Negara No Negara No Negara No Negara No Negara No Negara
1 Afghanistan 25 Cape Verde 49 Georgia 73 Libya 96 Nigeria 119 South Korea
2 Albania 26 Cambodia 50 Germany 74 Macau 97 North Korea 120 South Sudan
3 Algeria 27 Cameroon 51 Ghana 75 Madagascar 98 Pakistan 121 Srilanka
4 Angola 28 Central Africa 52 Grenada 76 Malawi 99 Palestine 122 Sudan
5 Anguilla 29 Chad 53 Guam 77 Malaysia 100 Panama 123 Suriname
6 Antigua & Barbuda 30 China 54 Guatemala 78 Maldives 101 Papua New Guinea 124 Swaziland
7 Argentina 31 Colombia 55 Guinea 79 Mali 102 Paraguay 125 Syria
8 Australia 32 Comoros 56 Guinea Bissau 80 Mauritania 103 Peru 126 Tajikistan
9 Azerbaijan 33 Congo 57 Guyana 81 Mauritius 104 Qatar 127 Tanzania
10 Bahamas 34 Cuba 58 Haiti 82 Mexico 105 Philippines 128 Thailand
11 Bangladesh 35 Curacao 59 Honduras 83 Micronesia 106 Rwanda 129 Togo
12 Barbados 36 Djibouti 60 Hong kong 84 Mongolia 107 Saint Kitts & Nevis 130 Trinidad
13 Belgium 37 Dominican Rep. 61 India 85 Montserrat 108 Saint Lucia 131 Tunisia

14 Belize 38 East Timor (Timor Leste) 62 Iran 86 Morocco 109 Saint Vincent & the Grenadines 132 Turkey

15 Benin 39 Ecuador 63 Israel 87 Mozambique 110 Sao Tome and Principe 133 Turkmenistan
16 Bhutan 40 Egypt 64 Ivory Coast 88 Myanmar 111 Saudi Arabia 134 Turks & Caicos
17 Bolivia 41 El Salvador 65 Jamaica 89 Namibia 112 Senegal 135 Uganda

18 Bosnia and Herzegovina 42 Equatorial guinea 66 Kenya 90 Nepal 113 Seychelles 136 Uruguay

19 Botswana 43 Eritrea 67 Kosovo 91 Netherlands 114 Sierra Leone 137 Uzbekistan


20 Brazil 44 Ethiopia 68 Kyrgyztan 92 Netherlands Antilles 115 Singapore 138 Vietnam
21 British Virgin Island 45 Fiji 69 Laos 93 New Zealand 116 Solomon Island 139 Yemen
22 Brunei Darussalam 46 France 70 Lebanon 94 Nicaragua 117 Somalia 140 Zambia
23 Burkina Faso 47 Gabon 71 Lesotho 95 Niger 118 South Africa 141 Zimbabwe
24 Burundi 48 Gambia 72 Liberia

Update: Oct 2018 OIC Members (48)


-D®-
PETA DISTRIBUSI VAKSIN EKSPOR BIO FARMA

BIOFARMA-BANDUNG-INDONESIA
-D®-
LATAR BELAKANG
• Ka.Si/P.Prog Imunisasi/P.cool chain di setiap wilayah administrasi
mempunyai tugas utama memastikan Rantai vaksin sesuai SOP karena
merupakan elemen yang menentukan KUALITAS VAKSIN dlm
program imunisasi

• VAKSIN YANG BERKUALITAS BAIK dapat membentuk kekebalan


(individu maupun kelompok) yang max pada sasaran

• Tujuan imunisasi mencegah dan melindungi PD3I tercapai


LATAR BELAKANG
• Sebagian besar vaksin BARU ini harganya jauh
lebih mahal dan lebih besar ukurannya daripada
vaksin tradisional yang lama, sehingga berdampak
pada, volume besar dan nilai/harga yang jauh
lebih besar daripada sebelumnya.
contoh vaksin baru : IPV, PCV dan HPV
Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa
mikroorganisme yang yang sudah mati atau masih hidup
PENGERTIAN yang dilemahkan masih utuh atau bagiannya, atau berupa
toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid
VAKSIN atau protein rekombinan, yang ditambahkan dengan zat
lainnya, yang bila diberikan kepada seseorang akan
menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap
penyakit tertentu.

BAHAN DASAR
PEMBUATAN VAKSIN 
MIROORGANISME
(BAKTERI ATAU VIRUS)
KLASIFIKASI VAKSIN
• Berdasarkan asal antigennya
• A. Live attenuated vaccine
Merupakan vaksin yang terbuat dari kuman (bakteri atau virus)
hidup yang dilemahkan. Reaksi kekebalan yang ditimbulkan oleh
vaksin hidup (Live attenuated) relatif sama dengan yang ditimbulkan
oleh infeksi alamiah. Vaksin hidup yang tersedia saat ini yang
berasal dari virus adalah campak-rubella, gondongan (mumps), polio
(bOPV), yellow fever, japanese encephalitis dan cacar air
(varicella). Sedangkan vaksin hidup yang berasal dari bakteri adalah
BCG dan tifoid oral.
Bab 3 10
KLASIFIKASI VAKSIN
• Berdasarkan asal antigennya
• B. Innactivated vaccine
Merupakan vaksin yang terbuat dari kuman (bakteri atau virus)
yang dimatikan (inactivated). Seluruh dosis antigen diberikan melalui
suntikan dan vaksin ini tidak menyebabkan ”penyakit”, meskipun pada
kasus defisiensi imun.
Vaksin inaktif selalu memerlukan dosis ulang. Titer antibodi yang
dihasilkan oleh vaksin inaktif akan berkurang dengan berjalannya
waktu. Sehingga untuk beberapa vaksin inaktif diperlukan dosis
tambahan (ulangan) untuk menaikkan titer antibodi (booster).

Bab 3 11
KLASIFIKASI VAKSIN
• Berdasarkan asal antigennya
• B. Innactivated vaccine
Saat ini vaksin inaktif utuh: berasal dari sel virus utuh (Influenza,
polio injeksi, rabies, hepatitis A) dan bakteri inaktif utuh (pertussis,
typhoid, cholera, pes).
Vaksin inaktif fraksional: subunit (hepatitis B, influenza, acellular
pertussis, typhoid injeksi), toxoid (difteri, tetanus, botulinum),
polisakarida murni (pneumococcal, meningococcal, haemophilus
influenza tipe b), dan
polisakarida konjugasi (Haemophilus influenza tipe b dan
pneumococcal).
Bab 3 12
KLASIFIKASI VAKSIN
• Berdasarkan asal antigennya
• C. Vaksin rekombinan
Vaksin juga dapat dibuat dengan rekayasa genetika, vaksin ini
disebut juga vaksin rekombinan. Vaksin rekayasa genetika
yang tersedia saat ini ada tiga macam, yaitu vaksin Hepatitis B,
Vaksin typhoid hidup (Ty21a) dan vaksin Human Papiloma
Virus (HPV).

Bab 3 13
Klasifikasi Vaksin (1)
PENGGOLONGAN BERDASARKAN ASAL ANTIGEN

mRNA
Bibit penyakit Bibit penyakit Recombinant
yang yang
dilemahkan dimatikan
(live (inactivated
attenuated) ) Hep. B, HPV Pfizer,
Moderna

Virus : Polio (OPV),


Campak Rubella , Virus : IPV, Rabies
Yellow Fever, JE Basis Protein : Sub unit pertusis
Bakteri: BCG Toxoid : Difteri dan Tetanus
KLASIFIKASI VAKSIN
• Berdasarkan SENSITIVITAS SUHU
• A. Sensitif panas (Heat Sensitif)
Merupakan golongan vaksin yang akan rusak
terhadap paparan panas yang berlebih (>34ºC).
adapun vaksin yang sensitif panas adalah BCG, Polio
TETES , JE dan Campak Rubella. .

Bab 3 15
KLASIFIKASI VAKSIN
• Berdasarkan SENSITIVITAS SUHU
• A. Sensitif Dingin (Freezee Sensitif)
Merupakan golongan vaksin yang rusak terhadap suhu
dingin <0ºC. Vaksin sensitive beku yaitu vaksin Hepatitis B, Td,
DPT-HB- Hib, DT, IPV, HPV, dan PCV. Jika alat pemantau
suhu menunjukan suhu 0 ºC atau alat pemantau paparan
suhu dingin (freezetag) menunjukan tanda “X”, maka vaksin
dicurigai mengalami pembekuan. Untuk memastikan vaksin
dalam kondisi baik atau rusak, maka sebaiknya dilakukan
shake test (uji kocok), kecuali untuk vaksin IPV
Bab 3 16
Klasifikasi Vaksin (2)
PENGGOLONGAN BERDASARKAN SENSITIVITAS TERHADAP SUHU

Hepatitis B
Td

FS Gol. vaksin yang akan rusak DPT-HB-Hib

(Freeze Sensitive) terhadap suhu dingin <00C DT

tidak tahan beku (beku)  IPV


 HPV
 PCV

HS Gol. vaksin yang akan BCG

(Heat Sensitive) rusak terhadap paparan panas POLIO tetes (OPV)


tidak tahan panas yang berlebih (>340C)  campak-rubella
KERUSAKAN VAKSIN

Terhadap Pelarut tidak


Terhadap
panas / sinar boleh
pembekuan
matahari dibekukan

Semua vaksin dapat rusak bila terkena sinar matahari


langsung  Periksa VVM

Ultra violet dapat merusak vaksin BCG


SHAKE TEST (UJI KOCOK)
1. Dilakukan terhadap vaksin sensitif beku yang dicurigai beku:
 Alat pemantau suhu menunjukan 0o C
 Freeze tag : tanda ”X”
2. Dilakukan dengan membandingkan vaksin yang dicurigai beku dengan vaksin jenis
yang sama yang sengaja dibekukan
DTP Frozen Vial

Non-homogeneous
Sub-zero temperature effect
Langkah-Langkah uji kocok:
• Pilih satu dari tiap tipe dan batch vaksin yang dicurigai pernah beku, utamakan
yang dekat dengan evaporator atau bagian vaccine refrigerator yang paling dingin.
Beri label “Tersangka Beku”. Bandingkan dengan vaksin dari tipe dan batch yang
sama yang sengaja dibekukan hingga beku padat seluruhnya dan beri label
“Dibekukan”.
 Biarkan contoh vaksin “Dibekukan” dan vaksin “Tersangka Beku” sampai mencair seluruhnya.

 Kocok contoh vaksin “Dibekukan” dan vaksin “Tersangka beku” secara bersamaan.

 Kemudian taruh berdekatan, dan diamkan

 Amati contoh vaksin “Dibekukan” dan vaksin “Tersangka beku”, untuk membandingkan lamanya
Bab 3 20
waktu pengendapan (biasanya 5 s.d 30 menit).
SHAKE TEST (UJI KOCOK)

10:25 am 10:28 am

10:31 am 10:33 am
Langkah-Langkah uji kocok:
• Anda harus melakukan uji kocok untuk tiap vaksin yang
berbeda batch dan jenis vaksinnya dengan kontrol
“Dibekukan” yang sesuai.

Bab 3 22
Hepatitis B PID recombinan.

Deskripsi Vaksin hepatitis B


adalah vaksin virus recombinan
yang telah diinaktivasikan dan
bersifat non-infecious, berasal dari
HBsAg yang dihasilkan dalam sel
ragi (Hansenula polymorpha)
• Bentuk Cairan. menggunakan teknologi DNA
• Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC, rekombinan
• Kadaluarsa 26 bulan
• Indikasi  kekebalan aktip terhadap infeksi virus Hept B
( Transmisi Hep B Perinatal ) ???
• Kemasan 1 box isi 100 pough, @ 1 dosis (pid)
• Setiap vial ditempelkan VVM.
• Dosis  0,5 ml / dosis pada Intra Muskuler Anterolateral Paha
diberikan 1 x pada usia < 24 Jam
Bab 3 23
• Vaksin dapat rusak pada suhu dibawah 0 OC (- 0,5 dalam 30 menit)
Hepatitis B PID recombinan.

KOMPOSISI
• Setiap 0,5 ml vaksin mengandung HbsAg 10 mcg yang teradsorbsi pada aluminium hidroksida 9,25 mg. Seluruh formulasi
mengandung thimerosal 0,01 w/v% sebagai pengawet

KONTRA INIDKASI
• Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Tdk boleh diberikan pada penderita infeksi berat yang disertai kejang.

EFEK SIMPANG
• Reaksi lokal
Babsangat
3 jarang spt kemerahan dan bengkak di tempat suntikan biasanya hilang setelah 2 hari 24
Hepatitis B PID recombinan.

Penyimpanan dan Kadaluarsa


• Vaksin disimpan pada suhu +2oC s/d 8oC. Pengangkutan dalam keadaan dingin menggunakan kotak dingin
cair (cool pack) dan hindari panas berlebihan, sinar matahari langsung/tidak langsung
• Vaksin HB rusak terhadap suhu dibawah 0oC
• Kadaluarsa setelah 26 bulan bila disimpan pada suhu 2-8oC
• Di tingkat Bidan Desa (BDD) vaksin Hepatitis B PID disimpan pada suhu ruang selama VVM masih bagus
(kondisiBabA3 dan B) 25
Microbakterium Bovis, Danish Strain 1331

 Bentuk beku-kering.
 Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC ???
 Kadaluarsa 12 bulan, pelarut 60 bulan.
 Indikasi  kekebalan aktip terhadap tuberkulosa
 Kemasan 1 box isi 10 vial, pelarut 1 ml NaCl 0,9 % untuk setiap vial 20 DOSIS
 Dosis  0,05 ml / dosis pada intrakutan lengan kanan atas
 Pelarut didinginkan pada suhu + 2 s/d + 8 OC minimal ??? 12 jam sebelum dipakai
 Setelah dilarut vaksin hanya bertahan ???3 jam (TULIS JAM BUKA) 26
BCG strain Paris no.1173. P2

 Bentuk beku-kering.
 Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC????
 Kadaluarsa 12 bulan, pelarut 60 bulan.
 Indikasi  kekebalan aktip terhadap tuberkulosa
 Kemasan 1 box isi 10 Amp, pelarut 4 ml NaCl 0,9 % untuk setiap ampul untuk 80 dosis. Dosis
efektif di lapangan = …..?
 Dosis  0,05 ml / dosis pada intrakutan di lengan kanan atas
 Pelarut didinginkan pada suhu + 2 s/d + 8 OC minimal ??? 12 jam sebelum dipakai
27
 Setelah dilarut vaksin hanya bertahan ??? 3 jam (TULIS JAM BUKA)
Microbakterium Bovis, Danish Strain 1331
KONTRA INDIKASI
 Defisiensi sistem kekebalan, Individu yg terinfeksi HIV, adanya penyakit kulit yang berat (eksim,
furunkulosisi), keluarga/ibu menderita TBC

EFEK SIMPANG
• Reaksi lokal ulkus dalam 3 – 4 minggu berupa jaringan parut (scar) dlm 2-5 bln.
• Kadang2 pembesaran getah bening pada ketiak 2 – 4 bulan pasca imun
• Suntikan kurang hati2 dpt menimbulkan abses

Penyimpanan dan Kadaluarsa

• Vaksin disimpan pada suhu +2oC s/d 8oC, kadaluwarsa selama 1 tahun.
• Pendistribusian dalam keadaan dingin dengan kotak dingin cair (cool pack) dan hindari sinar matahari
langsung/ tidak langsung. Panas dapat merusak vaksin.
• Pembekuan tidak merusak vaksin BCG ???
• Pelarut disimpan pada suhu kamar, jangan di freezer.

28
Jenis pelarut
• Diluent (pelarut)
• 4 ml NaCl 0,9 %  BCG Paris 1173 P2
• 1 ml Sauton SSI  BCG Danis strain

Bab 3 29
Diskusi

• Bolehkah pelarut vaksin BCG strain Paris


digunakan pada vaksin BCG strain Danish ?
• Bolehkan pelarut vaksin campak/MR digunakan
pada vaksin BCG ? Atau sebaliknya?

Bab 3 30
DPT-HB-HIB
1. Vaksin DPT-HB-Hib mengandung toksoid difteri murni dan toksoid tetanus murni, bakteri pertusis (batuk rejan) inaktif, antigen
permukaan virus Hepatitis B (HBsAg) murni yang tidak infeksius dan komponen Hib sebagai vaksin bakteri sub unit berupa

kapsul polisakarida Haemophilus Influenza tipe b tidak infeksius yang dikonjugasikan kepada protein toksoid tetanus.

2. Komposisi :
Tiap dosis (0,5 ml) mengandung :

Zat aktif

Toksoid Difteri murni 20 Lf (≥ 30 IU)

Toksoid tetanus murni 7.5 Lf (≥ 60 IU)

B. Pertusis inaktif 12 OU (≥ 4 IU)

HBsAg 10 mcg

Konjugat Hib 10 mcg

Zat tambahan

Al3+ sebagai aluminium fosfat 0,33 mg

Thimerosal 0,25 mg
DPT-HB-HIB
Penyimpanan dan Kadaluwarsa
• Vaksin disimpan pada suhu +2oC s/d +8oC.
• Pengangkutan dalam keadaan dingin menggunakan kotak dingin cair (cool pack)
• dan hindari sinar matahari langsung/tidak langsung
• Kadaluarsa setelah 24 bulan (2 tahun) bila disimpan pada suhu 2-8oC
• Bentuk Cairan.
• Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC???
• Kadaluarsa 24 bulan
• Kemasan 1 box isi 10 vial, @ 10 dosis (5
ml)
• Setiap vial ditempelkan VVM.
• Dosis  0,5 ml / dosis pada intramuskuler pd
antelolateral paha atas unt bayi dan lengan
luar atas luar unt > 1thn
DPT-HB-HIB
INDIKASI :
PENCEGAHAN THD DIFTERI,
TETANUS, PERTUSIS, HEB B, INFEKSI
HAEMOPHILUS INFUENZAE TIPE B

• Pada pelayanan statis vaksin yang telah


dibuka dapat digunakan paling lama 4
minggu, dengan ketentuan:
– Vks belum kadaluarsa,
– Simpan suhu 2-8 C,
– Label tidak hilang,
– Tidak terendam air,
– Sterilitas terjaga,
– VVM kondisi A / B
• Vaksin dapat rusak pada suhu ??? dibawah 0
O
C
KONTRA INDIKASI
• Hipersensitif terhadap komponen vaksin, atau reaksi berat
terhadap dosis vaksin kombinasi sebelumnya atau bentuk-bentuk
reaksi sejenis lainnya merupakan kontraindikasi absolut terhadap
dosis berikutnya.
•Terdapat beberapa kontraindikasi terhadap dosis pertama DTP ;
kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau kelainan
saraf serius lainnya merupakan kontraindikasi terhadap komponen
pertusis. Dalam hal ini vaksin tidak boleh diberikan sebagai vaksin
kombinasi, tetapi vaksin DT harus diberikan sebagai pengganti DTP,
vaksin Hepatitis B dan Hib diberikan secara terpisah. Vaksin tidak
akan membahayakan individu yang sedang atau sebelumnya telah
terinfeksi virus hepatitis B.
EFEK SIMPANG
• Jenis dan angka kejadian reaksi simpang yang berat tidak
berbeda secara bermakna dengan vaksin DTP , Hepatitis B dan Hib
yang diberikan secara terpisah.
• Untuk DTP , reaksi lokal dan sistemik ringan umum terjadi. Beberapa
reaksi lokal sementara seperti bengkak, nyeri dan kemerahan pada
lokasi suntikan disertai demam dapat timbul dalam sejumlah besar
kasus. Kadang-kadang reaksi berat seperti demam tinggi, irritabilitas
(rewel), dan menangis dengan nada tinggi dapat terjadi dalam 24 jam
setelah pemberian. Episode hypotonic-hyporesponsive pernah
dilaporkan. Kejang demam telah dilaporkan dengan angka kejadian 1
kasus per 12.500 dosis pemberian.
• Pemberian asetaminofen pada saat dan 4-8 jam setelah imunisasi
mengurangi terjadinya demam.
D T.

• Bentuk Cairan.
• Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC
• Kadaluarsa 24 bulan
• Indikasi  kekebalan aktip Difteri dan tetanus .
• Kemasan 1 box isi 10 vial, @ 10 dosis (5 ml)
• Setiap vial ditempelkan VVM.
• Dosis  0,5 ml / dosis pada intramuskuler
• Pada pelayanan statis vaksin yang telah dibuka dapat digunakan paling lama 4 minggu.dengan ketentuan :
• Vks belum kadaluarsa, Simpan suhu 2-8 C, Label tidak hilang, Tidak terendam air, Sterilitas terjaga,
VVM kondisi A / B
• Vaksin dapat rusak pada suhu dibawah 0 OC 36
Penyimpanan dan kadaluwarsa
•Vaksin disimpan pada suhu +2oC
s/d+ 8oC. Pendistribusian dalam
keadaan dingin dengan
menggunakan kotak dingin cair
(cool pack) dan hindari sinar
matahari langsung/tidak langsung
•Vaksin DT rusak terhadap suhu
dibawah 0oC
•Kadaluwarsa setelah 2 tahun 37

pada suhu 2-8oC


KOMPOSISI :
TOKSOID DIFTERI : 20 Lf,
TOKSOID TETANUS : 7.5 Lf
Alumunium fosfat 3 mg
ThimerosL 0.1 MG

• SEBELUM DIGUNAKAN DIKOCOK AGAR KONTRA INDIKASI


HOMOGEN
• SBL DISUNTIKAN KONDISI VAKS DLM SUHU • Reaksi berat krn dosis DT
KAMAR sebelumnya.
• Hipersensitif terhadap
komponen dari vaksin
• DIBERIKAN 1 X,
• IM
• USIA ≤ 7 TAHUN EFEK SIMPANG
• Sangat jarang yaitu lemas dan
kemerahan di pada lokasi
suntikan yg kadang2 disertai
demam
38
Bab 3 39
Bab 3 40
PERTANYAAN

• SEBUTKAN PERBEDAAN , DPT-HB-Hib,


DT dengan Td.
• Fungsi ….
• Komposisi
• usia
Bab 3 41
Vaksin IPV
Vaksin berupa cairan suspensi yang memberikan perlindungan terhadap 3 tipe virus polio ,
yaitu P1, P2, P3
Polio Inaktivated atau di MATIKAN .
Cara Pemberian INJEKSI IM
 Kemasan dalam bentuk dosis tunggal dan multidosis.
kemasan 10 dosis per vial pada awal introduksi
kemasan 5 dosis per vial secara bertahap
Sisa vaksin harus dibuang pada akhir sesi pelayanan untuk pelayanan di luar gedung,
sedangkan untuk pelayanan di dalam gedung vaksin sisa masih dapat digunakan sampai
28 hari dengan syarat memenuhi kriteria Multi-Dose Vial Policy (MDVP) yaitu:

Vaksin tersimpan dalam suhu +20C - +80C


VVM masih A atau B
Tertulis tanggal vaksin dibuka pada vial vaksin
Tidak melewati masa kadaluarsa
Vial vaksin tidak terendam air atau beku
Semua dosis diambil secara aseptis

4
Vaksin IPV
KONTRA INDIKASI
• Imunisasi ditunda dan ditunggu sampai sembuh pada sasaran yg demam, penyakit akut.
• Hipersensitif pada pemberian vaksin ini sebelumnya.
• Alergi streptomycin

EFEK SIMPANG
• Reaksi lokal pd tempat penyuntikan spt nyeri, kemerahan dan bengkak dlm 48 jam setelah
penyuntikan Sampai 1 – 2 hari (20-30%)
• Reaksi sistemik demam dengan atau tanpa disertai myalgia, sakit kepala atau
limfadenopati. (4.7%)

4
Keamanan Vaksin IPV
INDIKASI : PENCEGAHAN POLIOMYELITIS PD BY, DAN ANAK YG
IMMUNOCOMPROMISED, KONTAK DI LINGKUNGAN KELUARGA DAN
PD INDIVIDU YG POLIO ORAL MERUPAKAN KONTRAINDIKASI
Vaksin IPV merupakan salah satu vaksin yang paling aman
Vaksin IPV bisa diberikan bersamaan dengan vaksin lain tanpa mempengaruhi
efektifitas vaksin lain tersebut
Kejadian KIPI vaksin IPV tidak meningkat apabila diberikan bersamaan dengan
vaksin lain (baik sebagai vaksin tunggal maupun kombinasi)
CARA PEMBERIAN : IM 0,5 ML,
SEBELUM DIGUNAKAN PERIKSA VVM

12
IPV adalah vaksin sensitif beku

 IPV sensitif beku (tidak seperti OPV)


– Shake test atau uji kocok tidak efektif untuk mengetahui apakah IPV
pernah mengalami pembekuan
– Penting!!! Jika ada kecurigaan vaksin IPV telah beku, vaksin harus
langsung dibuang/tidak digunakan

Suhu ideal +4°C

terlalu terlalu
dingin panas
6
Polio.(bOPV)
• Bentuk Cairan + pipet (dropper).
• Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC Kadaluarsa 6 bln
• Indikasi  kekebalan aktip terhadap virus polio 1 & 3 YG DILEMAHKAN.
• Kemasan 1 box isi 10 vial, @ 10 dosis (5 ml)
• Kemasan pipet 1 box isi 10 pipet.
• Setiap vial ditempelkan VVM.
• Dosis  2 tetes pemberian secara Oral
• Pada pelayanan statis vaksin yang telah dibuka dapat digunakan paling lama 2 minggu
dengan ketentuan :
• Vks belum kadaluarsa, Simpan suhu 2-8 C, Label tidak hilang, Tidak terendam
46
air,
Sterilitas terjaga, VVM kondisi A / B
Polio.(bOPV)

KONTRA INDIKASI
• Individu yg mengidap penyakit immune defisiency atau individu yg diduga menderita gangguan respon
imun krn leukimia, limfoma, aids
• Anak memderita Diare imunisasi ditunda.
EFEK SIMPANG
- Pada umumnya tidak terdapat efek samping.
- Efek samping berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari 0,17 : 1.000.000;
Bull WHO 66 : 1988). VAPP
- Individu yang kontak dengan anak yang telah divaksinasi, jarang sekali beresiko mengalami lumpuh polio
akibat divaksinasi (perbandingan 1/1.400.000 dosis sampai 1/3.400.000 dosis). Dalam hal ini terjadi bila kontak
belum mempunyai kekebalan terhadap virus polio atau belum pernah diimunisasi. cVDPV

Cara pemberian
• Meggunakan pipet
• Setiap membuka vial baru hrs menggunakan dropper baru 47
PERTANYAAN

• Sebutkan Perbedaan Vaksin IPV dan bOPV

- Komposisi virus Polio dlm vaksin


- Jenis Antigen :
- Cara Pemberian
- Umur minimal pemberian
- Sensitifitas terhadap suhu
- MDVP
- Kontraindikasi
Bab 3 48
PERTANYAAN

• Pipet polio dapat disimpan di freezer ?


• Pipet polio dapat disimpan di dalam lemari
es?

Bab 3 49
Satu-satunya vaksin MR yang
telah mendapat rekomendasi
Badan Kesehatan Dunia dan
sudah digunakan di lebih dari
140 negara untuk eliminasi
penyakit Campak dan Rubella
• Vaksin yang mengandung virus CAMPAK & RUBELLA
hidup yang dilemahkan (live attenuated)
Vaksin MR
• Berupa serbuk kering dengan pelarut. Dapat digunakan
sampai 6 jam setelah dilarutkan selama tetap disimpan
pada suhu 2 – 8 derajat C, Setelah 6 jam dibuang

• Sebelum disuntikkan vaksin terlebih dahulu harus


dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia
yang berisi 6.1 ml cairan pelarut.

• Setiap dosis vaksin MR mengandung:


1000 CCID50 virus campak
1000 CCID50 virus rubella

• Sensitif panas, disimpan pada suhu 2 – 8 C DEKAT


DENGAN EVAPORATOR
•Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara
Vaksin MR
subkutan pada lengan kiri atas, pada usia
9–11 bulan. Dan ulangan (booster) pada
usia 18 sd 24 bulan kemudian 6–7 tahun
(kelas 1 SD)

•Sebelum vaksin dipergunakan, periksa


dahulu masa kadaluarsa dan label VVM.
Vaksin yang boleh digunakan hanyalah
vaksin dengan kondisi VVM A atau B.

•Vaksin yang sudah dilarutkan harus


digunakan sebelum lewat 6 jam. Vaksin
hanya boleh dilarutkan dengan pelarut
yang disediakan dari produsen yang sama.
•KONTRA INDIKASI Vaksin MR
A. Individu yang sedang dalam
terapi kortikosteroid,
imunosupresan dan radioterapi
B. Wanita hamil
C. Leukemia, anemia berat dan
kelainan darah lainnya
D. Kelainan fungsi ginjal berat
E. Decompensatio cordis
F. Setelah pemberian gamma
globulin atau transfuse darah
G. Riwayat alergi terhadap
komponen vaksin (neomicyn)
Vaksin MR
•EFEK SIMPANG
• Reaksi lokal berupa nyeri,
bengkak dan kemerahan di lokasi
suntikan
• Reaksi sistemik berupa demam
(pada hari ke 5 dan 6 pasca
imunisasi), malaise, dan kulit
bintik-bintik merah (hari ke 7 – 10
pasca imunisasi)
• Kipi serius berupa shock
anafilaksis
KARAKTERISTIK VAKSIN MR
• DAPAT BERTAHAN 24 BULAN JIKA DISIMPAN DLM SUHU 2 – 8ºC
DAN TERLINDUNG DARI SINAR MATAHARI
• VAKSIN MR YG DIGUNAKAN PRODUKSI SII INDIA YANG TELAH
MENDAPATKAN IZIN EDAR DARI WHO DAN BPOM
• TIDAK BOLEH TERKENA SINAR MATAHARI LANGSUNG
 Sisavaksin + pelarut yg belum digunakan dr posyandu diberi tanda
“K” dan masukkan dlm refrigerator untuk digunakan terlebih
dahulu pada hr berikutnya dgn memperhatikan kondisi VVM.
(JUGA BERLAKU UNTUK SEMUA VAKSIN).
 SISA VAKSIN TERBUKA YG
BERASAL DARI PELAYANAN
DINAMIS HARUS DIBUANG.
Vaksin MR
• Sisa vaksin + pelarut yg belum digunakan dr posyandu diberi tanda
“K” dan masukkan dlm refrigerator untuk digunakan terlebih dahulu
pada hr berikutnya dgn memperhatikan kondisi VVM. (JUGA
BERLAKU UNTUK SEMUA VAKSIN).
• SISA VAKSIN TERBUKA YG BERASAL DARI PELAYANAN
DINAMIS HARUS DIBUANG.
HPV
• Deskripsi
Merupakan vaksin rekombinan yaitu vaksin yang dibuat dari
komponen yang menyerupai virus Human Papilloma/HPV
(penyebab kanker serviks) sehingga vaksin HPV tidak
mengandung material genetik (DNA) dari virus HPV hidup
sama sekali.

Vaksin yang digunakan adalah vaksin HPV Kuadrivalen


(6,11,16,18) dalam kemasan satu dosis.

Bab 3 58
HPV
Indikasi:
Untuk kekebalan terhadap penyakit kanker serviks akibat
infeksi HPV.
Kontraindikasi:
ꟷ Hipersensitif terhadap komponen vaksin.
ꟷ Seseorang dengan penyakit akut sedang atau berat. Hal ini
tidak sepenuhnya mengecualikan pemberian imunisasi
HPV melainkan penundaan hingga kondisi telah membaik.
ꟷ Selama kehamilan

Bab 3 59
HPV
Cara pemberian:
• Vaksin disuntikan dengan dosis 0, 5 ml di lengan atas
(pertengahan M. deltoideus) secara intramuscular.
Efek simpang:
ꟷ Vaksin HPV Gardasil yang digunakan berdasarkan hasil
pengamatan aktif yang dilakukan, tidak ada KIPI
serius/berat
ꟷ Pada pengamatan 30 menit pasca imunisasi diketahui reaksi
nyeri lokal, kemerahan, pembengkakan
ꟷ Reaksi sistemik (demam), reaksi lokal (nyeri lokal,
kemerahan, pembengkakan) berhubungan dengan
imunisasi
Bab 3
HPV yang diberikan 60
n HPV Vaksin HPV
• Vaksin yang digunakan
adalah vaksin HPV
Kuadrivalen
(6,11,16,18) dalam
kemasan satu dosis.
• Telah mendapatkan izin
edar dari BPOM dan
diawasi oleh pihak
berwenang baik nasional
maupun internasional :
vaksin aman
Bab 3 62
PCV-13
Deskripsi
Vaksin Pneumokokus Konyugasi PCV-13 terdiri dari 13 serotipe (1, 3, 4,
5, 6A, 6B, 7F, 9V, 14, 18C, 19A, 19F) yang dikonjugasikan dengan
protein karier Diphteria non toksik (D), Diphteria CRM 197. Kemasan
vaksin adalah 4 dosis/vial , per dosis 0.5 ml

Indikasi:
Untuk kekebalan terhadap penyakit pneumonia akibat infeksi bakteri
pneumokokus.
Kontraindikasi:
Adanya riwayat reaksi anafilaktik berat terhadap komponen vaksin PCV-
13 atau vaksin lain yang mengandung komponen Diphteria (DPT-HB-Hib,
DT, Td).
Bab 3 63
PCV-13
Cara pemberian:
Vaksin disuntikan dengan dosis 0, 5 ml secara intramuscular.
• Efek simpang: Reaksi simpang yang mungkin terjadi adalah
reaksi lokal seperti nyeri, bengkak dan kemerahan di lokasi
suntikan. Reaksi sistemik dapat berupa demam, gelisah,
pusing, tidur tidak tenang, nafsu makan menurun, muntah,
diare, urtikaria dan malaise.

Bab 3 64
KARAKTERISTIK VAKSIN
PCV
Vaksin PCV merupakan vaksin yang sensitif beku, harus disimpan pada suhu 2 – 8°C
1
dan terlindung dari cahaya matahari.

Vaksin PCV dapat bertahan (masih tetap poten) selama 36 bulan apabila disimpan
2
dalam lemari es pada suhu 2 – 8°C dan terlindung dari cahaya matahari.

3 Vaksin PCV dilengkapi dengan vaccine vial monitor (VVM)


KETENTUAN VAKSIN YANG BELUM DIGUNAKAN [1]

Pada pelayanan statis atau pelayanan dalam gedung, vaksin PCV yang telah
dibuka dapat disimpan dan digunakan kembali sampai 28 hari dengan
syarat memenuhi kriteria Multi-Dose Vial Policy (MDVP)

Kriteria Multi-Dose Vial Policy (MDVP):


◉ Vaksin tersimpan dalam suhu 2-8 C
◉ VVM masih A atau B
◉ Tertulis tanggal vaksin dibuka pada vial vaksin (diberi label)
◉ Tidak melewati masa kadaluarsa
◉ Vial vaksin tidak terendam air atau beku
◉ Semua dosis diambil secara aseptis
INTRODUKSI TAHUN 2022 DI KABUPATEN SIDOARJO
SECARA NASIONAL DIRENCANAKAN TAHUN 2023

1 DOSIS (0.5 ML) : DIBERIKAN 5 TETES (0.1 ML)


Bab 3 67
INTRODUKSI TAHUN 2022 DI KABUPATEN SIDOARJO
SECARA NASIONAL DIRENCANAKAN TAHUN 2023

Bab 3 68
INTRODUKSI TAHUN 2022 DI KABUPATEN SIDOARJO
SECARA NASIONAL DIRENCANAKAN TAHUN 2023

Bab 3 69
INTRODUKSI TAHUN 2022 DI KABUPATEN SIDOARJO
SECARA NASIONAL DIRENCANAKAN TAHUN 2023

Bab 3 70
INTRODUKSI TAHUN 2022 DI KABUPATEN SIDOARJO
SECARA NASIONAL DIRENCANAKAN TAHUN 2023

71
Masa Simpan Vaksin
VAKSIN SUHU PENYIMPANAN UMUR VAKSIN
HEP. B 26 bulan
DPT/HB/Hib 2 tahun

FS Td +20C s/d +80C 2 tahun


DT 2 tahun
TT 2 tahun
BCG +20C s/d +80C atau ……. 1 tahun
+20C s/d +80C atau …….. 6 bulan
HS POLIO
2 tahun
CAMPAK +20C s/d +80C atau ……… 2 tahun
Pelarut BCG +20C s/d s/d +80C /……
5 tahun
Pelarut Campak suhu kamar

Catatan:
Pelarut juga disimpan pada suhu + 2oC s/d + 8oC, minimal 12
jam sebelum pemakaian
Penyimpanan Vaksin (1)
Penyimpanan pelarut
vaksin pada suhu 2°C
s.d. 8°C atau pada
suhu ruang terhindar
dari sinar matahari
langsung. Sehari
sebelum digunakan,
pelarut disimpan pada
suhu 2°C s.d. 8°C.
CATATAN PENTING
1. Semua Vaksin di Puskesmas disimpan pada suhu 2 – 8 ºC
2. Pelarut vaksin BCG dan campak-rubella boleh disimpan dluar vaccine refrigerator
ditempat yang sejuk (suhu kamar).
3. Letakkan pelarut dalam vaccine refrigerator minimal 12 jam sebelum melakukan
pelayanan.
4. Vaccine refrigerator tempat menyimpan vaksin tidak boleh menyimpan barang
selain vaksin (makanan, minuman, barangbarang laboratorium).

Epi cold chain


Kerusakan Vaksin terhadap Suhu

VAKSIN SUHU BERTAHAN

FS
Hep. B, IPV, - 0,50C Max ½ jam
DPT/HB/Hib

Td, TT, DT - 50C s/d -100C Max 1,5-2 jam

Td,IPV,DT, DPT/HB/Hib 14 hari

Hep. B & TT 30 hari


Beberapa 0C di atas
Polio suhu kamar (<340C) 2 hari

HS
Epi cold chain
Campak & BCG 7 hari
CATATAN PENTING
• Paparan panas secara kumulatif akan mengurangi umur dan potensi semua jenis
vaksin. Untuk memantau hal tersebut dipergunakan alat pemantau suhu panas VVM
(Vaccine Vial Monitor) yang ditempelkan pada semua kemasan vaksin.
• Vaksin DPT/HB TT, DT dan HB akan rusak bila terpapar suhu dibawah minus 0
O
C. Masing-masing vaksin tersebut memiliki titik beku tersendiri, yaitu vaksin
hepatitis B rusak pada suhu - 0,5oC.
• Vaksin yang tidak rusak oleh paparan suhu beku (dibawah 0 OC) adalah polio oral,
campak / MR dan BCG
• Untuk memantau suhu beku dapat dilakukan dengan menggunakan Freeze-Tag,
Freeze alert dan Fridge taq 2
• Di tingkat puskesmas/ups semua vaksin disimpan dalam suhu 2-8oC

Epi cold chain


SEMUA VAKSIN AKAN RUSAK BILA TERKENA
SINAR MATAHARI LANGSUNG

PEMBEKUAN AKAN
MERUSAK VAKSIN FS
PASTIKAN PELARUT VAKSIN TIDAK
TERTUKAR ANTARA BCG
DAN MR

PASTIKAN VAKSIN DAN PELARUTNYA BERASAL DARI PABRIK YANG


SAMA

PELARUT MR DAN BCG TIDAK BOLEH


BEKU
Ketentuan Prioritas Penggunaan Vaksin

1. Keterpaparan vaksin 2. Masa kadaluarsa 3. Waktu penerimaan


terhadap panas vaksin vaksin

Vaksin yang terlebih dahulu


Apabila kondisi diterima sebaiknya
VVM vaksin sama, dikeluarkan terlebih dahulu.
maka digunakan Hal ini dilakukan dengan
vaksin yang lebih asumsi bahwa vaksin yang
pendek masa diterima lebih awal
kadaluwarsanya mempunyai jangka waktu
(Early Expire First pemakaian yang lebih
Out/EEFO). pendek.
Pemakaian Vaksin Sisa
(multidose Vial Policy)
Vaksin sisa pada pelayanan statis
(Puskesmas, Rumah Sakit atau
praktek swasta) bisa diunakan Masa Pemakaian Vaksin Sisa (vial terbuka)
pada pelayanan hari berikutnya.
Beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi adalah:

• Disimpan pada suhu 2°C s.d.


8°C
• VVM dalam kondisi A atau B
• Belum kadaluwarsa
• Tidak terendam air selama PCV : 4 minggu , cantumkan tanggal pertama kali
penyimpanan digunakan
• Belum melampaui masa
pemakaian.
Latihan
FS HS
Vaksin tidak tahan beku
Vaksin tidak tahan panas
BCG
Hepatitis B (PID)
Polio (bOPV)
DPT/HB/Hib
Campak /MR
IPV
DT
rotavirus
Td
HPV
Penggunaan vaksin yang telah dibuka di pelayanan statis (MDVP)
VAKSIN MASA PEMAKAIAN
PCV ?
BCG ?
POLIO (bOPV) ?
IPV ?
Td ?
DPT/HB/Hib ?
CAMPAK/MR ?
HPV Multidose ?
DT ?
Heb B Uniject ?
rotavirus ?
Bab 3 83
JENIS VAKSIN COVID-19
FLATFORM JENIS VAKSIN DOSIS GAMBAR

Virus yang dimatikan Sinovac Dosis Ganda

Virus yang dimatikan Sinopharm Dosis Ganda

Vektor virus Astrazeneca Dosis Ganda

Vektor virus Janssen Dosis Tunggal

Vektor virus Cansino* Dosis Tunggal

mRNA Pfizer/Comirnaty Dosis Ganda

mRNA Moderna Dosis Ganda

Protein sub-unit Novavax* Dosis Ganda

*Belum masuk ke Indonesia

Anda mungkin juga menyukai