WIDAGDO
WIDAGDO
PENGENDALIAN PERIODIK
PESTISIDA ASURANSI TUK SER. OPT
OPT DIPERLAKUKAN TERPISAH
PENDEKATAN LAHAN KE LAHAN
PERENCANAAN POLA TANAM DIABAIKAN
BENIH BERDASARKAN SELERA TIDAK
SESUAI KETAHANAN
MENGABAIKAN KESUBURAN TANAH
PUPUK ANORGANIK JAMINAN PRODUKSI
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKSI
Lingkungan
SDM
Pelaku perlindungan
SALAH SATU SUBSISTEM YANG TIDAK TERPISAHKAN DARI
SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DALAM MENGEMBANGKAN
PEMBANGUNAN PERTANIAN DI JAWA TIMUR
BUDIDAYA / ONFARM
HULU : • PENGAMATAN OPT HILIR
DAN FAKTOR IKLIM • PEMASARAN
• SARANA
• PERAMALAN / • KUALITAS
• IRIGASI PERINGATAN DINI PRODUK
• SDM BERKUALITAS • PENGENDALIAN OPT DAN RESIDU
PESTISIDA
• PENANGANAN
DAMPAK FENOMENA
IKLIM
Faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi
pestisida di lapangan
kesesuaian &
1. SASARAN kepekaan 2. PESTISIDA
TEKNIK APLIKASI
3. WAKTU 4. TAKARAN
5. CARA/METODA APLIKASI
TAKTIK – STRATEGI PTT
Penggunaan pestisida
bijaksana
Penyebaran di seluruh sentra produksi padi
Merusak semua fase tanaman padi
Tanaman menjadi puso
Pesemaian :
1. Pengumpulan dan inkubasi kelompok telur agar parasitoid yang
muncul dapat dilepaskan kembali.
2. Pemasangan perangkap lampu untuk penangkapan ngengat
3. Pemasangan pias parasitoid Trichogramma sp di pesemaian.
vsfsdf
Tanaman muda ( tan. s/d anakan masiumum )
1. Pengumpulan dan pemeliharaan kelompok telur untuk pelepasan
parasitoid
2. Pemasangan pias parasitoid Trichogrmma sp
3. Penggunaan insektisida efektif yg diijinkan apabila serangan sundep ≥ 6
%
WERENG HIJAU :
1. Nephotetix virecens,
2. Nephotetix
nigropictus,
3. N. Parvus
4. N. Malayanus.
N. Virescens
1. PENGATURAN POLA TANAM
• PERGILIRAN TANAMAN,
• TANAM SEREMPAK PADA PERIODE BULAN BERCURAH HUJAN
TINGGI,
• PERGILIRAN VARIETAS TOLERAN DENGAN MEMPERHATIKAN
TETUANYA.
KUNCI SUKSES :
• Tanam serempak
• Pergiliran varietas
• Pergiliran tanaman
• Pengamatan dan pengendalian pada saat fase tanaman peka
PRATANAM :
1. Sanitasi tanaman inang
2. Pemilihan varietas tahan sesuai sebaran
RAS
PESEMAIAN :
1. Penggunaan benih sehat
2. Sanitasi inang pada saluran irigasi
3. Hindari penggenangan terlalu dalam
Komponen Pengendalian :
- Tanam serempak, tidak lebih 10 hari
- Rotasi tanaman bukan inang
- Varietas toleran (Galunggung, Kerinci, tidar)
- Pemberian mulsa jerami 5 t/ha
- Daerah endemis perlakuan benih dengan Insektisida
Kepompong - Penggunaan insektisida efektif
lalat bibit
26
PENGGEREK BATANG
(Melanagromyza sojae Zehnt)
27
KUTU DAUN Aphis
glycine
Ambang kendali :
Gejala daun keriting, kelompok kutu pada daun
muda umur 15 – 45 hari
Komponen pengendalian :
- Tanam serempak tidak lebih 10 hari
- Pergiliran tanman dengan tanaman bukan inang
- Pemantauan lahan dan populasi hama secara rutin
- Penggunaan insektisida apabila populasi tinggi
28
ULAT GRAYAK / Spodoptera litura
UPAYA PENGENDALIAN
o Pemanfaatan agens antagonis
konsentrasi 2 cc/lt kerapatan spora 106 spora/cc, dosis 1 lt/ha
o Pengendalian korektif penggunaan pestisida bijaksana
AP : 35 ekor nimfa/10 daun atau 15 % kerusakan tanaman
3. LALAT BUAH
(Bactrocera sp)
o Ditandai adanya lubang titik
hitam pada bagian pangkal
Doc. Pokja Lalat buah
o Buah yang terserang (Siwi)
Bactrocera umbrosus
terdapat bercak-bercak
bulat, busuk, Doc. Pokja Lalat buah
(Siwi)
Stadia kepompong/
pupa. Masa pupa Stadia larva. Larva
5-25 hr di Dalam Makan Isi buah
tanah (7-10 hr) Sumber : Dow agrosciences
TANAMAN INANG
o Semua buah - buahan dan sayuran antara lain mangga, pisang ,
belimbing, sawo, jeruk, nangka, dll
UPAYA PENGENDALIAN
o Sanitasi kebun
pengumpulan buah yang jatuh/rontok,
dengan cara dibenamkan
ke tanah atau dibakar
Rotasi tanaman bukan inang
Pengasapan
- bakar jerami
- pengasapan di sekitar pohon
mengusir lalat buah efektif
3 hari
L. Prabaningrum
- penggunaan tanaman perangkap
Contoh Pamasangan
- selasih Perangkap ME
- lampes
- Melaleuca brachteata
Penggunaan perangkap / antraktan
- Metil eugenol
- 40 perangkap/ha atau 2 buah per
500 m2
o Pengendalian korektif, dgn menggunakan
. PENYAKIT FUSARIUM (Fusarium oxysporum sp)
Gejala Serangan :
o Gejala muncul pada lahan yang terlalu becek atau udara
lembab
o Tanaman terserang mejadi layu, mulai daun bagian bawah,
anak tulang daun menguning
o Tanaman menjadi kerdil
UPAYA PENGENDALIAN
o Kompos plus
o Perbaikan drainase
o Pemanfaatan pestisida nabati
Serbuk daun cengkeh (50 – 100 gr daun cengkeh dihancurkan
Benamkan sekitar perakaran
o Pengaturan jarak tanam
o Tindakan korektif
AP : Intensitas serangan > 2,5 %
5. PENYAKIT BERCAK BUAH ANTRAKNOSA
( Colletotrichum capsici)
Gejala Serangan :
o Serangan awal berupa bercak
coklat kehitaman pd permukaan
buah seperti busuk lunak bagian
tengah bercak terdapat
kumpulan titik
o Serangan pada buah muda
lebih cepat rontok karn infeksi
o Serangan berat buah keriput
dan mengering Gejala Serangan Penyakit Antraknosa
UPAYA PENGENDALIAN
o Budidaya tanaman sehat, penggunaan benih sehat
o Pengeturan jarak tanamn
o Rotasi tanaman
o Tempat pesemaian jauh dari lahan terserang
o Pengendalian dengan pestisida secara bijaksana
AP : 1 bercak / 10 tan
PENYAKIT VIRUS KUNING
Gejala Serangan :
o Klorosis atau kuning pucat
antara vena daun, daun menguning
cerah, daun melekuk keatas/
kebawah, menyempit
o Tanaman kerdil, pertumbuhan daun
muda yang kecil – kecil banyak, Gejala Serangan Virus Kuning
bungan rontok, tanaman tinggal
ranting dan batang saja
EKOLOGI PENYAKIT
o Serangan diketahui pada
ketinggian , 100 m – 1000 m dpl
o Infeksi terjadi pada berbagai fase
tumbuh dari pembibitan --- Atje Hikmat
IMAGO
IMAGO :
Ukuran kecil (1-1.5 mm)
Warna putih, sayap jernih, ditutupi lapisan lilin
Siklus hidup tergantung inang, rata2 21 hari, suhu 250 C
Serangga dewasa biasanya berkelompok dlm jm yg banyak
Pada tanaman cabai :
• Jarang ditemui membentuk koloni
• Kutu putih ada sejak pertanaman dan mencapai puncak pd fase
pembungaan dan buah
Populasi kutu putih diperkirakan meningkat pd MK,
waktu penerbangan kutu putih dewasa antara pkl 6 – 10 pagi
GEJALA SERANGAN
o Kerusakan langsung, dengan cara menghisap cairan daun,
daun menjadi klorosis, daun gugur, tanaman kerdil
o Secara tidak langsung embun madu yang dikeluarkan
dapat menimbulkan serangan embun jelaga hitam
o Vektor virus, merupakan vektor penting penyakit virus
PENGENDALIAN
o Kultur teknis
Menanam pinggiran lahan dgn jagung/barier
Rotasi tanaman dgn tanaman bukan inang virus
Sanitasi lingkungan
o Pemanfaatan agens antagonis
Verticillium
Dosis 2 cc/lt, 1 lt/Ha
o Pemesangan kerodong / kelambu di pembibitan
o Pengendalian dengan pestisida secara bijakasana