Anda di halaman 1dari 11

PENYELESAIAN

SENGKETA BISNIS
MELALUI NEGOSIASI

KELOMPOK 1
NURMI ERAWATI B012221001
AGUS RACHMAT MALARO B012221040
ASRIYANI B012222064
AHMAD IRSYAD B012222007
REYKA AGUSTINA SABIR B012222014
Negosiasi merupakan sarana bagi pihak-pihak yang mengalami sengketa untuk mendiskusikan
penyelesaiannya tanpa keterlibatan pihak ketiga penengah yang tidak berwenang mengambil
keputusan (mediasi), maupun pihak ketiga pengambil keputusan (arbitrase dan litigasi).
TEKNIK NEGOSIASI
▪ Teknik Negosiasi Kompetitif
Suatu cara mengintimidasi lawan dalam memenuhi permintaan dan tuntutan, membuat pihak lawan kehilangan kepercayaan diri,
mengurangi harapan pihak lawan, serta pada akhirnya pihak lawan menerima kurang dari apa yang diharapkan sebelumnya.
Ciri seorang negosiator kompetitif :
• Mengajukan permintaan awal yang tinggi pada awal negosiasi;
• Menjaga tuntutan agar tetap tinggi sepanjang proses negosiasi dilangsungkan;
• Konsesi yang diberikan sangat langka/jarang atau terbatas;
• Secara psikologis perunding yang menggunakan teknik ini menganggap perunding lain sebagai musuh atau lawan;
• Seringkali menggunakan cara yang berlebihan, kasar, menggunakan ancaman, “bluff”, dan melemparkan tuduhan-tuduhan
untuk menciptakan ketegangan dan tekanan terhadap pihak lawan.

▪ Teknik Negosiasi Kooperatif


Penyelesaian yang adil berdasarkan analisis yang objektif (berdasarkan fakta-fakta dan hukum) melalui upaya membangun atmosfir yang
positif dan saling percaya.
TEKNIK NEGOSIASI

LUNAK (SOFT) KERAS (HARD)


Menekankan pentingnya membangun serta Perunding keras dalam menghadapi perunding
menjaga hubungan baik antar manusia. Proses lunak sangat bersifat dominan. Perunding keras
negosiasi lunak ini cenderung efisien, dalam di satu pihak akan berusaha tidak memberikan
pengertian cepat menghasilkan kesepakatan. konsesi dan menggunakan ancaman.
TEKNIK NEGOSIASI

▪ TEKNIK YANG BERTUMPU PADA ▪ TEKNIK YANG BERTUMPU PADA


POSISI (POSITIONAL BASED KEPENTINGAN (INTEREST BASED
NEGOSIATION) NEGOSIATION)
Akan mempertahankan apa yang mereka inginkan tanpa Perunding yang bertumpu pada kepentingan akan
menunjukkan keinginan untuk bekerja sama dengan berusaha untuk selalu memahami kepentingan pihak
pihak yang lain. lain. Elemen dasar yang harus diperhatikan oleh para
perunding dikenal dengan istiah People, Interest, Option,
Criteria (PIOC).
Aspek Hukum
Pasal 6 ayat (2) Undang Undang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa menjelaskan bahwa pada dasarnya para pihak
dapat dan berhak untuk menyelesaikan sendiri sengketa yang timbul di antara mereka. Kesepakatan mengenai penyelesaian
tersebut selanjutnya harus dituangkan dalam bentuk tertulis yang disetujui oleh para pihak.
Pasal 1851-1864 Bab ke-18 Buku III BW tentang Perdamaian. Berdasarkan definisi yang diberikan dikatakan bahwa
Perdamaian adalah suatu persetujuan dengan mana kedua belah pihak, dengan menyerahkan, menjanjikan atau menahan suatu
barang, mengakhiri suatu perkara yang sedang bergantung atau mencegah timbulnya suatu perkara. Persetujuan perdamaian
oleh BW diwajibkan untuk dibuat secara tertulis, dengan ancaman tidak sah apabila tidak dibuat secara tertulis.
Aspek Hukum
Rumusan Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesain Sengketa memiliki makna objektif yang hampir sama
dengan yang diatur dalam Pasal 1851 BW, hanya saja negosiasi
menurut rumusan Pasal 6 ayat (2) Undang Undang Albitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa tersebut:
▪ Diberikan tenggang waktu penyelesaian paling lama 14 hari,
dan
▪ Penyelesaian sengketa tersebut harus dilakukan dalam bentuk
pertemuan langsung oleh dan antara para pihak yang
bersengketa.
Negosiasi merupakan salah satu lembaga alternatif penyelesaian
sengketa yang dilaksanakan di luar pengadilan, sedangkan berdasarkan
Pasal 130 HIR perdamaian dapat dilakukan baik sebelum proses
persidangan dilakukan, maupun setelah sidang peradilan dilaksanakan,
baik di dalam maupun di luar persidangan.
Tipe-tipe Negosiasi
Negosiasi berdasarkan Situasi :

 Negosiasi formal adalah sebuah bentuk dari


metode negosiasi yang berada pada
keadaan normal.pada tahapan ini
merupakan negosiasi yang berada pada
perjanjian hitam diatas putih yang dimana
dianggap telah legal diatas mata hukum.
 Negosiasi non formal atau informal adalah
sebuah bentuk dari negoisasi yang terjadi
pada saat kapanpun,dimanapun hingga
siapapun.
Negosiasi dengan pihak
01 penengah adalah sebuah bentuk
dari negosiasi yang dilakukan
oleh dua macam orang negosiator
maupun lebih dan juga dari pihak
penengah.dalam hal ini
negosiator akan memberikan
berbagai macam pendapat dan
penengah akan memberikan jalan
akhir.

Negosiasi tanpa pihak penengah


02 dalam hal ini akan dilakukan
tanpa adanya pihak penengah
sehingga akan tergantung dari
orang yang melakukan.
Negosiasi berdasarkan Jumlah
Negosiator
Negosiasi berdasarkan Untung
Rugi :
1. Negosiasi kolaborasi: untuk mendapatkan
keuntungan dikedua belah pihak.
2. Negosiasi dominasi: satu pihak akan
mendapatkan keuntungan besar dan satunya
mendapatkan keuntungan kecil.
3. Negosiasi akomodasi: negosiator akan
mendapatkan kerugian,tetapi pihak lawan
mendapatkan keuntungan
4. Negosiasi menghindari konflik: terjadi apabila
kedua belah pihak ingin menghindari berbagai
macam konflik yang ada.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai