Adinda Nurul-41211396100054
Adinda Nurul-41211396100054
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 290/Menkes/Per/III/2008 tentang persetujuan tindakan kedokteran pasal 1,
2, dan 3
Voluntary Unequivocal
Suka rela atau tanpa Jelas dan tegas
paksaan
Conscious Naturally
Dengan Sesuai kewajaran
kesadaran
PRINSIP INFORMASI
1. Informasi diberikan sebelum tindakan medis
2. Informasi harus diberikan oleh Dokter yang akan
melakukan tindakan medis baik diminta atau tidak
Jenis Informasi
1. Diagnosa
2. Terapi atau tindakan alternatif
3. Efek samping
4. Resiko
5. Keuntungan terapi
6. prognosis
Informasi Tentang Tindakan Medik
1. Pihak keluarga
2. Pihak rumah sakit
Situasi Khusus
▪ Gawat darurat
▪ Pembiusan -> Hospital by Law
▪ Operasi tambahan -> tergantung situasi kondisi
DALAM SITUASI OPERASI
TERJADI KOMPLIKASI YANG TIDAK DAPAT DIDUGA SEBELUMNYA DAN
TIDAK ADA UNSUR KESALAHAN ATAU KELALAIAN
Hukum Pidana
Berupa penuntutan yang diajukan pasien karena menyentuh atau melakukan tindakan
medis terhadap pasien tanpa persetujuan sehingga dapat dianggap sebagai
penyerangan
Hukum Perdata
Berupa penuntutan atau klaim ganti rugi atas tindakan kedokteran tanpa
adanya peringatan atau persetujuan.
Mengatasi gangguan mental jika pasien tidak dapat menerima apa yang sudah diberitahukan oleh
dokter
I DO SMARTS
3. Autonomy
Dalam prinsip ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak
manusia, terutama hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Pasien diberi hak
untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sesuai dengan keinginannya
sendiri. Autonomy pasien harus dihormati secara etik. Melalui informed
consent, pasien menyetujui suatu tindakan medis secara tertulis.Informed
consent menyaratkan bahwa pasien harus terlebih dahulu menerima dan
memahami informasi yang akurat tentang kondisi mereka, jenis tindakan medik
yang diusulkan, resiko, dan juga manfaat dari tindakan medis tersebut.
(2) Rumah Sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan tugas dalam rangka menyelamatkan nyawa manusia.
Pasal 46
Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit.
KRITERIA 4D MALPRAKTEK
1.Duty of Care (kewajiban)
Perjanjian antara hubungan tenaga medis dengan pasein, tenaga medis harus bertindak berdasarkan:
a) Adanya indikasì medis
b) Berhati-hati dan teliti
c) Bekerja sesuai dengan standar profesi
d) Ada informed consent
2. Direction of Duty (penyimpangan dari kewajiban)
Teriadinva pelanggaran kewajiban dapat menimbulkan kerugian kepada pasien, yang berarti tindakannya tidak
memenuhi standar profesi medik. Adanya penyimpangan dari standar profesi medik dapat ditentukan
berdasarkan fakta-fakta secara kasuitis dan harus dipertimbangkan ole para ahli dan saksi ahli
3. Damage (kerugian)
Kerugian pada pasien harus dalam bentuk fisik, finansial, emosional, dan berbagai macam kerugian lainnya.
Kerugian dalam kepustakaan dibedakan antara:
Kerugian umum (general damages ), yang termasuk adalah kehilangan pendapatan yang akan diterima,
kesakitan, dan penderitaan (loss of future carings and pain suffering)
Kerugian khusus (special damages), seperti kerugian yang harus dikeluarkan seperti biaya pengobatan.
2.Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan prevalensi wasting pada balita sebesar 10,2% dan 3,5% atau
sekitar 805.000 balita diantaranya merupakan severe wasting (gizi buruk)
3.Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam penanggulangan gizi buruk pada balita, antara lain melalui
penyusunan Pedoman Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita, penguatan deteksi dini, edukasi gizi,
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita gizi kurang,
pembentukan Therapeutic Feeding Centre (TFC) sebagai pusat pemulihan gizi di fasilitas kesehatan, serta peningkatan
kapasitas tim asuhan gizi dalam tata laksana gizi buruk pada balita
1.Pelaksanaan program gerakan tuntas gizi buruk (Restu Ibu):
Bantuan untuk peningkatan status gizi balita gizi buruk
2.Pada pelaksanaan program gerakan tuntas gizi buruk (Restu Ibu), Dinas Kesehatan bekerjasama dengan dinas-dinas
terkait serta masyarakat guna mendukung berjalannya program ini dengan baik, kerjasama yang dilakukan dikemas
melalui gerakan yanga da di program Restu Ibu, yaitu:
3. Program bantuan keuangan desa untuk peningkatan pengadaan induk ayam buras petelur kepada keluarga balita gizi
buruk. Hal ini bertujuan untuk membantu menunjang gizi utama harian balita, agar tetap terjaga dengan
membudidayakan ayam di pekarang rumah balita gizi buruk.
4. Program orang tua asuh balita kurang gizi. Bertujuan untuk membantu memantau status gizi balita agar dapat
mencapai status gizi yang diingin dengan memberikan dukungan baik secara moril atau finansial.
5. Program peningkatan ketahanan pangan Kegiatannya dengan membagikan bibit sayuran siap buah yang digunakan
untuk menunjang asupan makan harian balita gizi buruk agar tetap terjaga.
6.Cara-cara Perbaikan Status Gizi
Pengaturan makanan adalah upaya untuk meningkatkan status gizi, antara lain menambah berat badan dan
meningkatkan kadar Hb. Berikut adalah pengaturan makanan yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi:
7.Kebutuhan energi dan zat gizi ditentukan menurut umur, berat badan, jenis kelamin, dan aktivitas;
8.Susunan menu seimbang yang berasal dari beraneka ragam bahan makanan, vitamin, dan mineral sesuai dengan
kebutuhan
9.Menu disesuaikan dengan pola makan;
10.Peningkatan kadar Hb dilakukan dengan pemberian makanan sumber zat besi yang berasal dari bahan makanan
hewani karena lebih banyak diserap oleh tubuh daripada sumber makanan nabati;
11.Selain meningkatkan konsumsi makanan kaya zat besi, juga perlu menambah makanan yang banyak mengandung
vitamin C, seperti pepaya, jeruk, nanas, pisang hijau, sawo kecik, sukun, dll.
Pencegahan Gizi Buruk
Pencegahan Gizi Buruk Upaya pencegahan kejadian gizi buruk pada balita perlu dilakukan sedini mungkin, berikut prinsip
secara umum dan sesuai usia balita. 1. Prinsip umum pencegahan gizi buruk:
a. Penyiapan kesehatan dan status gizi ibu hamil dilakukan sejak masa remaja dan selanjutnya saat usia subur.
• Menerapkan pola hidup sehat bergizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan gizi dan mencegah terjadinya Kekurangan
Energi Kronis (KEK).
• Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD).
• Mendapatkan konseling pranikah.
• Mencegah pernikahan dini dan kehamilan pada remaja.
• Meningkatkan kepesertaan Keluarga Berencana (KB).
• Menerapkan praktik higiene dan sanitasi personal serta lingkungan
b. Ibu hamil mendapat pelayanan antenatal care (ANC) terpadu berkualitas sesuai standar, penerapan standar pelayanan
minimal, deteksi dini dan penanganan adekuat, pola hidup sehat dan gizi seimbang termasuk konseling.
c. Peningkatan status gizi dan kesehatan, tumbuh kembang serta kelangsungan hidup anak melalui strategi Pemberian
Makan Bayi dan Anak (PMBA) yang dilakukan dengan praktik “Standar Emas Makanan Bayi dan Anak”.
Daftar pustaka
• Kode etik kedokteran indonesia. IDI. 2012
• Shah P, et al. Informed Consent. Treasure Island (FL): StatPearl Publishing; 2023 Jan. Available from : https://
www-ncbi nlm-nih-gov.translate.goog/books/NBK43082
• Fourianalistyawati, E. KOMUNIKASI YANG RELEVAN DAN EFEKTIF ANTARA DOKTER DAN PASIEN. Jurnal
Psikogenesis.2012; 1(1): 82-87
• Taslim, A. Sikap Seorang Muslim dalam Menghadapi Musibah. 2021. Available from : https://muslim.or.id/5026-
sikap-seorang-muslim-dalam-menghadapi-musibah.html
• Daryanto, et al. Pengaruh Kesehatan Spiritual thadap Kesehatan Mental Mahasiswa Stikes Mamba’ul Ulum
Surakarta.
• Supiyati, ilvi, seven stars doctor sebagai aplikasi internalisasi nilai-nilai islam dalan nilai kerja tenaga medis
indonesia. Paradigma jurnal multidipliner mahasoswa pascasarjana