Anda di halaman 1dari 13

Penggolongan Obat Psikotropika

Oleh :
Tim Dosen Farmakologi (RMIK-D3)
Tujuan Pembelajaran
• Tujuan Intruksional Umum
• Mahasiswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran diharapkan
mampu menjelaskan dan menganalisis penggolongan obat
psikotropika
• Tujuan Instruksional Khusus
• Mahasiswa akan mampu menjawab dan menjelaskan prinsip dalam
pemberian obat pada golongan psikotropika
• Mahasiswa akan mampu menjawab dan menjelaskan prinsip dalam
efek ditimbulkan obat golongan psikotropika
• Mahasiswa akan mampu menjelaskan dan menjawab dalam prinsip
pemberian obat golongan psikotropika
Apa saja yang akan dipelajari hari
ini???
1. Golongan psikotropika
2. Macam dan jenisnya
3. Indikasi dan kontraindikasinya
Golongan Obat Psikotropika
• Psikotropika adalah zat atau obat alami/sintetis bukan narkotik
berkhasiat psikoaktif dapat menyebabkan perubahan aktivitas mental
dan perilaku serta menimbulkan dependensi secara fisik dan psikis bila
tanpa pengawasan.
• Psikotropika dikenal dengan nama obat keras tertentu (OKT) karena
termasuk golongan obat keras, tetapi bedanya dapat mempengaruhi
aktifitas psikis baik mental maupun perilaku dan mempengaruhi SSP
(sistem saraf pusat).
• Golongan obat ini digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik yang
berpengaruh terhadap taraf kualitas hidup pasien.
• Logo obat jenis psikotropika sama dengan golongan obat keras, yaitu
lingkaran dengan dasar merah dan terdapat huruf K didalamnya.
Macam Obat Psikotropika

Neuroleptik
• menekan fungsi syaraf tertentu (major tranqulizer)
obat ini kadang disebut obat hipnotik atau
antipsikotik

Ataraktika / Anksiolitika
• atau minor tranqilizer digunakan untuk neuritis
seperti gelisah, takut, stress Kadang obat ini juga
disebut obat sedatif
4 golongan obat psikotropika
Psikotropika Golongan I
• Obat psikotropika golongan ini memiliki potensi sangat kuat untuk
menyebabkan adiksi atau ketergantungan.
• Golongan & Obatnya  Brolamfetamine (DOB) Contoh: Ekstasi MDA
(Methylendioxyamphetamine), Ekstasi MDMA (methylen dioxy
methamphetamini) dan Ekstasi MDEA (Methylen dioxy
ethylamphetamine), meskalin, LSD , psilosibin

Psikotropika Golongan II
• Obat psikotropika golongan dua memiliki potensi kuat menyebabkan
ketergantungan.
• Golongan & Obatnya  Amfetamina, Sekokarbital, methamfetamin yang
dikenal dengan nama Sabu-Sabu, deksamfetamin, Fenetilin
Psikotropika Golongan III
• Obat ini memiliki potensi sedang dalam menyebabkan
ketergantungan
• Contoh: Amobarbital, Pentobarbita, Flunitrazepam, siklobarbital

Psikotropika Golongan IV
• Obat ini memiliki potensi ringan dalam menyebabkan
ketergantungan.
• Contoh: Bromazepam, diazepam, klordiasepoksida, mephrobomat,
nitrazepam, klokzazolon, alpazolam, barbital, diazepam,
khlordizepokside, lorazepam, nitrazepam (pil BK), meprobamat
Penggolongan Psikotropika penggunaan
klinik  Antipsikosis (Neuroleptik)
• Psikotropika jenis ini yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta memiliki
potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan.
• Ciri obatnya :
• Berefek anti psikosis, yaitu mengatasi agresifitas, hiperaktivitas, dan
labilitas emosional pasien jiwa.
• Dosis besar tidak menyebabkan koma yang dalam ataupun anestesia
• Dapat menimbulkan gejala ektrapiramidel yang reversibel atau
ireversibel.
• Tidak ada kecenderungan untuk menimbulkan ketergantungan psiko
dan fisik.
Contoh obat2 Anstipsikosis
obat-obat dengan efek antipsikosis/neuroleptik terkuat
• pimozida, haloperidol, bromperidol, sulpiridi, perfenazin,
flufenazin, dan trifluoperazin.
• Sedangkan obat-obat dengan efek relative kurang kuat adalah
klorpromazin.

Antiansietas (Antineurosis/Tranquilizers)
• untuk pengobatan simtomatik penyakit psikoneurosis dan berguna
sebagai obat tambahan pada terapi penyakit somatik yang didasari
ansietas dan ketegangan mental
• antara lain: diazepam (chlordiazepoxide).
Antidepresian
• untuk mengatasi depresi mental yang terbukti dapat
menghilangkan/mengurangi depresi yang timbul pada beberapa jenis
skizofrenia
• Jenisnya: zimeldin, trazodon, fluvozamin dan fluoxentin, nomifensin,
serta maprotilin dan mianserin.
• Jenis lain adalah trisiklik (generik), MAO inhibitor, amitriptyline (nama
dagang).

Psikotogenik (Halusinogenik)
• Obat yang dapat menimbulkan kelainan tingkah laku, disertai halusinasi,
gangguan cara berpikir dan perubahan alam perasaan.
• Jenis obat halusinogen yang sering digunakan: LSD dan psilosibin
Obat Antidepresan  Untuk Efek Sedatif
• Semua antidepresi memiliki efek sedatif yang masing-masing bervariasi
kekuatannya.
• Efek sedatif adalah efek/gejala yang dapat berupa dystoria,gejala
penyakit parkison (tremor tangan, kakunya anggota gerak, muka seperti
topeng), dan akathisia (selalu ingin bergerak).
• Gejala-gejala ini disebabkan karena kurangnya dopamine pada otak.
• Golongan Obat Sedatif :
• Efek Sedatif Baik : Amitriptilin, doksepin, trimipramin, opipramol, dan mianserin.
Obat-obat ini layak digunakan pada depresi vital, kegelisahan dan agresi.
• Efek sedatif sedang. Imipramin, klomipramin, dibenzepin dan maprotilin.
• Efek sedatif ringan. Nomifensin, zimeldin, desipramin, dan protiptilin. Obat ini
lebih disukai pada depresi vital yang terhalang, dimana pasien sudah berada
dalam keadaan apatis termenung-menung.
Zat Adiktif Lain
Alkohol
• Alkohol merupakan sumber energi potensial dibandingkan dengan karbohidrat, karena 1g
alkohol dapat menghasilkan 9 kkal (karbohidrat hanya 4,2 kkal).
• Akibat penggunaan alkohol yang tidak terkontrol antara lain: ketergantungan, pola makan
tidak teratur, peradangan dan pendarahan usus, kekurangan vitamin, kekebalan tubuh
menurun, hepatitis, denyut jantung tidak teratur, dan kerusakan otak.
• Bahaya alkohol akan meningkat jika alkohol yang diminum adalah ilegal yang bisanya
berfungsi sebagai antiseptik.
• Umumnya alkohol antiseptik mengandung metanol yang jika dikonsumsi dapat menimbulkan
kebutaan

Pelarut Organik
• Pelarut organik adalah zat yang mudah menguap pada temperatur kamar, berupa produk
kimiawi rumah tangga sebagai pelarut/inggridiens
• Contoh: lem, cairan pembersih, cairan poles, tinner, cat, minyak petrolium.
• Menghirup uap pelarut organik menyebabkan efek high yag memicu kerusakan mukosa
hidung, bronkus, hepatitis dan gagal ginjal
Next ????

•Berlanjut di Pertemuan berikutnya....


•Anda sekarang latihan soal dulu ya.......

Anda mungkin juga menyukai