Anda di halaman 1dari 22

KONSEP GANGGUAN SISTEM

MUSKULOSKELETAL
OSTEOPOROSIS

1
Tujuan Belajar
1. Menjelaskan patofisiologi, manifestasi klinik, dan
komplikasi berbagai gangguan muskuloskletal;
siosteoporos
2. Menyebutkan tindakan kolaboratif ; tes
diagnostik/ medikasi osteoporosis
3. Menjelaskan implikasi keperawatan tindakan/
pembedahan berhubungan dengan osteoporosis
4. Memahami asuhan keperawatan pasien dengan
osteoporosis

2
The Artery

3
The Nerve

4
Dissections

5
Deep
Dissection

6
7
8
Osteocyte and Haversian canal:
 Osteocyte "bone cells", are
embedded within the solid
calcium phosphate matrix
of solid bone.
 To sustain life and perform
their functions, need access
to blood vessels to obtain
nutrients and excrete waste.
 Access to nutrients is
provided by microscopic
channels called Haversian
Canals.
 Each canal contains blood
vessels and a nerve

9
Neuromuscular junction

10
Osteoporosis

Osteoporosis adalah gangguan metabolisme


tulang dengan karakteristik berkurangnya
massa tulang
Osteoporosis lebih sering disebabkan oleh
proses penuaan

11
Faktor risiko:

Unmodifiable Modifiable
 Umur  Defisiensi kalsium
 Wanita,  Defisiensi estrogen
 Ras  Merokok
 Genetik  konsumsi alkohol
 Gangguan endokrin  medikasi

12
Patofisiologi
 Ketidakseimbangan aktivitas osteoblast/
osteoclast
 Hingga usia 35 tahun merupakan peak bone
mass  setelah itu terjadi penyusutan tulang
(0,3-0,5%/ tahun)
 Penyusutan tulang diperparah oleh diet
rendah kalsium dan vitamin D
 Osteoporosis menyebabkan penipisan bagian
korteks tulang  fraktur

13
PATOFLOW

14
Manifestasi klinik
 Berat badan menurun
 Kurva tulang belakang meningkat
 Low back pain
 Fraktur; forearm, hip dan spine
 Vertebral body colaps  nyeri, dorsal
kyposis, cervical lordosis

15
Komplikasi
 Fraktur merupakan komplikasi utama
 Fraktur terjadi spontan atau saat
melakukan aktivitas
 Nyeri persisten & perubahan postur
mengakibatkan hambatan melakukan
aktivitas (ADLs)

16
Tes diagnostik
 X-ray  gambaran struktur tulang (tidak
tampak jika penyusutan massa tulang < 30%)
 Dual energy X-ray absorptiometry (DEXA) 
akurat untuk mengukur kepadatan tulang;
spine dan hip.
 Ultrasound  untuk screening
 Alkaline phospatase (AST) meningkat jika
terjadi fraktur
 Serum bone Gla-protein (osteocalcin) 
aktivitas osteoclast untuk evaluasi tindakan

17
Medikasi
 Estrogen replacement therapy  mengurangi
penyusutan tulang, meningkatkan kepadatan tulang,
menurunkan risiko fraktur pada post menopause
 Alendronate (fosamax), risedronate (actonel), dan
etidronate (didronel) merupakan golongan
biphosponate  menghambat resorbsi tulang
Implikasi bagi perawat:
Larutkan pramidonate dalam 1000ml D5W/ normal
saline; infus > 4jam, Tidak dianjurkan bagi pasien
dengan insufisiensi ginjal, Monitor tanda
thrombophlebitis

18
Medikasi …
 Calcitonin (Miacalcin)  hormon untuk
meningkatkan pembentukan tulang dan
mengurangi resorbsi tulang. Diberikan mlli
nasal spray/ parenteral.
Implikasi bagi perawat:
Dapat menyebabkan reaksi anafilaktik 
observasi kondisi pasien setelah 20 menit
pemberian. Efek samping; mual, muntah,
anoreksia, sering kencing.
 Sodium fluoride  stimulasi aktivitas
osteoblast
19
Nursing care
Health-seeking behaviors
 Kaji kebiasaan pasien; diet, latihan, merokok,
minum alkohol
 Ajarkan pentingnya mengkonsumsi kalsium
yang adekuat
19-50 tahun = 1000mg/ hari
51-64 tahun = 1200mg/ hari
≥ 65 tahun = 1500 mg/ hari
 Diskusikan pentingnya weight bearing
exercise, menghindari merokok/ alkohol
 Evaluasi nilai kepadatan tulang secara teratur
20
Nursing care…
Risiko cedera
 Upayakan tindakan keselamatan bagi pasien
seperti; tempat tidur yang rendah, pegangan
di tangga, cahaya yang cukup di kamar
mandi.
 Anjurkan pasien lansia menggunakan alat
bantu berjalan, sepertI; stik, canes
 Ajarkan pasien tentang keselamatan,
menghindari risiko terjatuh
 Monitor obat-obatan pasien
21
TERIMAKASIH

22

Anda mungkin juga menyukai