Anda di halaman 1dari 11

 Apa yang dimaksudkan dengan kemitraan?

 Bagaimana menentukan pelaku untuk dijadikan


mitra?
 Apa bentuk kemitraan yang dapat dilakukan
(bentuk yang paling dasar sampai dengan yang
advanced/ lembaga keuangan)?
 Bagaimana mengidentifikasi kompetensi yang
diperlukan jika Asosiasi ingin bermitra?
Kemitraan dalam pembangunan merujuk kepada kegiatan-kegiatan
pembangunan dengan dukungan pelaku-pelaku dari berbagai
kepentingan atau sumberdaya, baik di tingkat lokal maupun nasional
(UNESCO, 2005)

Kemitraan adalah kesepakatan untuk melakukan tindakan bersama


yang:
•memberikan manfaat luas serta membawa hasil yang tidak dapat

dicapai jika hanya dilakukan satu pihak saja; dan


•mengurangi duplikasi kegiatan

Kemitraan yang sukses membawa dampak positif dan efektif karena


adanya penggunaan sumberdaya secara bersama, mempromosikan
inovasi, dan melibatkan komitmen kuat dari setiap mitranya (OECD)
Adalah hubungan kemitraan antara dua pihak
atau lebih untuk saling membantu dalam
memenuhi kebutuhan pihak yang bermitra
 Lebih bersifat jangka panjang bukan sekedar
hubungan sesaat oleh sebab tujuan-tujuan
yang ingin dicapai biasanya lebih mendasar

 Lebih di fokuskan pada pemecahan persoalan


bersama untuk mencapai tujuan bersama
bukan sekedar menjual suatu produk (barang
atau jasa)
 Didasarkan atas nilai-nilai luhur seperti
lazimnya suatu kerjasama seperti kejujuran,
keterbukaan, saling percaya, saling
memperhatikan, kesetaraan, dsb.

 Saling bergantung dimana tiap pihak sesuai


peran dan fungsi masing-masing saling
membutuhkan dan dibutuhkan agar tercapai
tujuan bersama
 P = Partisipasi dan tepat waktu/punctual
Partisipasi (Participation)
Semua pihak memiliki kesempatan yang sama
untuk menyatakan pendapat, memutuskan hal-hal
yang langsung menyangkut nasibnya dan
bertanggung jawab atas semua keputusan yang telah
disepakati bersama

 A = Akseptasi/acceptable dan bertanggung jawab


atau dapat diandalkan atau bersifat tanggung
gugat/accountable
Kehadiran tiap pihak harus diterima oleh pihak lain
apa adanya dan dalam kesetaraan.
 C = komunikasi/communication dan mau meleburkan diri
menjadi satu kesatuan/collaboration masing-masing pihak
harus mau dan mampu mengomunikasikan dirinya beserta
rencana kerjanya, sehingga dapat dilakukan koordinasi
dan sinergi

 T = Percaya/trust dan berani bersikap terbuka/transparent


artinya masing-masing pihak harus dapat mempercayai
dan dipercaya atau saling percaya

 S = Berbagi/share dan penyerahan/submit (put under


control of another) masing-masing harus mampu
membagikan diri dan miliknya (time, treasure and talents)
untuk mencapai tujuan bersama
 Untuk mencapai sasaran peningkatan akses pelayanan air
minum dan sanitasi sebagaimana tertuang dalam target
Nasional maupun MDG 2015, diperlukan investasi sangat
besar  sementara kapasitas investasi Pemerintah terbatas
 Intervensi dari Pamsimas hanya stimulan  tidak bisa
menyelesaikan seluruh persoalan ketersediaan AMPL
 Pergeseran posisi pelaku utama  masyarakat tidak hanya
menjadi penerima tetapi pelaku utama sektor AMPL
 Keterbatasan sumberdaya di semua pihak  kerjasama
memungkinkan adanya ‘pooling resources ‘(fund, technical
assistance, etc.)
 Mendukung realisasi PJM Proaksi/RPJM Desa
 Memperbesar peluang (dengan penggabungan
kekuatan masing-masing pihak dari Pemerintah,
perusahaan, LSM, perguruan tinggi dan
masyarakat, dll.) dalam menyelesaikan persoalan
ketersediaan layanan AMPL di Desa lokasi
Pamsimas
 Membangun kapasitas Asosiasi Pengelola SPAMS
Perdesaan, LKM dan BP SPAMS dalam
mengembangkan kerjasama/ kemitraan dengan
pihak-pihak yang peduli pada
pembangunan/pelayanan AMPL
 Pelaku kemitraan mempunyai agenda
pembangunan yang sama, sebagian atau
seluruhnya
 Ada deskripsi mengenai peran dan tanggung-

jawab setiap mitra


 Kesepakatan awal mengenai ukuran kinerja
• Mitra tidak mempunyai nilai dan kepentingan yang sama
• Tidak mampu untuk berbagi resiko, tanggung jawab,
akuntabilitas atau manfaat
• Tidak seimbang dalam mengakses sumberdaya (informasi,
keuangan, dll) yang berdampak kepada pengambilan keputusan
• Salah satu mitra lebih “berkuasa” atau “dominan”
• Ada motivasi tertentu yang tidak disampaikan kepada mitra
lainnya
• Kemitraan dibangun hanya untuk memunculkan “keberadaan”
lembaga  istilanya adalah “absen”
• Mitra tidak mempunyai kapasitas untuk mengidentifikasi
masalah atau menyelesaikan potensi konflik
• Mitra tidak dipilih dengan hati-hati.

Anda mungkin juga menyukai