Anda di halaman 1dari 27

Infeksi Saluran Nafas

Bawah (Bronkitis Akut,


Bronkiolitis, Pneumonia,
dan Abses Paru)

Oleh: dr. Gina Puspita,M.Sc,Sp.A


ANATOMI

• Sistem Respirasi dibagi menjadi 2 yaitu


bagian atas dan bawah
• Pemisahan bagian atas dan bawah
dibagi oleh kartilago krikoid
• Sistem Respirasi Bagian Atas terdiri
dari:
 Sinus Paranasal, Kavitas Nasi, Tonsil,
Faring, Tuba Eustasius, Laring
• Sistem Respirasi Bagian Bawah
 Trachea, Bronkus, Bronkiolus, Kapiler
Alveolus
ANATOMI

• Trachea pada anak memiliki


ukuran panjang ± 6 cm dan
diameter 5x10 mm lebih
pendek dan kecil
dibandingkan pada dewasa.
• Kartilago hialin pada anak
lebih sedikit dibandingkan
dewasa

• Bronkus utama dibagi


menjadi 2 yaitu kanan dan
kiri
• Bronkus kanan
membentuk garis lurus
dengan trakea  benda
asing/infeksi akan lebih
mudah masuk. Bronkiolus tidak memiliki kartilago, Bronkiolus respiratory
• Bronkus kiri lebih panjang mukosa kaya akan pembuluh darah, akan terbagi menjadi 2-
dan memiliki cincin tulang hanya sedikit sekresi mucus sehingga 11 ductus alveolaris
rawan lebih banyak. pergerakkan mukosiliar tidak baik
ANATOMI
Infeksi Saluran Nafas Bawah

Definisi:
 Inflamasi dari jaringan airway atau paru akibat infeksi virus
ataupun bakteri dibawah organ laring
Bronkitis Akut

• Bronkitis akut adalah proses inflamasi yang mengenai trakea, bronkus utama dan menengah yang bermanifestasi
sebagai batuk dengan atau tanpa dahak yang berlangsung kurang dari 2 minggu.

• Penyebab utama:
 Infeksi virus : Rhinovirus, RSV, virus Influenza, virus Parainfluenza, Adenovirus, dan Paramyxovirus
 Infeksi bakteri: Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenza, dan Mycoplasma pneumoniae. Pada
anak-anak yang tidak diimunisasi, infeksi Bordetella pertussis dan Corynebacterium diphtheriae.
Bronkitis Akut
Bronkitis Akut

• Tanda dan Gejala:


 Gejala utama: hidung tersumbat, rhinorrea, faringitis
 Batuk biasanya muncul 3–4 hari setelah rinitis. Gejala batuk
diawali kering kemudian produktif. Kadang diikuti nyeri dada
 Suara auskultasi dada biasanya tidak khas pada stadium awal.
Bila batuk semakin progresif  ronki, wheezing, ataupun suatu
kombinasi.
Hasil pemeriksaan radiologis biasanya normal atau didapatkan
peningkatan corakan bronkial.
Bronkitis Akut

• Pemeriksaan Penunjang :
 Tidak membutuhkan pemeriksaan yang spesifik kecuali adanya
bukti mengarah ke infeksi bacterial
• Penegakkan Diagnosis:
 Dibuat berdasarkan klinis dengan adanya batuk dengan atau
tanpa dahak. Tanpa tanda klinis pneumonia.
• Tatalaksana :
 Terapi simptomatik saja
 Antibiotik: bila terbukti adanya infeksi bakteri.
 B2 agonist: bila didapatkan wheezing pada auskultasi
Bronkiolitis Akut

• Bronkiolitis adalah proses inflamasi yang terjadi pada bronkiolus.

• Penyebab utama:
 Infeksi virus :RSV (95%), Adenovirus, virus Influenza, virus Parainfluenza, Rhinovirus, dan Mikoplasma
 Belum ada bukti akibat infeksi bakteri

• Bronkiolitis paling sering terjadi pada usia 2–24


bulan, puncaknya pada usia 2–8 bulan. Anak
dibawah 2 tahun (95%) rerata usia 1 tahun (75%)
Bronkiolitis Akut
Bronkiolitis Akut

• Tanda dan Gejala:


 Gejala awal berupa pilek ringan, batuk, dan demam. Berlanjut menjadi sesak napas.
 Pemeriksaan fisis : takipnea, takikardi, dan demam
 Auskultasi : gejala ekspirasi memanjang hingga wheezing disertai retraksi intercostal dan nafas cuping hidung.

• Radiologi : hyperinflation, atelectasis, and peri-bronchial cuffing


• Tatalaksana:
 Simptomatik
 Suplementasi oksigen
 Hidrasi yang cukup
Pneumonia

• Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang


meliputi alveolus dan jaringan interstisiil (ductus
alveolus,saccus alveolus)
Pneumonia

Penyebab utama:
Pneumonia

Patofisiologi :
Pneumonia
Pneumonia

Pemeriksaan Penunjang :

• Darah Rutin
 Leukositosis dengan dominasi netrofil (pneumonia bakteri).
 Laju endap darah (LED) dan C reaktif protein tidak khas
• Pemeriksaan sputum kurang berguna,karena tidak mudah
mendapatkan sputum pada bayi dan anak,dan hasil pemeriksaan
sputum tidak selalu menggambarkan kuman penyebab
pneumonia.
• Kultur darah jarang positif hanya positif pada sekitar 10-30% saja.
Pneumonia
Pneumonia

Tatalaksana
Abses Paru

Abses Paru adalah : Prosesinfeksi paru supuratif yang menimbulkan


destruksi parenkim dan pembentukan satu atau lebih
kaviti yang mengandung pus dalam parenkim paru
pada satu lobus atau lebih

Penyebab Abses Paru:


- Aspirasi Pneumonia
- Obtruksi bronkus oleh benda asing, tumor dan sekret atau
mucus
- Pneumonia bakterial dengan emboli paru atau infark paru,
- Trauma toraks
- Infeksi dari proses subdiafragma (jarang).
Abses Paru

Kuman Penyebab Abses Paru yang paling sering:


 stafilokokus aureus
Kuman Lain yang juga dapat menyebabkan Abses Paru:
 haemofilus influenza, klebsiella pneumonia dan pseudomonas
aeruginosa
Abses Paru
Abses Paru

Pada pemeriksaan fisik ditemukan:


 Tanda Klinis: anemis, toksik, demam, sputum, purulent den
busuk berwarna kecoklatan. Bila sputum
diendapkan tampak 3 lapis. busa, cairan dan bagian
padat paling bawah.
- Pemeriksaan fisik : redup dangan suara napas bronkial,
krepitasi dan “pleural friction" di daerah abses
Abses Paru
Abses Paru
Abses Paru

Tatalakasana
 Antibiotikan: sefalosporin generasi pertama atau kedua ataupun
klindamisin (Stafilokokus Aureus).
Aminoglikoside atau sefalosporin (bakteri gram negative)
Antibiotik pada abses paru dapat diberikan selama 2-4 minggu.

 Tindakan Bedah: Torakostomi untuk anak yang tidak resonsif


dengan pengobatan antibiotik, juga dianjurkan
pada abses yang telah berlangsung lebih dari 3
bulan, anak dengan hemoptisis yang mengancam
jiwa serta nekrosis paru masif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai