Anda di halaman 1dari 50

MASALAH DAN JUDUL

PENELITIAN KUALITATIF
MASALAH PENELITIAN
MASALAH PENELITIAN
1. Dapat berubah dalam proses
penelitian
2. Rancangan tetap diperlukan
3. Proses atau dinamika, bukan hasil
4. Keunikan
5. Pertanyaan “mengapa”
DAPAT BERUBAH
DAPAT BERUBAH
• Rancangan penelitian kualitatif bersifat
tentatif
• Tidak semua kenyataan di lapangan dapat
dibayangkan saat merencanakan sebelum
melakukan penelitian
• Kenyataan di lapangan bisa berubah setelah
melakukan penelitian
• Ketika kenyataan di lapangan berbeda
dengan saat merencanakan penelitian, maka
penelitian harus berubah
PERLU RANCANGAN
UNTUK APA RANCANGAN

•Meski bersifat tentatif, rancangan tetap


diperlukan
•Rancangan diperlukan agar penelit
mempunyai fokus penelitian
•Fokus : awalnya luas – setelah
hubungan diketahui dari lapangan –
dipersempit.
MERUPAKAN PROSES
PROSES

• Penelitian kualitatif mempersoalkan proses,


dinamika, interaksi dan aktivitas, bukan hasil
• Hasil menjadi ranah penelitian kuantitatif
• Misalnya : penelitian tentang hasil belajar
merupakan kajian penelitian kuantitatif.
Kajian dalam penelitian kualitatif adalah
tentang pembelajaran.
KUALITATIF = KEUNIKAN
UMUM = KUANTITATIF,
UNIK = KUALITATIF
Sekolah Kualitas Prestasi Penelitian
input belajar
1 Tinggi Tinggi
Kuantitatif
Rendah Rendah

2 Tinggi Rendah Kualitatif

3 Rendah Tinggi Kualitatif


CONTOH KASUS 1
Hubungan antara status ekonomi dengan partisipasi pendidikan
No Status ekonomi (X) Partisipasi pendidikan (Y)
1 80 70
2 85 78
3 70 65
4 90 40
5 60 56
6 75 60
7 65 55
8 45 90
9 75 70
10 50 50
KUANTITATIF = HUKUM UMUM
• Pada 10 responden, apakah ada hubungan antara status
ekonomi dengan partisipasi pendidikan?
• Misal r hitung = 0,83; r tabel = 0,35 pada tingkat
kesalahan 5%, maka terdapat hubungan positif antara
status ekonomi dengan partisipasi pendidikan. Artinya
semakin tinggi status ekonomi, semakin tinggi partisipasi
pendidikan dan semakin rendah status ekonomi,
semakin rendah partisipasi pendidikan, taraf keyakinan
95%.
• Responden 4 dan 8 tidak mengikuti pola tersebut.
• Meski 2 responden tidak sesuai pola, tapi sebagian
besar atau pada umumnya mengikuti pola.
• Penelitian kuantitatif mengejar hukum umum.
KUALITATIF = MEMAHAMI
KEUNIKAN
•Kualitatif = memahami keunikan
Responden 4, status ekonomi tinggi tapi
partisipasi pendidikan rendah.
Mengapa? Dalami secara kualitatif

•Kualitatif = memahami keunikan


Responden 8, status ekonomi rendah
tapi partisipasi pendidikan tinggi.
Mengapa? Dalami secara kualitatif
CONTOH KASUS 2
Perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan metode
pembelajaran aktif dengan metode pembelajaran konvensional

Pembelajaran aktif Pembelajaran konvensional


No Hasil belajar No Hasil belajar
A1 85 B1 70
A2 45 B2 75
A3 80 B3 68
A4 75 B4 73
A5 90 B5 50
A6 85 B6 65
A7 80 B7 90
A8 88 B8 50
A9 85 B9 55
A10 87 B10 40
Rata-rata 80,00 Rata-rata 63,60
KUANTITATIF = HUKUM UMUM
• Pada seluruh responden, apakah hasil belajar siswa yang
diajar menggunakan metode pembelajaran aktif lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar
menggunakan pembelajaran konvensional?
• Secara keseluruhan rata-rata hasil belajar siswa yang
diajar menggunakan metode pembelajaran aktif = 80,00
> pembelajaran konvensional = 63,60.
• Misal t hitung = 0,83; t tabel = 0,35 pada tingkat
kesalahan 5%, maka hasil belajar antara siswa yang
diajar menggunakan metode pembelajaran aktif lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar
menggunakan metode pembelajaran konvensional, taraf
keyakinan 95%.
KUANTITATIF = HUKUM UMUM
• Responden A2 tidak sesuai pola karena mendapat
pembelajaran aktif tapi hasil belajar rendah = 45.
• Responden B7 tidak mengikuti pola karena mendapat
pembelajaran konvensional tapi hasil belajarnya tinggi =
90.
• Meski 2 responden tidak sesuai pola (A2 dan B7), tapi
sebagian besar atau pada umumnya (rata-rata)
mengikuti pola (hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan metode pembelajaran aktif lebih tinggi
secara signifikan dibanding siswa yang diajar
menggunakan metode pembelajaran konvensional).
• Penelitian kuantitatif mengejar hukum umum.
PERTANYAAN MENGAPA
PERTANYAAN MENGAPA

• Konsekuensi dari keunikan dalam penelitian


kualitatif
• Ada pertanyaan “mengapa”
JUDUL : PELAKSANAAN MBS DI
SEKOLAH X
BUKAN KUALITATIF PENELITIAN KUALITATIF
PERTANYAAN :  Pengantar : Sudah melaksanakan
 Bagaimana penerapan MBS di MBS, seharusnya mutu bagus, tapi
sekolah X? (bukan masalah) mutu sekolah tetap rendah
 Pertanyaan : Mengapa sudah
melaksanakan MBS mutu tetap
rendah? (masalah)
JAWABAN : DATA :
Penerapan MBS di sekolah X dilakukan Penerapan MBS di sekolah X dilakukan
dengan : dengan :
Kepala sekolah mengajak komite Kepala sekolah mengajak komite
untuk mengambil keputusan untuk mengambil keputusan
Ada pertemuan berkala dengan orang Ada pertemuan berkala dengan orang
tua atau wali tua atau wali
Keputusan-keputusan diambil secara Keputusan-keputusan diambil secara
musyawarah. musyawarah.
JUDUL : PELAKSANAAN MBS DI
SEKOLAH X
BUKAN KUALITATIF PENELITIAN KUALITATIF
JAWABAN :
Penerapan MBS di sekolah X tidak
dapat berhasil karena :
Kultur masyarakat yang inisiatifnya
rendah
Orang tua kurang peduli
Anak punya nilai investasi
Orang merasa tidak lagi bertanggung
jawab setelah menyekolahkan
Orang tua habis waktu untuk bekerja
Komite sekedar formalitas
JUDUL : PELAKSANAAN EVALUASI BERBASIS DI
KELAS X
BUKAN KUALITATIF PENELITIAN KUALITATIF
PERTANYAAN :  Pengantar : Sudah melaksanakan evaluasi
 Bagaimana pelaksanaan evaluasi berbasis berbasis kelas, seharusnya prestasi
kelas di sekolah X ? (bukan masalah) belajar makin baik, tapi prestasi belajar
tetap rendah
 Pertanyaan : Mengapa sudah
melaksanakan evaluasi berbasis kelas
prestasi belajar tetap rendah? (masalah)
JAWABAN : DATA :
Pelaksanaan evaluasi berbasis kelas di kelas X Pelaksanaan evaluasi berbasis kelas di kelas X
adalah : adalah :
Setiap tengah semester ada mid semester Setiap tengah semester ada mid semester
Setiap akhir semester ada ujian aklhir Setiap akhir semester ada ujian aklhir
semester semester
Ujian ada yang tulis, ada yang lisan. Ujian ada yang tulis, ada yang lisan.
Guru menuliskan hasil dalam rapor Guru menuliskan hasil dalam rapor
Soal berbentuk esai dan objektif. Soal berbentuk esai dan objektif.
Pada akhir semester rapor dibagikan, yang Pada akhir semester rapor dibagikan, yang
mengambil harus orang tuanyan sendiri. mengambil harus orang tuanyan sendiri.
JUDUL : PELAKSANAAN EVALUASI BERBASIS DI
KELAS X

BUKAN KUALITATIF PENELITIAN KUALITATIF


JAWABAN :
Evaluasi berbasis kelas di kelas X tidak
berhasil karena :
Guru kehabisan waktu untuk menyusun
program evaluasi
Siswa tidak pernah siap setiap kali dilakukan
evaluasi karena orang tua tidak memberikan
bimbingan belajar di rumah
Evaluasi berbasis kelas hanya dilakukan
untuk memenuhi kewajiban administrasi.
Energi guru habis tersita untuk
mengadministrasikan hasil evaluasi.
JUDUL : PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIF PADA
KELAS X
BUKAN KUALITATIF PENELITIAN KUALITATIF
PERTANYAAN :  Pengantar : Sudah melaksanakan
 Bagaimana penerapan pembelajaran aktif pembelajaran aktif, seharusnya antusiasme
di kelas X? (bukan masalah) siswa tinggi, tapi antusiasme tetap rendah
 Pertanyaan : Mengapa sudah
melaksanakan pembelajaran aktif
antusiasme siswa tetap rendah? (masalah)
JAWABAN : DATA :
Pelaksanaan pembelajaran aktif di kelas X Pelaksanaan pembelajaran aktif di kelas X
adalah: adalah:
 Siswa yang lebih aktif  Siswa yang lebih aktif
 Guru memulai dengan membaca basmalah  Guru memulai dengan membaca basmalah
bersama bersama
 Guru meminta siswa memimpin berdoa  Guru meminta siswa memimpin berdoa
 Guru menerangkan materi sebelumnya  Guru menerangkan materi sebelumnya
 Guru hanya memberikan pengantar  Guru hanya memberikan pengantar
 Guru mengabsen kehadiran siswa sebelum  Guru mengabsen kehadiran siswa sebelum
pembelajaran dimulai. pembelajaran dimulai.
 Guru menggunakan metode card short  Guru menggunakan metode card short
 Guru meringkas keseluruhan materi  Guru meringkas keseluruhan materi
JUDUL : PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIF
PADA KELAS X

BUKAN KUALITATIF PENELITIAN KUALITATIF


JAWABAN :
Pembelajaran aktif di kelas X tidak berhasil
karena :
Kultur masyarakat yang tidak terbiasa
mengekspresikan pikirannya
Keluarga dan masyarakat tidak
memberikan persiapan yang dibutuhkan
sebagai prasyarat pembelajaran aktif
Masyarakat tidak membiasakan anak untuk
menyatakan pendapat
Anak dibesarkan dalam kondisi yang tidak
memberikan kesempatan berlatih
menyatakan ide dan pikirannya.
MASALAH DAN JUDUL
Kuantitatif vs Kualitatif
KUANTITATIF VS KUALITATIF
Kuantitatif Kualitatif
Latar Umumnya ada hubungan Terdapat keluarga yang
belakang antara kemampuan ekonomi mempunyai kemampuan
dengan partisipasi pendidikan. ekonomi yang tinggi tapi tidak
Semakin tinggi kemampuan menyekolahkan anaknya
ekonomi, semakin tinggi tinggi
partisipasi pendidikan, dan
sebaliknya.
Judul Hubungan antara kemampuan Partisipasi pendidikan pada
ekonomi dengan partisipasi anak keluarga pengusaha
pendidikan

Masalah Apakah terdapat hubungan Mengapa terdapat keluarga


antara kemampuan ekonomi yang mempunyai
dengan partisipasi pendidikan? kemampuan ekonomi tinggi
tidak menyekolahkan
anaknya tinggi?
KUANTITATIF VS KUALITATIF
Kuantitatif Kualitatif
Latar Umumnya kemandirian Terdapat anak yang diajar
belakang berhubungan dengan pola dengan cara otoriter tapi
pembelajaran. Anak yang diajar tumbuh menjadi anak
dengan cara “serba boleh” lebih yang mandiri.
mandiri dibanding yang diajar
secara otoriter.
Judul Perbedaan kemandirian antara Pembelajaran di sekolah X
anak yang diajar dengan cara untuk menanamkan
“serba boleh” dengan anak yang kemandirian.
diajar secara otoriter.
Masalah Apakah kemandirian anak yang Mengapa anak yang diajar
diajar dengan cara “serba boleh” dengan cara otoriter
lebih tinggi dibandingkan dengan dapat tumbuh menjadi
anak yang diajar secara otoriter? anak yang mandiri?
KUANTITATIF VS KUALITATIF
Kuantitatif Kualitatif
Latar Umumnya ada hubungan Terdapat lembaga yang rata-
belakang terbalik antara pengetahuan rata pengetahuan agama
agama dengan perilaku anggotanya tinggi tapi
korupsi. Semakin tinggi perilaku korupsinya juga
pengetahuan agama, semakin tinggi.
rendah perilaku korupsi, dan
sebaliknya.
Judul Hubungan antara pengetahuan Perilaku korupsi pada
agama dengan perilaku korupsi lembaga X.

Masalah Apakah terdapat hubungan Mengapa perilaku korupsi di


negatif antara pengetahuan lembaga X tinggi padahal
agama dengan perilaku rata-rata pengetahuan agama
korupsi? anggotanya tinggi?
KUANTITATIF VS KUALITATIF
Kuantitatif Kualitatif
Latar Umumnya ada hubungan Terdapat guru yang tingkat
belakang antara tingkat pendidikan pendidikannya tinggi tapi
dengan profesionalisme profesionalismenya
guru. Semakin tinggi tingkat rendah
pendidikan, semakin tinggi
profesionalisme guru, dan
sebaliknya.
Judul Hubungan antara tingkat Profesionalisme guru
pendidikan dengan lulusan S2.
profesionalisme guru
Masalah Apakah terdapat hubungan Mengapa profesionalisme
antara tingkat pendidikan guru masih rendah
dengan profesionalisme walaupun telah lulus S2?
guru?
KUANTITATIF VS KUALITATIF
Kuantitatif Kualitatif
Latar Umumnya jumlah siswa sekolah Terdapat madrasah
belakang umum lebih banyak yang jumlahnya
dibandingkan dengan siswanya lebih banyak
madrasah. Hal itu disebabkan dari rata-rata jumlah
kekhawatiran orang tua bahwa siswa sekolah umum.
anaknya tidak menjadi pintar
dengan belajar di madrasah.
Judul Perbedaan jumlah siswa antara Partisipasi masyarakat
sekolah umum dengan untuk belajar di
madrasah di Kabupaten X. madrasah A.
Masalah Apakah jumlah siswa sekolah Mengapa jumlah siswa
umum lebih banyak madrasah A lebih
dibandingkan dengan madrasah banyak dibanding rata-
di Kabupaten X? rata sekolah umum?
KUANTITATIF VS KUALITATIF
Kuantitatif Kualitatif
Latar Umumnya sekolah yang Terdapat sekolah
belakang menerapkan MBS lebih produktif yang menerapkan
dibandingkan dengan sekolah MBS tapi tidak
yang menerapkan manajemen produktif
konvensional.
Judul Perbedaan produktivitas antara Pelaksanaan MBS di
sekolah yang menerapkan MBS sekolah X.
dengan yang menerapkan
manajemen konvensional.
Masalah Apakah sekolah yang Mengapa sekolah
menerapkan MBS lebih produktif tidak produktif
dibandingkan sekolah yang walaupun telah
menerapkan manajemen menerapkan MBS?
konvensional?
SEHARUSNYA VS SENYATANYA =
keunikan, kesenjangan, masalah
KEUNIKAN DAN KEBUDAYAAN
No Seharusnya Senyatanya Masalah (kebudayaan)
(umumnya) (keunikan)
1 Umumnya Penggunaan Pembelajaran bukan
penggunaan metode metode hanya masalah
pembelajaran aktif pembelajaran pedagogis, tapi juga
menghasilkan prestasi aktif pada masalah kebudayaan.
belajar bagus, karena sekelompok Metode pembelajaran
siswa diberi siswa tertentu aktif tidak cocok
kesempatan memberikan digunakan pada
membangun sendiri hasil yang jelek. sekelompok siswa yang
pengetahuannya. memiliki kebudayaan
Pengetahuan yang tertentu. Ada masalah
dibangun sendiri kebudayaan yang harus
memberikan kesan dipahami dengan
yang kuat dalam mendalam secara
jangka panjang kualitatif
KEUNIKAN DAN KEBUDAYAAN
No Seharusnya Senyatanya Masalah (kebudayaan)
(umumnya) (keunikan)
2 Umumnya Sekolah Pendidikan bukan hanya
penggunaan tertentu masalah pedagogis
kurikulum menerapkan (kurikulum), tapi juga
berbasis KBK tapi masalah kebudayaan.
kompetensi hasilnya KBK adalah kurikulum
menghasilkan buruk yang baik tapi tidak
prestasi belajar sesuai untuk sekolah
yang baik, karena yang memiliki
kompetensi yang kebudayaan tertentu.
dihasilkan lebih Ada masalah
bermakna dalam kebudayaan yang harus
kehidupan. dipahami dengan
mendalam secara
KEUNIKAN DAN KEBUDAYAAN
No Seharusnya Senyatanya Masalah (kebudayaan)
(umumnya) (keunikan)
3 Umumnya Terdapat Putus SD bukan hanya
anak yang beberapa masalah ekonomi, tapi juga
putus SD anak putus masalah kebudayaan.
berasal dari SD tidak Umumnya anak putus SD
keluarga berasal dari berasal dari keluarga miskin,
miskin. keluarga tapi tidak pada keluarga
miskin yang diteliti. Hal ini dapat
diketahui secara mendalam
dengan melakukan
penelitian kualitatif
KEUNIKAN DAN KEBUDAYAAN

No Seharusnya Senyatanya Masalah


(umumnya) (keunikan) (kebudayaan)
4 Umumnya pada Keluarga X Konsumsi hidup
masa krisis, konsumsinya itu bukan hanya
keluarga justru naik masalah ekonomi,
mengurangi pada saat tapi ada masalah
konsumsi untuk krisis kebudayaan. Ada
dapat bertahan masalah
dalam keadaan kebudayaan yang
krisis. harus dipahami
dengan mendalam
secara kualitatif.
KEUNIKAN DAN KEBUDAYAAN
No Seharusnya (umumnya) Senyatanya Masalah (kebudayaan)
(keunikan)
5 Umumnya sekolah Pegawai di Kualitas kinerja
tidak dapat terjaga sekolah X pegawai bukan hanya
kualitas kinerjanya kualitas masalah
ketika pimpinan tidak kinerjanya pengawasan, tapi
ada. Hal itu terjaga bahkan masalah juga
disebabkan karena ketika pimpinan kebudayaan. Ada
ketiadaan orang yang tidak ada. masalah kebudayaan
mengkoordinasikan yang harus dipahami
pekerjaan. Orang juga dengan mendalam
cenderung bekerja secara kualitatif.
dalam situasi ada
pimpinan yang
mengawasi
pekerjaannya.
KEUNIKAN DAN KEBUDAYAAN
No Seharusnya (umumnya) Senyatanya Masalah (kebudayaan)
(keunikan)
6 Umumnya remaja Remaja pada Kegoncangan memasuki
mengalami kegoncangan masyarakat X masa pubertas hanya
ketika memasuki masa tidak mengalami berlaku pada
pubertas. Pada masa itu kegoncangan kebudayaan tertentu,
anak mengalami krisis memasuki masa tetapi tidak di
identitas antara pubertas. masyarakat X.
ketidakmatangan sebagai Kegoncangan itu tidak
orang dewasa dengan bersifat biologis dan
keinginan untuk diakui kodrati tetapi juga
sebagai manusia dewasa bersifat kultural. Ada
yang diberi kesempatan masalah kebudayaan
untuk membuat keputusan yang harus dipahami
secara mandiri. dengan mendalam
secara kualitatif.
KEUNIKAN DAN KEBUDAYAAN
No Seharusnya Senyatanya Masalah (kebudayaan)
(umumnya) (keunikan)
7 Umumnya orang Anggota komunitas Keputusan belanja
membuat keputusan X mengabaikan bukan semata
berbelanja harga dalam pertimbangan harga,
berdasarkan harga. berbelanja. tapi ada masalah
Untuk barang Keputusan belanja kebudayaan. Ada
dengan kualitas yang diambil masalah kebudayaan
sama, orang akan berdasarkan yang harus dipahami
memilih barang yang pertimbangan yang dengan mendalam
harganya lebih penting mahal dan secara kualitatif.
murah. belanjanya di
tempat yang
bergengsi.
KEUNIKAN DAN KEBUDAYAAN

No Seharusnya Senyatanya Masalah (kebudayaan)


(umumnya) (keunikan)
8 Umumnya Sekolah X, Mutu pendidikan bukan
sekolah fasilitas semata persoalan fasilitas
dengan pembelajaran pembelajaran, tapi ada
fasilitas terbatas, tapi masalah kebudayaan.
pembelajaran mutunya Ada masalah kebudayaan
terbatas, mutu tinggi. yang harus dipahami
rendah. dengan mendalam secara
kualitatif.
KEUNIKAN DAN KEBUDAYAAN

No Seharusnya Senyatanya Masalah


(umumnya) (keunikan) (kebudayaan)
9 Umumnya Perguruan tinggi Hidupnya diskusi
lembaga X merupakan bukan semata
pendidikan tinggi sebuah lembaga keberadaan lembaga
mempunyai diskusi pendidikan tinggi, pendidikan tinggi, tapi
yang hidup. tapi diskusinya ada masalah
tidak hidup. kebudayaan. Ada
masalah kebudayaan
yang harus dipahami
dengan mendalam
secara kualitatif.
KEUNIKAN DAN KEBUDAYAAN
No Seharusnya Senyatanya Masalah
(umumnya) (keunikan) (kebudayaan)
10 Umumnya Sekolah X sudah Peningkatan
sekolah yang menggunakan prestasi belajar
menggunakan lab multimedia bukan semata
lab multimedia pembelajaran, karena penggunaan
pembelajaran tapi prestasi media, tapi ada
meningkat belajar siswanya masalah
prestasi belajar tidak kebudayaan. Ada
siswanya. meningkat. masalah
kebudayaan yang
harus dipahami
dengan mendalam
KEUNIKAN DAN KEBUDAYAAN
No Seharusnya Senyatanya Masalah
(umumnya) (keunikan) (kebudayaan)
11 Umumnya Di majelis taklim Keenganan
remaja enggan Darul Falah, mengikuti pengajian
mengikuti remaja antusias bukan remaja, tapi
pengajian. mengikuti ada masalah
pengajian. kebudayaan. Ada
masalah
kebudayaan yang
harus dipahami
dengan mendalam
secara kualitatif.
KEUNIKAN DAN KEBUDAYAAN

No Seharusnya Senyatanya Masalah


(umumnya) (keunikan) (kebudayaan)
12 Umumnya Sekolah X, Mutu sekolah bukan
sekolah yang pengawasannya hanya karena
kurang kurang, tetapi pengawasan, tapi
pengawasan mutunya bagus. ada masalah
mutunya rendah. kebudayaan. Ada
masalah
kebudayaan yang
harus dipahami
dengan mendalam
secara kualitatif.
KEUNIKAN DAN KEBUDAYAAN
No Seharusnya Senyatanya Masalah
(umumnya) (keunikan) (kebudayaan)
13 Umumnya Pengawas Mutu sekolah bukan
pengawas profesional di semata karena
profesional bisa sekolah X tidak profesionalisme
memberikan bisa pengawas, tapi ada
dampak mutu memberikan masalah
terhadap dampak mutu kebudayaan. Ada
sekolah. terhadap masalah
sekolah kebudayaan yang
harus dipahami
dengan mendalam
secara kualitatif.
JUDUL PENELITIAN
UNSUR JUDUL

1. Aktivitas
2. Pelaksanaan aktivitas
3. Tempat
4. Waktu
CONTOH 1

• Unsur :
1.Aktivitas : pembelajaran karakter
2.Pelaksanaan aktivitas : pelaksanaan
pembelajaran karakter
3.Tempat : SMAN 1 Kartasura
4.Waktu : tahun 2021
• Judul : Pelaksanaan pembelajaran karakter di
SMAN 1 Kartasura tahun 2021
CONTOH 2

• Unsur :
1.Aktivitas : penjaminan mutu
2.Pelaksanaan aktivitas : pelaksanaan
penjaminan mutu
3.Tempat : MAN 2 Surakarta
4.Waktu : tahun 2021
• Judul : Pelaksanaan penjaminan mutu di
MAN 2 Surakarta tahun 2021

Anda mungkin juga menyukai