Evaluasi Peralatan a. Menyeleksi sistem peralatan yang baru sama sekali b. Mengevaluasi sistem peralatan yang telah terpasang Kinerja peralatan pada suhu rendah
• Selama ini suhu yang digunakan 180-200 der F, dengan
kehilangan suhu 20 derajat F. • Suhu menjadi patokan dasar untuk merencanakan besarnya sistem pemanas ruangan. • Jika lebih kecil 180-200 der F, bagaimana perencanaannya, yaitu diperlukan menambah pompa yang dibenamkan di dalam sumur (penambahan biaya). • Perencanaan yang baik (murah) pada laju aliran yang kecil, namun kehilangan suhu akan besar demikian juga seperti pada sistem konvensional. Kinerja Alat
Gmb 12-1: Pengaruh laju aliran yg rendah terhadap
Perpindahan panas pada pemanasan air Ringkasan
Pada kecepatan air yang rendah akan terjadi
perpindahan panas yang lambat sehingga kehilangan suhu juga besar (antara input alat dan out put alat/HE=DT). Pada Nre (bilangan reynold) dari yang rendah hingga transisi, kecepatan kritik bervariasi, tergantung suhu dan ukuran pipa • Diameter pipa dan suhu tergantung peralatan HE. • Pada kecep kritik 0.25 ft/s jangan menggunakan pipa berukuran 1-2 in untuk HE jenis HE radiator menggunakan fin dan tube. • Pada kecepatan 0.5 ft/s Juga jangan menggunakan pipa yang lebih kecil dari 1 in, untuk jenis HE finned coil. • Gmb 12-2 : diatas menunjukkan respon kapasitas pada pengecilan suhu air dari semua peralatan HE terhadap kemampuan memanaskan air. • Indek maksimal adalah pada suhu 215 der F. • Contoh: jika alat HE menghasilkan suhu 150 der F maka kapasitas terhadap suhu HE 215 der F = (215- 150)/150 = 43.333 ~ 45%. Dengan indek capasitas 215 der F. • Untuk suhu yang rendah pencapaian kapasitas indek yang besar dapat memperpanjang alat dan memperbesar peralatan HE. • Untuk HE finn coil besaran fisiknya dipengaruhi oleh luas permukaan yang kena panasyang tdk merubah konfigurasi coil, yg diubah jumlah row dan finn/in atau keduanya untuk mengakomodasi suhu aliran rendah. • Pada Gambar 12.3 menunjukkan kinerja HE finn coil, memerlukan kecepatan 500 ft/menit untuk mendapat suhu pemanas ruangan dari 65-100 der F dengan D(delta)T = 40 der F (kehilangan suhu saat masuk dan keluar alat HE jenis coil). • Gmb 12-3 : konfigurasi unt memperkecil suhu air. • Luas permukaan coil (fin/in) digunakan untuk memperkecil suhu air. • Namun berdasarkan perencanaan cukup dengan dua row coil suhu air cukup mencapai 130 der F. • Biaya pemanasan dengan menggunakan HE jenis coil cukup mahal • Dengan patokan pencapaian pemanasan suhu 140 der F. • Jika menggunakan boiler bahan bakar pada suhu operasi 200 der F (untk mencapai suhu ruangan 140 der F). Diperlukan jenis HE coil 1 raw dengan 9 fin/in. • Sedangkan pada geotermal diperlukan 2 row coil dengan 11 fin/in.Gmb 12-3. Biaya operasional sangat tergantung dari kondisi lapangan pabum dan obyek
• jenis fluida (korosi atau scale) sehingga
diperlukan matrial HE yg specifik (tahan thd korosi dan scale). • Jenis HE yg digunakan. • Suhu air saat masuk peralatan HE demikian juga kapasitas laju alir, jika kecil diperlukan pompa benam. • Obyek ruangan yang akan dipanaskan. • Gmb 12-4: kehilangan tekanan dan biaya operasi jika menggunakan HE jenis coil • Pemakaian HE Secara ekonomis pilihlah HE yang memiliki kehilangan suhu 5-10 der F. • Pengontrolan/pengawasan. menggunakan sistem HVAC dalam suatu bangunan. Sistem HVAC adalah sistem menggunakan control room untuk memonitor, suhu keluar HE dengan mengatur: Rate fluida yg dipanaskan, kipas diluar HE untuk mengalirkan udara (jika sys air) dengan menggunakan sistem feedback (umpan balik). • Peralatan pengatur utama HE HE dipabum lebih banyak menggunakan jenis Plate HE, dengan aliran fluida banyak menggunakan loop (agar panas yang keluar dari HE dapat memanaskan lagi fluida yg lain yg suhunya lebih rendah). Dari Gmb 12-5: untuk fluida pabum tdk atur suhunya, diusahakan rate tetap (disebut juga run wild controll) yang diatur pada air yang dipanaskan terutama suhu pada bagian aliran kedua (scondary loop), dengan mengatur aliran menggunakan valve. • Gmb 12-5: sistem pengontrol utama HE untuk pemanasan ruangan. Pengaturan suhu HE • Ada dua cara, yaitu : Pada bagian primer: dengan mengatur kapasitas laju aliran dengan menggunakan valve trotle yang dikombinasikan dengan Variabel speed drive (VSD) dari pompa benam. kapasitas laju alir pompa berbanding lurus dgn RPM pompa dan berbanding lurus dgn i (kuat arus), juga frequensi. untuk mengatur kecepatan pompa, frekuensi dapat diubah-ubah ( dari minimum 24 HZ mencapai maksimum 60 HZ) dengan alat (VSD di permukaan). • Untuk mengatur suhu, dapat memasang pada bagian up stream dan down stream di HE, krn laju massa yang membawa panas kecil lebih mudah mengatur rate pada bagian down stream di bagian primer (keluar HE fluida pabum). • Pada laju aliran yang kecil (tekanan dlm pipa juga kecil) gas CO2 lepas (krn dibawah tek saturasi) sehingga pH larutan akan naik, ini menyebabkan terjadinya scaling untuk pipa fluida pabum di dekat permukaan. • Bagaimanapun pemasangan valve pada down stream pada fluida pabum (primer loop) memiliki manfaat dapat mempertahankan tekanan di dalam HE. Pengaturan reset suplai air Tujuannya memperkecil suhu ruangan dengan menurunkan kapasitas aliran di bagian skunder dgn asumsi suhu fluida pabum pd bag primer konstan, dengan control valve pada bag down stream primer, dilakukan memperkecil kapasitas (load) aliran fluida pabum untuk memperbesar DT sehingga suhu keluar HE lebih rendah dari suhu awal keluar HE pada bagian sekunder.
Pengecilan laju aliran fluida panasbumi lebih
diutamakan dari sisi lingkungan konservasi alam untuk mempertahankan umur aquifer agar lebih lama. • Suhu suplai air yang terendah Pada suhu suplai suhu air pada bagian sekunder yang terendah untuk pemanasan ruangan adalah pada kondisi yang paling ekonomis krn memerlukan laju aliran fluida pabum yang paling kecil. • Perencanaan untuk mendapatkan DT yang terbesar. Dalam pemanasan fluida pabum diinginkan perbedaan suhu terjadi di HE 20 der F, tergantung design, yg diinginkan beda 30-40 sambungan
• Pengunaan dua-cara pengawasan valve,
yang paling umum digunakan, yaitu mempertahankan DT dengan memperkecil kapasitas aliran (dgn mengatur valve pengontrol pada primer down stream dan secondary looping pada valve upstream, jadi dua cara pengaturan). Pengaturan secara bertahap/bertingkat • Bila memungkinkan dilakukan pengaturan bertahap, yaitu a.pada pegangaturan suhu air (hot water) b.pada air ventilation (syt air heating). sehingga diperlukaan dari poin a dan b masing-masing HE, dikenal HE duplex • Evaluasi penggunaan Pemanasan ruangan • Ada dua cara yaitu dengan menggunakan udara dan menggunakan air unt pemanasan ruangan • Penelitian dinyatakan pada Tabel 12-1 penelitian Oregon institute terhadap pemilihan pemanas ruangan • Sistem design diatas memiliki toleransi total 50%, yaitu pada DT yang paling tinggi. • Dengan susunan: Low out side design temp 10%. 10 – 30 savety factor (ditambahkan) 5% faktor loss di pipa salur dan 25% pick up factor (pengesettan awal sampai pengesetan berikutnya malam hari) • Biasanya 5-20 % total toleransi, bila semua pertimbangan dilibatkan faktor toleransi menjadi • 1.1*1.1*1.05*1.25*1.05 =1.68 • Yang paling mudah adalah memperkecil capasitas dari angka toleransi yang tinggi untuk mencapai pemanasan yg diinginkan (misal memperkecil laju aliran pada primer looping (fluida pabum) sehingga pick up faktor menjadi kecil. • Sistem pemanasan dengan menghembuskan udara (air system) Dibagi dua yaitun pemanasan untuk gedung yang besar dan gedung yang kecil. Pemanasan untuk gedung bersekala besar dinyatakan dari gmb 12-6 sd Gmb 12-11 • Dari gmb 12-6 sd 12-11 menggunakan udara untuk pemanas ruangan bersekala besar, pada suhu yang rendah dari pemanasan air dari jenis HE coil sebagai pemanas fluida pabum • Dengan suplai suhu 200 der F dan kembali 180 der F. • Karena over design sistem tersebut dikendalikan dengan mengatur suhu air, dengan kisaran 140 sd 160 der F selama 10 tahun, agak berbeda dengan standar suhu yang di anjurkan yaitu 200 der F. • Pada gedung yang besar seperti rumah sakit memerlukan preheat coil (pemanasan awal dengan menggunakan HE jenis coil) fungsinya alat ini memanaskan aliran udara yang kembali kealat ini dengan udara yang berasal dari luar untuk mencapai suhu 50-60 der F sebelum disalurkan kepipa salur. • Pada preheat coil yang paling penting menjaga kecepatan aliran udara sebesar 3 ft/s dengan strategi memompakan secara resirkulasi (udara yg ada di dlm gedung di alirkan kembali ke re coil). • Pada gedung yang besar, biasanya penggunakan dua sistem pemanasan yang berbeda, yg 1. sist pemanasan utama dan ke 2, menggunakan sist pemanasan untk bag tepi gedung. • Yg 1 dijelaskan diatas. • Yg 2, menggunakan sistem radiasi air hangat melalui pipa yang menggunakan sirip (fin). • Untuk gedung yg kecil lihat panduan direct use Terima kasih