Anda di halaman 1dari 19

ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM SYARAF

Nama Kelompok :

1. Bayu Eko Novianto, A.Md.Kep


2. Latifah Dwi Retno Wulandari, S.Tr.Kep., Ns
3. Ni Made Leri Puma, A.Md.Kep
PENGERTIAN
Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang
saling berhubungan, sangat khusus, dan kompleks. Sistem
saraf ini mengoordinasikan, mengatur, dan mengendalikan
interaksi antara seorang individu dengan lingkungan
sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur
aktivitas sebagin besar sistem tubuh lainnya. Tubuh mampu
berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena
pengaturan hubungan saraf diantara berbagai system, ada3
komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, antara lain:
1. Reseptor
2. Konduktor (Penghantar impuls)
3. Efektor,
ANATOMI

Sistem saraf tersusun atas sel-


sel saraf yang disebut neuron
1. Berdasarkan bentuknya : Satu
sel saraf (neuron) terdiri dari
Badan Sel, Dendrit, dan
Akson
2. Berdasarkan Struktur dan
Fungsinya : Sel syaraf
sensorik ,Sel syaraf
motorik,Sel syaraf asosiasi
3. Berdasarkan klarifikasi sistem
syaraf, sistem Syaraf
Pusat,Sistem Syaraf Tepi
(Saraf Perifer)
PATOFISIOLOGI
TANDA GEJALA

Gejala sakit saraf dapat bervariasi, tergantung pada saraf yang


terkena gangguan. Berikut ini adalah gejala sakit saraf berdasarkan
jenis sarafnya:
1. Sistem saraf pusat
2. Sistem saraf tepi
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Pemeriksaan terdiri dari beberapa jenis berikut ini:


1. Pemeriksaan fungsi saraf
2. Pemeriksaan saraf kranial
3. Pemeriksaan sistem saraf sensorik
4. Pemeriksaan sistem saraf motoric
5. Pemeriksaan refleks, otak kecil, dan meningeal
6. Pemeriksaan sistem saraf otonom
7. Pemeriksaan laboratorium
8. Pemeriksaan Radiologi
9. Tes konduksi saraf
PENANGANAN / TERAPI

1. Memberikan obat-obatan
2. Memperbaiki pola hidup penderita
3. Melakukan fisioterapi dan terapi okupasi
4. Melakukan tindakan operasi
ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF
YANG SERING MUNCUL SDKI

1. Pre Operatif
2. Intra Operatif
3. Post Operatif
4. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Pre Operatif
Diagnosa Intra Operatif
Diagnosa Post Operasi
Intervensi
Keperawatan
PEMBAHASAN SPINAL
STENOSIS LUMBAR

Definisi Spinal Stenosis Lumbar


Stenosis spinal adalah penyempitan abnormal pada kanal tulang
belakang (kanal spinalis) yang mungkin terjadi di salah satu daerah tulang
belakang. Penyempitan ini menempatkan tekanan pada saraf dan sumsum
tulang belakang dan dapat menyebabkan nyeri (Rahayu, 2014).
Spinal Canal Stenosis Lumbal merupakan kelainan medis yang
umum terjadi pada populasi dengan usia lanjut, dan ditandai oleh
penyempitan kanal tulang belakang lumbar dan saluran akar saraf yang
menyebabkan kompresi struktur saraf dan pembuluh darah di kanal (Deasy,
JoAnn, & PA-C, 2015).
PENATALAKSANAAN
1. Terapi konservatif
Terapi konservatif dilakukan apabila gejalanya ringan dan durasinya pendek selain
itukondisi umum pasien tidak mendukung dilakukan terapi operatif (misalnya pasien dengan
hipertensi atau diabetes melitus). Modalitas utama meliputi edukasi, penentraman hati, modifikasi
aktivitas termasuk mengurangi mengangkat beban, membengkokan badan, memelintir badan,
latihan fisioterapi harus menghindari hiperekstensi dan tujuannya adalah untuk menguatkan otot
abdominal fleksor untuk memelihara posisi fleksi, penggunaan lumbar corset-type brace dalam
jangka pendek, analgesik sederhana (misal acetaminofen), NSAIDs, kalsitonin nasal untuk nyeri
sedang, injeksi steroid epidural untuk mengurangi inflamasi, golongan narkotika bila diperlukan,
penggunaan akupuntur dan TENS masih kontroversi.
2. Terapi operatif Indikasi
Indikasi operasi adalah gejala neurologis yang bertambah berat, defisit neurologis yang
progresif, ketidakamampuan melakukan aktivitas sehari-hari dan menyebabkan penurunan
kualitas hidup, serta terapi konservatif yang gagal. Prosedur yang paling standar dilakukan
adalah laminektomi dekompresi. Tindakan operasi bertujuan untuk dekompresi akar saraf
dengan berbagai tekhnik sehingga diharapkan bisa mengurangi gejala pada tungkai bawah dan
bukan untuk mengurangi LBP (low back pain), walaupun pasca operasi gejala LBP akan
berkurang secara tidak signifikan. Prosedur pembedahan yang sering dikerjakan adalah
laminektomi dekompresi.
PROSEDUR OPERASI
SPINAL STENOSIS LUMBAR
Laminektomi dilakukan saat Anda berada di bawah pengaruh bius. Anda
akan tertidur selama prosedur jika Anda diberi anestesi umum atau Anda
akan terjaga jika Anda diberi anestesi tulang belakang. Apa pun yang terjadi,
Anda tidak akan merasakan sakit selama prosedur berlangsung. Ahli
anestesi Anda akan menyatukan Anda selama operasi. Selama operasi,
dokter bedah Anda akan : Bersihkan kulit di sekitar lokasi operasi dengan
larutan antiseptik untuk membantu mencegah infeksi bakteri buat sayatan
kecil, atau sayatan, di tengah punggung atau leher anda gerakkan kulit, otot,
dan ligamen anda ke samping untuk mendapatkan tampilan yang lebih baik
lepaskan sebagian atau seluruh tulang lamina di tulang belakang.
Menghilangkan taji tulang atau pecahan cakram kecil tutup sayatan dengan
jahitan tutupi sayatan dengan perban steril. Selama prosedur, dokter bedah
anda mungkin juga melakukan fusi tulang belakang, yaitu penyatuan dua
atau lebih tulang di punggung untuk menstabilkan tulang belakang dengan
lebih baik. Dokter bedah anda mungkin juga melakukan foraminotomi untuk
memperluas area akar saraf melewati tulang belakang. Laminektomi
biasanya memakan waktu satu hingga tiga jam. Resiko tindakan
laminectomy. Risiko operasi tulang belakang antara lain : kerusakan pada
saraf tulang belakang pengobatan yang gagal, yang dapat menyebabkan
rasa sakit yang berlanjut setelah operasi kembalinya nyeri punggung,
terutama setelah fusi tulang belakang infeksi di tempat operasi atau tulang
belakang kebocoran cairan serebrospinal karena robeknya dura mater, yaitu
selaput yang mengelilingi sumsum tulang belakang. Risiko umum penyakit
meliputi : membekukan darah di kaki, yang dapat menyebabkan, emboli
paru, kesulitan bernapas, sebuah infeksi, kehilangan darah, serangan,
jantung, sebuah pukulan, reaksi terhadap obat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai