Anda di halaman 1dari 17

BAB 2

ELASTISITAS ZAT PADAT

Sumber : en.wikipedia.org
Sifat benda

Elastis Plastis
A. ELASTISITAS ZAT PADAT

 Plastis adalah sifat benda


Elastis / elastisitas adalah
yang tidak mampu
kemampuan suatu benda
kembali ke bentuk semula
untuk kembali ke bentuk
setelah gaya luar yang
awalnya segera setelah gaya
diberikan kepada benda
luar yang diberikan kepada
itu dihilangkan /
benda itu dihilangkan
dibebaskan.
(dibebaskan).
A. ELASTISITAS ZAT PADAT
Tegangan

Tegangan (σ) merupakan hasil bagi antara gaya tarik F


yang dialami kawat dengan luas penampangnya (A).
F
Secara matematis ditulis:  
A
Tegangan adalah besaran skalar, dengan satuan N/m2
atau pascal.
A. ELASTISITAS ZAT PADAT
Tegangan

Regangan (e) merupakan hasil bagi antara pertambahan


panjang 𝚫L dengan panjang awal L.
Secara matematis ditulis:

L
e 
L
Regangan tidak memiliki satuan atau dimensi.
A. ELASTISITAS ZAT PADAT
Grafik Tegangan Terhadap Regangan
A. ELASTISITAS ZAT PADAT
Grafik Tegangan Terhadap Regangan

O – A : berlaku hukum Hooke.


O – B : jika tegangan dihilangkan, kawat akan kembali
ke bentuk awalnya.
C : benda dapat kembali namun tidak ke bentuknya semula.
D : benda tidak dapat kembali ke bentuknya semula.
E : kawat akan patah
A. ELASTISITAS ZAT PADAT
Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas (E) merupakan perbandingan antara tegangan
dan regangan yang dialami bahan.
Secara matematis ditulis:

 F
atau L
E   E
e A L

Modulus elastis memiliki satuan N/m2 atau pascal.


Modulus elastisitas tergantung oleh jenis zat, dan tidak tergantung oleh
ukuran atau bentuknya.
A. ELASTISITAS ZAT PADAT
Modulus Elastisitas
B. HUKUM HOOKE

Jika gaya tarik tidak melampaui batas


elastisitas pegas, pertambahan panjang
pegas berbanding lurus (sebanding)
dengan gaya tariknya.
Secara matematis ditulis:

F  k x
B. HUKUM HOOKE
Tetapan Gaya Benda Elastis

F L
 E
A L
k x L
 E
A L
L
k  AE
L x
AE
dengan x sama dengan L  k 
L
B. HUKUM HOOKE
Hukum Hooke untuk Susunan Pegas

1. Seri
2. Paralel
B. HUKUM HOOKE
Hukum Hooke untuk Susunan Pegas
Susunan Seri Pegas

 Gaya tarik yang dialami tiap pegas sama besar

F1 = F2 = F
 Pertambahan panjang pegas pengganti adalah
total pertambahan panjang tiap-tiap pegas.
x  x1  x2
B. HUKUM HOOKE
Hukum Hooke untuk Susunan Pegas
Susunan Seri Pegas

 Besar tetapan pegas pengganti rangkaian seri:


xs  x1  x2  ...
Fs F F
 1  2  ...
ks k1 k2
n
1 1 1 1 1
ks

k1

k2

k3
 ...  
i 1 ki
B. HUKUM HOOKE
Hukum Hooke untuk Susunan Pegas
Susunan Seri Pegas
Gaya tarik pada pegas pengganti F sama dengan
total gaya tarik pada tiap pegas.

F = F1 + F2

Pertambahan panjang pegas pengganti sama besar


dengan pertambahan panjang tiap-tiap pegas.
x  x1  x2
B. HUKUM HOOKE
Hukum Hooke untuk Susunan Pegas
Susunan Seri Pegas

 Besar tetapan pegas pengganti rangkaian


paralel: Fp  F1  F2  F3  ...

k p x p  k1x1  k 2 x2  ...

n
k p  k1  k 2  ...  k
i 1
i
B. HUKUM HOOKE

Manfaat Pegas dalam Keseharian

Sistem suspensi kendaraan


bermotor untuk meredam kejutan.
Pegas pada setir kemudi.

Sumber : en.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai