Anda di halaman 1dari 17

KAJIAN LATAR

BELAKANG PENELITIAN
IDENTIFIKASI DAN MERUMUSKAN
MASALAH
Dalam menentukan permasalahan yang hendak di teliti, pertama-tama
harus dilakukan identifikasi masalah dan karena biasanya dari hasil
identifikasi peneliti mendapatkan banyak masalah yang dianggap paling
baik, untuk kemudian masalah tersebut dirumuskan ke dalam suatu
kalimat yang jelas. Pentingnya identifikasi masalah dalam penelitian
bisa diilustrasikan dengan pentingnya seorang dokter melakukan
diagnosa penyakit dari seorang pasien. Dokter harus menjamin dan
memastikan bahwa pasien betul-betul mengidap penyakit tertentu,
sehingga dokter dapat menentukan obat yang tepat dan bentuk
penanganan lainnya.
Pada bagian ini pokok bahasan yang akan disajikan dalam buku ini
mencakup: 1) identifikasi masalah; 2) sumber-sumber masalah
penelitian; 3) menentukan masalah penelitian; dan 4) merumuskan
masalah. Susunan materi yang dibahas pada bab ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
IDENTIFIKASI MASALAH
Proses penelitian diawali dengan adanya masalah (problematic). Masalah
adalah kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan memerlukan jalan keluar untuk
memecahkannya. Atau, masalah adalah ketidaksesuaian antara apa yang
diharapkan dengan kenyataan. Dalam pengertian yang lebih sederhana,
masalah terjadi apabila ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Sebagai contoh dalam dunia bisnis, perusahaan mengharapkan adanya
pertumbuhan pangsa pasar (market share) sebesar 15% dari tahun
sebelumnya, namun dengan strategi-strategi yang dikembangkan ternyata
hasil yang diperoleh (realitas) saat ini menunjukkan nilai atau besarnya
market share hanya 10%. Dalam hal ini terjadi kesenjangan antara apa yang
diharapkan dengan realitas, yaitu selisih 5% yang berarti kurang dari target
sebelumnya.
Dalam menentukan permasalahan penelitian, pertama-tama peneliti
melakukan identifikasi masalah. Dengan melakukan identifikasi, biasanya akan
diperoleh banyak masalah yang selanjutnya dapat dipilih beberapa alternatif
yang akan dikembangkan. Masalah yang diteliti (dijadikan bahan penelitian)
adalah masalah yang memenuhi syarat berikut; a) Topik yang dipilih harus
berada di sekitar peneliti, baik sekitar pengalaman peneliti maupun di sekitar
pengetahuan peneliti. b) Topik yang dipilih harus topik yang paling menarik
perhatian peneliti. c) Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi lingkup yang
sempit terbatas. d) Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang objektif. e)
Topik harus peneliti ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya. f) Topik harus memiliki
sumber acuan, memiliki bahan kepustakaan yang akan memberikan informasi
tentang pokok masalah yang akan diteliti.
SUMBER-SUMBER MASALAH
PENELITIAN
Sumber Internal Sumber Eksternal
Indikasi-indikasi faktor internal dari suatu Indikasi dari kekuatan faktor eksternal
perusahaan yang memiliki kelemahan antara lain: tersebut dapat meliputi: a. Tingkat
a. Semakin menurunnya tingkat penjualan atau pertumbuhan ekonomi yang semakin
posisi bersaing (market share) yang disebabkan melemah yang pada akhirnya menurunkan
oleh tidak optimalnya kegiatan pemasaran
(marketing Mix). b. Kualitas dan kuantitas produk daya beli masyarakat. b. Ketersediaan bahan
yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Atau baku yang tidak dapat menjamin kelancaran
biaya produksi yang terlalu besar sehingga daya proses produksi perusahaan. c. Sistem politik
saing menjadi berkurang. c. Tingkat Return on dan keamanan yang mengganggu proses
Investment (ROI) atau Return on Euqity (ROE) kerja dari suatu bisnis dan pemasaran. d.
yang tidak pernah tercapi. d. Produktifitas Perkembangan teknologi yang tidak dapat
karyawan yang semakin menurun yang diikuti oleh diikuti secara cepat. e. Perubahan selera dan
tuntutan kenaikan upah atau gaji yang tidak gaya hidup konsumen yang begitu cepat.
rasional.
SUMBER-SUMBER MASALAH
PENELITIAN
Sumber-sumber lain yang dapat dipergunakan untuk menemukan masalah yang akan diteliti
adalah; a) Buku dan laporan penelitian. Membaca pustaka ilmiah seharusnya menjadi suatu
kebiasaan bagi seorang peneliti. Bahan bacaan prioritas utama yang harus digunakan adalah
tulisan asli, seperti ; laporan hasil penelitian, majalah atau jurnal.
b. Diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah. Dalam seminar, peneliti dapat belajar bagaimana cara
menyajikan hasil pemikiran dan mempertahankan serta bila perlu mengkritik pendapat orang lain.
c. Pengamatan. Sifat kritis peneliti terhadap sesuatu yang diamati diharapkan akan memunculkan
pertanyaan-pertanyaan yang pada akhirnya dapat menjadi sebuah masalah dalam penelitian
D Daya hayal dan intuisi. Daya hayal adalah pemikiran baru, sebagai hasil dari menghubung-
hubungkan pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman dan pendidikan. Peneliti dapat
melihat hubungan antara beberapa fenomena atau pemikiran, dan menghubungkan secara
menyeluruh tanpa melalui tahapan yang lazim.
e. Pengalaman. Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman peneliti sendiri sebagai praktisi di
bidang Manajemen.
MEMILIH MASALAH PENELITIAN
Setelah masalah dapat diidentifikasi, hal itu belum merupakan jaminan
bahwa masalah tersebut layak dan sesuai untuk diteliti. Biasanya,
dalam usaha mengidentifikasi atau menemukan masalah penelitian
ditemukan lebih dari satu masalah. Dari masalah-masalah tersebut
perlu dipilih salah satu, yaitu mana yang paling layak dan sesuai untuk
diteliti. Pertimbangan untuk memilih atau menentukan apakah suatu
masalah layak dan sesuai untuk diteliti, pada dasarnya dilakukan dari
dua arah, yaitu a) dari arah masalah, dan b) dari arah peneliti.
1. Pertimbangan dari arah masalahnya
Dari arah masalah atau objektif, peneliti perlu mempertimbangkan apakah
masalah yang akan diangkat merupakan masalah yang menarik untuk diteliti? Atau,
masalah tersebut dapat memberikan kontribusi pada perkembangan keilmuan dan
praktik kerja bisnis. Dari sudut objektif ini, pertimbangan akan dibuat atas dasar
sejauh mana penelitian mengenai masalah yang bersangkutan itu akan memberi
sumbangan kepada ; a. Pengembangan teori dalam bidang yang bersangkutan
dengan dasar teoritis penelitiannya. b. PemecahaN masalah-masalah praktis.
Namun perlu dipahami bahwa kelayakan suatu masalah untuk diteliti sifatnya
relatif, tergantung kepada konteksnya. Sesuatu masalah yang layak untuk diteliti
dalam suatu konteks tertentu, mungkin kurang layak kalau ditempatkan dalam
konteks lain. Tidak ada kriteria untuk ini, dan keputusan tergantung kepada
ketajaman peneliti untuk melakukan evaluasi secara kritis, menyeluruh, dan
menjangkau ke depan.
2. Pertimbangan dari arah peneliti
pertimbangan dari arah peneliti atau subyektif adalah apakah peneliti
memiliki kemampuan, baik dari aspek keilmuwan maupun dukungan dana
(ekonomi untuk kelancaran penelitian tersebut. Sesuai atau tidaknya suatu
masalah untuk diteliti terutama bergantung kepada apakah masalah tersebut
managable atau tidak oleh calon peneliti. Manageability (kemampuan
mengelola) terutama dilihat dari lima segi, yaitu a) biaya yang tersedia, b)
waktu yang dapat digunakan, c) alat-alat dan perlengkapan yang tersedia, d)
bekal kemampuan teoritis, dan e) penguasaan metode yang diperlukan.
Setiap calon peneliti perlu menanyakan pada dirinya sendiri apakah masalah
yang akan diteliti sesuai baginya, dilihat dari kelima hal tersebut di atas, jika
sekiranya tidak, sebaiknya dipilih masalah lain, atau masalah itu dimodifikasi,
sehingga menjadi sesuai baginya.
Selain dua pertimbangan tersebut di atas, peneliti juga perlu
mempertimbangkan hal-hal di bawah ini dalam melakukan pemilihan
masalah:
Dapat Dilaksanakan
Jangkauan Penelitiannya
Keterkaitan
Nilai Teoritis
Nilai Praktis
MERUMUSKAN MASALAH
PENELITIAN
Perumusan masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat
pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan
jalan pemecahannya. Perumusan masalah merupakan penjabaran dari
identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Atau dengan kata lain,
perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai
ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah
dan pembatasan masalah (Husaini dan Purnomo : 1996).
Fraenkel dan Wallen (1990:22) mengemukakan bahwa rumusan masalah yang
baik harus mencakup empat hal utama, yaitu: a) masalah harus feasible, b)
masalah harus jelas (tidak ambiqu), c) masalah harus signifikan, dan d) bersifat
etis. Keempat hal itu harus dipertimbangkan oleh peneliti agar rumusan
masalahnya menjadi lebih baik.
Berdasarkan pada empat pertimbangan utama dalam perumusan masalah di atas, maka rumusan
suatu masalah dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu: 1) rumusan masalah deskriptif, 2)
rumusan masalah komparatif, dan (c) rumusan masalah asosiatif.

Rumusan Yang Bersifat Deskriptif . Rumusan Yang Bersifat Komparatif


Suatu permasalahan dikatan bersifat deskriptif Permasalahan komparatif merupakan suatu
apabila tujuan dari penelitian itu adalah hanya permasalahan penelitian yang bersifat
untuk mempertanyakan keberadaan dari satu membandingkan keberadaan satu variabel
atau lebih variabel Independen (berdiri sendiri). atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
Dalam hal ini peneliti tidak melakukan berbeda-beda. Sebagai contoh; a. Seberapa
perbandingan antar variabel pada sampel yang
besar minat masyarakat terhadap produk A
berbeda. Contoh rumusan yang bersifat
deskriptif itu antara lain: a. Seberapa besar dan B ? b. Seberapa baik hubungan kerja
minat masyarakat terhadap produk A? b. karyawan di bagian produksi dibandingkan
Seberapa baik hubungan kerja karyawan di pada bagian pemasaran? c. Adakah
bagian produksi? c. Seberapa tinggi tingkat perbedaan antara produktivitas kerja
penjualan barang, dan keuntungan yang karyawan pria dan wanita pada departemen
diperoleh perusahaan mebel. produksi?
Rumusan Yang Bersifat Asosiatif

Rumusan yang bersifat asosiatif menggambarkan pola hubungan antar


dua variabel atau lebih. Pola hubungan itu bisa bersifat simetris, kausal,
dan interaktif/timbal balik. Contoh rumusan masalah yang bersifat
asosiatif antara lain: a. Apakah terdapat hubungan antara latar
belakang pendidikan dengan disiplin kerja? (simetris). b. Seberapa
besar pengaruh kegiatan promosi di TV terhadap tingkat penjualan?
(kausal). c. Bagaimana hubungan antara motivasi dan prestasi?
(interaktif)
Walaupun teknik dalam perumusan masalah telah diketahui oleh peneliti, namun
sering kali peneliti melakukan kesalahan-kesalahan. Beberapa kesalahan umum
yang sering terjadi di dalam merumuskan masalah (Husaini dan Purnomo:1996),
adalah:
Berusaha mengumpulkan data tanpa perencanaan yang matang
dengan harapan sesuatu pasti akan dapat timbul dari analis
Menggunakan data yang sudah dikumpulkan atau sudah ada, kemudian
mencari masalah yang kira-kira cocok dengan data yang ada. d)
Merumuskan tujuan secara mengambang atau terlalu umum, sehingga
kesimpulannya bersifat umum pula. Akibatnya tujuan menjadi kurang
terpusat. e) Melaksanakan penelitian tanpa mengadakan kajian pustaka
terhadap penelitian-penelitian lain yang relevan. f) Melakukan
penelitian tanpa landasan teori yang mapan untuk memberi
kesempatan membandingkan hasilnya dan mengevaluasi
kesimpulannya.
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi di dalam perumusan suatu masalah,
maka perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

Masalah cukup menarik bagi peneliti. Sebab akan merupakan tugas yang mematahkan hati dan
semangat apabila masalahnya tidak menarik interest kita. Sedapat mungkin hendaknya kita memilih
masalah yang paling memberikan antusiasme kerja dan sesuai dengan minat kita. b) Masalah belum
terpecahkan seluruhnya (oleh para peneliti terdahulu). Artinya, masih mengandung kekurangan-
kekurangan. Hal ini mungkin saja terjadi karena perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu cepat.
c) Masalah harus bernilai. Dalam hal ini masalah menyangkut kebutuhan vital dan kepentingan
umm. Hasil penelitian itu bukan hanya berupa satu kumpulan data saja, akan tetapi benar-benar
bisa berfungsi dan diharapkan berarti bagi dunia ilmiah serta kehidupan praktis. d) Scope (bidang
lapangan atau jangkauan) yang memadai. Janganlah memilih suatu masalah yang memiliki scope
terlalu luas, mengingat sempitnya waktu dan terbatasnya anggaran serta kemampuan intelektual. e)
Mengandung isi yang emosional, namun tetap disertai obyektivitas. Mengandung isi yang emosional
disini berarti faktanya menyangkut kepentingan orang banyak, sehingga sangat mengikat emosi serta
minat peneliti dan publik untuk segera dipecahkan. f) Mengumpulkan data dan informasi yang
akurat atau cocok dengan masalah yang telah dipilih. g) Mengungkapkan masalahnya dengan bahasa
yang ringkas, namun cukup cermat dan jelas.
Dalam merumuskan masalah penelitian, tidak ada aturan baku atau
umum tentang bagaimana semestinya rumusan masalah, namun dapat
disarankan hal-hal berikut ini : a) Masalah hendaknya dirumuskan
dalam bentuk kalimat pertanyaan. b) Rumusan itu hendaknya padat
dan jelas. c) Rumusan hendaknya memberi petunjuk tentang
mungkinnya mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.

Anda mungkin juga menyukai