Isu Pembelajaran
Isu Pembelajaran
PENDIDIKAN NASIONAL
KELOMPOK 3
NINING SARTIKA (20236011016)
SUCI WULAN
(20236011018)
HUSNA
(20236011002)
EVA MISPITA
(20236011003)
KAJIAN KRITIS TERHADAP UNDANG-
UNDANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Pendidikan adalah suatu sistem dimana proses pengajaran terjadi di dalamnya.Pendidikan juga sangat
diperlukan untuk mencerdaskan anak bangsa agar dapat memanjukan bangsanya. Pengelolaan pendidikan yang baik
sebenarnya adalah pendidikan yang dapat memnfaatkan potensi budaya yang tumbuh dan berkembang di Indonesia yang
dihuni oleh bermacam suku, agama, dan adat istiadat yang sangat berbeda satu sama lain, maka seberagam itu pula pola
pendidikan yang mereka kembangkan. Atas dasar ini konstitusi UUD 1945 dan UU Sisdiknas mengamanatkan perlunya
penyelenggaraan pendidikan dengan melestarikan keanekaragaman penyelenggaraan pendidikan di masyarakat, akan
tetapi berada dalam satu payung pengelolaan, bernama “ Sistem Pendidikan Nasional”.
Undang-Undang Dasar di Indonesia tahun 1945 pasal 31 ayat 3 mengamanatkan bahwa “pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan berbangsa yang diatur dengan undang-undang ”. Tanggung jawab
pengelolaan satu sistem ini menjadi tugas Mentri Pendidikan.
Oleh karena itu maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk membahas kajian kritis
terhadap undang-undang sistem pendidikan nasional.
KAJIAN KRITIS TERHADAP UNDANG-UNDANG
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat
berperang aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang. Pendidikan
nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
berdasarkan kepada pencapaian tujuan pembangunan nasional Indonesia. Sistem
pendidikan nasional (SISDIKNAS) merupakan satu keseluruhan yang terpadu dari semua
satuan dan kegiatan pendidikan yang saling berkaitan untuk mengusahakan tercapainya
tujuan pendidikan nasional.
Sistem pendidikan nasional diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta di bawah
tanggung jawab Mentri Pendidikan dan Kebudayaan dan mentri lainnya, seperti
pendidikan agama oleh Mentri Agama, AKABRI oleh Mentri Pertahanan dan Keamanan.
Juga departemen lainnya menyelenggarakan pendidikan yang disebut Diklat.
KAJIAN KRITIS TERHADAP UNDANG-
5 UNDANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Pendidikan Islam di Indonesia sebagai sub-sistem pendidikan nasional, secara implisit akan
mencerminkan ciri-ciri kwalitas manusia Indonesia seutuhnya. Kenyataan seperti ini dapat
dipahami dari hasil rumusan seminar pendidikan Islam se-Indonesia tahun 1960, ia memberikan
pengertian bahwa pendidikan Islam ditujukan sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan rohani
dan jasmani menurut ajaran Islam dan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan
mengawasi berlakunya semua jaran islam(Hisbullah, 1999: 28). Dalam kontek ini Ahmad D.
Marinda (1986: 23) mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani rohani
berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut
ukuran-ukuran Islam.
Sementara itu, tujuan ideal yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia lewat proses dan sistem
pendidikan nasional yang termaktub dalam Undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun
2003 adalah sebagai berikut:
presentation title 20XX
KAJIAN KRITIS TERHADAP UNDANG-
8 UNDANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
2.2 Undang-Undang SISDIKNAS tentang Pendidikan Islam
“Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradabaan bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” Dengan melihat
tujuan pendidikan di atas, baik pendidikan Islam maupun pendidikan nasional, tampaknya paling tidak
terdapat dua dimensi kesamaan yang ingin diwujudkan:
a. Dimensi transendental (lebih dari hanya sekedar ukhrowi yang berupa ketaqwaan, keimanan,
dan keikhlasan)
b. Dimensi duniawi melalui nilai-nilai material sebagai sarana, seperti kecerdasan, pengetahuan
dan ketrampilan.
Dengan demikian keberhasilan dalam Islam akan membantu keberhasilan nasional. Begitu juga
sebaliknya keberhasilan pendidikan Nasional secara makro turut membantu tujuan pendidikan islam. Oleh
karena itu, perbedaan lembaga pendidikan Islam mestinya oleh pemerintah dijadikan mitra untuk
mencerdaskan kehidupan
presentation bangsa.
title 20XX
3.1 Simpulan
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan
yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan kepada pencapaian tujuan pembangunan
nasional Indonesia. Sistem pendidikan nasional (SISDIKNAS) merupakan satu keseluruhan yang terpadu
dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang saling berkaitan untuk mengusahakan tercapainya tujuan
pendidikan nasional.
Diantara peraturan perundang-undangan Ri yang paling banyak membicarakan pendidikan adalah
Unadang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut:
“Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradabaan bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Pendidikan Islam maupun pendidikan nasional, tampaknya paling tidak terdapat dua dimensi
kesamaan yang ingin diwujudkan Dimensi transendental dan Dimensi duniawi.
Dengan demikian keberhasilan dalam Islam akan membantu keberhasilan nasional. Begitu juga
sebaliknya keberhasilan pendidikan Nasional secara makro turut membantu tujuan pendidikan islam. Oleh
karena itu, perbedaan lembaga pendidikan Islam mestinya oleh pemerintah dijadikan mitra untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.