Studi Kelayakan Bisnis Pert 5

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 26

Studi Kelayakan

Bisnis
Aspek Keuangan
Destia Aktarina, S.E.,M.Si
Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan
perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang
berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga merupakan salah satu aspek
yang sangat penting untuk diteliti kelayakanya. Aspek keuangan bertujuan untuk
mengetahui perkiraan pendanaan dan aliran kas proyek/bisnis, sehingga dapat
diketahui layak atau tidaknya rencana bisnis yang dimaksud.
Apabila sebuah usulan rencana bisnis tak ada perhitungan aspek keuangan, akan
sulit melakukan pengukuran pada keberhasilan usaha. Di mana perlu
diperhitungkan manfaat dan biaya yang dikeluarkan dan dibandingkan dengan
pendapatan, pengeluaran, biaya modal, ketersediaan dana, kemampuan proyek
membayar kembali dana itu dengan rentang waktu yang sudah ditentukan
sebelumnya. Serta untuk menilai apakah ke depannya proyek akan terus
berkembang atau justru berhenti karena merugi.
Penilaian dalam aspek keuangan
1. Sumber-sumber dana yang diperoleh.
a. Modal asing (pinjaman)
i. Pinjaman dari dunia perbankan
ii. Pinjaman dari lembaga keuangan lain
iii. Pinjaman dari perusahaan non bank
b. Modal sendiri
i. Setoran dari pemegang saham
ii. Dari cadangan laba
iii. Laba yang belum dibagi
2. Kebutuhan biaya investasi.
a. Biaya Pra-Investasi b. Biaya Aktiva Tetap
i. Biaya pembuatan studi i. Aktiva tetap berwujud
ii. Biaya pengurusan izin ii. Aktiva tetap tidak berwujud
3. Estimasi pendapatan dan biaya investasi, termasuk jenis dan jumlah biaya
selama umur investasi.
Arus kas merupakan aliran kas yang ada di perusahaan dalam suatu
periodetertentu. Cash flow menggambarkan beberapa uang yang masuk ke
perusahaan dan jenis- jenis pemasukan tersebut. cash flow juga
menggambarkan berapa uang yang keluar serta jenis-jenis biaya yang
dikeluarkan.
4. Proyek neraca dan laporan rugi laba
Disamping membuat cash flow perusahaan juga diminta untuk membuat proyeksi
laporan keuangannya untuk beberapa periode (biasanya seumur proyek).
Proyeksilaporan keuangan yang dibuat adalah neraca dan laporan laba/rugi.
5. Kriteria penilaian investasi
Alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi dapat
dilakukan melalui pendekatan:
a. Payback Period (PP)
b. Average Rate of Return (ARR)
c. Net Present Value (NPV)
d. Internal Rate of Return (IRR)
e. Profitability Index (PI)
6. Rasio keuangan untuk menilai kemampuan perusahaan
Agar laporan keungan yang disajikan dapat diartikan dengna
angka-angka yang ada dilaporan keuangan, maka perlu dianalisis. Alat
analisis yang dapat digunakan adalah rasio-rasio keuangan. Untuk
mengukur keungan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio
keuangan terdiri dari beberapa rasio. Setiap rasio mempunyai tujuan,
kegunaan, dan mengandung arti tertentu. Kemudian setiap rasio diukur
dan diinterprestasikan, sehingga menjadi berarti bagi pengambilan
keputusan
Terkait dengan studi kelayakan bisnis, laporan keuangan
digunakan untuk menilai perusahaan yang sudah berjalan beberapa
periode. Tujuananya adalah untuk menilai apakah layak usaha baru
tersebut dibiayai dan berapa besar pembiayaan yang dibutuhkan. Dari
laporan keuangan ini juga tergambar kinerja manajemen masa lalu yang
sekaligus merupakan gambaran kinerja kedepan
Adapun pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan
perusahaan sebagai berikut:
1. Kreditur
2. Pemegang Saham
3. Pemerintahan
4. Manajemen
5. Karyawan
6. Masyarakat
Payback Period (PP)
Payback period adalah waktu atau jumlah tahun yang dibutuhkan untuk
mendapatkan kembali investasi awal yang dibuat untuk sebuah proyek, atau lebih
dikenal dengan sebutan periode pengembalian modal.
Payback period menurut Dian Wijayanto (2012:247) adalah periode yang
diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment).
Sedangkan Bambang Riyanto (2004) menyebutkan bahwa payback period adalah suatu
periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan
menggunakan proceeds atau aliran kas netto (net cash flows).
Payback period digunakan para investor untuk menentukan pengambilan
keputusan atas investasi dari suatu proyek. Secara umum, investor tidak terlalu senang
dengan investasi yang memiliki payback period terlalu lama.
Kelebihan payback period Kekurangan payback period
Rumus payback period mudah dipahami dan Perhitungan payback period yang sangat
digunakan dengan perhitungan sederhana cepat dan mudah mungkin dianggap terlalu
untuk mengukur risiko investasi sederhana. sederhana.
Payback period bisa membantu kamu
Perhitungan yang sederhana ini
menghitung waktu yang dibutuhkan untuk
memungkinkan investor untuk lupa
mendapatkan kembali modal yang sudah
menghitung biaya pendukung lainnya.
digunakan.
Walaupun perhitungan payback
period menunjukkan lamanya waktu yang
Kamu juga dapat membandingkan dua
dibutuhkan untuk pengembalian investasi,
proyek sekaligus menggunakan
namun tidak menunjukkan soal profit secara
penghitungan payback period, dengan hasil
spesifik. Sehingga mungkin bisa merugikan
proyek yang memiliki payback period lebih
investor ketika mereka membandingkan dua
lama berarti bukan pilihan yang lebih baik.
buah proyek. Salah satunya mungkin
memiliki payback period yang lebih cepat
namun dalam jangka panjang bukan berarti
proyek tersebut punya profit yang lebih
besar.
CARA MENGHITUNG PAYBACK PERIOD

Payback period = Nilai investasi : Kas masuk bersih

• Berbeda dengan cara perhitungan payback period saat arus kas yang
dimiliki perusahaan berbeda, maka rumusnya adalah:

PP = n + a : b x 1 tahun
• keterangan:
• PP = payback period
• n = syarat periode pengembalian modal investasi
• a = jumlah kumulatif arus kas pada tahun terakhir (n)
• b = arus kas pada tahun setelah tahun kumulatif arus kas berjalan (n + 1)
Contoh perhitungan payback period dengan arus kas yang sama
• Sebuah manajemen pada perusahaan PT ABC sedang melakukan pertimbangan
untuk membeli alat produksi pada komponen elektronika. Dengan adanya
pembelian mesin produksi berharga Rp 250 jt, makan keuntungan bersih yang bisa
diperoleh dari adanya tambahan mesin tersebut adalah Rp 70 per tahunnya.
Lantas, berapakah payback period time untuk mesin tersebut?
Jawaban:
• Nilai Investasi = Rp. 250.000.000,-
• Kas Masuk Bersih = Rp. 70.000.000,-
• periode pengembalian modal = ?
• periode pengembalian modal = Nilai Investasi : Kas Masuk Bersih
• periode pengembalian modal = Rp. 250.000.000,- : Rp. 70.000.000,-
• periode pengembalian modal = 3,57 tahun
• Berdasarkan perhitungan di atas, maka waktu payback period atau periode
pengembalian modal untuk suatu mesin produksi adalah 3,57 tahun.
Contoh perhitungan payback period dengan arus kas yang berbeda

Terdapat suatu usulan proyek investasi senilai Rp 600.000.000 umur ekonomis 5


tahun, syarat periode pengembalian 2 tahun, dan arus kas per tahun adalah tahun
1 sebesar Rp 300.000.000, tahun 2 sebesar Rp 250.000.000, tahun 3 Rp
200.000.000, tahun 4 sebesar Rp 150.000.000, dan tahun 5 Rp 100.000.000.
Dalam contoh tersebut, diketahui bahwa arus kas setiap periode
(pertahun) tidak sama, sehingga untuk menghitung payback period dari contoh
tersebut bisa dilakukan dengan cara berikut ini:
• Tahun 1 : Rp 300.000.000
• Tahun 2 : Rp 250.000.000 menjadi Rp 550.000.000
• Tahun 3 : Rp 200.000.000 menjadi Rp 750.000.000
• Tahun 4 : Rp 150.000.000 menjadi Rp 900.000.000
• Tahun 5 : Rp 100.000.000 menjadi Rp 1.000.000.000

PP = n + (a : b) x 1 tahun
• PP = 2 + ((Rp 600.000.000 - Rp 550.000.000) : (Rp 750.000.000 - Rp 550.000.000))
x 1 tahun
• PP = 2 + 0.25 tahun
• PP = 2,25 tahun

Dari contoh perhitungan payback period di atas, dapat diketahui periode pengembalian
modal yaitu sebesar 2,25 tahun atau tepatnya 2 tahun lebih 3 bulan.
Net Present Value (NVP)
NPV (Net Present Value) adalah selisih nilai pemasukan di masa kini
terhadap pengeluaran pada periode tertentu. Hasil perhitungan NPV
dimanfaatkan untuk memproyeksikan arus kas serta untung-rugi suatu
perusahaan atau investasi. Tujuannya adalah mengetahui nilai aset
masa kini, dengan disamakan nilai aset di masa yang akan datang. Maka
dari itu, NPV berkaitan dengan prinsip time value of money. Terdapat
selisih nilai uang pada kurun waktu yang berbeda. Alasan menghitung
NPV sebelum berinvestasi adalah untuk memberikan imbas yang baik
terhadap kinerja finansial perusahaan.
Fungsi NPV
Di masa yang akan datang, ada kemungkinan nilai uang berubah. Hal ini tentu
berdampak pada arus kas perusahaan. Maka dari itu, perusahaan berusaha
mengantisipasi dengan mengukur kemampuannya terlebih dulu. Kemampuan yang
dimaksud adalah dalam menjalankan investasi dan menjaga asetnya. Perusahaan
dapat memperkirakan apakah investasi tersebut menimbulkan keuntungan atau
kerugian. Hal lain yang juga diproyeksikan adalah margin keuntungan dari investasi.
Mengapa hal ini penting? Perusahaan dapat mengetahui kelayakan sebuah investasi
dijalani atau tidak. Atau apakah usaha tersebut sebanding dengan hasilnya.
Perusahaan juga dapat membuat manajemen anggaran yang lebih efektif dalam usaha
yang dijalankan. Maka dari itu, NPV disebut sebagai penaksiran keuntungan di masa
yang akan datang apabila menginvestasikan modal dengan nilai yang ada saat ini.
Cara Menghitung NPV
Ada dua tahap dalam menghitung NPV.
1. Present value (PV) atau nilai saat ini diperoleh dari pengeluaran total
serta present value dari keuntungan total. Keduanya dihitung dalam
ukuran tiap tahun.
2. Tiap-tiap PV tersebut dijumlahkan. Lalu akan didapat hasil selisih di
antara keduanya. Present value merupakan nilai yang harus ditanam
sekarang apabila Anda menginginkan nilai dengan besaran tertentu di
masa mendatang. Perbedaannya dengan future value (FV), yaitu nilai di
masa depan dibandingkan nilai yang diinvestasikan saat ini. Perlu
diketahui cost of capital pula untuk mengkalkulasikannya.
Contoh penggunaan rumus present value dan future value.
Future Value = Rp200.000.000
i (faktor diskon) = 5% atau 0,05
n (lamanya investasi) = 5 tahun
PV = FV / (1+i)^nPV = 200.000.000 / (1+0,05)^5
PV = 200.000.000 / 1.2762815625
PV = 156.705.233
Sehingga untuk memiliki uang senilai Rp200.000.000 pada lima tahun
ke depan, maka Anda harus menabung sebanyak Rp156.705.233
sekarang.
Contoh NPV
Sebuah perusahaan memiliki alat percetakan tekstil untuk
operasional bisnis. Harga mesin tekstil tersebut Rp25.000.000.
Apakah pembelian tersebut merupakan keuntungan atau
kerugian?
Diasumsikan suku bunga sekarang ini yaitu 5% setahun.
Kalkulasi NPV juga menggunakan tingkat bunga serupa.
Berikut rumusnya.P / (1+i)^t
P = penaksiran arus kas setelah membeli peralatan atau mesin
i = tingkat bunga
t = periode tahun
Tahun pertama = 15.000.000 / (1+0,05)^1 = 14.285.714
Tahun kedua = 13.000.000 (1+0,05)^2 = 11.791.383
Tahun ketiga = 10.000.000 / (1+0,05)^3 = 8.638.375
NPV = (14.285.714 + 11.791.383 + 8.638.375) - 25.000.000
NPV = 34.715.472 - 25.000.000
NPV = 9.715.472
Dengan perkiraan NPV tiga tahun, proyeksi keuntungan yang diperoleh Rp9.715.472
dari mesin tekstil tersebut. Pembelian selanjutnya dapat dipertimbangkan karena
mampu menghasilkan NPV lebih tinggi daripada nol.
Berikut keterangan analisisnya.
a. NPV > 0
Investasi layak dijalankan dan ditaksir akan mendatangkan keuntungan. Proyek ini
direkomendasikan untuk dimulai atau dilanjutkan.
b. NPV = 0
Investasi ditaksir tidak akan menghasilkan keuntungan maupun kerugian. Proyek ini
dapat didiskusikan lebih lanjut dengan tiap-tiap stakeholder jika ingin dilanjutkan.
c. NPV < 0
Investasi tersebut diperkirakan akan mendatangkan kerugian. Jika demikian, maka
proyek ini disarankan untuk dibatalkan agar perusahaan tidak merugi.
Kelebihan Metode NPV
1. Dapat menghitung cash flow yang masuk tanpa mengabaikan cash flow
sepanjang investasi.
2. Dapat memperkirakan time value of money.
3. Membantu mengetahui apakah investasi tersebut akan menambah nilai
perusahaan serta keuntungan atau justru merugikan.
4. Menaksir risiko cash flow di masa mendatang, sehingga pengembalian modal
dapat diketahui.
NPV memang lebih sulit daripada pay back period. Namun NPV dapat digunakan
untuk memperhitungkan kelayakan investasi pada proyek tertentu.
Internal Rate of Return (IRR)

Rate of return (IRR) adalah penghitungan yang dilakukan guna


mengestimasi nilai potensial investasi. IRR juga disebut sebagai tingkat
return tahunan yang diharapkan dari investasi.
Misalnya investasi senilai Rp1.000.000 mempunyai IRR 23%, berarti
tingkat pengembaliannya 23%.Sederhananya yaitu IRR adalah tingkat
return dan efisiensi investasi.
Semakin IRR tinggi, berarti semakin tinggi pula investasi yang bisa
ditanam. Penanaman aset dengan IRR tertinggi dianggap sebagai yang
paling baik.
Fungsi IRR
Untuk mengestimasi apakah aset suatu perusahaan sedang naik atau turun.
Dan untuk memutuskan proyek investasi yang akan dimodali.
IRR bersifat sensitif dengan modal atau bunga yang dibebankan kepada pinjaman untuk
memodali
fungsi lain dari IRR.
1. Membandingkan antara tingkat laju pengembalian untuk menetapkan bentuk
investasi yang diprediksi mampu menghadirkan keuntungan.
2. Memberikan penilaian terhadap laju pengembalian setelah terkena pajak. Dengan
begitu, pemodal tahu mana investasi yang memiliki potensi return yang lebih tinggi,
walaupun terkena pajak.
3. Sebagai dasar untuk Anda yang ingin menabung atau deposito di bank.
Kelebihan dan Kekurangan IRR
Kelebihan IRR.
1. Dapat tahu investasi yang dilakukan layak dijalankan atau tidak.
2. Metode ini turut memperhitungkan nilai waktu dari uang dan cash flow masuk
dalam hal pengembalian modal.
3. Metode IRR turut memperhitungkan setiap arus.
Kekurangan IRR
4. Keputusan yang dihasilkan setelah penghitungan IRR tidak selalu tepat.
5. Metode ini hanya dapat memberikan hasil maksimal saat instrumen investasi
memiliki rasio sebagai capital-nya.
6. IRR membutuhkan nilai cost of capital dalam perhitungannya.
Rumus IRR
Agar dapat mengetahui hasil akhir IRR, Anda harus mencari tahu
discount rate yang dapat menimbulkan NPV positif.
Rumus penghitungan sebagai berikut.
IRR = i1 + NPV1NPV1 - NPV2i2 - i1
IRR: Internal Rate of Returni
i1: Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV+I
i2: Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV-
3. NPV1: Net Present Value positif
4. NPV2: Net Present Value negatif.
Contoh perhitungan IRR.
Sebuah pabrik menginginkan nilai investasi sebesar Rp120.000.000. Cash flow yang
dihasilkan pabrik tersebut Rp20.000.000 selama 6 tahun.Estimasi pengembalian 13%.
Dalam penghitungan diskonto, NPV yang dihasilkan Rp6.649.000 dengan diskonto
12%, serta NPV Rp659.000 dengan diskonto 5%.
Jika dihitung menggunakan rumus IRR, diperoleh selisih diskonto 12-10%, yakni 2%.
Dapat dihitung Rp6.649.000 + Rp659.000 = Rp7.308.000.
Nilai IRR-nya adalah sebagai berikut.IRR = 10% + (Rp659.000/Rp7.308.000) x 2% =
10,18%.
Dari perhitungan di atas, dapat diketahui nilai IRR 10,18% yang artinya di bawah
ekspektasi pengembalian sebanyak 13%. Kesimpulannya, investasi ini kurang
menguntungkan dan tidak disarankan karena kurang dari biaya modal.

Anda mungkin juga menyukai