Anda di halaman 1dari 29

Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan

MENDAFTARKAN DIRI DAN


MELAPORKAN

D R S . D U L M U I D M S I . , A K . , C A T . , C T T . , C A
Kewajiban Mendaftarkan Diri
dan Melaporkan Usaha

SUB BAB:
a. KEWAJIBAN MENDAFTARKAN DIRI
b. JANGKA WAKTU DAN TATA CARA MENDAFTARKAN DIRI
c. KEWAJIBAN MELAPORKAN USAHA
d. JANGKA WAKTU MELAPORKAN USAHA
e. NPWP DAN PKP JABATAN
f. TEMPAT MENDAFTARKAN DIRI DAN MELAPORKAN
USAHA
g. KEWAJIBAN NPWP BAGI WP OP PENGUSAHA TERTENTU
h. SANKSI BERKAIT DENGAN KEWAJIBAN
MENDAFTARKAN DIRI DAN MELAPORKAN USAHA
i. PEMINDAHAN WP, PENGHAPUSAN NPWP,DAN
PENCABUTAN PKP
A. Kewajiban mendaftarkan diri

Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan,


meliputi pembayaran pajak, pemotong pajak, dan
pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
Semua WP (Orang Pribadi, Badan, Badan Usaha
Tetap (BUT) berdasarkan sistem self assessment
wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat
Jenderal Pajak untuk dicatat sebagai WP dan
sekaligus untuk mendapatkan NPWP.
Jangka Waktu Pendaftaran WP

Non
Pengusaha
Pengusaha

1 bulan Setelah
setelah usaha melebihi
berjalan PTKP
TATA CARA PENDAFTARAN SECARA LANGSUNG

1. Mengisi serta menandatangani Formulir Pendaftaran Wajib Pajak dan


dilengkapi dengan dokumen yang disyaratkan.
2. Permohonan secara tertulis disampaikan ke KPP atau KP2KP yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan atau tempat
kegiatan usaha Wajib Pajak.
3. Penyampaian permohonan secara tertulis dapat dilakukan secara langsung,
melalui pos, atau melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir.
4. KPP atau KP2KP akan menerbitkan Bukti Penerimaan Surat.
5. KPP atau KP2KP menerbitkan Kartu NPWP dan Surat Keterangan
Terdaftar (SKT) paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah Bukti Penerimaan
Surat diterbitkan.
6. NPWP dan SKT akan dikirimkan melalui Pos Tercatat.
TATA CARA PENDAFTARAN SECARA ELEKTRONIK

1. Wajib Pajak menyampaikan Formulir Pendaftaran Wajib Pajak melalui


Aplikasi e-Registration
2. Mengirimkan dokumen yang disyaratkan ke KPP
3. Pengiriman dokumen dapat dilakukan dengan mengunggah softcopy
dokumen melalui Aplikasi e-Registration atau mengirimkan Surat
Pengiriman Dokumen yang telah ditandatangani.
4. Apabila dokumen yang disyaratkan belum diterima KPP dalam jangka
waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah penyampaian permohonan
pendaftaran secara elektronik, maka permohonan tersebut dianggap tidak
diajukan.
5. KPP menerbitkan Bukti Penerimaan Surat secara elektronik.
6. KPP akan menerbitkan Kartu NPWP dan Surat Keterangan Terdaftar
paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah Bukti Penerimaan Surat
diterbitkan.
7. Kartu NPWP dan Surat Keterangan Terdaftar disampaikan kepada Wajib
Pajak melalui pos tercatat.
C. Kewajiban melaporkan kegiatan usaha

Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang


melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak
berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertanmbahan
Nilai 1984 dan perubahannya. (KUP No 28 tahun
2007)
Setiap Pengusaha yang dikenakan PPN berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan, wajib melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai PKP dan kepadanya diberikan
NPPKP (Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak)
D. Batas Waktu Pelaporan Kegiatan Usaha

Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha


atau pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan, wajib
mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling
lama 1 (satu) bulan setelah saat usaha mulai
dijalankan.
D. Jangka waktu pelaporan usaha untuk dikukuhkan
sebagai PKP

 Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor


68/PMK.03/2010.
 Pengusaha wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak, apabila sampai dengan suatu
bulan dalam tahun buku jumlah peredaran bruto dan/atau
penerimaan brutonya melebihi Rp 600.000.000,00.
 Kewajiban melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak tersebut dilakukan paling lama akhir
bulan berikutnya setelah bulan saat jumlah peredaran bruto
dan/atau penerimaan brutonya melebihi Rp 600.000.000,00.
Contoh, jika omzet Rp600.000.000,00 terlampaui di bulan
Maret 2012, maka batas waktu pelaporan kegiatan usahanya
adalah pada tanggal 30 April 2012.
Wajib Pajak sebagai Pengusaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 8 TAHUN 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah , yang :

a. memilih sebagai Pengusaha Kena  Wajib Pajak orang pribadi yang


Pajak, wajib mengajukan melakukan kegiatan usaha di
pernyataan tertulis untuk beberapa tempat, juga wajib
dikukuhkan sebagai Pengusaha mendaftarkan diri ke Kantor
Kena Pajak; Pelayanan Pajak yang wilayah
b. tidak memilih sebagai Pengusaha kerjanya meliputi tempat-tempat
Kena Pajak tetapi sampai dengan kegiatan usaha Wajib Pajak. Jadi
suatu masa pajak dalam suatu kalau punya dua tempat usaha
tahun buku seluruh nilai berbeda maka mendaftarkan diri
peredaran bruto telah melampaui juga di kedua Kantor Pelayanan
batasan yang ditentukan sebagai Pajak tersebut.
 Wajib Pajak yang tidak
Pengusaha Kecil, wajib
melaporkan usahanya untuk mendaftarkan diri untuk
dikukuhkan sebagai Pengusaha memperoleh NPWP/NPPKP sampai
Kena Pajak paling lambat akhir batas yang telah ditentukan akan
masa pajak berikutnya. diterbitkan NPWP/NPPKP secara
jabatan.
E. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP)

 Berdasarkan Pasal 2 ayat (8) Peraturan Menteri Keuangan Nomor


73/PMK.03/2012, Wajib Pajak badan dan Wajib Pajak orang pribadi yang
melakukan kegiatan usaha yang memenuhi ketentuan sebagai PKP wajib
melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
 Siapa Wajib Pajak yang memenuhi ketentuan PKP? Berdasarkan Pasal 1 UU
PPN 1984, PKP adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak. Namun demikian, Pengusaha
Kecil dikecualikan dari kewajiban melaporkan kegiatan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai PKP. Artinya, Pengusaha Kecil boleh memilih untuk
dikukuhkan PKP atau tidak.
 Batasan Pengusaha Kecil berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
68/PMK.03/2010 adalah pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dengan jumlah
peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto tidak lebih dari
Rp600.000.000,00.
F. Tempat mendaftarkan diri dan
melaporkan kegiatan Usaha

Pada dasarnya, Wajib Pajak mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP di

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat, yaitu kantor pajak yang membawahi

tempat tinggal bagi Wajib Pajak pribadi atau tempat kedudukan, Wajib Pajak

yang mempunyai lokasi kegiatan usaha di beberapa tempat, juga harus

mendaftarkan diri di KPP yang membawahi tempat-tempat lokasi kegiatan

usaha tersebut.Bagi Wajib Pajak tertentu, pihak pajak dapat dapat menentukan

KPP khusus (tertentu) sebagai tempat pendaftaran. Misalnya,perusahaan yang

go public harus mendaftar di KPP Perusahaan masuk bursa.


Secara garis Besar, Ketentuan tentang tempat
pendaftaran dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempt (tempat tinggal bagi WP
pribadi; tempat kedudukan bagi WP badan)
 Badan Usaha Milik Negara = KPP BUMN
 Perusahaan PMA = KPP Penanaman Modal Asing
 Orang asing dan Bentuk Usaha Tetap = KPP Badan Orang Asing
 Perusahaan Go Public = KPP Perusahaan Masuk Bursa
 Direktur Jendral Pajak berwenang menetapkan tempat
pendaftaran bagi WP tertentu
 Jika pengusaha orang pribadi atau badan mempunyai kegiatan
di beberapa tempat = Juga mendaftarkan diri di tempat-tempat
kegiatan usaha tersebut
Tempat bagi Wajib Pajak di atas untuk
melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai PKP adalah di :
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor
Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi
Perpajakan (KP2KP) yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan,
dan/atau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak;
atau
Kantor Pelayanan Pajak tertentu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang perpajakan.
G. Kewajiban NPWP bagi WP OP pengusaha
tertentu

Yang dimaksud dengan Wajib Pajak Orang Pribadi


Pengusaha Tertentu (WP OPPT) adalah Wajib Pajak
orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha sebagai
pedagang pengecer yang mempunyai 1 (satu) atau lebih
tempat usaha. Pedagang pengecer adalah orang pribadi
yang melakukan penjualan barang baik secara grosir
maupun eceran; dan/atau penyerahan jasa. Selanjutnya
adalah bagaimana kewajiban perpajakannya (yang
dimaksud adalah Pajak Penghasilan).Yaitu menggunakan
prinsip self assessment. Sederhananya adalah Wajib
Pajak harus mendaftarkan, menghitung, dan melaporkan
pajaknya sendiri.
Berdasarkan ketentuan Pasal 25 UU PPh dan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
255/PMK.03/2008, penghitungan dan penentuan
angsuran PPh Pasal 25 untuk WP OPPT ini berbeda
dengan Wajib Pajak Orang Pribadi lainnya. Besarnya
angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk Wajib
Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu, ditetapkan
sebesar 0,75% (nol koma tujuh puluh lima persen)
dari jumlah peredaran bruto setiap bulan dari
masing-masing tempat usaha.
H. Sanksi berkaitan dengan kewajiban
mendaftarkan diri dan melaporkan usahanya
1. SANKSI
ADMINISTRASI

dikenakan apabila WP tidak sehingga diterbitkan


melaksanakan kewajiban NPWP dan atau
mendaftarkan diri dan atau PKP pengukuhan PKP
tidak melaporkan usahanya secara jabatan.

“Terhadap kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat NPWP dan pengukuhan


PKP secara jabatan dikenai sanksi administrasi berupa bunga 2% per bulan paling
lama 24 bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak,
bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya SKPKB”.

(Pasal 13 ayat 2 UU KUP)


1. SANKSI PIDANA

“Setiap orang yang dengan sengaja : a. tidak mendaftarkan diri untuk diberikan
Nomor Pokok Wajib Pajak atau tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak; b. menyalahgunakan atau menggunakan tanpa
hak Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak; sehingga
dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan
denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar.”
(Pasal 39 ayat 1 UU KUP)
“setiap orang yang melakukan
percobaan untuk melakukan tindak
pidana menyalahgunakan atau
Pidana tersebut ditambahkan menggunakan tanpa hak NPWP atau
1 (satu) kali menjadi 2 (dua) Pengukuhan PKP, dalam rangka
kali sanksi pidana apabila mengajukan permohonan restitusi
atau melakukan kompensasi pajak
seseorang melakukan lagi atau pengkreditan pajak, dipidana
tindak pidana di bidang dengan pidana penjara paling singkat
perpajakan sebelum lewat 1 6 (enam) bulan dan paling lama 2
(satu) tahun, terhitung sejak (dua) tahun dan denda paling sedikit
2 (dua) kali jumlah restitusi yang
selesainya menjalani pidana dimohonkan dan/atau kompensasi
penjara yang dijatuhkan atau pengkreditan yang dilakukan dan
(Pasal 39 ayat 2 UU KUP). paling banyak 4 (empat) kali jumlah
restitusi yang dimohonkan dan/atau
kompensasi atau pengkreditan yang
dilakukan.”
( Pasal 39 ayat 3 UU KUP )
I. Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak

Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak adalah


tindakan menghapuskan Nomor Pokok Wajib
Pajak dari tata usaha Kantor Pelayanan Pajak.
Penghapusan NPWP hanya ditujukan untuk
kepentingan tata usaha perpajakan, dan tidak
menghilangkan kewajiban perpajakan yang
harus dilakukan Wajib Pajak yang
bersangkutan.
PENGHAPUSAN NPWP

Penghapusan NPWP dilakukan oleh Direktur Jenderal Pajak apabila:

a. Diajukan permohonan penghapusan NPWP oleh WP dan/atau ahli warisnya


apabila WP sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan;
b. WP badan dilikuidasi karena penghentian atau penggabungan usaha;
c. WP bentuk usaha tetap menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia; atau
d. Dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk menghapuskan NPWP dari
WP yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
(Pasal 2 ayat 6 UU KUP)
LANJUTAN
Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan
keputusan atas permohonan penghapusan NPWP dalam jangka waktu 6 (enam)
bulan untuk WP orang pribadi atau 12 (dua belas) bulan untuk WP badan, sejak
tanggal permohonan diterima secara lengkap.
(Pasal 2 ayat 7 UU KUP)

“Apabila jangka waktu tersebut telah lewat dan Direktur Jenderal Pajak
tidak memberi suatu keputusan, permohonan penghapusan Nomor Pokok
Wajib Pajak dianggap dikabulkan. Dalam hal permohonan Wajib Pajak
dianggap dikabulkan, Direktur Jenderal Pajak harus menerbitkan surat
keputusan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dalam jangka waktu
paling lama 1 (satu) bulan setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) berakhir.
diajukan oleh WP dan/ atau ahli
warisnya
WP badan dilikuidasi karena
Penghapusan penghentian atau penggabungan usaha
NPWP
WP BUT menghentikan kegiatan
usahanya di Indonesia

dianggap perlu oleh Dirjen Pajak

Dirjen Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan keputusan atas


permohonan penghapusan NPWP daiam jangka waktu 6 bulan untuk WPOP atau 12 bulan
untuk WP badan, sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap.

Dirjen Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan keputusan atas


permohonan pencabutan pengukuhan PKP dalam jangka waktu 6 bulan sejak tanggal
permohonan diterima secara lengkap.
Penghapusan
NPWP melalui e-
Registration

4. Apabila dokumen
telah diterima.KPP
menerbitkan Bukti
1. Mengisi formulir Penerimaan Surat
pada secara elektronik
www.pajak.go.id

3.Apabila dalam 14
hari dokumen belum
diterima oleh KPP
2. Mengirim maka permohonan
dokumen ke KPP tersebut dianggap
tidak diajukan
Mengisi dan
Penghapusan menandatangani
NPWP tidak Formulir
melalui e- Penghapusan NPWP,
Registration serta melengkapi
dokumen :

1. Surat keterangan kematian / dokumen sejenis dan surat pernyataan tidak


memiliki warisan atau warisan sudah terbagi, untuk orang pribadi yang
telah meninggal.
2. Dokumen yang menyatakan bahwa WP telah meninggalkan Indonesia
untuk selamanya , untuk orang pribadi yang meninggalkan Indonesia
selamanya.
3. Dokumen yang menyatakan bahwa WP sudah bukan bendahara , untuk
bendahara pemerintah
4. Surat pernyataan memiliki NPWP ganda dan fotocopi semua kartu NPWP
yang dimiliki, untuk WP yang punya lebih dari 1 NPWP.
5. Fc buku nikah dan surat pernyataan tidak membuat perjanjian pemisahan
harta dan peghasilan, untuk wanita kawin yang sebelumnya punya NPWP
6. Dokumen yang menunjukan bahwa WP Badan termasuk usaha tetaptelah
dibubarkan, untuk WP badan.
PENCABUTAN PENGUKUHAN
PENGUSAHA KENA PAJAK

Pencabutan Pengukuhan
Pencabutan Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak adalah
Pengusaha Kena Pajak hanya
tindakan mencabut Pengukuhan
ditujukan untuk kepentingan tata
Pengusaha Kena Pajak dari tata
usaha perpajakan, dan tidak
usaha Kantor Pelayanan Pajak.
menghilangkan kewajiban
Pencabutan pengukuhan PKP
perpajakan yang harus dilakukan
dapat dilakukan karena jabatan
Pengusaha Kena Pajak yang
atau atas permohonan Wajib
bersangkutan.
Pajak.
PENCABUTAN PKP

Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib


Pajak dapat melakukan pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
(Pasal 2 ayat 8 UU KUP)

Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus


memberikan keputusan atas permohonan pencabutan pengukuhan PKP
dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal permohonan
diterima secara lengkap.
(Pasal 2 ayat 9 UU KUP)

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.03/2012


> PKP pindah alamat ke wilayah kerja Kantor Pelayanan
Pajak lain;
> Sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai Pengusaha
Kena Pajak yang jumlah peredaran dan/atau penerimaan
bruto untuk suatu tahun buku tidak melebihi batas jumlah
peredaran dan/atau penerimaan brruto untuk Pengusaha
Kecil
PENCABUTAN PKP

Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib


Pajak dapat melakukan pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
(Pasal 2 ayat 8 UU KUP)

Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus


memberikan keputusan atas permohonan pencabutan pengukuhan PKP
dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal permohonan
diterima secara lengkap.
(Pasal 2 ayat 9 UU KUP)

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.03/2012


> PKP pindah alamat ke wilayah kerja Kantor Pelayanan
Pajak lain;
> Sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai Pengusaha
Kena Pajak yang jumlah peredaran dan/atau penerimaan
bruto untuk suatu tahun buku tidak melebihi batas jumlah
peredaran dan/atau penerimaan brruto untuk Pengusaha
Kecil
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai