Anda di halaman 1dari 21

FOLKOR

Pengertian Folklor
 Folklor berasal dari bahasa Inggris yakni
Folklore. Terdiri dari dua kata folk dan lore.
 Menurut Alan Dundes folk sama artinya
dengan kolektif atau bersinonim dengan
sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri
pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan yang
sama.
 Lore adalah tradisi yang diwariskan secara
turun temurun, baik secara lisan maupun
melalui contoh gerak isyarat atau pembantu
pengingat.
 Dengan demikian, folklor adalah kebudayaan
suatu kolektif atau mayarakat yang
diwariskan secara turun temurun, baik
secara lisan maupun isyarat gerak sebagai
bentuk keperibadian kolektif/identitas
masyarakatnya.
Ciri-ciri folklor

 Penyebaran dan pewarisan secara lisan.


 Tradisional (disebarkan antar kolektif dalam waktu
cukup lama).
 Milik bersama (milik rakyat/sekelompok masyarakat).
 Faktor eksis dalam versi maupun varian yang berbeda
(terjadi interpolasi).
 Anonim
 Memiliki rumus/berpola
 Memiliki fungsi/kegunaan
 Bersifat polos dan lugu (proyeksi emosi yang jujur).
Bentuk-bentuk Folklor
 Menurut Jan Harold Brunvand folklor dapat
digolongkan ke dalam tiga kelompok, yaitu:
folklor lisan, folklor sebagian lisan, dan folklor
bukan lisan.

1. Folklor lisan adalah folklor yang bentuknya


memang lisan. Bentuk ini termasuk ke dalam
kelompok, 1. bahasa rakyat, seperti logat,
julukan, perangkat tradisional, dan titel
kebangsawanan, 2. ungkapan tadisional, seperti
peribahasa, dan pepatah 3. pertanyaan
tradisional, seperti teka-teki, 4. puisi rakyat,
seperti pantun, gurindam, dan syair, 5. cerita
prosa rakyat seperti mite, legenda, dan dongeng,
6. nyayian rakyat (jali-jali, ampar-ampar pisang,
cik cik periuk dan lainnya.
"Cik Cik Periuk“ dari Kalimantan Barat.
 Cik cik periuk belanga' sumping dari Jawe
 Datang nek kecibok bawa' kepiting dua' ekok
 Cik cik periuk belanga' sumping dari Jawe
 Datang nek kecibok bawa' kepiting dua' ekok
 Cak cak bur dalam belanga', idong picak gigi
rongak
 Sape ketawa' dolok dipancung raje tunggal, hei!
2. Folklor sebagian lisan
bentuknya merupakan
campuran unsur lisan dan  Agama Perbegu (Masyarakat Karo)
bukan lisan. Bentuk folklor
ini dapat digolongkan ke
dalam kepercayaan rakyat,
permainan rakyat, teater
(lenong, ketoprak, randai dan
ludruk, tari rakyat (jaran,
kepang, dan ngibing,
ronggeng, patam-patam, adat
istiadat, upacara, pesta
rakyat (bersih desa dan
meruwat, dll.
Contoh: Kepercayaan
rakyat/tahayul.
(Kepercayaan rakyat bagi
orang modern sering
dianggap tahayul yang
memiliki makna gaib).
Teater Rakyat Karo

 Gurda Gudi/Gudala-2
Tari Rakyat Karo

 Tari Burung  Tari Tongkat


3.Folklor bukan lisan yang
bentuknya bukan lisan (walau
pembuatannya diajarkan secara
lisan). Kelompok besar dapat
dibagi dua, yakni material dan
bukan material.
 Bentuk material: asitektur rakyat
(bentuk rumah asli suku, seperti
Joglo di Jawa, Rumah  Rumah Tradisional Batak Karo
Gadang di Minangkabau,
Rumah Betang di
Kalimantan, dll), kerajinan
tangan rakyat, pakaian dan
perhiasan, makanan dan minuman
rakyat, dan obat-obat tradisional.
Rumah Suku Dayak
Asitektur Suku Dayak
Asitektur Bade

Asitektur Lombok (NTB)


Pakaian Adat Bali dan Suku Karo
Pesta Adat dan Agama Bali

 Pakaian Suku
Lombok
PENDEKATAN TERHADAP ETNISITAS

 Pendekatan Primordialisme : mencari berbagai


ikatan sosial yang berkaitan dg. agama, bahasa,
adat-
adat-istiadat, kekerabatan, kesenian, organisasi,
dan sebagainya

 Pendekatan Instrumentalisme : upaya dan


strategi kelompok-
kelompok-kelompok elite dlm mengusai
dan memanipulasi berbagai simbol-
simbol-simbol etnis
untuk memperoleh suport dan dukungan dari
masyarakat etnis

11
Pakaian Adat Pontianak
 Teluk Belanga dan Baju Kurung.
 Satu set pakaian laki-laki terdiri dari baju atasan polos dengan
jumlah kancing di dada yang harus sesuai kaidah. Boleh
memilih memakai kancing 1 (tulang belut), boleh juga 3, atau 5
(cekak musang). Penentuan jumlah kancing baju tidak
sembarangan, ada makna filosofinya sendiri. Filosofi tersebut
tentu didasarkan pada nilai keislaman. Kancing baju 1
bermakna tauhid, 3 dimaknai dengan Allah, Muhammad, dan
Adam, kancing baju 5 bermakna rukun Islam. Celana panjang
pun dijahit tak melebihi mata kaki agar sesuai sunnah.
 Keunikan pakaian adat Kalimantan Barat (Pontianak) yang lain
adalah adanya corak yang sederhana, namun tak meninggalkan
kesan unik dan indah. Corak batik tersebut dinamakan dengan
corak batik insang. Motifnya yang sederhana konon katanya
terinspirasi dari insang ikan atau riak air sungai. Hal tersebut
menjadi wajar mengingat letak Pontianak berada di pesisir
Sungai Kapuas. Selain itu, dalam islam ada larangan
menggambar makhluk hidup.
Pakaian Adat Kalimantan Barat

• King Baba, pakaian laki-laki dari suku


Dayak, terbuat dari kulit tanaman
ampuro atau kayu kapur.
• King Bibinge, pakaian wanita dari suku
Dayak, terbuat dari kain tenun yang
dihiasi dengan manik-manik dan perak.
 Bentuk yang bukan
material tergolong pada
gerak isyarat tradisional
(gesture), bunyi isyarat
(msl kentongan, atau
bunyi gendang untuk
mengirim berita dll),
dan musik rakyat.

Anda mungkin juga menyukai