Anda di halaman 1dari 21

PSIKO

LOGI

Muhammad Azief Fatwa


20161770053 2
0
2
Hubungan antara Kontrol Diri dengan
Kecenderungan Melakukan Cyberbullying
S padaRemaja di Surabaya
K R
I P S I
1
Kontrol
Remaja Diri

L A T A R

B E L A K A N G
Cyberbullying
RUMUSAN MASALAH

Apakah terdapat hubungan antara Kontrol Diri dengan Perilaku Cyberbullying

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara antara


kontrol diri dengan perilaku cyberbullying pada remaja di Surabaya.
D R
Menurut Hurlock (Setianingrum, Amalia, 2015) remaja merupakan
E E fase pertumbuhan dan perkembangan ketika seseorang berada pada
rentang usia 11 – 18 tahun. Perkembangan adalah proses
F M bertambahnya kematangan seseorang. Senada dengan Papalia,
Olds, dan Feldman (Setianingrum, Amalia, 2015), masa remaja
I A adalah masa perkembangan antara masa kanak-kanak ke masa
dewasa yang meliputi perubahan besar pada aspek fisik, kognitif, dan
N J psikososial.

I A
Menurut Santrock (2012), masa remaja dimulai pada sekitar
S usia 10 sampai 12 dan berakhir pada usia tahun 18 sampai 22 tahun.
Pada masa ini remaja akan mulai untuk melakukan segala sesuatu
I secara mandiri dan mulai mencari jatidirinya. Peralihan menuju masa
dewasa ditandai dengan berkembangnya aspek kognitif seperti
berkembangnya pola pikir seseorang menjadi lebih abstrak dan
idealis. Selain itu perubahan masa remaja juga mencakup perubahan
pada aspek biologis dan sosio-emosional yang mencakup
perkembangan fungsi seksual dan kemandirian seseorang (Santrock,
2012).
D

E Belsey & Lines (Wiryada, dkk, 2017) mendefinisikan cyberbullying


sebagai bentuk bullying yang terjadi ketika seseorang atau beberapa
F siswa menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti email,
ponsel, pesan teks, pesan singkat, website pribadi, situs jejaring
I
sosial,misalnya : facebook, twitter, plurk, dan lain-lain, dan game
N online, untuk digunakan secara sengaja, berulang-ulang dan perilaku
yang tidak ramah yang dimaksudkan untuk merugikan orang lain.
I Sedangkan menurut Priyatna (Wiryada, dkk, 2017) cyberbullying
adalah ancaman, ditakut-takuti dan dipermalukan oleh orang lain
S
melalui jejaring sosial.
I

C Y B E R B U L L Y I N G
a. Pelecehan (Harassment)
b. Kritik (Denigration) Aspek-aspek
c. Menyalahkan (Flaming) Cyberbullying

d. Peniruan (Impersonation)
e. Menyamar (masquerading)
f. Nama samaran (Pseudonyms)
g. Tipuan (Outing)
h. Pengintaian (Cyberstalking)
KONTROL DIRI
A S P E K
DeRidder, dkk (Malihah & Alfiasari, 2018) menyatakan bahwasannya A S P E K
kontrol diri berkaitan dengan cara individu mengendalikan emosi serta
dorongan dari dalam dirinya sehingga mampu membuat keputusan dan
mengambil tindakan yang efektif sesuai dengan standar ideal, nilai-nilai a. Kontrol Perilaku
moral dan harapan. (Behavior Control)
b.Kontrol Kognitif
Kontrol diri (self control) merupakan kemampuan seseorang untuk (Cognitive Control)
menahan suatu respon yang dianggap negatif dan mengarahkannya c.Kontrol Keputusan
kepada respon lain yang lebih baik dalam lima faktor yaitu peforma (Decisional Control)
kerja, perilaku impulsif, penyesuaian psikologis, hubungan interpersonal
dan emosi moral (Tangney Baumeister, &Boone, dalam Malihah &
Alfiasari, 2018). Hofmann, dkk (Malihah & Alfiasari, 2018) menyatakan
bahwa kontrol diri adalah kemampuan individu untuk menahan diri atau
mengarahkan diri ke arah yang lebih baik ketika dihadapkan dengan
godaan-godaan.
D E F F I N I S I
H V
Kontrol diri pada remaja juga berhubungan negatif signifikan dengan
U A perilaku cyberbullying pada remaja. Hal tersebut juga menunjukkan
A bahwa semakin tinggi kontrol diri pada remaja maka semakin
B R menurunkan perilaku cyberbullying pada remaja. Hal ini sejalan
N
dengan penjelasan Santrock (2007) yang menjelaskan bahwa
U I
T kontrol diri mempunyai peran penting dalam kenakalan remaja.
N A Kontrol diri yang rendah membuat individu tidak mampu mengatur
A dan mengarahkan perilakunya. Hal ini tidak dialami oleh remaja
G B karena self-control yang tinggi akan berkorelasi dengan kualitas
R
hubungan yang lebih baik, meningkatkan empati serta kesediaan
A E
untuk memaafkan kesalahan orang lain (Tangney, Baumeister, &
N L Boone, dalam Malihah & Alfiasari, 2018).
Remaja di kota Surabaya K

K O
Kontrol diri
(Self E N
Control)
R S

A E

N P
Kontrol diri Kontrol diri
Positif Negatif G T

K U
Kecenderungan Kecenderungan A A
melakukan melakukan
Cyberbullying Cyberbullying L
2. Identifikasi
Variabel: 4. Teknik 6. Teknik Analisis
Pengambilan :
1.Variabel terikat
(Y) : Cyberbullying
Sampel :
2.Variabel bebas Data Korelasi
(X) : Kontrol diri Accidental Product Moment
(Self control) Sampling

1. Desain 3. Populasi : 5. Teknik


Penelitian : Pengumpulan
Remaja di Data :
Kuantitatif Surabaya usia
16-20 Tahun Skala Likert
K E R A N G K A

K E R J A

Variabel – variabel
Fenomena perilaku
Rumusan a. Cyberbullying
cyberbullying pada
remaja di Surabaya Masalah b. Kontrol diri
padarem remaja di

Kesimpulan Analisis Pengumpulan Penyusunan alat


ukur
data data
Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur

Reliability Statistics
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items Cronbach's Alpha N of Items

.818 12 .637 7

Hasil Uji Reliabilitas Hasil Uji Reliabilitas


Alat Ukur Alat Ukur
Cyberbullying Kontrol Diri
Hasil Uji Asumsi

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

CYBERBULLY .087 204 .001

KONTROL DIRI .126 204 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Hasil Uji Normalitas Alat Ukur


Hasil Uji Linieritas

ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.

CYBERBULLY * Between (Combined) 3522.951 11 320.268 3.907 .000


KONTROL DIRI Groups
Linearity 2514.792 1 2514.792 30.677 .000

Deviation from
1008.159 10 100.816 1.230 .274
Linearity

Within Groups 15739.455 192 81.976

Total 19262.407 203


Hasil Uji Korelasi Product Moment
Correlations

KONTROL
CYBERBULLY DIRI

Spearman's rho CYBERBULLY Correlation Coefficient 1.000 .360**

Sig. (2-tailed) . .000

N 204 204

KONTROL DIRI Correlation Coefficient .360** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 204 204

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


P
Berdasarkan hasil data analisis produk moment spearman’s rho dengan SPSS 20
mendapatkan hasil sebagai berikut, yaitu nilai F = 30,677 dengan nilai p = 0,000 E

(p < 0,05) maka keismpulannya ada hubungan yang signifikan antara variabel M
bebas dengan variabel terikat, jadi hipotesis dari penelitian ini diterima.
B
Hal lain ditunjukkan pada tabel uji normalitas dengan menggunakan One Sample
Kolmogorov-Smirnov, yang menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,001 untuk A
variabel cyberbullying. Nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05, maka dapat
H
disimpulkan bahwa penyebaran data pada cyberbullying dalam penelitian ini
adalah tidak normal. Hal yang sama ditunjukkan pada hasil dari sebaran data A
variabel kontrol diri yang juga memiliki nilai siginifkansi sebesar 0,000. Nilai
S
siginikansi tersebut juga menunjukkan dibawah atau kurang dari angka 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa penyebaran data pada variabel kontrol diri dalam A

penelitian ini juga tidak normal. N


Perihal dengan data tersebut sesuai dengan penelitian
P
terdahulu oleh Hofmann, dkk (Malihah & Alfiasari, 2018)
E menjelaskan bahwa kontrol diri adalah kemampuan individu
M untuk menahan diri atau mengarahkan diri ke arah yang lebih
B baik ketika dihadapkan dengan godaan-godaan. Apabila remaja
A memiliki kontrol diri yang baik, maka remaja akan memiliki
H peluang lebih besar untuk dapat menghindari perilaku
A menyimpang, termasuk cyberbullying. Penjelasan ini juga
S didukung oleh Pandie & Weismann (2016) yang menyatakan
bahwasannya faktor yang mempengaruhi seseorang
A
berperilaku cyberbullying, seperti faktor keluarga, kegagalan
N
dalam mengontrol diri, dan faktor lingkungan.
P

Hal tersebut juga menunjukkan bahwa semakin tinggi E


kontrol diri pada remaja maka semakin menurunkan
M
perilaku cyberbullying pada remaja. Hal ini sejalan dengan
B
penjelasan Santrock (2007) yang menjelaskan bahwa
kontrol diri mempunyai peran penting dalam kenakalan A

remaja. Beberapa hal tersebut, dapat menjadi salah satu H


penjelasan mengapa cyberbullying dapat terjadi, dan salah
A
satunya yaitu karena remaja tidak mampu menemukan cara
yang tepat dalam menaikkan kontrol dirinya sehingga S

menyebabkan remaja cenderung berperilaku kurang baik. A

N
Berdasarkan hasil uji korelasi product moment pada variabel kontrol diri dan

perilaku cyberbullying dapat dijelaskan bahwa secara statistik terdapat hubungan

antara kontrol diri dengan perilaku cyberbullying pada remaja di kota Surabaya

ditunjukkan dengan koefisien korelasi rxy = 0,360 dan nilai p = 0.000 dengan taraf

dibawah signifikansi 5% (0.05).

K E S I M P U L A N
PSIKO
LOGI

2
THANKS
0
2
S
K R
I P S I
1

Anda mungkin juga menyukai