2
DASAR HUKUM
Undang-undang Republik Indonesia No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan
Agung Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401)
KEJAKSAAN sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 tahun 2004 tentang
Kejaksaan Republik Indonesia
TINDAK PIDANA • UU NO. 31 TAHUN 1999 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DAN DITAMBAH
KORUPSI DENGAN UU NO. 20 TAHUN 2001 TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI
3
TUGAS DAN WEWENANG KEJAKSAAN RI
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia
Bidang Bidang
Bidang
KETERTIBAN DAN
PIDANA PERDATA KETENTERAMAN UMUM
KEWENANGAN KEJAKSAAN
berdasarkan UU No.16 tahun 2004 tentang Kejaksaan RI
Melakukan Penuntutan Dalam Perkara Pidana;
Melaksanakan Penetapan Hakim Dan Putusan Pengadilan Yang Memperoleh
Kekuatan Hukum Tetap;
Melakukan Pengawasan Pelaksanaan Putusan Pidana Bersyarat, Putusan
Pidana Pengawasan, Dan Keputusan Lepas Bersyarat;
Melakukan Penyidikan Terhadap Tindak Pidana Tertentu Berdasarkan
Undang- Undang (Dalam hal ini Tindak Pidana Korupsi berdasarkan UU No. 31
Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan UU No. 20 Tahun
2001 tentang Tindak Pidana Korupsi);
Melengkapi Berkas Perkara Tertentu Dan Untuk Itu Dapat Melakukan
Pemeriksaan Tambahan Sebelum Dilimpahkan ke Pengadilan yang dalam
Pelaksanaannya Dikoordinasikan dengan Penyidik;
Dan Kewenangan Lain yang Ditentukan dalam UU (Jaksa Pengacara Negara).
5
DASAR PENGATURAN DESA
6
PENGERTIAN D E S A
7
Pasal 1 point 2 :
Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 1 point 3 :
Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
8
KEUANGAN DESA
PMK No. 1 99/PMK. 07/20 17 Tentang Tata Cara Pengalokasian Dana Desa Setiap
Kabupaten/Kota Dan Penghitungan Rincian Dana Desa Setiap Desa Dan PMK No.
50/PMK. 07 /20 17 Tentang Pengelolaan Transfer Ke Daerah Dan Dana Desa Sebagaimana
Telah Beberapa Kali Diubah, Terakhir Dengan PMK No. 121/PMK.07 /2018 Tentang
Perubahan Ketiga Atas PMK No. Nomor 50 / PMK. 07/20 1 7 Tentang Pengelolaan
Transfer Ke Daerah Dan Dana Desa;
Keuangan Negara pada prinsipnya adalah semua hak dan kewajiban Negara yang dapat dinilai
dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan
milik Negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Negara dalam melaksanakan fungsi
(pemerintahan) Negara.
Sesuai konsep teoritis, tidak terdapat perbedaan antara Keuangan Negara dengan Keuangan Daerah.
Dalam konsep Keuangan Negara, Pemerintah Daerah dianalogikan sebagai miniatur Negara.
Artinya, berbagai fungsi Negara dilaksanakan dalam suatu wilayah yang lebih sempit. Dalam kaitan
ini termasuk hubungan Eksekutif dan Legislatif. Terkait dengan itu, Undang-undang Keuangan
Negara tidak membedakan antara keduanya
Dengan mengacu pada konsepsi keuangan negara yang mendasarkan tentang kewenangan untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat dalam sistem
pemerintahan Negara, di satu sisi, dan bahwa Pemerintahan Desa merupakan penyelenggara
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat Desa dalam sistem pemerintahan Negara, di sisi
lain, maka keuangan desa, secara prinsip, adalah merupakan elemen dari keuangan negara, sehingga
merupakan KEUANGAN NEGARA.
10
11
12
PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DENGAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
tanggal 28 FEBRUARI 2018
TENTANG
KOORDINASI APARAT PENGAWAS INTERNAL PEMERINTAH (APIP)
DENGAN APARAT PENEGAK HUKUM (APH) DALAM PENANGANAN
LAPORAN ATAU PENGADUAN MASYARAKAT YANG BERINDIKASI T
INDAK PIDANA KORUPSI PADA PENYELENGGARAAN PEMERINTA
HAN DAERAH
13
PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN KEJAKSAAN
REPUBLIK INDONESIA DENGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
tanggal 28 FEBRUARI 2018
Tentang Koordinasi Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) Dengan Aparat Penegak Hukum (APH) Dalam Penanganan
Laporan Atau Pengaduan Masyarakat Yang Berindikasi Tindak Pidana Korupsi Pada Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
KOLUSI
Pemufakatan atau kerjasama secara melawan hukum antar penyelenggara Negara atau antara
penyelenggara Negara dan pihak lain yang merugikan orang lain, masyarakat dan atau Negara.
NEPOTISME
Kegiatan Penyelenggara Negara secara melawan hukum yang menguntungkan keluarganya dan
atau kroninya diatas kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara.
16
POTENSI PENYIMPANGAN (TIPIKOR) DI DESA :
17
ASPEK HUKUM :
Bila terdapat pengelolaan keuangan Desa yang tidak tertib administrasi, tidak tertib anggaran, dan terdapat
hal-hal FIKTIF, MARK UP, DAN MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI / ORANG LAIN /
KORPORASI SEHINGGA MENIMBULKAN KERUGIAN NEGARA maka ada resiko hukum bagi
yang melakukannya, dan terjerat :
18
Pasal 8 :
Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum
secara terus menerus atau sementara waktu dengan sengaja menggelapkan uang atau atau surat
berharga yang disimpan karena jabatannya atau membiarkan uang atau surat berharga tersebut
diambil atau digelapkan oleh orang lain, atau membantu dalam melakukan perbuatan tersebut,
dipidana penjara paling singkat 3 th paling lama 15 th dn denda minimal Rp. 150 jt dan maksimal
Rp. 750 jt
Pasal 9 :
Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum
secara terus menerus atau sementara waktu dengan sengaja MEMALSU BUKU-BUKU ATAU DAFTAR-
DAFTAR YANG KHUSUS UNTUK PEMERIKSAAN ADMINISTRASI, dipidana penjara paling singkat 1 th,
paling lama 5 th dan denda minimal Rp. 50 jt maksimal Rp. 250 jt
19
KORUPSI SANGAT BERKAITAN DENGAN TATA KELOLA PEMERINTAH,
MAKA PEMERINTAHAN DESA YANG MERUPAKAN PEMERINTAHAN YANG PALING KECIL DAN
SANGAT BERSENTUHAN LANGSUNG DENGAN RAKYAT,
PERLU DIKELOLA SECARA TRANSPARAN, JUJUR DAN TERTIB
1. Penyelenggaraan tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan prasyarat utama
eksistensi sebuah institusi publik, sekaligus menjadi bagian upaya pencegahan korupsi secara efektif dan
efisien.
2. Pemberantasan korupsi tidak hanya melalui penegakan hukum pidana tetapi harus juga dari
penanggulangan kondisi yang menimbulkan terjadinya korupsi .
3. Strategi dasar penanggulangan korupsi seharusnya tertuju pada penanggulangan berbagai faktor penyebab
(causative factors):
a. Masalah sikap mental/moral (attitude);
b. Pola hidup/perilaku (behaviour);
c. Nilai-nilai sosial dan budaya (social and culture values);
d. Kesenjangan sosial-ekonomi;
e. Lemahnya birokrasi dan prosedur adm. keuangan & pelayanan publik.
20
MODUS PENYIMPANGAN (TIPIKOR) di DESA :
TEMUAN PENYIMPANGAN PADA ADD dan DD
(PENYIMPANGAN APBDes SECARA UMUM)
1. TAHAP PERENCANAAN :
MUSRENBANG dalam RAPBDes untuk menentukan kegiatan hanya formalitas;
Pembuatan RAPBDes tidak sepenuhnya mengacu pada PERMENDES tentang
PRIORITAS PENGGUNAAN DD;
Pembuatan RAB tidak proporsional/Mark up;
Pembangunan Fisik Tidak dilakukan survey lapangan dengan maksimal;
21
MODUS PENYIMPANGAN (TIPIKOR) di DESA :
22
MODUS PENYIMPANGAN (TIPIKOR) di DESA :
23
MODUS PENYIMPANGAN (TIPIKOR) di DESA :
BANTUAN
PENG KER K. NEGARA PKKN
DIK
BANTUAN
TAP SITA PN
ASSET TRACING
EKSEKUSI ASSET
PUTUSAN PENGADILAN
RECOVERY
(INCRAHT) 17
25
Pemberantasan TINDAK PIDANA KORUPSI dapat dilakukan
beberapa melalui strategi, yaitu :
26
IDENTIFIKASI PENYEBAB PENYIMPANGAN (tipikor) :
INTERNAL EKSTERNAL