TENTANG
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
SISTEMATIKA PROSEDUR TETAP/STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
Pasal 2
BAB V : KESIMPULAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pasal 3
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang yang
mengetahuinya, memerintahkan Pengudangan Peraturan Bupati Konawe ini
dengan penempatannya dalam Lembar Daerah Kabupaten Konawe.
Ditetapkan di : Unaaha
Pada Tanggal : 2013
BUPATI KONAWE
Wassalamu’alaikum WR. Wb
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Maksud dan Tujuan ............................................................................................
C. Dasar dan Landasan Hukum...............................................................................
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan .........................................................................................................
B. Penutup ...............................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
HALAMAN
1. SOP Surat Izin Undang-undang Gangguan (IUUG/Ho)
2. SOP Surat Izin Usaha Perikanan
3. SOP Surat Izin Trayek
4. SOP Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
5. SOP Surat Izin Minuman Beralkohol
6. SOP Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
7. SOP Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
8. SOP Surat Izin Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
9. SOP Surat Izin Tanda Daftar Gudang (TDG)
10. SOP Surat Izin Usaha Industri (IUI)
11. SOP Surat Izin Usaha Jasa Kontruksi (IUJK)
12. SOP Surat Izin Usaha Ternak/Hewan
13. SOP Surat Izin Usaha Penggilingan Padi
14. SOP Surat Izin Kepariwisataan
15. SOP Surat Izin Apotik
16. SOP Surat Izin Depot Air Isi Ulang
17. SOP Surat Izin Praktek Dokter
18. SOP Surat Izin Praktek Bidan
19. SOP Surat Izin Praktek Perawat
20. SOP Surat Izin Penyelengaraan Rumah Bersalin
21. SOP Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan(Bukan Kayu Dalam Hutan Alam)
22. SOP Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan (Bukan Kayu Dalam Hutan Tanaman)
23. S OP Izin Pemanfaatan Kayu Pada Hutan Hak
24. SOP Izin Sah Lainnya (ISL) Volume ≤ 50 M3
25. SOP Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu pada Hutan Produksi
26. SOP Izin Pemungutan Hasil Hutan Kayu (IPHHK) pada Hutan Produksi
27. SOP Izin Pemanfaatan Kayu (IPK)
28. SOP Izin Usaha Penyedia Tenaga Listrik untuk Kepentingan Sendiri
29. SOP Izin Usaha Penyedia Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum
30. SOP Izin Usaha Penunjang Usaha Kelistrikan
31. SOP Izin Operasi Ketenagalistrikan
32. SOP Izin Penderian Depot Lokal
33. SOP Izin Penderian Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU)
34. SOP Izin Penderian Premium Solar Paket Dialer (PSPD)
35. SOP Izin Penderian Agen Premium Minyak Solar (APMS)
36. SOP Izin Penyaluran Gas Elpiji
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tugas utama Pemerintah terhadap rakyatnya adalah memberikan pelayanan dalam
rangka memenuhi dan memuaskan kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat. Oleh karena
itu aparatur dan organisasi Pemerintah dituntut untuk terus meningkatkan kemampuannya
supaya bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi publik/masyarakat.
Masyarakat sekarang sudah sangat maju dalam pemikiran dan semakin kompleks yang
berimplikasi pada derasnya kritik terhadap kinerja Pemerintah yang ter-expose melalui
berbagai media massa. Hal ini mewajibkan Pemerintah untuk bisa menyerap aspirasi dan
kritik membangun sebagai dasar peningkatan kualitas pelayanan terutama yang berhubungan
langsung dengan publik.
Keluarnya Undang-undang 22 Tahun 1999, kemudian diganti dengan Undang-undang
32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah memberikan kewenangan yang begitu luas untuk
membuka peluang bagi Pemerintah Daerah mengembangkan segala potensi yang ada di
masing-masing daerahnya. Menyikapi ini Pemerintah Kabupaten Konawe sebagai salah satu
Kabupaten besar di Sulawesi Tenggara, berusaha untuk memperbaiki segala kekurangan
dalam memberikan pelayanan agar lebih Proporsional dan Profesional sesuai dengan kondisi
Kabupaten Konawe dan aturan-aturan yang berlaku.
Berdasar pada hal-hal diatas Pemerintah Kabupaten Konawe membuat suatu pedoman
Prosedur Tetap / Standard Operating Procedure (SOP) yang akan menjadi pegangan bagi
yang berkepentingan dalam hal ini adalah Organisasi Pemerintah, aparatur pemerintah dan
publiknya, sehingga semua elemen bisa bersinergi dan target peningkatan kinerja bisa
tercapai.
B. Maksud dan Tujuan
Pedoman Prosedur Tetap / Standard Operating Procedure (SOP) Perizinan Pemerintah
Kabupaten Konawe adalah pedoman bagi oraganisasi Pemerintah, aparatur Pemerintah
Kabupaten Konawe yang berhubungan secara langsung dengan publik eksternal dalam hal
ini masyarakat Kabupaten Konawe maupun untuk penunjang penyelanggaraan aktivitas di
internal lingkungan Pemerintah Kabupaten Konawe sendiri, sesuai dengan aturan dan
kewenangan yang berlaku.
Dengan adanya pedoman baku diharapkan terjadi peningkatan kinerja pada setiap
aparatur Pemerintah sekaligus Instansi Pemerintah Kabupaten Konawe yang akhirnya dapat
memenuhi kebutuhan dan memberi kepuasan masyarakat penerima pelayanan, kerena
peningkatan kualitas kinerja yang berimplikasi terhadap kepuasan dari masyarakat
merupakan tujuan utama dibuatnya Pedoman Prosedur Tetap / Standard Operating
Procedure (SOP).
C. Dasar dan Landasan Hukum
Dimasa lampau lemahnya kontrol yang dilakukan oleh Pemerintah terhadap
penyelenggaraan pelayanan menyebabkan kecenderungan aparat untuk melakukan tindakan
yang menyimpang dan tidak terpuji yang menyebabkan kerugian di pihak masyarakat. Hal
ini menjadi sebuah budaya yang akhirnya melekat dalam setiap kegiatan dalam bidang
pelayanan terhadap masyarakat/publik.
Kondisi tersebut tidak dapat dibiarkan terus berlangsung, Pemerintah mencanangkan
“Good Governance” dilanjutkan dengan dikeluarkannya UU No. 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaran Pemerintah yang bersih dan bebas dari KKN. Komitmen yang kuat dari
Pemerintah dilanjutkan dengan terbitnya berbagai kebijakan seperti Inpres Nomor 5 Tahun
2004 tentang Keputusan Presiden No. 11 Tahun 2005 tentang Tim Koordinasi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Untuk mempertegas kaitannya dengan peningkatan kualitas pelayanan, secara tegas
disebutkan dalam diktum keempat Inpres Nomor 5 Tahun 2004, yaitu :
“Meningkatkan kualitas pelayanan kepada publik baik dalam bentuk jasa ataupun
perizinan melalui transparansi dan standarisasi pelayanan yang meliputi persyaratan-
persyaratan, target waktu penyelesaian dan tarif biaya yang harus dibayar oleh masyarakat
untuk mendapat pelayanan tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
menghapuskan pungutan liar”.
Selanjutnya dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik, melalui Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/Kep/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman
Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, ditegaskan bahwa setiap penyelenggaraan
pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan
adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang
diberlakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan
atau penerima pelayanan.
Standar pelayanan sekurang-kurangnya meliputi :
1. Prosedur pelayanan
2. Waktu penyelesaian
3. Biaya pelayanan
4. Produk pelayanan
5. Sarana dan prasarana
6. Kompetensi petugas pemberi pelayanan
BAB II
GAMBARAN UMUM
PROSEDUR TETAP / STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
A. Pengertian Prosedur Tetap / Standard Operating Procedure (SOP)
Penyusunan Prosedur Tetap / Standard Operating Procedure (SOP) merupakan salah
satu cara jalan yang bisa ditempuh oleh sebuah organisasi untuk meningkatkan kinerja.
Prosedur Tetap / Standard Operating Procedure (SOP) merupakan sebuah instruksi yang
tertulis untuk dijadikan pedoman dalam menyelesaikan tugas rutin dengan cara efektif dan
efisien guna menghindari terjadinya variasi atau menyimpangan dalam proses penyelesaian
kegiatan oleh setiap aparatur yang akan mengganggu kinerja secara keseluruhan.
Pedoman SOP merupakan uraian yang sangat jelas dan rinci mengenai apa yang
dipersyaratkan kepada pegawai selama melaksanakan tugas standar pencapaian pada suatu
unit kerja dan menjaga pengawasan kualitas dan proses penjaminan kualitas serta
memastikan penerapan berbagai aturan.
B. Pentingnya Prosedur Tetap / Standard Operating Procedure (SOP)
SOP begitu penting dengan membudaya-nya penyimpangan dan semakin tinggi tingkat
kesulitan pada setiap proses di sebuah organisasi. Selain itu beberapa faktor yang menjadi
pertimbangan penyusunan pedoman SOP/Prosedur Tetap ini adalah :
Semakin meningkatnya tuntutan pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan
oleh suatu organisasi
Meningkatnya kompleksitas sarana dan prasarana pendukung dalan memberikan
pelayanan
Meningkatnya koordinasi dan persyaratan pelaporan dengan group / unit lain
Semakin meningkatnya persyaratan legal dan peraturan (keselamatan pelaksanaan kerja;
hak masyarakat dan pegawai untuk mengetahui; persamaan kesempatan; ras, gender, usia,
cacat; standar kinerja; hubungan pegawai, dll)
Hal-hal diatas menjadi acuan pentingnya penyusunan SOP ini sebagai penunjang usaha
peningkatan dan perbaikan kinerja setiap organisasi dan aparaturnya.
BAB III
PEDOMAN PENYUSUNAN PROSEDUR TETAP / STANDARD
OPERATING PROCEDURE (SOP) PELAYANAN PUBLIK
Prosedur Tetap / Standard Operating Procedure (SOP) Pelayanan Publik pada dasarnya
merupakan penjabaran lebih lanjut dari sistem dan prosedur pelayanan publik. Mengacu kepada
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 63/Kep/M.PAN/7/2003 tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, ditegaskan bahwa sebagai landasan
penyusunan standar pelayanan, harus disusun petunjuk pelaksanaan publik, sekurang-kurangnya
harus memuat :
1. Landasan Hukum Pelayanan Publik
Peraturan Perundang-undangan yang menjadi dasar penyelenggaraan pelayanan.
2. Maksud dan Tujuan Pelayanan Publik
Hal-hal yang akan dicapai dari penyelenggaraan pelayanan.
3. Sistem dan Prosedur Pelayanan Publik
Sistem dan Prosedur Pelayanan publik sekurang-kurangnya memuat :
a. Tata cara pengajuan permohonan / pelayanan
b. Tata cara penanganan pelayanan
c. Tata cara penyampaian hasil pelayanan
d. Tata cara penyampaian pengaduan pelayanan
4. Persyaratan Pelayanan Publik
Persyaratan teknis dan administratif yang harus dipenuhi oleh masyarakat penerima
pelayanan.
5. Biaya Pelayanan Publik
Besaran biaya dan rincian pelayanan publik
6. Waktu Penyelesaian
Jangka waktu penyelesaian pelayanan publik
7. Hak dan Kewajiban
Hak dan Kewajiban pihak pemberi dan penerima pelayanan publik
8. Pejabat Penerima Pengaduan Pelayanan Publik
Berdasarkan uraian diatas maka secara tegas dinyatakan bahwa sistem dan prosedur
merupakan syarat mutlak dalam penyusunan petunjuk pelaksanaan pelayanan publik di setiap
instansi penyelenggara pelayanan publik/instansi pemerintah.
A. SISTEM DAN PROSEDUR
Berkaitan dengan pengembangan sistem dan prosedur pelayanan publik, sebelum
melangkah lebih jauh ada baiknya dipahami terlebih dahulu pengertian sistem dan prosedur
yang dimaksud Victor Lazzaro dalan bukunya “System and Procedure” mengemukakan
pengertian sistem sebagai berikut :
“Sistem adalah serangkaian fungsi-fungsi, langkah-langkah atau cara-cara bekerja yang
dirancang untuk mencapai tujuan yang diinginkan”.
Sedangkan pengertian sistem yang berkaitan dengan prosedur dikemukakan oleh Prof.
Soemerdjo Tjitrosidojo dalam buku “Accounting System”, mengemukakan sebagai berikut :
“Sistem adalah jaringan prosedur yang erat hubungannya satu sama lain, yang disusun
menjadi satu kesatuan untuk melaksanakan suatu aktivitas utama perusahaan”.
Sedangkan pengertian prosedur menurut Prof. Sumordjo mengemukakan sebagai
berikut;
“Prosedur adalah suatu urutan tindakan atau kegiatan tata usaha yang biasanya menyangkut
beberapa petugas dalam satu atau beberapa bagian dan yang ditetapkan untuk menjalankan
suatu transaksi perusahaan secara berulang-ulang terjadi seragam”.
Dari definisi sistem dan prosedur yang telah diuraikan diatas maka apabila kedua
definisi tersebut digabungkan tebentuklah suatu definisi sistem dan prosedur sebagai
berikut:
“Sistem dan Prosedur adalah suatu pikiran sehat yang terorganisasi atau suatu analisa dari
kebijakan (policy), prosedur, formulir dan peralatan perusahaan agar suatu operasi yang
dilakukan perusahaan lebih sederhana dan dapat distandarisir”.
Dari pengertian tersebut diatas maka dapat disimpulkan penerapan sistem dan prosedur
dapat mengendalikan setiap orang yang melakukan berbagai tugas mempunyai
pertanggungjawaban yang berkaitan dengan pekerjaannya sehingga mencapai hasil yang
lebih baik melalui cara, usaha dan metode pekerjaan yang telah distandarisasi.
Adapun maksud utama digunakannya system dan prosedur antara lain :
1. Memberikan informasi yang lebih baik dalam hal :
a. Kualitas (isi sesuai dengan tujuan)
b. Ketetapan waktu
c. Struktur informasi (dalam bentuk apa informasi itu disajikan)
2. Memperbaiki pengendalian internal (Internal Control), sehingga data / informasi yang
dihasilkan oleh berbagai unit kerja lebih lengkap, lebih benar dan dapat lebih dipercaya.
3. Mengurangi biaya tata usaha dan administrasi
Dengan menggunakan sistem dan prosedur yang lebih baik maka dapat dicegah
pemborosan waktu, tenaga dan biaya.
B. Peta Prosedur
Untuk menjabarkan sistem dan prosedur kedalam Prosedur Tetap / Standard Operating
Procedure (SOP) dilakukan dengan membuat peta prosedur. Pengertian Peta Prosedur adalah
suatu peta yang menggambarkan lalu lintas kerja dan langkah operasi untuk memproses
kertas kerja, terutama berkaitan dengan suatu arus kertas kerja/dokumen yang kompleks.
Dalam membuat peta prosedur banyak digunakan gambar atau simbol-simbol yang
bermacam-macam.
Beberapa simbol yang umumnya digunakan dalam peta prosedur adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Simbol-simbol yang digunakan dalam Peta Prosedur
NO SIMBOL ARTI
1 DIMULAI ATAU BERAKHIRNYA SUATU
OPERASI ATAU KEGIATAN
2 PELAKSANAAN SUATU OPERASI ATAU
KEGIATAN
3 DOKUMEN ATAU FORMULIR ATAU
LEMBARAN KERTAS KERJA
4 PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dalam penyusunan peta prosedur yang lengkap sehingga dapat dikatakan sebagai suatu
SOP, maka terdapat beberapa ketentuan atau kriteria sebagai berikut :
1. Satu peta hanya menggambarkan satu prosedur kegiatan, apabila ada kegiatan lanjutan
yang terkait dengan kegiatan lainnya dibuat pada peta lain dengan menggunakan simbol
lingkaran (sistem koneksi).
2. Peta dibagi beberapa kolom sesuai dengan jumlah instansi / unit kerja atau pejabat yang
terlibat, dan pada kolom paling atas dituliskan nama instansi / unit kerja atau pejabat
dimaksud.
3. Setiap kolom menggambarkan aliran proses yang dilakukan kegiatan / dokumen / kertas
kerja untuk masing-masing instansi / unit kerja atau pejabat.
4. Aliran proses kegiatan bergerak dari atas kebawah, dan dapat bergerak kekiri atau
kekanan sesuai dengan kolom yang akan dilalui.
5. Didalam simbol-simbol yang digunakan, dituliskan proses kegiatan yang dilakukan
secara singkat tapi jelas artinya.
6. Khusus untuk simbol yang menggambarkan dokumen / kertas kerja, perlu diperhatikan
ketentuan-ketentuannya :
a. Untuk dokumen / kertas kerja yang hanya satu lembar, digambarkan sebagai berikut :
b. Untuk dokumen / kertas kerja yang terdiri dari beberapa lembar, digambarkan
sebagai berikut :
BAB IV
PROSEDUR TETAP / STANDARD OPERATING PROCEDURE
(SOP) PELAYANAN PERIZINAN
B. Penutup
Dengan tersusunnya Prosedur Tetap / Standard Operating Procedure (SOP) ini
diharapkan dipahami, dimengerti dan dilaksanakan serta menjadi pedoman baku bagi unit
kerja dan aparatur yang bertugas di bidang pelayanan perizinan.
Sudah barang tentu SOP ini belumlah sempurna mengingat berbagai keterbatasan,
terutama data dan prosedur pelayanan izin disetiap instansi belum seluruhnya tercatat
dengan lengkap. Oleh karena itu memerlukan proses perbaikan yang terus menerus sampai
akhirnya diperoleh SOP yang sesuai dengan kriteria pelayanan yang berlaku.
Kedepan dengan diterapkannya SOP ini diharapkan menjadi salah satu aspek dalam
memaksimalkan sistem pelayanan dan memberi kepuasan kepada masyarakat Kabupaten
Konawe. Semoga…