Anda di halaman 1dari 8

BERITA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

NOMOR : 22 TAHUN 2007 SERI


PERATURAN BUPATI PURWAKARTA
NOMOR 18 TAHUN 2007
TENTANG
TATA CARA PELAYANAN PERIZINAN DAN NONPERIZINAN
PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI PURWAKARTA,
Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal
13 ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta
Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pembentukan Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu,
maka perlu diatur mengenai tata cara pelayanan
perizinan dan nonperizinan pada Badan Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang
ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang


Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan
Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah – daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Barat (LNRI Tahun 1968
Nomor 31, TLNRI Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian (LNRI Tahun 1974
Nomor 55, TLNRI Nomor 3041) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
1999 (LNRI Tahun 1999 Nomor 169, TLNRI Nomor
3893);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
KKN (LNRI Tahun 1999 Nomor 75, TLNRI Nomor
3851);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (LNRI Tahun 2004 Nomor
125, TLNRI Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (LNRI Tahun
2005 Nomor 38, TLNRI Nomor 4493) yang telah
ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2005 (LNRI Tahun 2005 Nomor 108, TLNRI
Nomor 4548);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah (LNRI Tahun 2004
Nomor 126, TLNRI Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal (LNRI Tahun 2007 Nomor 67,
TLNRI Nomor 4724);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (LNRI
Tahun 2005 Nomor 140, TLNRI Nomor 4578);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005
tentang Pedoman Penyusunan Dan Penerapan
Standar Pelayanan Minimal (LNRI Tahun 2005
Nomor 150, TLNRI Nomor 4585);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005
tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LNRI
Tahun 2005 Nomor 165, TLNRI Nomor 4593);
10.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (LNRI
Tahun 2007 Nomor 82, TLNRI Nomor 4737);
11.Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah (LNRI
Tahun 2007 Nomor 89, TLNRI Nomor 4741);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 3
Tahun 2005 tentang Tata Cara Pembentukan
Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Purwakarta Tahun 2004 Nomor 3);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 11
Tahun 2007 tentang Pembentukan Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (Lembaran Daerah Kabupaten Purwakarta
Tahun 2007 Nomor 11).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA


PELAYANAN PERIZINAN DAN NONPERIZINAN
PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN
PURWAKARTA.
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Purwakarta.
2. Bupati adalah Bupati Purwakarta.
3. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Purwakarta.
4. Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang
selanjutnya disingkat BPMPTSP adalah Badan Penanaman Modal
Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Purwakarta.
5. Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
yang selanjutnya disingkat Kepala BPMPTSP adalah Kepala Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Purwakarta.
6. Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal,
baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal
asing untuk melakukan usaha di Daerah.
7. Pelayanan Terpadu adalah kegiatan penyelenggaraan perizinan dan
nonperizinan yang proses pengelolaannya (mulai dari tahap
permohonan sampai ke tahap penerbitan dokumen) dilakukan
secara terpadu dalam satu tempat dengan menganut prinsip
kesederhanaan, transparansi, akuntabilitas, dan menjamin kepastian
biaya, waktu, serta kejelasan prosedur.
8. Perizinan adalah pelayanan publik yang memberikan hak dan
kewajiban tertentu kepada seseorang atau suatu badan hukum
untuk melakukan kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber
daya alam, sumber daya buatan, barang, prasarana, sarana, atau
fasilitas tertentu yang mempunyai implikasi terhadap hak dan
kewajiban pihak lain dalam arti luas
9. Nonperizinan adalah suatu jenis pelayanan publik yang memberikan
legalitas kepada seseorang atau badan hukum di luar perizinan.
10.Perizinan Paralel adalah penyelenggaraan perizinan yang diberikan
kepada pelaku usaha yang dilakukan sekaligus mencakup lebih dari
satu jenis izin, yang diproses secara terpadu dan bersamaan.
11.Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD
adalah organisasi/lembaga Pemerintah Daerah yang bertanggung
jawab kepada Bupati dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan.

BAB II
TATA CARA PELAYANAN

Pasal 2

(1) Penyelenggaraan pelayanan meliputi pemberian, perubahan


perpanjangan dan pemberian salinan perizinan dan nonperizinan;
(2) Pengelolaan dokumen persyaratan perizinan dan nonperizinan mulai
dari tahap permohonan sampai dengan terbitnya dokumen
dilakukan secara terpadu satu pintu.
(3) Proses penyelenggaraan pelayanan dilakukan untuk satu jenis
perizinan dan nonperizinan tertentu atau perizinan paralel.

Pasal 3

Tata cara pelayanan di BPMPTSP sebagai berikut:


a. pemohon mengisi formulir permohonan yang telah disediakan dan
melengkapi persyaratan yang ditetapkan;
b. pemohon menyerahkan formulir permohonan dan persyaratan yang
diperlukan ke loket pendaftaran;
c. petugas di loket pendaftaran melakukan pemeriksaan berkas
permohonan dan kelengkapan persyaratan;
d. jika tidak lengkap maka berkas dikembalikan kepada pemohon
untuk dilengkapi;
e. jika lengkap, maka :
1) Pemohon menerima berkas tanda terima;
2) Petugas melakukan pendataan;
3) Petugas akan melakukan pemeriksaan (pembahasan) terhadap
berkas-berkas tersebut, apakah permohonan tersebut disetujui
atau tidak;
f. jika hasil pemeriksaan ternyata tidak sesuai dengan peraturan yang
berlaku, maka permohonan ditolak dan berkas-berkas permohonan
akan dikembalikan kepada pemohon;
g. jika hasil pemeriksaan berkas tersebut sesuai dengan peraturan
yang berlaku, maka dilakukan peninjauan lapangan, dilanjutkan
dengan pembuatan berita acara pemeriksaan;
h. jika hasil pemeriksaan lapangan tersebut tidak sesuai, maka petugas
menginformasikan dan mengembalikan berkas permohonan kepada
pemohon;
i. jika hasil pemeriksaan lapangan tersebut sesuai, maka permohonan
dilanjutkan kepada proses penerbitan dokumen perizinan dengan:
1) Naskah perizinan diterbitkan (dicetak) di BPMPTSP;
2) Naskah perizinan ditanda tangani oleh Kepala BPMPTSP;
3) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud padahuruf b
berhalangan, maka penandatanganan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pelayanan perizinan tersebut dilakukan oleh
pejabat yang ditunjuk;
4) Petugas menginformasikan kepada pemohon bahwa surat izin
telah selesai;
5) Pemohon melakukan pembayaran di loket kasir;
6) Petugas loket kasir memberikan bukti pembayaran;
7) Pemohon mengambil surat izin di loket pengambilan;
8) Petugas loket pengambilan menyerahkan tanda terima dan surat
izin.

Pasal 4

Bagan alur tata cara pelayanan pada BPMPTSP sebagaimana


tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB III
KOORDINASI PEMPROSESAN

Pasal 5

(1) Pemeriksaan teknis di lapangan dilakukan oleh Tim Kerja Teknis


yang dikoordinasikan oleh Kepala BPMPTSP.
(2) Tim Kerja Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
beranggotakan unsur SKPD terkait yang ditetapkan oleh Bupati.
(3) Tim Kerja Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memiliki
kewenangan untuk mengambil keputusan dalam memberikan
rekomendasi mengenai diterima atau ditolaknya permohonan
perizinan dan nonperizinan.

BAB IV
PELAPORAN

Pasal 6

Kepala BPMPTSP wajib membuat laporan secara tertulis setiap bulan


kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah tentang pelaksanaan
penyelenggaraan pelayanan.

BAB V
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 7

Segala peraturan yang ada sebelum berlakunya Peraturan Bupati ini


sepanjang mengatur mengenai hal yang sama menyesuaikan dengan
peraturan ini.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 8

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan;


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Purwakarta.

Ditetapkan di Purwakarta
pada tanggal 29 Agustus 2007

BUPATI PURWAKARTA,

ttd.

LILY HAMBALI HASAN

Diundangkan di Purwakarta
Pada tanggal 29 Agustus 2007

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN PURWAKARTA

DUDUNG B. SUPARDI

BERITA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 2007


NOMOR 22 SERI

Anda mungkin juga menyukai