Anda di halaman 1dari 71

Manjemen Bencana & Mass Actuality

Incident
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT
22 NOVEMBER 2023

HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA-JAWA BARAT


SITUASI KEBENCANAAN DI INDONESIA

• Indonesia merupakan negara kepulauan


yang berada di daerah rawan bencana,
karena faktor geografi, geologi
(lempeng tektonik) dan demografi.
• Intensitas bencana semakin meningkat
dan kompleks, ditangani secara
multisektor secara bersama, terpadu
dan terkoordinasi.
• Semakin kompleksnya bencana dan
kedaruratan, perlu menekankan upaya
penanggulangan bencana secara
sistematik (disaster management
system).
• UU no 24/2007 sebagai landasan bagi
pembangunan sistem (system Building)
PB di Indonesia

2
BENCANA
Bencana  disebabkan alam/non alam
 tiba-tiba atau perlahan-lahan
hilangnya jiwa manusia, harta benda,
Kerusakan
 di luar kemampuan masyarakat

BENCANA adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang


mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis. (UU 24/2007)
Jenis Bencana (UU 24/2007)

 Bencana alam  diakibatkan peristiwa alam (antara lain gempabumi,


tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor)

 Bencana non-alam  diakibatkan peristiwa nonalam (antara lain berupa


gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit).

 Bencana sosial  diakibatkan peristiwa yang diakibatkan oleh manusia


(konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror).
Pengelompokan jenis bencana:

•• Teknologi
Teknologi
•• Geologi
Geologi –– Kecelakaan
Kecelakaantransportasi,
transportasi,
–– Gempabumi,
Gempabumi,tsunami,
tsunami,longsor
longsor// kegagalan industri
kegagalan industri
gerakan
gerakantanah,
tanah,letusan
letusangunung
gunung •• Lingkungan
Lingkungan
api –– Kebakaran,
Kebakaran,kebakaran
kebakaranhutan,
hutan,
api
(hapus penggundulan hutan),
(hapus penggundulan hutan),
•• Hidro-meteorologi
Hidro-meteorologi pencemaran,
pencemaran,abrasi
abrasi
–– Banjir,
Banjir,topan,
topan,banjir
banjirbandang,
bandang, •• Sosial
Sosial
kekeringan,
kekeringan,rob
rob//air
airlaut
laut –– Konflik,
Konflik,terorisme
terorisme
pasang
pasang
•• Biologi
Biologi
–– Epidemi,
Epidemi,penyakit
penyakittanaman,
tanaman,
hewan
hewan
Paradigma Penanggulangan Bencana

LAMA BARU
• Tanggap darurat • Pengurangan risiko
• Responsif • Preventif
• Sektoral bencana • Multi sektor
• Tj pemerintah • Pemerintah & masyarakat
• Sentralisasi • Desentralisasi
Masalah Kesehatan akibat Bencana

orban g Masalah
K
s un Korban sakit/
g
Bencana, Lan Luka / mati Medis
perang, konflik,
Epidemi penyakit Ko
La rban
ng
s u ta k Masalah
ng Pengungsi
Kes Masy

1. Kerusakan lingkungan  kondisi menjadi darurat,


keterbatasan air & sanitasi serta menjadi tempat perindukan vektor
2. Sistem pelayanan kesehatan terhenti, selain karena rusak,
kemungkinan tenaga kesehatan setempat juga mengalami musibah.
3. Kondisi pengungsi rentan. Bila tidak diatasi segera, maka derajat
kesehatan makin menurun dan mengancam terjadinya KLB.
MANAJEMEN BENCANA

Definisi:
Segala upaya atau kegiatan yang dilaksanakan dalam
rangka pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap
darurat dan pemulihan berkaitan dengan bencana yang
dilakukan pada sebelum, pada saat dan setelah bencana.
Pencegahan
Pem ulihan dan Mitigasi

Tanggap
Kesiapsiagaan
Dar ur at

BENCANA
Pra Bencana Pasca
Tanggap Darurat
Bencana
Kejadian Bencana

Pemicu

Bahaya

Resiko BENCANA
Bencana

Kerentanan
Bencana (disaster) merupakan fungsi dari
bahaya, kerentanan, dan kemampuan suatu
daerah.

R= HxV/C

R = Risiko
H (azard) = Bahaya
V (ulnerability) = kerentanan
C (apacity) = kemampuan
Bahaya (hazard)

• Suatu kondisi, secara alamiah


maupun karena ulah manusia, yang
berpotensi menimbulkan kerusakan
atau kerugian dan kehilangan jiwa
manusia.

• Bahaya berpotensi menimbulkan


bencana, tetapi tidak semua
bahaya selalu menjadi bencana.
Kerentanan (vulnerability)

Sekumpulan kondisi dan atau suatu


akibat keadaan (faktor fisik, sosial,
ekonomi dan lingkungan) yang
berpengaruh buruk terhadap upaya-
upaya pencegahan dan
penanggulangan bencana.
Bahaya dan Kerentanan

• Bahaya merupakan fenomena atau kondisi yang


sulit untuk dirubah atau diperbaiki.
• Kerentanan merupakan situasi/sikap/ perilaku
individu/masyarakat yang relatif dapat dilakukan
perubahan.
• Oleh karena itu Pengurangan Risiko Bencana dapat
dilakukan dengan cara memperkecil kerentanan.
BAHAYA DAN KERENTANAN

Bahaya Kerentanan
Risiko = Hazard (bahaya) x Vulnerability (kerentanan)/
Capacity (kemampuan)

Risiko
Bahaya Kerentanan
Bencana
Pengurangan Risiko Bencana

Risiko
Bencana
BENCANA DI INDONESIA BANJIR
LETUSAN GUNUNG GEMPA
BERAPI BUMI

KEBAKARAN

BENCANA ALAM
Gawat darurat
BENCANA AKIBAT
ULAH MANUSIA
KECELAKAAN
TRANSPORTASI UDARA,
DARAT & LAUT

KERUSUHAN/
KECELAKA BENTROKAN
AN LEDAKAN PENDUKUNG
INDUSTRI BOM
BENCANA (KORBAN MASAL?)
SPGDT
Tingkat Keperhasilan
penanganan kegawat
daruratan prahospital:
1. Berapa cepat korban • Awam Umum
ditemukan •Awam Petugas Perawat Perawat Mahir/ Spes.
Khusus ambulans Dokter
2. Berapa cepat Dokter Spesialis
memanggil bantuan
3. Berapa baik pertolongan Komunikasi
di tempat kejadian
4. Berapa baik pertolongan Transportasi
saat evakuasi ke TKP ambulans Pusk RS RS
FASYANKES Klas C Klas A/B
5. Berapa baik pertolongan
di FASYANKES tempat Intra RS Intra RS
rujukan
Pra RS
Antar RS
PPGD
Siapa didahulukan dan siapa dikirim ke mana
MASALAH

KORBAN >>> Sumber Daya


PENGERTIAN TRIAGE
 Suatu sistem untuk melakukan
pemilahan penderita berdasarkan
kegawatan penderita
 Seleksi penderita berdasarkan :
Problem yang ada pada penderita &
jumlah penderita itu sendiri
 “Sorting of Patient According to
ABC’S Available Resources” (ATLS)
TUJUAN TRIAGE
 Mendapatkan hasil yang sebaik mungkin
pada kondisi jumlah pasien besar
dengan sumber daya yang terbatas

 Transport korban ke sarana kesehatan


dengan fasilitas yang memadai

 Penentuan prioritas akan menekan


- morbiditas
- mortalitas
- kecacatan
Metode

 START  SIMPLE TRIAGE AND RAPID


TREATMENT
 Primary Survey : ABC
 Algoritma dan sistem tapping atau
pengkodean
SKALA PRIORITAS
PERTOLONGAN MENURUT
“START”
 MERAH  Prioritas Pertama : Gangguan ABC
 KUNING  Prioritas Sedang :
- Tanpa gangguan ABC tapi
bisa
memburuk perlahan
 HIJAU  Prioritas Rendah :
- Luka ringan
 HITAM  Bukan Prioritas :
- Meninggal
METODE TRIAGE

“Simple Triage And Rapid Treatment” (START)

0. Awal

1. Airway

2. Breathing

3. Circulation
4. Kesadaran
“START”
(Simple Triage And Rapid Treatment)

0. AWAL
 Panggil semua korban yang dapat berjalan, dan
perintahkan pergi kesuatu tempat.
 Semua korban ditempat ini dapat kartu hijau.

1. AIRWAY
 Penderita terdekat masih bernafas ??
 Tidak bernafas buka airway
 Tetap tidak bernafas : Hitam
 Bila kembali bernafas : Merah
 Bernafas spontan Tahap berikutnya
“START”
(Simple Triage And Rapid Treatment)

2. BREATHING
 Napas spontan
 > 30 x / menit : Merah
 < 30 x / menit : Tahap Berikut

3. SIRKULASI
– Capillary refill
– > 2 detik : Merah
– < 2 detik : Tahap berikut

Gelap capillary refill sulit dinilai, periksa nadi pergelangan tangan


– Tidak teraba : Merah
– Teraba : Tahap berikut
“START”
(Simple Triage And Rapid Treatment)

4. Kesadaran
 Tidak dapat mengikuti perintah : Merah
 Dapat mengikuti perintah : Kuning
BAGAN
HIJAU
ALUR Bisa jalan Cedera ringan
“START”
Tidak

Pasien
Tidak bernafas Ya
Buka jalan
nafas
< / > 30 /mnt
< 30 x/mnt
Tidak ada Ada nafas Ya
nafas stlh airway
Kontrol Tidak ada Periksa Perfusi
Nadi A. Radialis
Meninggal Nafas Perdarahan
> 30 x/mnt
HITAM
Periksa
Kesadaran
Tdk ikut
Urgen perintah
Ikuti perintah
TAPPING MERAH
Pertolongan
tertunda KUNING
1. Memilah, kategori-kan
Triage lapangan 2. Terapi cepat dengan sarana minimal
3. Rujuk tepat

Puskesmas

RS kecil

RS Kabupaten

Jenis FASILITAS RS
cedera JARAK
PASIEN GAWAT DARURAT

Pasien perlu pertolongan TEPAT, CERMAT, CEPAT


untuk mencegah KEMATIAN/ KECACATAN
DOKTRIN DASAR

Time saving is life and limb


saving
UKURAN
KEBERHASILAN
RESPONSE
TIME
Penanganan Pasien Gawat Darurat  Pelayanan Medik
Dasar Untuk Mengatasi Kegawat Daruratan Jalan Nafas,
Pernafasan,peredaran Darah Dan Kesadaran

PENTING
JALAN NAFAS
TERGANGGU BAGAIMANA
BAGAIMANA PERNAFASAN MENOLONG
TAHU TERGANGGU DENGAN
CEPAT
SIRKULASI
TERGANGGU
KESADARAN
TERGANGGU
INITIAL
ASSESMENT

SEMUA PROSES
PENILAIAN PASIEN
DIMANA ANDA HARUS
MENGENALI DAN
MELAKUKAN
PENANGANAN
TERHADAP SEMUA
KEADAAN YANG
MENGANCAM NYAWA
PASIEN.

“PERIKSA DENGAN CEPAT & TEPAT BERIKAN


TINDAKAN DENGAN CEPAT DAN TEPAT”
PRINSIP TINDAKAN
Kenali keadaan yang mengancam nyawa, dengan cara:

PRIMARY SURVEY

SECONDARY SURVEY
ROLE
PRIMARY SURVEY

D R A B C D
PRIMARY SURVEY
D: DANGER
BAHAYA = AMANKAN
1. AMANAKAN PENOLONG

2. AMANKAN LINGKUNGAN

3. AMANKAN KORBAN
R: RESPON
1. Panggil korban teriak “Bangun Pak/Bu!” atau
“Buka mata Pak/Bu!”
2. Tepuk pundak korban

A
• ALERT
V
• VERBAL
P
• PAIN
U
• UNRESPONSE
A: AIRWAY

SNORING:
• HEAD TILT-
CHIN LIFT
• JAW TRUST
• OPA/ NPA

GURGLING:
• MIRINGKAN/
LOGROLL
• FINGER
SWEAP
• SUCTION
AIRWAY
Curiga fractur servikal bila :
Setiap trauma kapitis

Setiap multi trauma

Setiap ada luka (tumpul) diatas klavikula

Biomekanik trauma mendukung

Fiksasi kepala secara manual

Pasang Cervical Collar


AIRWAY
Teknik Manual :

Chin Lift Jaw Thrust


AIRWAY
Airway Sementara :
Oro pharyngeal  Tidak sadar

Jangan dipakai jika reflex muntah masih (+) / GCS > 10


AIRWAY
Airway Sementara :
Naso pharyngeal  Sadar
Surgical cricothyroidotomy

46
47
B: BREATHING
Pernapasan yang baik

1. Frekwensi dewasa : 20
Anak : 30
Bayi : 40
2. Tidak ada gejala Dispnea dll
3. Pemeriksaan fisik baik
BREATHING

Pemeriksaan Fisik

Inspeksi : Peranjakan Simetris

Anskultasi : Bising nafas Vesikular Kiri-kanan

Perkusi : Sonor kiri-kanan


PULSE OXYMETRY

• Breathing ( untuk Sementara ) baik

• Bila Saturasi 02 > 95 %


BILA BREATHING TIDAK ADEKUAT

Bantu pernafasan / Assisted Ventilation :

Mouth to mouth/mask

Bagging (“Ambu bag“)

Respirator
SELALU BERIKAN OXYGEN
- Udara Bebas mengandung O2. : 21 %

- Nasal Kanul 2 L / mnt : 24


%

- Nasal Kanul 6 L / mnt : 44


%

- Face Mask : 90 %
BREATHING
Keadaan yang harus di kenali pada
survay Primer :

• Tension Preumothorax

• Massive Hematothorax

• Tamponade Jantung

• Open Preumothorax

• Flaill Chest
BREATHING
• Tension Pneumothorax ditandai :
• Vena jugularis meningkat,
• Sesak nafas,
• Trachea terdorong,
• Bunyi Nafas ??

Jarum besar di ICS 2 WSD


Mid – Klavikular
TENSION
PNEUMOTHORAX
NEEDLE THORAKOCINTESIS
OPEN
PNEUMOTHORAX
FLAIL CHEST
BREATHING
Massive
Hematothorax

Wsd > 1500 Cc


> 200 Cc/Jam
Torakotomi Cito
MASSIVE HEMATOTHORAX
Tamponade Jantung ditandai :

Sesak ,Syok, JVP Nadi lemah, BJ lemah

Perikardio – Sintesis Kemungkinan Torakotomi


C : CIRCULATION

PERIKSA

1. NADI : Kecepatan, Pulsasi, Keteraturan


2. SUMBER PERDARAHAN
3. AKRAL: Hangat/ Dingin
4. TEKANAN DARAH
5. URINE
HIPOTENSI+ NADI CEPAT AKANTETAPI LEMAH+AKRAL DINGIN

SYOK
MENGHENTIKAN PERDARAHAN
MENGHENTIKAN PERDARAHAN
CIRCULATION
Akses Vena
Dewasa
. Anak

Vena Perifer Vena Perifer


Vena Sentral Intraoseus
Vena Seksi Vena Seksi
KLASIFIKASI SYOK
AKIBAT PERDARAHAN

Klasifikasi Respon Klinis Penanganan


Klas I TAKIKARDIA (<100x/mnt) TIDAK PERLU
Hilang darah <15% ganti volume
(<750 cc)

Klas II Takikardia (100-120x/mnt) Ganti volume


Hilang darah 15- Takipneu (20-30x/mnt) dengan cairan
30% Penurunan tekanan nadi kristaloid (3x
(750 – 1500 cc) PENURUNAN URINE (20- kehilangan)
30cc/jam)
KLASIFIKASI (Lanjutan)

Klasifikasi Respon klinis Penanganan


Klas III Takikardia (>120x/mnt) Ganti volume
Hilang darah 30-40% Takipneu (30-40x/mnt) dengan cairan
kristaloid dan
(1500-2000cc) BINGUNG. Penurunan urine
darah
(5-15cc/jam)

Klas IV Takikardia (>140x/mnt) Ganti volume


Hilang darah >40% Takipneu (>35x/mnt), pucat dengan cairan
(> 2000 cc) dingin, perubahan mental kristaloid dan
bingung & lemah, bila hilang
darah
volume >50%,TIDAK
SADAR, tekanan
SISTOLIK = DIASTOLIK,
oliguri atau anuri
SYOK HIPOVOLEMIK AKIBAT DEHIDRASI

Klasifikasi Respon Klinis Penanganan

Ringan Selaput lendir kering, Ganti volume peroral


Hilang cairan tubuh nadi normal atau sedikit
sekitar 5% meningkat

Sedang Selaput lendir sangat Ganti volume dengan


kering, status mental cairan kristaloid
Hilang cairan tubuh
sekitar 10% tampak lesu, nadi cepat, (NaCl 0,9% atau RL)
tekanan darah mulai
menurun, oliguria

Berat Selaput lendir pecah – Ganti volume dengan


pecah, tidak sadar, cairan kristaloid
Hilang cairan tubuh
sekitar >15% Tekanan darah turun, (NaCl 0,9% atau RL)
Anuria
MANAJEMEN
SYOK KARDIOGENIK
D: DISABILITY

• PEMERIKSAAN GCS (EYES.


1 MOTORIK,VERBAL)

• PUPIL (ISOKHOR?)
2

• KEKUATAN OTOT
3
Hatur Nuhun
MariAndFriends
THANK YOU FOR YOUR ATTENTION

HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA-JAWA BARAT

Anda mungkin juga menyukai