Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PATOLOGIS

NY. AS UMUR 40 TH, G2P0A1 UMUR KEHAMILAN 38+1 MINGGU DENGAN


PREEKLAMSIA BERAT DI RUANG VK
RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN

Oleh :
Eti Sulastri / 2021070002
Kusumastuti / 2021070003
BAB I
PENDAHULUAN

Faktor predisposisi preeklampsia/


AKI Indonesia 359 per 100.000 eklampsia: paritas, umur ibu hamil
kelahiran hidup (KH), masih < 20 tahun dan > 35 tahun, diabetes
jauh dari target MDGs pada melitus, hipertensi kronik, Riwayat
tahun 2015 yaitu AKI sampai keluarga dengan preeklampsia,
pada 102 per 100.000 KH dan penyakit vaskuler ginjal
Latar Belakang Latar Belakang

Latar Belakang Latar Belakang

Upaya pemerintah menurunkan


Kematian ibu di Indonesia didominasi preeklampsia melalui pelayanan
tiga penyebab utama yaitu perdara- kesehatan ibu hamil dengan
han, hipertensi dalam kehamilan pemeriksaan antenatal dan pelayanan
(HDK), dan infeksi. AKI HDK asuhan kebidanan yang komprehensif
(preeklampsia dan eklampsia) Pro-
porsinya semakin meningkat
27,1%.
TUJUAN
Tujuan Khusus
Tujuan Umum
3. Mampu
1. Mampu melakukan melakukan
Mampu Melakukan Asuhan pengkajian dengan 2. Mampu merumuskan
diagnose kebidanan perencanaan
kebidanan Persalinan kepada mengumpulkan data kebidanan pada
Subjektif dan Objektif dan diagnosa potensial
Ny. AS dengan Preeklampsia pada Ny. AS Ny. AS
Kepada Ny. AS
Berat

4.Mampu melakukan 5.Mampu melakukan


penatalaksanaan evaluasi kebidanan
asuhan kebidanan pada Ny. AS
pada Ny. AS
MANFAAT LAPORAN KASUS

Dapat digunakan untuk menambah ilmu


pengetahuan dan keterampilan secara
langsung maupun tidak langsung dalam
memberikan asuhan kebidanan dengan kasus
Preeklamsia Berat.
BAB II
Tinjauan Pustaka

Venus has a beautiful name and is the


second planet from the Sun
BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PATOLOGIS
Ny. AS Umur 40 th, G2P0A1 UMUR KEHAMILAN 38+1 Minggu
Dengan Preeklamsia Berat Di RS dr. Soedirman Kebumen
BAB IV
PEMBAHASAN
Preeklampsia merupakan komplikasi dalam suatu kondisi kehamilan yang ditandai
dengan aktivasi endotel, disfungsi plasenta, dan koagulasi yang mengakibatkan
respon sistemik maternal.

Tanda preeklampsia secara klinisi dapat ditegakan oleh adanya hipertensi dengan
tekanan darah sistol >140 mmHg dan tekanan darah diastol >90 mmHg setelah umur
kehamilan 20 minggu, dan juga disertai proteinuria >300 mg/24 jam. Pada kondisi
yang semakin berat preeklampsia dapat berlanjut menjadi eklampsia yang ditandai
dengan kejang- kejang (Novara et al., 2019).

Pada penderita preeklampsia dapat memberikan gejala atau tanda khas sebelum
terjadinya kejang disebut tanda prodromal. Preeklampsia yang disertai tanda
prodoma ini disebut sebagai impending eclampsia atau imminent eclampsia.
Pentalaksanaan Preeklampsia di RSUD dr. Soedirman pada Ny. A
diberikan Infus Rl 500 ml dengan 12 tpm, kemudian diberikan MgSO4 20%
dosis initial 4gram dilanjutkan dengan dosis maintenance atau lanjutan
dengan dosis 1 gr/jam selama 24 jam.pemberian MgSO4 diberikan
menggunakan syringe pump pada dosis initian kecepatan syringe pup 80 ml/
jam sedangkan jika initial dosis kecepatan pemberian MgSO4 melalui syringe
pump yaitu 5ml/ jam. Selain penngunaan MgSO4 Ny. A duberikan terapi
antihipertensi dengan menggunakan nifedipine 10 mg dan metildopa 250mg
dengan pemberian dosis 3x1.

Penanganan preeklampsia ini sejalan dengan penelitian-penelitian


yang sudah dilakukan oleh para ahli penatalaksanaan farmakologi
preeklampsia untuk ibu hamil dan ibu bersalin terdapat 3 intervensi
yaitu protap/SOP penanganan preeklampsia, jenis obat untuk
preeklampsia, dan efektifitas biaya obat antihipertensi untuk
preeklampsia.
Hasil penelitian Imelda & Putriana (2018) menyebutkan bahwa
penatalaksanaan farmakologi untuk pasien dengan preeklampia
ada dua perawatan yang dapat dilakukan yaitu perawatan
konservatif dan perawatan aktif. Indikasi perawatan konservatif yaitu
ibu hamil dengan tekanan darah systole kurang lebih 180 mmHg dan
diastole 110 mmHg, pengobatan yang diberikan selama di kamar
bersalin (24 jam) yaitu infus RL yang mengandung 5% dekstrosa 60-
125 cc/jam, 10 gram MgSO4 secara im dan diulangi 5 gr MgSO4
50% i.m setiap 6 jam sampai dengan 24 jam pasca persalinan, obat
antihipertensi yang diberikan seperti kronidin suntikan 1.v (1 ampul
yang mengandung 0,15 mg/cc), nifedipine 3x10 mg atau tablet
metildopa 3x250 mg. pengobatan selama rawat tinggal di ruang
bersalin setelah 24 jam masuk ruang bersalin yaitu menggunakan
obat-obatan seperti roboransia (multivitamin), aspirin dosis rendah
1x87,5 mg perhari dan antihipertensi (klonidin 0,15 m i.v dilanjutkan
dengan nifedipine 3x10 mg atau dengan metildopa 3x250 mg).
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Asuhan Kebidanan
Persalinan Patologis pada Ny.
Mahasiswa mampu melakukan AS umur 40 tahun G2P0A1
Asuhan Kebidanan Persalinan hamil 38+1 mgg dengan
Patologis pada Ny. AS umur 40 Preeklampsia Berat sudah
tahun G2P0A1 hamil 38+1 mgg sesuai dengan literatur
dengan Preeklampsia Berat dengan penanganan kasus Pre eklamsia
pola pikir varney meliputi Berat
pengkajian data subjektif objektif,
Analisa meliputi diagnose masalah
dan Tindakan segera, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi tindakan
serta dokumentasi SOAP.
X Saran

Laporan presentasi kasus ini dapat Y


digunakan sebagai studi literatur untuk
menambah ilmu pengetahuan dan

Z
keterampilan secara langsung maupun

X
tidak langsung dalam memberikan
asuhan kebidanan dengan kasus
Preeklamsia Berat.
Terimakasi
h
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik.

Anda mungkin juga menyukai