Anda di halaman 1dari 12

UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH
SIDOARJO
URGENSI PENDIDIKAN MULTI KULTURAL DI INDONESIA

Oleh:
Pujiono
Beni Asharudin
Ikhwan Maulana
Asna dewiyanti
Pengertian Pendidikan Multikultural
• Pendidikan berasal dari kata dasar didik. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata didik didefinisikan sebagai
proses “memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan
pikiran”.(1)
• Multikultural berasal dari dua kata yaitu Multi dan Kultul, multi artinya banyak dan kultul artinya budaya

2
Pengertian Pendidikan Multikultural
• Pendidikan multikultural dapat didefinisikan melalui perspektif berbagai ahli sebagai berikut:
• Parsudi Suparlan (Sosiolog UI): Menurut Parsudi Suparlan, pendidikan multikultural adalah pendidikan yang memiliki peran sebagai
pengikat dan jembatan untuk mengakomodasi perbedaan, termasuk perbedaan kesukubangsaan dan suku bangsa dalam masyarakat
multikultural.
• Azyumardi Azra: Azyumardi Azra mendefinisikan pendidikan multikultural sebagai pendidikan yang berkaitan dengan atau mengenai
keragaman kebudayaan. Pendidikan ini bersifat responsif terhadap perubahan demografi dan lingkungan kultural dalam masyarakat tertentu,
bahkan secara keseluruhan.
• Musa Asy’ari: Musa Asy’ari menyatakan bahwa pendidikan multikultural adalah proses penanaman nilai-nilai cara hidup yang
menghormati, tulus, dan toleran terhadap keanekaragaman budaya yang ada di tengah-tengah masyarakat plural.
• Andersen dan Cusher: Andersen dan Cusher mengartikan pendidikan multikultural sebagai pendidikan yang membahas tentang
keragaman kebudayaan.
• James Banks: Menurut James Banks, pendidikan multikultural adalah pendidikan untuk "people of color." Artinya, pendidikan ini
bertujuan untuk mengeksplorasi perbedaan sebagai keniscayaan, dan kondisi ini memungkinkan penerimaan perbedaan dengan penuh rasa
toleransi.

3
Pendekatan Pendidikan Multikultural di Indonesia
• Untuk mendesain pendidikan multikultural dalam tatanan masyarakat yang kompleks dan penuh antar
kelompok, budaya, suku dan lain sebagainya ada beberapa pendekatan dalam proses pendidikan
multikultural (Mahfud:2009) yaitu:
Pertama, tidak menyamakan pandangan pendidikan (education) dengan persekolahan (schooling), atau
pendidikan multikultural dengan program program sekolah formal.
Kedua, menghindari pandangan yang menyamakan kebudayaan kelompok etnik, artinya tidak perlu lagi
mengasosiasikan kebudayaan semata-mata dengan kelompok etnik sebagaimana yang terjadi selama ini
secara tradisional para pendidik lebih mengasosiasikan kebudayaan dengan kelompok yang relatif self
sufficient, ketimbang dengan sejumlah orang yang secara terus menerus dan berulang-ulang terlibat
satu sama lain terlibat dalam satu kegiatan.
Ketiga, Pendidikan bagi pluralism budaya dan pendidikan multikultural tidak dapat disamakan secara
logis.
Keempat, Pendidikan multikultural meningkatkan kompetensi dalam beberapa kebudayaan. Kebudayaan
mana yang akan diadopsi, itu ditentukan oleh situasi dan kondisi secara proporsional.
Kelima, kemungkinan bahwa pendidikan (formal, maupun non formal) meningkatkan kesadaran tentang
kompetensi dalam kebudayaan. (3)
4
Urgensi Pendidikan Islam dan MultiKultural
• . 1. Pendidikan Islam:
• a. Nilai-nilai Moral dan Etika: Pendidikan Islam memberikan dasar moral dan etika kepada individu. Ini mencakup aspek-aspek seperti keadilan, kesetaraan,
integritas, dan etika bisnis yang dapat membentuk karakter yang baik dalam masyarakat.
• b. Pengetahuan Agama: Pendidikan Islam memastikan bahwa individu memiliki pemahaman yang kuat tentang ajaran Islam, termasuk ajaran tentang
kehidupan, kemanusiaan, dan tanggung jawab sosial.
• c. Pembentukan Akhlak: Pendidikan Islam berkontribusi pada pembentukan akhlak yang baik, menciptakan masyarakat yang lebih toleran, bersifat peduli,
dan menghormati perbedaan.
• 2. Multikulturalisme:
• a. Pemahaman Terhadap Keanekaragaman: Multikulturalisme mengajarkan pemahaman terhadap keberagaman budaya, agama, dan latar belakang etnis.
Ini membantu mengurangi stereotip dan prasangka serta meningkatkan toleransi.
• b. Pembentukan Perspektif Global: Pendidikan multikultural membantu mengembangkan perspektif global dan keterbukaan terhadap dunia. Ini membantu
individu beradaptasi dalam masyarakat yang semakin global dan beragam.
• c. Pencegahan Konflik: Memahami dan menghargai perbedaan dapat mencegah konflik antar kelompok masyarakat. Pendidikan multikultural membantu
menciptakan lingkungan yang lebih damai dan inklusif.

5
Urgensi Pendidikan Islam dan MultiKultural

3. Integrasi Pendidikan Islam dan Multikultural:


a. Keseimbangan Identitas: Integrasi antara pendidikan Islam dan multikultural dapat
membantu menciptakan keseimbangan antara identitas agama dan budaya. Individu
dapat merasa teguh dalam keyakinan agama mereka sambil menghormati dan
memahami nilai-nilai budaya lain.
b. Pengembangan Kearifan Lokal: Melalui pendekatan multikultural, pendidikan
dapat memperkaya peserta didik dengan kearifan lokal dan global, memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang kompleksitas dunia.
c. Kemampuan Berkomunikasi Antar Kultur: Pendidikan yang mencakup nilai-nilai
Islam dan multikultural membekali individu dengan keterampilan berkomunikasi yang
efektif di tengah masyarakat yang multikultural.
Dengan mengintegrasikan Pendidikan Islam dan pendekatan multikultural,
pendidikan dapat berperan dalam membentuk individu yang lebih berdaya, toleran,
dan siap menghadapi kompleksitas masyarakat global saat ini.

6
Landasan Multikultural Dalam Pendidikan
. Untuk menunjang pelaksanannya, landasan Yuridis yang dapat dijadikan pijakan dalam mengembangkan
model pendidikan ini mencakup tigalandasan, yaitu:
Pertama, Pancasila sebagai landasan ideal bangsa. Sebagai kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa, pancasila
mengandung pesan nilai, moral, etika, dan rasa toleransi yang termaktub dalam sila-sila pancasila. Sebagai
Falssafah dan ideologi bangsa, maka Pancasila harus terwujud dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua,Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 merupakan landasan konstitusional. Yang didalamnya mengandung
muatan nilai, norma, dan etika masyarakat maupun berbangsa. Hal ini dapat dicermati dalam pembukaan
UUD dan batang tubuh UUD. Muatannya menganjurkan pentingnya keselarasan hak dan kewajiban setiap
warga Negara
Ketiga,Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003 sebagai landasan operasional penyelenggaraan pendidikan
nasional. Didalamnya mengandung implikasi perlunya mendesain pembelajaran yang s esuai dengan budaya masyarakat, norma masyarakat,dan
kebutuhan masyarakat

7
Pendidkan Islam Sebagai Upaya Membangun MultiKultural
Konsep pendidikan Islam saat ini harus mampu mengembangkan nilai-nilai multikulturalisme yang memang sudah terkandung dalam ajaran Islam.
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam meng implementasikan pendidikan Islam.

Pertama, Pendidikan Islam adalah pendidikan yang menghargai dan merangkul segala bentuk keragaman. Dengan demikian, diharapkan akan tumbuh kearifan
dalam melihat segala bentuk keragaman yang ada.

Kedua, Pendidikan Islam merupakan sebuah usaha sistematis untuk membangun pengertian, pemahaman, dan kesadaran anak didik terhadap realitas yang
pluralis-multikultural. Hal ini penting dilakukan, karena tanpa adanya usaha secara sistematis, realitas keragaman akan dipahami secara sporadis, fragmentaris
atau bahkan memunculkan eksklusivitas yang ekstrem.

Ketiga, pendidikan Islam tidak memaksa atau menolak anak didik karena persoalan identitas suku, agama, ras atau golongan.

Keempat, pendidikan Islam memberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembangnya sense of self kepada setiap anak didik. Ini penting untuk membangun
kepercayaan diri, terutama bagi anak didik yang berasal dari kalangan ekonomi kurang beruntung, atau kelompok yang relatif terisolasi.

8
Pendidkan Islam Sebagai Upaya Membangun MultiKultural
Reorientasi pelaksanaan pendidikan Islam perlu memperhatikan beberapa aspek kunci .
• Pertama, Kurikulum pendidikan agama perlu dikembangkan agar lebih inklusif dan relevan
dengan kehidupan sehari-hari, mengajarkan pengetahuan fungsional, serta mengaitkan ajaran
agama dengan realitas kontemporer untuk membebaskan peserta didik dari pandangan eksklusif.
• Kedua, Pendidikan agama perlu menawarkan keseimbangan antara ritual formal dan moral etika universal,
tidak hanya fokus pada aspek ritual, tetapi juga memperdalam aspek moral. Hal ini dapat membentuk
peserta didik dengan iman yang kokoh sesuai agamanya dan sikap toleransi yang tinggi terhadap perbedaan.
• Ketiga,
• Dalam menghadapi kompleksitas modernitas, pendidikan Islam juga perlu memasukkan pemahaman tentang persoalan-
persoalan modernitas yang dihadapi umat Islam saat ini. Ini termasuk menekankan dimensi historis dari doktrin-doktrin
keagamaan, melatih peserta didik untuk merumuskan ulang pokok-pokok rumusan agama sesuai dengan tantangan dan
tuntutan zaman.
• Selain itu, metode pengajaran juga harus diperbarui. Hubungan guru dan murid sebaiknya bersifat dialogis-komunikatif, di
mana guru dan murid sama-sama sebagai subyek belajar. Reorientasi pendidikan Islam bertujuan memberdayakan individu
agar mandiri, kreatif, dan memiliki pemahaman yang luas tentang nilai-nilai agama.
• Dengan pendekatan ini, diharapkan pendidikan Islam dapat menciptakan lulusan yang tidak hanya memiliki kecerdasan
kognitif tetapi juga kepekaan afektif dan partisipatif. Pendidikan agama Islam yang autentik dan kontekstual diharapkan dapat
membentuk individu yang mampu hidup bersama dalam masyarakat yang plural dan multireligius dengan sikap inklusif,
toleran, dan menghormati perbedaan.
9
Kesimpulan
Pendidikan multikultural dan pendidikan Islam, ketika diintegrasikan, memberikan kontribusi penting
untuk membentuk individu yang berdaya, toleran, dan siap menghadapi kompleksitas masyarakat
global. Pendidikan multikultural membuka pemahaman terhadap keberagaman budaya,
mengembangkan perspektif global, dan mencegah konflik antar kelompok masyarakat. Di sisi lain,
pendidikan Islam memberikan dasar moral, pengetahuan agama, dan pembentukan akhlak,
menciptakan individu yang peduli dan menghormati perbedaan.

Dalam integrasi keduanya, pendidikan Islam dapat mengembangkan nilai-nilai multikulturalisme


yang terkandung dalam ajaran Islam. Pentingnya menghargai segala bentuk keragaman, membangun
pengertian sistematis terhadap realitas yang pluralis-multikultural, dan memberikan kesempatan
tumbuhnya sense of self pada setiap individu menjadi poin utama. Reorientasi pendidikan Islam
mencakup pengembangan kurikulum yang relevan, penekanan pada aspek ritual dan moralitas,
pemahaman yang luas terhadap agama-agama lain, serta pembaruan metode pengajaran. Dengan
pendekatan ini, pendidikan Islam diharapkan menghasilkan lulusan yang cerdas secara kognitif, peka
afektif, dan siap untuk hidup dalam masyarakat yang plural dan multireligius dengan sikap inklusif,
toleran, dan menghormati perbedaan.

10
Refrensi
1.Yusuf, Muhammad. "Pendidikan holistik menurut para ahli." (2021).
2. Amin, Muh. "Pendidikan Multikultural." PILAR 9.1 (2018).
3. Sipuan, S., Warsah, I., Amin, A., & Adisel, A. (2022). Pendekatan Pendidikan
Multikultural. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 8(2), 815-830.

11
SELESAI
ALHAMDULILAH

12

Anda mungkin juga menyukai