Energetika, Kinetika, Dan Mekanisme Reaksi
Energetika, Kinetika, Dan Mekanisme Reaksi
G = H – TS G = H – TS
AB+C
>
Persamaan Arhenius
Persamaan Arhenius berusaha untuk mengukur energi keadaan transisi (Ekt) suatu reaksi.
Jika keadaan transisi memiliki energi lebih kecil daripada kemampuan alat analis, tidak
mungkin mengelusidasi struktur keadaan transisi sehingga keadaan transisi lebih banyak
berdasarkan hipotesa (postulat Hammond).
K= tetapan laju
A= berkaitan dengan ∆S#
B. Kinetika Reaksi dan Tahap Penentu Laju Reaksi
Contoh 1:
keadaan peralihan
(ikatan HO–C terbentuk bersamaan dengan
terputusnya C–Br)
Mekanisme 2 tahap:
Komposisi produk didapati bergantung pada suhu reaksi:
(1) Pada suhu rendah, proporsi produk ditentukan oleh laju relatif
pembentukan produk (kendali kinetika).
Produk adisi-1,2 yang terbentuk lebih cepat, karena kation alil 2o
lebih stabil daripada kation alil 1o, menjadi produk utama.
(2) Pada suhu tinggi, ketika kesetimbangan tercapai, proporsi produk
ditentukan oleh stabilitas relatif produk (kendali termodinamika).
Produk adisi-1,4 yang lebih stabil, karena ikatan rangkapnya
lebih tersubstitusi (aturan Saytseff), menjadi produk utama.
• RSO yang berjalan melalui suatu zat antara yang
Kendali Kinetika dan Termodinamika memiliki kestabilan relative akan memiliki
kebolehjadian untuk dapat dikontrol secara
kinetika dan termodinamika.
Kajian reaksi 1,3 Butadiena dengan HBR • Dominasi produk reaksi yang dikontrol oleh
kinetika ditentukan oleh kestabilan zat antara,
sedangkan reaksi yang dikontrol termodinamika
produk dominan ditentukan oleh kestabilan
produknya.
Kendali kinetika:
1. Laju relative dalam pembentukan produk
dalam sistem reaksi
2. Kondisi lunak (mild)
3. Irreversible
Kendali termodinamika/keseimbangan:
4. Kestabilan termodinamik relative dalam system
reaksi
5. Kondisi keras (vigorous)
6. reversible
Keadaan Transisi dan Diagram Energi Reaksi 1,3 Butadiena + HBR
Postulat Hammond
• Arhenius dapat menentukan energi dari system George Hammond
reaksi, namun belum dapat memberikan gambaran developed the postulate
during his professorship
struktur dan konformasi keadaan transisi.
at Iowa State University
• Postulat Hammond digunakan untuk memprediksi
struktur keadaan transisi suatu reaksi.
kuning heksafeniletana
[30 (H) aromatik]
dimer tak berwarna
(BM = 486)
[25 (H) aromatik, 4 (H) “dienik”, 1 (H) jenuh]
(b) Hidrolisis alkil halida dalam larutan berair selalu teramati sebagai orde
pertama (SN1):
(c) Suatu reaksi yang berlangsung jauh lebih cepat atau lebih lambat
daripada reaksi-reaksi serupa pada kondisi yang hampir sama
menunjukkan penyimpangan jejak mekanistik.
menunjukkan bahwa triklorometana terhidrolisis secara
berbeda dibandingkan dengan alkil halida homolognya.
1 k
k = tetapan gaya
2 m
Energi disosiasi ikatan pun meningkat, karena E = h
makin besar massa isotop, makin kuat ikatannya
Substitusi isotopik yang paling umum ialah substitusi H oleh D:
(C–D) < (C–H) dengan faktor 1/2; nilai yang teramati 1/1,35
kH hc 1
exp 1 vH 6,5
kD 2kT 1,35
Sulfonasi benzena (ambil sebagian materi nitrasi & sulfonasi dari Bab 6)
Perhatikan bahwa karbon metil dari gugus *CH3O bukan berasal dari
CH3CO2H.
(4) Kajian zat-antara
Bisa saja zat-antara sulit diisolasi karena terlalu labil atau hanya sangat
sementara saja terjadi, dan keberadaannya perlu dibuktikan dengan
pengukuran fisik, terutama spektroskopik.
Pembentukan oksim:
Pita serapan IR khas C=O pada bahan-awal cepat lenyap, bahkan sudah
tidak ada sebelum pita khas C=N dalam produk mulai tampak.
(c) Banyak reaksi eliminasi lebih mudah terjadi jika atom atau gugus
yang hendak disingkirkan trans satu sama lain. Contohnya ialah
eliminasi aldoksim asetat:
“Kimia lasso”: gugus-gugus yang letaknya satu sama lain paling dekat
paling mudah tersingkirkan.
BENGKYOUSHIMASHITE..ne..
TERIMA KASIH