Anda di halaman 1dari 73

KIMIA KATALIS

ANORGANIK
DOSEN :PROF. DR. YETRIA RILDA, M.SI

Oleh : Elyn Novta R (1820412017)


Definisi

Katalis merupakan suatu zat atau substansi yang dapat


mempercepat reaksi (dan mengarahkan atau
mengendalikannya), tanpa terkonsumsi oleh reaksi,
namun bukannya tanpa bereaksi. Katalis bersifat
mempengaruhi kecepatan reaksi, tanpa mengalami
perubahan secara kimiawi pada akhir reaksi.
Peristiwa/fenomena/proses yang dilakukan oleh katalis
ini disebut katalisis.
Katalis
Pada banyak reaksi ada suatu substansi atau
bahan atau zat yang bukan reaktan dan juga bukan
produk, tetapi dapat dan bahkan sangat mempengaruhi
kecepatan reaksinya. Substansi inilah yang dinamakan
katalis (atau katalisator). Berzellius pada tahun 1835
merupakan orang (ilmuwan) yang pertama kali
menggunakan istilah “katalis”.
Sejarah Katalis

Gottlieb Kirchhoff Jöns Jakob Eilhard


Konsep katalisis Berzelius
tahun 1811 Reaksi Mitscherlich
ditemukan oleh ahli mengemukakan
kimia pertama abad ke-18
kimia Elizabeth Istilah katalisis
dalam kimia melakukan
Fulhame Tahun 1794 tahun 1835
organik proses
kontak

Wilhelm Ostwald meneliti


katalisasi oleh adanya asam
dan basadi Universitas
Leipzig
Katalis dalam Industri
Katalis Homogen
Katalis dalam Industri
Katalis
Heterogen
FUNGSI KATALIS
Berdasarkan definisinya, dapat diambil tiga fungsi
utama katalis, yaitu:
berkaitan dengan
kemampuannya
mempercepat reaksi

berkaitan dengan • Aktivitas


kemampuannya menahan • Selektivitas atau spesifisitas berkaitan dengan
hal-hal yang dapat kemampuannya
mengarahkan terjadinya • Stabilitas atau lifetime
mengarahkan suatu
deaktivasi katalis. reaksi)
AKTIVITAS

◻ Suatu ukuran, yang dapat menjelaskan seberapa cepat reaksi


berlangsung dengan adanya katalis. Kecepatan reaksi diukur pada
rentangan suhu dan konsentrasi.
◻ Laju rekasi r dihitung sebagai perubahan jumlah reaktan A(n A)
sesuai perubahan waktu pervolume reaksi atau massa katalis :
Aktivitas kinetik diperoleh dari persamaan dasar laju reaksi,
sebagaimana ditunjukkan untuk reaksi irrevrsibel A → P
dnA/dt = k f(cA)
k = tetapan kecepatan
Ea = energi aktivasi
F(cA) = fungsi konsentrasi
A = Tetapan arrhenius
k = Ae-(Ea/RT) R = tetapan gas umum
Selektivitas atau spesifisitas

◻ Selektivitas suatu reaksi menggambarkan seberapa besar


reaktan diubah menjadi produk yang di inginkan.
Stabilitas

◻ Stabilitas katalis terjadi pada pengaruh kimia,


panas atau mekanis menentukan umur (waktu
aktif) sebuah katalis dalam reaktor teknis. Hal
yang mempengaruhi seperti peruraian,
pengarbonan, dan peracunan
PEMILIHAN
KATALIS
Untuk setiap reaksi yang dikatalisisnya, katalis harus mempunyai
aktivitas kimia, selektivitas, dan stabilitas yang cukup tinggi.
Peningkatan aktivitas tersebut memberikan beberapa keuntungan sbb:

❑ Kecepatan reaksi yang lebih tinggi untuk kondisi operasi yang sama.
❑ Kecepatan reaksi yang sama, tetapi dengan throughput yang lebih
tinggi atau ukuran reaktor yang lebih kecil.
❑ Kecepatan reaksi yang sama pada kondisi yang lebih lunak (berupa
suhu atau tekanan operasi yang lebih rendah), dengan yield
meningkat, operasi menjadi lebih mudah, deaktivasi berkurang, dan
selektivitas yang lebih baik.
PEMILIHAN
KATALIS
Terlepas dari perubahan kondisi reaksi yang dapat
disebabkan oleh penggunaan katalis (mis. Tekanan dan
suhu), faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan
adalah:

◻ konsentrasi katalis yang dibutuhkan;


◻ pergantian katalitik;
◻ selektivitas katalis terhadap produk yang diinginkan;
◻ seberapa sering katalis perlu diperbarui.
TON dan TOF
Nomor pergantian katalitik (TON) adalah jumlah mol
produk per mol katalis; angka ini menunjukkan
jumlah siklus katalitik untuk proses yang diberikan,
mis. setelah 2 jam, TON adalah 2400.

Frekuensi pergantian katalitik (TOF) adalah


pergantian katalitik per unit waktu: jumlah mol
produk per mol katalis per unit waktu, mis. TOF
adalah 20 per menit
JENIS KATALIS
Katalis dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
◻ Katalis homogen
◻ Katalis heterogen
◻ Katalis enzim (biokatalis)
Penggunaan ketiga jenis katalis tersebut
dibedakan berdasarkan fasanya terhadap reaktan dan
produk reaksi
KATALIS HOMOGEN
◻ Yakni jika fase katalis sama dengan fase reaktan
dan fase produk reaksi.

fase katalis= fase reaksi

◻ Yang paling umum berupa fase cair, dengan katalis


dan reaktan berada dalam larutan.
KATALIS HOMOGEN

• Kelebihan Katalis Homogen


• Waktu reaksi relatif singkat
• aktivitas dan selektivitasnya tinggi
• tidak mudah teracuni oleh keberadaan pengotor
• mudah dioperasikan
• mudah dimodifikasi
• mudah untuk dipelajari.
Kekurangan katalis Homogen

◻ Dibutuhkannya tahap pemurnian reaksi yang


tidak ramah lingkungan
◻ sulit dipisahkan dari campuran reaksi
◻ kurang stabil pada suhu tinggi.
Proses katalitik pada reaksi berkatalis homogen
berlangsung melalui tahap-tahap:

1. Tahap pembentukan senyawa kompleks /


intermediates (tahap koordinasi)

2. Tahap penyusunan ulang antara molekul-molekul


reaktan dengan ligan katalis (tahap interaksi ligan),

3. Tahap eliminasi produk reaksi


Contoh katalis homogen
◻ Reaksi berkatalis homogen, fase gas
CO (g) + ½ O2 (g) → CO2 (g) katalis: NO (g)
CH3CHO (g) → CH4 (g) + CO (g) katalis: uap I2

◻ Reaksi berkatalis homogen, fase cair


C12H22O11 + H2O → C6H12O6 + C6H12O6 katalis: asam
CH3COOC2H5 + H2O → CH3COOH + C2H5OH katalis: asam

Proses katalitik pada reaksi berkatalis homogen berlangsung


melalui pembentukan senyawa kompleks dan penyusunan ulang
antara molekul-molekul reaktan dengan ligan katalis.
KATALIS ENZIM
Enzim adalah protein globular yang berkisar dari 62
(monomer 4-oxalocrotonate tautomerase) hingga
lebih dari 2.500 residu asam amino (sintase asam
lemak hewani), tetapi hanya sebagian kecil (~ 3-4
asam amino terlibat langsung dalam katalisis).
KATALIS ENZIM
Kelebihan Katalis Enzim
◻ Beroperasi pada suhu rendah

◻ Dapat digunakan kembali tanpa proses pemisahan


(Ranganathan dkk., 2008),

Kekurangan Katalis Enzim


◻ Sangat mahal

◻ Volume reaksi yang sangat besar

◻ Mudah terdenaturasi pada suhu tinggi

(Royon dkk., 2007)


Kinetika Reaksi Katalis enzim:
Reaksi enzimatik (berkatalis enzim) fase cair:
.... (*)
yang berlangsung dalam reaktor batch isotermal bervolume
tetap.
◻ Mekanisme reaksi yang diperkirakan terjadi untuk reaksi
ini:
dengan:
A=reaktan (substrat),
P =produk reaksi,
E =enzim,
AE=zat antara (intermediet) yang
merupakan molekul enzim yang terikat
pada reaktan
Berdasarkan persamaan (*): r = -rA= rP .... (**)
Berdasarkan mekanisme reaksi, tahap (ii) lambat, sehingga
tahap (ii) menjadi tahap penentu

kecepatan reaksi: r = r tahap (ii) = rP .... (***)


Kecepatan reaksi tahap (ii): r = k2[AE] .... (1)
Pendekatan kesetimbangan untuk reaksi tahap (i):
.... (2)
Neraca massa katalis: [E0] = [E] + [AE]atau: [E] = [E0] – [AE]
.... (3)

dengan:
[E0] =konsentrasi enzim mula-mula
[AE]=konsentrasi enzim yang berikatan dengan reaktan A pada saat t
[E] =konsentrasi
Substitusikan enzim
persamaan bebas
(3) ke pada (2):
persamaan saat

.... (4)

Substitusikan persamaan (4) ke persamaan (1):


KATALIS HETEROGEN
Yakni jika fase katalis tidak sama dengan fase reaktan
dan/atau fase produk reaksi

fase katalis ≠ fase reaksi

Pada umumnya: fase katalis → padatan


fase reaksi → gas
KATALIS HETEROGEN
Kelebihan Katalis Heterogen
◻ Penanganan akhir produk sederhana
◻ Mudah direcovery
◻ Tidak korosif dan ramah lingkungan

Kekurangan katalis Heterogen


◻ Waktu reaksi yang sangat lama
◻ Suhu reaktor yang relatif lebih tinggi.
( Buchori et al., 2015)
Pembagian Katalis Heterogen
Contoh Katalis Heterogen

Katalis heterogen umumnya berupa zat padat yang


terdiri atas logam atau oksida logam. Contoh katalis
heterogen yaitu MgO, CaO, zeolit dan resin penukar ion.

Contoh katalis heterogen dalam industri –


proses katalitik dengan menggunakan katalis
heterogen dalam dunia industri yang pertama
kalinya yaitu pada tahun 1957, dengan
menggunakan Pt untuk mengoksidasi SO2 menjadi
SO3 dalam larutan asam.
Lima tahapan dalam reaksi heterogen
(Rahayu, Susanto Imam, 1995) :

• a. Difusi molekul-molekul pereaksi menuju permukaan,


• b. Adsorpsi molekul-molekul pereaksi pada permukaan,
• c. Reaksi berlangsung di permukaan,
• d. Desorpsi hasil reaksi dari permukaan,
• e. Difusi hasil-hasil reaksi meninggalkan permukaan menuju sistem
keseluruhan.
Mekanisme katalisis heterogen
menurut Langmuir-Hinshelwood

Atom A dan B
teradsorpsi Atom A dan B berdifusi
kepermukaan melalui permukaan.
katalis.

Atom A dan B
berinteraksi satu
sama lain.

Sebuah molekul
terbentuk dan terjadi
desorpsi
Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses penyerapan ion oleh partikel
penyerap (Adsorban). Proses adsorpsi dibedakan menjadi
dua yaitu adsorpsi dan absorpsi. Dinamakan proses adsorpsi
jika ion tersebut tertahan dipermukaan partikel penyerap
(adsorban), sedangkan dinamakan absorpsi jika proses
pengikatan ini berlangsung sampai di dalam partikel
penyerap.
Jenis-jenis Adsorpsi
:
❑Adsorpsi Fisis
◻ Adsorpsi fisis adalah
adsorpsi yang terjadi
karena adanya gaya Van
Der Waals (gaya tarik-
menarik yang relatif
lemah) antara adsorbat
dengan permukaan
adsorben.

❑Adsorpsi Kimia
Adsorpsi kimia adalah adsorpsi yang terjadi karena
terbentuknya ikatan kovalen dan ion antara molekul-
molekul adsorbat dengan adsorben
Fisisorpsi terjadi sebelum
kimisorpsi
Secara hipotesis murni
menjelaskan bahwa,
molekul H2 terlebih dahulu
terdisosiasi, kemudian
teradsorpsi pada
permukaan Ni. Fisisorpsi
terjadi dulu sebelum
kimisorpsi. Dalam hal ini,
hidrogen terikat pada
Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Adsorpsi
a. Jenis adsorbat :
1. Ukuran molekul adsorbat
2. Kepolaran zat
b. Karakteristik adsorben
3. Kemurnian adsorben
4. Luas permukaan dan volume pori adsorben
5. Tekanan dan temperatur
KOMPONEN KATALIS
Inti Aktif (Sisi Aktif)

Penyangga

Promotor
Komponen Aktif (Active Agents)

❖ Komponen aktif merupakan komponen katalis yang


bertanggungjawab terhadap reaksi kimia yang utama.
❖ Pemilihan komponen aktif adalah tahap pertama dalam
mendesain katalis.
❖ Sementara itu, pengetahuan tentang mekanisme katalitik adalah
sangat saintifik
❖ sehingga metode pemilihan komponen aktif menjadi lebih
saintifik juga, walaupun kadang‐kadang bersifat empirik
❖ Katalis yang bersifat asam biasanya merupakan pendorong
mekanisme ion karbonium, seperti pada reaksi isomerisasi atau
perengkahan
Contoh Komponen Aktif
Penyangga (Support)
⮚ Fungsi yang paling penting adalah menjaga agar
luas permukaan komponen aktif tetap besar
⮚ Peran penyangga menjadi sangat penting dimana
logam aktif (Pt) didispersikan di permukaan
penyangga.
⮚ Penyangga sendiri harus tahan terhadap
perubahan termal, sehingga seharusnya
mempunyai titik leleh sedikit di atas komponen
aktif
⮚ Penyangga dengan luas
permukaan yang besar
antara lain: γ‐alumina,
SiO2, karbon aktif,
diatomaceous clay, dan
SiO2‐Al2O3
⮚ Besarnya konsentrasi
komponen aktif atau biasa
disebut loading juga
mempunyai efek yang
γ‐alumina
signifikan agar penyangga
bisa memberikan tingkat
dispersi komponen aktif
yang besar
PROMOTOR

◻ Bahan yang ditambahkan dalam


katalis untuk meningkatkan
performance dalam reaksi kimia

Meningkatkan aktivitas katalis dengan


menjaga dispersi inti aktif dan
meningkatkan stabilitas termal dari
pendukung (support)
⮚ Promotor digunakan untuk menghasilkan
aktivitas, selektivitas dan stabilitas yang
diingikan dari katalis

⮚ Promotor didisain untuk membantu


penyangga dan atau komponen aktif

⮚ Jika promotor berdiri sendiri maka efek


katalisnya sangat kecil bahkan tidak ada
⮚Beberapa promotor berinteraksi dengan
komponen aktif katalis sehingga dapat
meningkatkan efek kimia pada substansi
katalis.

⮚ Interaksi dapat menyebabkan perubahan


elektronik atau struktur permukaan dari
komponen aktif padatan

⮚ Pada beberapa kasus lain, promotor


ditambahkan kedalam katalis untuk
mencegah reaksi samping yang tidak
diinginkan
Contoh katalis dan promotor yang
cocok dalam beberapa proses
Pemberian Promotor Pada Inti Aktif

Struktural Elektronik

◻ Secara Struktural
Contoh : Katalis Sintesis Amonia yg terdiri atas besi
dgn promotor Alumina & Kalium. Alumina berperan
mencegah besi mengalami sintering pada saat reduksi.
Kalium mencegah sisi asam mengalami keracunan.
◻ Secara Elektronik
Contoh : Kalium yg dimodifikasi secara
elektronik (dioksidasi) dalam sintesis amonia.
Donasi elektron dari Kalium memfasilitasi katalis
Fe untuk mempercepat disosiasi N2 dan
meningkatkan laju reaksi.
Pemberian Promotor Pada Support
◻ Penggunaan promotor sgt sering digunakan
pada support yg berbentuk senyawa oksida
(krn umumnya terdapat dlm bbrp fasa yg
berbeda yg mgkn tdk diinginkan).
◻ Contoh : Fasa Al2O3 🡪 ϒ-Al2O3 dimana
memiliki luas permukaan besar, keasaam yg
tinggi & membentuk larutan solid dgn
oksida logam transisi (NiO dan CoO).
◻ Ketika dipanaskan ϒ-Al2O3 bertransformasi 🡪 α-Al2O3
(Luas permukaan rendah). Transformasi ini terjadi pd suhu
9000C saat regenerasi katalis & transisi berlangsung lambat
pd suhu rendah serta keasaman Al2O3 berkurang (Hegedus,
et. al., 1987). Penambahan promotor dlm jumlah kecil (1-
2%) sprt SiO2 atau ZrO2 pd ϒ-Al2O3 akan menyebabkan
transformasi ke α-Al2O3 dpt berlgsg pd suhu yg lbh tinggi.

◻ Penambhn Promotor pd Support 🡪 support katalis lbh


terlindungi dr kerusakan & perubhn panjang ikatan serta
mencegah aktivitas lain sprt pembentukan deposit karbon
(kokas) 🡪 Stabilitas
Siklus katalitik
Jalur reaksi yang dikatalisis biasanya diwakili oleh siklus
katalitik.

Siklus katalitik terdiri dari serangkaian reaksi


stoikiometrik (seringkali reversibel) yang
membentuk loop tertutup; katalis harus
diregenerasi sehingga dapat berpartisipasi dalam
siklus reaksi lebih dari sekali.
Perubahan
geometri
Keterangan
Reaksi
Katalis dalam proses Wacker mengandung paladium: melalui sebagian besar siklus,
logam hadir sebagai Pd (II) tetapi dikurangi menjadi Pd (0) saat CH 3CHO
diproduksi.

1. Langkah pertama melibatkan penggantian oleh CH2=CH2 di


Pd(Cl)4-2 (persamaan 26.2); notasi panah menunjukkan CH2=CH2 memasuki siklus
dan Cl pergi. Satu Cl kemudian digantikan oleh H2O.
2. Langkah selanjutnya melibatkan serangan nukleofilik oleh H2O dengan hilangnya
H+; ingat bahwa alkena terkoordinasi rentan terhadap serangan nukleofilik (lihat
persamaan 23.77). Pada langkah ketiga, eliminasi-b terjadi dan pembentukan
ikatan Pd-H menyebabkan hilangnya Cl. Ini diikuti oleh serangan oleh Cl dengan
migrasi atom H untuk memberikan gugus CH (OH) CH3 -bonded. Eliminasi
CH3CHO, H+ dan Cl dengan reduksi Pd (II) menjadi Pd (0) terjadi pada langkah
terakhir. Agar siklus terus berjalan, Pd (0) sekarang dioksidasi oleh Cu 2+
(persamaan 26.3). Siklus sekunder pada Gambar 26.2 menunjukkan reduksi Cu 2+
Termodinamik
a
Semua unsur dalam keadaan standarnya (gas oksigen diatomik, grafit, dll.)
memiliki energi bebas Gibbs pembentukan standar sama dengan nol, seperti
tidak ada perubahan yang terlibat.
ΔfG = ΔfG˚ + RT ln Qf ;
Ket :
Qf adalah hasil bagi reaksi.
Pada kesetimbangan, ΔfG = 0 dan Qf = K
sehingga persamaan menjadi

ΔfG˚ = −RT ln K;
K adalah konstanta kesetimbangan
Kurva Energi dalam Reaksi Pembentukan
Amonia
Sintesis Katalis

• Metode Sintesis Katalis


• Impregnasi
• Kopresipitasi
• Pertukaran Ion
Metode Impregnasi
Metode imregnasi adalah proses penjenuhan total sesuatu menggunakan zat
tertentu. Salah satu yang mendasari pemilihan metode impregnasi adalah
bahwa didalam pengemban tidak terdapat anion atau kation yang dapat
dipertukarkan. Untuk ion kompleks yang sukar mengalami pertukaran kation,
maka metode yang tepat adalah impregnasi.

volume larutan berkisar 1-1,2 kali


• impregnasi dari volume pori support.
• kering

• basah
volume larutan prekursor lebih dari
1,5 kali dari volume pori support.
Metode Kopresipitasi
Kopresipitasi menurut kamus oxford adalah proses yang
menyebabkan suatu zat dari bentuk cairan menjadi berbentuk padat.
tahapan Tujuan Prinsip
1. Mencampurkan menghasilkan Pengendapan ini
prekursor campuran yang dikarenakan oleh
2. Pengendapan merata antar pengaruh ion
komponen katalis senama yang
dan pembentukan ditambahkan pada
partikel yang larutan. (zat yang
sangat kecil untuk kelarutannya kecil
menyediakan luas untuk mengendap
permukaan yang terlebih dahulu)
luas
Karakterisasi Katalis

Analisa Luas Permukaan Spesifik

Analisa luas permukaan


spesifik diukur menggunakan
alat yang disebut Surface Area
Analyzer
Alat ini prinsip kerjanya
menggunakan mekanisme adsorpsi
gas, umumnya nitrogen, argon dan
helium, pada permukaan suatu
bahan padat yang akan
dikarakterisasi pada suhu konstan
biasanya suhu didih dari gas
tersebut.
Proses analisis dengan
Proses Analisa
GSA dilakukan pada
kondisi isotherm, yaitu
pada berbagai variasi
tekanan dan suhu konstan.
Variasi tekanan disetup
relative terhadap tekanan
standar, yaitu (P/Po)
melalui
Sampel selcomputer
yang berisicontrol
bahan
uji sebelum
yang akan proses analisis
dianalisis (telah
dimulai. Besarnya
didegassing) (P/Po)
dihubungkan
berkisar
dengan antara
port gas 0.05
pada hingga
alat
analyzer GSA.0.995.Nitrogen cair
pada suhu 77.035 K (jika
menggunakan gas N2)
dituang ke dalam
Pada saat proses thermostat
analisis
yang secara otomatis
berlangsung, akan
gas nitrogen
merendam
akan dialirkansampel
melaluisel,port
sehingga prosestabung
gas ke dalam analisis
akan berlangsung
sampel pada suhu
sesuai dengan
konstan,yang
tekanan yaitutelah
77.035 K.
disetup
sebelumnya. Semakin tinggi
tekanannya, maka semakin
banyak pula gas nitrogen
yang akan diadsopsi oleh
Analisa BET
Isotermal Brunauer-Emmett-Teller atau BET merupakan persamaan teoritikal

yang banyak diaplikasikan dalam sistem keseimbangan gas-solid. Model ini

merupakan lanjutan dari model isotermal Langmuir yang dikembangkan untuk

menjelaskan adsorpsi multilayer. Pada lapisan pertama, kecepatan kondensasi

(adsorpsi) dari bagian permukaan adsorben yang kosong sama dengan kecepatan

evaporasi (desorpsi) bagian yang tertutupi oleh hanya satu molekul adsorbat.

Keseimbangan ini juga terjadi pada semua lapisan berikutnya. Asumsi penting

yang kemudian dapat dibuat pada model isotermal ini adalah bahwa panas

adsorpsi diluar lapisan pertama adalah konstan dan sama dengan panas pencairan.
Tipe Grafik Isoterm

Jenis ini disebut Langmuir Isoterm menggambarkan


adsorpsi satu lapis (monolayer). Jumlah molekul
adsorbat mendekati harga pembatas saat P/P0
mendekati satu. Jenis ini biasanya diperoleh dari
adsorben berpori kecil (mikropori) kurang dari 2 nm
dan luas area eksternal yang sangat sedikit

Jenis ini adalah bentuk normal isoterm pada


adsorben tak berpori (nonpori) atau padatan berpori
besar (macropores) dengan ukuran lebih besar dari 50
nm yang menunjukkan adsorpsi monolayer -
multilayer. Titik B yang ditunjukkan pada gambar
menunjukkan kondisi awal tahap linier dari isoterm,
biasanya digunakan untuk mengindikasikan tekanan
relatif saat pelapisan monolayer selesai.
Jenis ini menunjukkan tipe kuantitas adsorben
semakin tinggi saat tekanan relatif bertambah.
Tidak adanya titik B seperti pada jenis kedua
disebabkan karena interaksi adsorbat-adsorbat yang
lebih kuat dibanding adsorben-adsorben. Sama
seperti tipe II, jumlah lapisan pada permukaan
adsorben tidak terbatas (multilayer).

Jenis ini hampir sama dengan tipe II pada


rentang tekanan relatif rendah sampai menegah.
Volume terbesar adsorbat yang teradsorpsi dapat
dihitung dari capillary condensation yang telah
sempurna mengisi pori. Kurva jenis ini dihasilkan
dari padatan adsorben berukuran mesopore (2-50
nm).
Contoh Kurva addsorpsi sampel
Lempung
Luas permukaan
suatu material
berdasarkan metode
BET dapat
ditentukan
menggunakan
persamaan 1.
Total volume pori (vliq)

Total volume pori suatu material ditentukan berdasarkan


volume gas yang teradsorpsi oleh pori material tersebut.
Volume gas yang teradsorpsi (vads) dikonversi dari volume
liquid (vliq) gas yang digunakan karena temperatur ambient
berada pada titik didih (kondisi cair) gas tersebut. Volume
liquid dapat ditentukan berdasarkan persamaan
Artikel
Sifat Fisika
Struktur Kelebihan Kekurangan
Nanoparti 1. Dapat dengan mudah tersuspensi 1. Mudah membentuk
cle dalam suatu larutan aglomerat dalam larutan,
2. Performa luar biasa berkat area yang berkontribusi
permukaannya yang besar terhadap berkurangnya
luas permukaan efektif
2. Diperlukan pasca
perlakuan untuk
menghilangkan katalis
3. Pemulihan katalis yang
lengkap sulit dilakukan
Nanowire 1. Pertumbuhan dapat dengan mudah 1. Kondisi pertumbuhan
s dilakukan pada sebagian besar sangat terbatas
substrat 2. Luas permukaan lebih
2. Terdiri dari luas permukaan efektif yang rendah dibandingkan
besar dibandingkan dengan film nano- dengan nanopartikel
tipis
3. Post-treatment untuk menghilangkan
katalis tidak diperlukan
4. Kristalinitas lebih rendah dan lebih
banyak cacat
Mekanisme Katalitik oleh ZnO

Polutan organik Adsorpsi polutan Reaksi oksidasi


berdifusi dari organik pada dan reduksi
fase cair ke permukaan ZnO. dalam fase
permukaan ZnO. teradsorpsi.

Pelepasan
produk dari
wilayah
antarmuka.
Desorpsi produk
Degradasi polutan organik oleh ZnO di hadapan cahaya matahari
Struktur ZnO ketika didoping dengan Fe
DOPAN ZNO YANG DIAPLIKASIKAN
DALAM ARTIKEL REVIEW
Reaksi degradasi dengan fotokatalis
ZnO heterojunction dengan
TiO2xNy
Terima kasih
Arigato
Syukron
Kamsahamnid
a

Anda mungkin juga menyukai