Anda di halaman 1dari 53

Tujuan Pembelajaran

1. Prinsip kerja ventilator


2. Indikasi pemasangan ventilator
3. Tipe ventilator
4. Mode ventilasi
Pengertian Ventilator
Pengertian Ventilator
Pasien dengan ventilator dan terintubasi

3
1.1. SELANG
SELANGENDOTRAKEAL
ENDOTRAKEAL 2
2.2. KONEKTOR
KONEKTOR 1
3.3. SIRKUIT
SIRKUITVENTILATOR
VENTILATOR
Letak dan fungsi cuff ET
Balon ETT
tak terisi
udara
Balon ETT
terisi
Udara
Fisiologi Ventilasi dengan ventilator
Pada pernafasan
spontan:
Inspirasi terjadi karena
diafragma dan otot
intercostalis
berkontrkasi, rongga
dada mengembang dan
terjadi tekanan negatif
sehingga aliran udara
masuk ke paru.
Fase ekspirasi berjalan
secara pasif.
Ventilasi dengan Ventilator
KURVA NAFAS SPONTAN

PRESSURE
Ekspirasi = Tekanan Positif
INSPIRASI EKSPIRASI

TIME
0

Inspirasi = Tekanan negatif


Prinsip Kerja / tipe Ventilator
1. Volume Cycled
Ventilator.
 Perinsip dasar
ventilator ini adalah
cyclusnya
berdasarkan
volume.

 Mesin berhenti
bekerja dan terjadi
ekspirasi bila telah
mencapai volume
2. Pressure Cycled Ventilator
3. Time Cycled Ventilator
Kriteria Intubasi
Pasien dengan ETT
Menurut Pontopidan seseorang perlu mendapat
bantuan ventilator bila :
Mode pemakaian ventilator
Continuous Mandatory Ventilation
( CMV )
• Pasien pasif (tidak ada inisiatif bernafas):
– Karena penyakit
– Karena dibuat :
• Pelumpuh otot (muscle relaxant)
• Semua parameter nafas ditentukan oleh
mesin:
– Frekuensi nafas
– Tidal volume (minute volume)
– Lama inspirasi / lama ekspirasi ( I :
E)
CMV (Control)
KURVE P-T PADA CMV
Volume control

Pressure control
ASSIST CONTROL MODE
VENTILATION ( ACMV )
KURVE P-T PADA ACMV
SYNCHRONIZED INTERMITTENT
MANDATORY VENTILATION (SIMV)
KURVE P-T PADA SIMV
PRESSURE SUPPORT VENTILATION
( PSV )

1. Pasien sudah bernafas namun “tidak kuat /


tidak dalam”.
2. Mekanisme :
1. Initiated: pressure
2. Limited : pressure ( atas dasar setting )
KURVE P-T PADA PSV
PEEP (positive end ekspiratory pressure)

Yaitu tekanan di jalan nafas pada akhir


ekspirasi yang diberikan secara sengaja
(PEEP).
Menyebabkan alveoli tetap dalam keadaan
terbuka pada akhir ekspirasi.
Dampak:
Perbaikan oksigenasi
Volume paru ↑
Barotrauma
Hipotensi akibat CO ↓
Bisa diberikan bersamaan dengan semua
mode
PEEP
(Positive End Expiratory Pressure)
MENGEMBANGKAN ALVEOLI YG
KOLAPS (ALVEOLI RECRUITMENT)

+15 +15

+10 +10

+5 +5

0 0
CONTINUOUS POSITIVE AIRWAY
PRESSURE (CPAP)
• Pasien bernafas spontan, namun pada
akhir ekspirasi alveoli tidak kolap sebab
selalu ada tekanan (PEEP)
Efek Ventilasi mekanik
Pengkajian Keperawatan
Biodata
Riwayat
penyakit/riwayat
keperawatan
Keluhan:
– rasa sesak nafas,
– nafas terasa berat,
– kelelahan dan
– ketidaknyamanan.
Pengkajian
Sisitem Pernafasan:
Gerakan nafas, sesuai dng irama
ventilator
Expansi dada kanan dan kiri,
simetris atau tidak
ronkhi, whezing, penurunan suara
nafas
cuping hidung, penggunaan otot
bantu tambahan
Sisitem Pernafasan:
Sekret: jumlah, konsistensi,
warna dan bau
Humidifier: kehangatan dan batas
aqua
Tubing/circuit
ventilator:bocor,tertekuk atau
terlepas
AGD / SpO2/SaO2 terakhir
Hasilfoto thorax terakhir
Sistem kardiovaskuler
Perfusi (sianosis)
Berkeringat banyak ?

TD, Nadi, irama jantung


gangguan hemodinamik yang diakibatkan:

o setting ventilator (PEEP terlalu


tinggi)
o hipoksia.
Sistem neurologi
tingkat kesadaran, nyeri
kepala, rasa ngantuk,
gelisah dan kekacauan
mental.
Sistem urogenital
penurunan produksi
urine (berkurangnya
produksi urine
menunjukkan adanya
gangguan perfusi ginjal)
Status cairan dan nutrisi
Gangguan status nutrisi dan
cairan akan memperberat
keadaan (ex: cairan berlebihan
dan albumin rendah akan
memperberat oedema paru).

Status Psikososial
Depresi mental, manifestasi;
kebingungan, gangguan
orientasi, merasa terisolasi,
kecemasan dan ketakutan
akan kematian.
Aktivitas perawatan pasien
dengan VENTILASI MEKANIK
►PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

1. OBSERVASI
2. PERAWATAN PIPA ET
3. PERAWATAN JALAN NAFAS:
PENGHISAPAN/SUCTION
4. PERTUKARAN GAS SECARA OPTIMAL
5. KEBERSIHAN UMUM DAN PERAWATAN MULUT
6. PERAWATAN GASTROINTESTINAL
7. NUTRISI
8. PENCEGAHAN KOMPLIKASI
9. PERAWATAN PSIKOLOGIS
1. Monitoring Kontinyu
Ventilator rate dan tidal volume
FiO2
Pressure support level
PIP ( Peak Inspyratory Pressure )
Peak Airway Pressure
Minute Volume
RR & volume pasien
SaO2 & ET-CO2
Tanda vital
BP, nadi, irama, pernafasan, obs. Neurologi,
CVP,
Suhu.
2.Monitoring Serial
 Ro thoraks
(Cek posisi ET, NGT, Ujung CVP,Alat invasif,
gambaran patologis / komplikasi
 AGD
– Ps stabil --- minimal 1X/hr
– Ps tidak stabil  1 X/ shift
– Lebih sering dilakukan pad ps yg masih
memerlukan FiO2 > 50 %
3. Perawatan Cuff & jalan nafas
 Ukur TBPT.

Sebelum mengempeskan cuff ET,


ET, pastikan secret diatas cuff tube bersih.
bersih.
 Herniasi cuff dihindari dg cek cuff sebelum intubasi dan hindari pengisian udara pd cuff yg berlebih
(15-25 mmHg)

 Retensi sputum dihindari dg humidifikasi, adekuat suctioning & terapi aerosol k/p

 Cairan steril untuk


untuk bronchial toilet.
SUCTIONING

Open Suction Closed Suction


Perawatan
Trakeostomi
 Perawatan aseptik
 Antimikroba topikal (issue)
 luka bersih dan kering
 Ganti inner kanula 1X / hr
 Tekanan Cuff 20–25 mmHg.
 Posisi tube ditengah
4. Self care assistance
 Personal Hygiene: mandi,
perawatan daerah
tertutup/lipatan.
 Perawatan mata, telinga, dll.
 Oral care
 Perawatan daerah yang tertekan
Oral care
o Patogen pd oral sekresi > 24 jam, suction
kolonisasi > 24 jam: Plak, 48 jam post
hospitalisasi > virulen
o Cause: mikroaspirasi
o Chlorhexidine gluconate (0.12%) (II)
o Sikat gigi (2X sehari) lebih efektif

* CDC & HIPAC (2004); ** Schleder, B.J and Pinzon, l . 2004; Grap et al. 2003.
5. Care giver support
(support emosi)
komunikasi terape
terapetik.

Mendengarkan scr aktif agar mampu mengekspresikan perasaannya.

Berikan sentuhan.

Berikan support mental.

Berikan kesempatan kunjungan keluarga


keluarga pada saat-saat tertentu.

Berikan informasi realistis pada tingkat pemahaman klien.


6. Manajemen Nutrisi
 EN >< PN
– Membantu mencegah stres ulcer
– Mempertahankan lingkungan GIT ttp normal
– Sedikit menimbulkan infeksi.
 Hindari Bolus
 Cek isi lambung minimal tiap 4 jam
 Head up : 30 – 45 degrees
 Labeling
 Cek toksistas/kadaluarsa (untuk NE home
made 4 jam)
7. Aspiration precaution
– Monitor pernafasan
– Auskultasi suara paru
– Cek gag reflek, kemampuan menelan sblm memberi nutrisi
– Tinggikan posisi kepala tempat tidur
– Saat memberi nutrisi: lihat adanya aspirasi / ggn menelan
– Catat: nausea, muntah / diare, distensi lambung/abdomen
– Cek BU,
– Jika ada tanda mual & muntah, beri posisi miring
 Cek /hindari kebocoran sekitar ET

 Pasang NGT, aspirasi isi lambung k/p

 Alirkan NGT jika diperlukan

 Suction mulut reguler

 Terapi muntah dng tepat

 Nutrisi Enteral TIDAK DIBOLUS


Gastric reflux / aspiration prev.

 HOB: 30 – 45 degrees (II)


 Routinely verify placement of the feeding tube.
(IB)
 EN: Continue VS intermitten (unrsolved issue)
8. Equipment maintenance
Standard pencegahan sebelum & sesudah kontak dg membran mukosa, sekret respirasi, benda yang terkontaminasi .
Equipment……

 Sterilisasi / desinfeksi
 Ganti sirkuit jika kotor /malfungsi
 Drainase cairan di tubing / sirkuit
 Resuscitation Bags (bagging) disterilisasi

Anda mungkin juga menyukai