Anda di halaman 1dari 14

KONSEP PENDIDIKAN

INKLUSI
Dosen Pengampu: Nugraha Permana Putra, M.Pd

MATA KULIAH: PENDIDIKAN INKLUSI


slidesmania.com
KELOMPOK 1

1. ALVINA NURUL JANAH (200641071)


2. DEDE NU REZA DODI FELANI (200641056)
3. LILIS ADELIA ZUHRIYATI (200641062)

KELAS: SD20C
slidesmania.com
A. Konsep Pendidikan inklusif

1) Pengertian Pendidikan inklusif


Istilah pendidikan inklusif atau pendidikan inklusi oleh UNESCO berasal dari kata Education for All
yang artinya pendidikan yang ramah untuk semua, dengan pendekatan pendidikan yang berusaha menjangkau
semua orang tanpa terkecuali. Menurut Staub dan Peck (Tarmansyah, 2007;83), pendidikan inklusi adalah
penempatan anak berkelainan ringan, sedang dan berat secara penuh di kelas. Hal ini menunjukan kelas regular
merupakan tempat belajar yang relevan bagi anak-anak berkelainan, apapun jenis kelainanya. Dari beberapa
pendapat, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan inklusi adalah pelayanan pendidikan untuk peserta
didik yang berkebutuhan khusus tanpa memandang.
Kurikulum yang diterapkan di sekolah inklusif adalah kurikulum sekolah reguler yang disesuaikan.
Maksudnya adalah kurikulum sedikit dimodifikasi agar bisa sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan kondisi
siswa. Tes akhir pendidikan inklusif ini akan disamakan dengan sekolah reguler jadi akan diukur dengan
menggunakan ujian akhir yang sudah disesuaikan.
slidesmania.com
2.Tujuan Pendidikan Inklusi
a) Tujuan yang ingin dicapai oleh anak dalam b) Tujuan yang ingin dicapai oleh guru-guru dalam
mengikuti kegiatan belajar dalam inklusi antara pelaksanakan pendidikan inklusi antara lain adalah:
lain adalah: ● Guru akan memperoleh kesempatan belajar dari cara
● Berkembangnya kepercayaan pada diri anak, merasa mengajar dengan setting inklusi.
bangga pada diri sendiri atas prestasi yang ● Terampil dalam melakukan pembelajaran kepada peserta
diperolehnya. didik yang memiliki latar belakang beragam.
● Anak dapat belajar secara mandiri, dengan mencoba ● Mampu mengatasi berbagai tantangan dalam
memahami dan menerapkan pelajaran yang memberikan layanan kepada semua anak.
● Bersikap positif terhadap orang tua, masyarakat, dan
diperolehnya di sekolah ke dalam kehidupan sehari-
anak dalam situasi beragam.
hari.
● Mempunyai peluang untuk menggali dan
● Anak mampu berinteraksi secara aktif bersama teman-
mengembangkan serta mengaplikasikan berbagai
temannya, guru, sekolah dan masyarakat.
gagasan baru melalui komunikasi dengan anak di
● Anak dapat belajar untuk menerima adanya perbedaan, lingkungan sekolah dan masyarakat.
dan mampu beradaptasi dalam mengatasi perbedaan
tersebut.
slidesmania.com
2.Tujuan Pendidikan Inklusi
c) Tujuan yang akan dicapai bagi orang tua antara lain d) Tujuan yang diharapkan dapat dicapai oleh masyarakat
adalah: dalam pelaksanaan pendidikan inklusif antara lain adalah:
● Para orang tua dapat belajar lebih banyak tentang
bagaimana cara mendidik dan membimbing anaknya lebih ● Masyarakat akan merasakan suatu kebanggaan
baik di rumah, dengan menggunakan teknik yang karena lebih banyak anak mengikuti pendidikan di
digunakan guru di sekolah. sekolah yang ada di lingkungannya.
● Mereka secara pribadi terlibat, dan akan merasakan
● Semua anak yang ada di masyarakat akan terangkat
keberadaanya menjadi lebih penting dalam membantu anak
dan menjadi sumber daya yang potensial, yang akan
untuk belajar.
lebih penting adalah bahwa masyarakat akan lebih
● Orang tua akan merasa dihargai, merasa dirinya sebagai
mitra sejajar dalam memberikan kesempatan belajar yang
terlibat di sekolah dalam rangka menciptakan
berkualitas kepada anaknya. hubungan yang lebih baik antara sekolah dan
● Orang tua mengetahui bahwa anaknya dan semua anak masyarakat.
yang di sekolah, menerima pendidikan yang berkualitas
sesuai dengan kempuan masing masing individu anak.
slidesmania.com
3. Karakteristik Pendidikan Inklusi

Karakteristik dalam pendidikan inklusi tergabung dalam beberapa hal seperti hubungan, kemampuan,
pengaturan tempat duduk, materi belajar, sumber dan evaluasi yang dijelaskan sebagai berikut:

a) Hubungan, Ramah dan hangat, contoh untuk anak tuna rungu: guru selalu berada di dekatnya dengan wajah terarah pada
anak dan tersenyum. Pendamping kelas( orang tua ) memuji anak tuna rungu dan membantu lainnya.

b) Kemampuan, Guru, peserta didik dengan latar belakang dan kemampuan yang berbeda serta orang tua sebagai pendamping.

c) Pengaturan Tempat Duduk, Pengaturan tempat duduk yang bervariasi seperti, duduk berkelompok di lantai membentuk
lingkaran atau duduk di bangku bersama-sama sehingga mereka dapat melihat satu sama lain.

d) Materi Belajar, Belajar Berbagai bahan yang bervariasi untuk semua mata pelajaran.

e) Sumber, Guru menyusun rencana harian dengan melibatkan anak.

f) Evaluasi, Penilaian, observasi, portofolio yakni karya anak dalam kurun waktu tertentu dikumpulkan dan dinilai.
slidesmania.com
4. Kurikulum Sekolah Inklusi
Kurikulum yang digunakan di sekolah inklusi adalah kurikulum anak normal (regular) yang
disesuaikan (dimodifikasi sesuai) dengan kemampuan awal dan karakteristik siswa. modifikasi dapat
dilakukan dengan cara modifikasi alokasi waktu, modifikasi isi/materi, modifikasi proses belajar mengajar,
modifikasi sarana dan prasarana, modifikasi lingkungan untuk belajar, dan modifikasi pengelolaan kelas.
Dengan ini kurikulum akan memberikan peluang terhadap tiap-tiap anak untuk mengaktualisasikan
potensinya sesuai dengan bakat, kemampuannya dan perbedaan yang ada pada setiap anak.
slidesmania.com
5. Assesment Sekolah Inklusi

Assesmen dalam sekolah penyelenggara pendidikan inklusi sangat


diperlukan, karena di dalam sekolah tersebut di dalamnya terdapat siswa yang
memilki karakteristik dan kemampuan yang berbeda-beda, dengan melakukan
observasi dengan pengamatan. Pada pelaksanaannya, Sebelum mulai dengan
penyusunan program pembelajaran di kelas, guru harus mengetahui level
kemampuan belajar si siswa tersebut.
slidesmania.com
B. Isu-Isu Kritis Pendidikan Inklusi di Sekolah Dasar

Berdasarkan difinisi dan turunan dari UU tentang pendidikan Inklusi anak yang tergolong ABK adalah mereka dengan
kesulitan belajar, anak lambat belajar, anak dengan ganguan autis, anak dengan gangguan intelektual, anak dengan gangguan fisik
dan motorik, anak dengan gangguan emosi dan perilaku, anak berkelainan majemuk dan anak berbakat. Pendidikan inklusif
berarti bahwa sekolah harus menerima/mengakomodasi semua anak, tanpa kecuali ada perbedaaan secara fisik, intelektual, sosial,
emosional, bahasa, atau kondisi lain, termasuk anak penyandang cacat dan anak berbakat, anak jalanan, anak yang bekerja, anak
dari etnis, budaya, bahasa, minoritas dan kelompok anak-anak yang tidak beruntung dan terpinggirkan. Atau disebut dengan one
school for all”.
Di Indonesia telah dilakukan Uji coba dibeberapa daerah sejak tahun 2001, secara formal pendidikan inklusi
dideklarasikan di Bandung tahun 2004 dengan beberapa sekolah reguler yang mempersiapkan diri untuk implementasi pendidikan
inklusi.
Saat ini, pada pendidikan anak sekolah dasar makin banyak kita temui anak dengan kebutuhan khusus (ABK). Kelapa
SD daerah Palmerah yang ditunjuk sebagai sekolah inklusi oleh gugus dan pengawas sekolah mengatakan semakin banyak ABK
yang dibawa orang ke SD ini. Dari tahun ketahun meningkat 10% jumlahnya. Di daerah Tangerang Selatan ada juga SD yang
sudah mengobservasi angka ABK sejak tahun 2009 dan sudah dapat dideteksi pada Pendidikan Usia Dini (PAUD).
slidesmania.com
C. Landasan Pendidikan inklusi
1. Landasan filosofi
Secara filosofis, penyelenggaraan pendidikan inklusif dapat dijelaskan sebagai berikut.

● Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berbudaya dengan lambang negara Burung Garuda yang berarti ‘bhineka
tunggal ika.’ Keragaman dalam etnik, adat istiadat, keyakinan, tradisi, dan budaya merupakan kekayaan bangsa
yang tetap menjungjung tinggi persatuan dan kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
● Pandangan agama khususnya Islam antara lain ditegaskan bahwa: (1) manusia dilahirkan dalam keadaan suci, (2)
kemuliaan seseorang di hadapan Tuhan bukan karena fisik tetapi taqwanya, (3) Allah tidak akan merubah nasib
suatu kaum kecuali kaum itu sendiri, (4) manusia diciptakan berbeda-beda untuk saling silaturahmi(‘inklusif’).
● Pandangan universal hak azasi manusia, menyatakan bahwa setiap manusia mempunyai hak untuk hidup layak,
hak pendidikan, hak kesehatan, hak pekerjaan.
slidesmania.com
2. Landasan Yuridis
● UU no 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional.
● Peraturan pemerintah no 19 tahun 2005 tentang standar
● UUD 1945 (Amandemen) Ps 31 : (1) berbunyi Nasional pendidikan Pasal 2 ayat (1) Lingkungan
setiap warga negara berhak mendapat Standar Nasional Pendidikan meliputi standar isi,
pendidikan. Ayat (2) Setiap warga negara wajib standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah pendidik dan kependidikan, standar sarana prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
wajib membiayainya.
penilaian pendidikan. Dalam PP No 19/2005 tersebut
● UU no 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
juga dijelaskan bahwa satuan pendidikan khusus terdiri
Anak, Ps 48 Pemerintah wajib atas SDLB, SMPLB, SMA LB.
menyelenggarakan pendidikan dasar minimal 9 ● Surat Dirjen Dikdasmen Depdiknas No
tahun untuk semua anak. Ps 49 Negara, 380/C.C6/MNB/2003 tanggal 20 Januari 2003 perihal
Pemerintah, Keluarga, dan orang tua wajib pendidikan inklusif.menyelenggarakanb dan
mengembangkan di setiap kabupaten /kota sekurang-
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
kurangnya 4 sekolah yang terdiri dari : SD, SMP, SMA,
kepada anak untuk memperoleh pendidikan. dan SMK.
slidesmania.com
3. Landasan empiris
●Rekomendasi Bukittinggi (2005), bahwa pendidikan yang inklusif
dan ramah terhadap anak seyogyanya dipandang sebagai:
● Deklarasi Hak Azasi Manusia, 1948. 1) Sebuah pendekatan terhadap peningkatan kualitas sekolah secara
● menyeluruh yang akan menjamin bahwa strategi nasional untuk
Konvensi Hak Anak, 1989.
semua adalah benar-benar untuk semua.
● Konferensi dunia tentang Pendidikan untuk
2) Sebuah cara untuk menjamin bahwa semua anak memperoleh
semua, 1990. pendidikan dan pemeliharaan yang berkualitas di dalam komunitas
● Resolusi PBB nomor 48/49 tahun 1993 tempat tinggalnya sebagai bagian dari program-program untuk
tentang persamaan kesempatan bagi orang perkembanganusia dini anak, pra sekolah dasar dan menengah,
berkelainan. terutama mereka yang pada saat ini masih belum diberi kesempatan
● Pernyataan Salamanca tentang pendidikan untuk memperoleh pendidikan di sekolah umum atau masih rentan
inklusi, 1994. terhadap marginalisasi dan eksklusi.
● Komitment Dakar mengenai Pendidikan 3) Sebuah kontribusi terhadap pengembangan masyarakat yang
menghargai dan menghormati perbedaan individu semua warga
untuk semua, 2000.
negara.
● Deklarasi Bandung (2004) dengan
komitmen “Indonesia menuju pendidikan
slidesmania.com

inklusif,”
Thank you!
Do you have any questions?
slidesmania.com
Kesimpulan

Pendidikan inklusi adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menyatukan anak-anak


berkebutuhan khusus dengan anak-anak normal pada umumnya untuk belajar. Sistem penyelenggaraan
pendidikan yang terbuka bagi siapa saja, dengan latar belakang berbeda, serta kondisi yang berbeda. Jadi
pendidikan inklusif ini juga bisa diperuntukan bagi anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus atau
keterbatasan.
Pendidikan khusus ini akan menempatkan siswa dengan kebutuhan khusus bersama dengan siswa didik
umumnya di dalam satu kelas. Sehingga diharapkan dengan adanya pendidikan inklusif ini dapat
mengembangkan potensi pada anak-anak berkebutuhan khusus di dalam lingkungan umum. Karena kondisi
setiap siswa berbeda, terutama dari segi fisik, maka akan ada penyesuaian metode pengajaran agar dapat
dipahami oleh peserta didik reguler dengan peserta didik berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusif ini dinilai
dapat mengembangan secara maksimal bakat anak, karena seperti diketahui setiap anak memiliki potensi bakat
yang berbeda-beda.
slidesmania.com

Anda mungkin juga menyukai