Kelompok 1 Pen - Inklusi
Kelompok 1 Pen - Inklusi
INKLUSI
Dosen Pengampu: Nugraha Permana Putra, M.Pd
KELAS: SD20C
slidesmania.com
A. Konsep Pendidikan inklusif
Karakteristik dalam pendidikan inklusi tergabung dalam beberapa hal seperti hubungan, kemampuan,
pengaturan tempat duduk, materi belajar, sumber dan evaluasi yang dijelaskan sebagai berikut:
a) Hubungan, Ramah dan hangat, contoh untuk anak tuna rungu: guru selalu berada di dekatnya dengan wajah terarah pada
anak dan tersenyum. Pendamping kelas( orang tua ) memuji anak tuna rungu dan membantu lainnya.
b) Kemampuan, Guru, peserta didik dengan latar belakang dan kemampuan yang berbeda serta orang tua sebagai pendamping.
c) Pengaturan Tempat Duduk, Pengaturan tempat duduk yang bervariasi seperti, duduk berkelompok di lantai membentuk
lingkaran atau duduk di bangku bersama-sama sehingga mereka dapat melihat satu sama lain.
d) Materi Belajar, Belajar Berbagai bahan yang bervariasi untuk semua mata pelajaran.
f) Evaluasi, Penilaian, observasi, portofolio yakni karya anak dalam kurun waktu tertentu dikumpulkan dan dinilai.
slidesmania.com
4. Kurikulum Sekolah Inklusi
Kurikulum yang digunakan di sekolah inklusi adalah kurikulum anak normal (regular) yang
disesuaikan (dimodifikasi sesuai) dengan kemampuan awal dan karakteristik siswa. modifikasi dapat
dilakukan dengan cara modifikasi alokasi waktu, modifikasi isi/materi, modifikasi proses belajar mengajar,
modifikasi sarana dan prasarana, modifikasi lingkungan untuk belajar, dan modifikasi pengelolaan kelas.
Dengan ini kurikulum akan memberikan peluang terhadap tiap-tiap anak untuk mengaktualisasikan
potensinya sesuai dengan bakat, kemampuannya dan perbedaan yang ada pada setiap anak.
slidesmania.com
5. Assesment Sekolah Inklusi
Berdasarkan difinisi dan turunan dari UU tentang pendidikan Inklusi anak yang tergolong ABK adalah mereka dengan
kesulitan belajar, anak lambat belajar, anak dengan ganguan autis, anak dengan gangguan intelektual, anak dengan gangguan fisik
dan motorik, anak dengan gangguan emosi dan perilaku, anak berkelainan majemuk dan anak berbakat. Pendidikan inklusif
berarti bahwa sekolah harus menerima/mengakomodasi semua anak, tanpa kecuali ada perbedaaan secara fisik, intelektual, sosial,
emosional, bahasa, atau kondisi lain, termasuk anak penyandang cacat dan anak berbakat, anak jalanan, anak yang bekerja, anak
dari etnis, budaya, bahasa, minoritas dan kelompok anak-anak yang tidak beruntung dan terpinggirkan. Atau disebut dengan one
school for all”.
Di Indonesia telah dilakukan Uji coba dibeberapa daerah sejak tahun 2001, secara formal pendidikan inklusi
dideklarasikan di Bandung tahun 2004 dengan beberapa sekolah reguler yang mempersiapkan diri untuk implementasi pendidikan
inklusi.
Saat ini, pada pendidikan anak sekolah dasar makin banyak kita temui anak dengan kebutuhan khusus (ABK). Kelapa
SD daerah Palmerah yang ditunjuk sebagai sekolah inklusi oleh gugus dan pengawas sekolah mengatakan semakin banyak ABK
yang dibawa orang ke SD ini. Dari tahun ketahun meningkat 10% jumlahnya. Di daerah Tangerang Selatan ada juga SD yang
sudah mengobservasi angka ABK sejak tahun 2009 dan sudah dapat dideteksi pada Pendidikan Usia Dini (PAUD).
slidesmania.com
C. Landasan Pendidikan inklusi
1. Landasan filosofi
Secara filosofis, penyelenggaraan pendidikan inklusif dapat dijelaskan sebagai berikut.
● Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berbudaya dengan lambang negara Burung Garuda yang berarti ‘bhineka
tunggal ika.’ Keragaman dalam etnik, adat istiadat, keyakinan, tradisi, dan budaya merupakan kekayaan bangsa
yang tetap menjungjung tinggi persatuan dan kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
● Pandangan agama khususnya Islam antara lain ditegaskan bahwa: (1) manusia dilahirkan dalam keadaan suci, (2)
kemuliaan seseorang di hadapan Tuhan bukan karena fisik tetapi taqwanya, (3) Allah tidak akan merubah nasib
suatu kaum kecuali kaum itu sendiri, (4) manusia diciptakan berbeda-beda untuk saling silaturahmi(‘inklusif’).
● Pandangan universal hak azasi manusia, menyatakan bahwa setiap manusia mempunyai hak untuk hidup layak,
hak pendidikan, hak kesehatan, hak pekerjaan.
slidesmania.com
2. Landasan Yuridis
● UU no 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional.
● Peraturan pemerintah no 19 tahun 2005 tentang standar
● UUD 1945 (Amandemen) Ps 31 : (1) berbunyi Nasional pendidikan Pasal 2 ayat (1) Lingkungan
setiap warga negara berhak mendapat Standar Nasional Pendidikan meliputi standar isi,
pendidikan. Ayat (2) Setiap warga negara wajib standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah pendidik dan kependidikan, standar sarana prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
wajib membiayainya.
penilaian pendidikan. Dalam PP No 19/2005 tersebut
● UU no 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
juga dijelaskan bahwa satuan pendidikan khusus terdiri
Anak, Ps 48 Pemerintah wajib atas SDLB, SMPLB, SMA LB.
menyelenggarakan pendidikan dasar minimal 9 ● Surat Dirjen Dikdasmen Depdiknas No
tahun untuk semua anak. Ps 49 Negara, 380/C.C6/MNB/2003 tanggal 20 Januari 2003 perihal
Pemerintah, Keluarga, dan orang tua wajib pendidikan inklusif.menyelenggarakanb dan
mengembangkan di setiap kabupaten /kota sekurang-
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
kurangnya 4 sekolah yang terdiri dari : SD, SMP, SMA,
kepada anak untuk memperoleh pendidikan. dan SMK.
slidesmania.com
3. Landasan empiris
●Rekomendasi Bukittinggi (2005), bahwa pendidikan yang inklusif
dan ramah terhadap anak seyogyanya dipandang sebagai:
● Deklarasi Hak Azasi Manusia, 1948. 1) Sebuah pendekatan terhadap peningkatan kualitas sekolah secara
● menyeluruh yang akan menjamin bahwa strategi nasional untuk
Konvensi Hak Anak, 1989.
semua adalah benar-benar untuk semua.
● Konferensi dunia tentang Pendidikan untuk
2) Sebuah cara untuk menjamin bahwa semua anak memperoleh
semua, 1990. pendidikan dan pemeliharaan yang berkualitas di dalam komunitas
● Resolusi PBB nomor 48/49 tahun 1993 tempat tinggalnya sebagai bagian dari program-program untuk
tentang persamaan kesempatan bagi orang perkembanganusia dini anak, pra sekolah dasar dan menengah,
berkelainan. terutama mereka yang pada saat ini masih belum diberi kesempatan
● Pernyataan Salamanca tentang pendidikan untuk memperoleh pendidikan di sekolah umum atau masih rentan
inklusi, 1994. terhadap marginalisasi dan eksklusi.
● Komitment Dakar mengenai Pendidikan 3) Sebuah kontribusi terhadap pengembangan masyarakat yang
menghargai dan menghormati perbedaan individu semua warga
untuk semua, 2000.
negara.
● Deklarasi Bandung (2004) dengan
komitmen “Indonesia menuju pendidikan
slidesmania.com
inklusif,”
Thank you!
Do you have any questions?
slidesmania.com
Kesimpulan