Jurding Hipertiroid-Shomadya Bayu
Jurding Hipertiroid-Shomadya Bayu
Pembimbing:
dr. Eddy Mulyono, Sp.PD, FINASIM
Nama
jurnal
Judul
jurnal
Penulis
jurnal
ABSTRAK
Background Prior to thyroidectomy for hyperthyroidism, it is recommended that patients are managed
with antithyroid drugs (ATDs) and rendered euthyroid to decrease the risk of thyroid storm. However,
not all patients tolerate ATD and the risk of thyroid storm during thyroidectomy in these patients is
unclear. Therefore, the aim of this study was to compare the management and outcomes of
hyperthyroid patients that were on ATDs prior to surgery to those who were not. Study design A
prospectively maintained, single-institution database was queried for all hyperthyroid patients who
were initially treated with ATDs and underwent thyroidectomy from January 1, 2012, to June 18, 2018.
Patients were divided into two groups: (1) those on ATDs at surgery (ATD group) and (2) those who
could not tolerate and stopped ATDs prior to surgery (no-ATD group). Demographic and clinical data
were collected. Primary outcomes were readmissions/emergency department visits and postoperative
complications within 30 days of thyroidectomy. Results Of the 248 patients, 231 were in the ATD
group and 17 (7%) were in the no-ATD group. There were no mortalities or thyroid storm events in
either group. There was no difference in Clavien–Dindo Grade 2 or 3 complications between the two
groups. There were no ED visits or 30-day readmissions in the no-ATD group compared to 17 (7%)
events in the ATD group (p = 1.0). Conclusion While it is preferable to render patients euthyroid prior
to thyroidectomy for hyperthyroidism, results of this study suggest that when patients cannot tolerate
ATDs, it is possible to perform thyroidectomy without increased risk of thyroid storm or intra- and
postoperative complications.
ABSTRAK (1)
belum jelas.
• Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan
Tujuan
penatalaksanaan dan hasil pasien hipertiroid yang
• Hasil Dari 248 pasien, 231 berada pada kelompok ATD dan 17 (7%)
• Tidak ada kematian atau kejadian badai tiroid pada kedua kelompok.
Hasil
• Tidak ada perbedaan komplikasi Clavien-Dindo Tingkat 2 atau 3 antara
kedua kelompok.
hipertiroidisme adalah penyakit Graves, gondok multinodular toksik, dan adenoma toksik
• Pilihan pengobatan untuk hipertiroidisme termasuk obat antitiroid (ATD), yodium radioaktif, atau pembedahan.
Penggunaan ATD dapat dikaitkan dengan efek samping mulai dari reaksi alergi kulit hingga mengancam jiwa
• Tatalaksana definitif dengan tiroidektomi, namun sebelum terapi pembedahkan sebagian dokter
• Badai tiroid merupakan komplikasi yang ditakuti jika tidak diobati. Tingkat kematian akibat badai tiroid antara 8
hingga 25%. Badai tiroid dapat terjadi kapan saja pada saat tiroidektomi, mamun dengan manajemen
• Dalam penelitian ini terhadap hampir 248 pasien hipertiroid awalnya diobati dengan ATD,
hanya 7% yang menghentikan ATD sebelum operasi. Secara keseluruhan, tidak ada pasien
yang menderita badai tiroid dan manajemen pra operatif pasien yang apakah mereka
menggunakan ATD / tidak pada saat operasi berdeda-beda hanya dengan penggunaan beta-
blocker yang lebih tinggi pada kelompok tanpa ATD
• Dalam penelitian ini mengkonfirmasi penelitian sebelumnya (Al Jassim, dkk) yaitu membandingkan
status tiroid pra operasi untuk 67 pasien dengan penyakit grave, 12% tidak menggunakan ATD dan
21% menderita hipertiroid pada saat operasi. Terlepas dari pengobatan ATD sebelum operasi atau
status tiroid, tidak ada pasien yang mengalami badai tiroid akibat tiroidektomi.
• Risiko komplikasi seperti hipoparatiroid sementara dapat meningkat pada pasien dengan hipertiroid.
Dalam penelitian kami, tidak ada perbedaan komplikasi spesifik tiroid antara kedua kelompok, kecuali
peningkatan risiko hipoparatiroidisme sementara pada kelompok tanpa ATD.
• Data kami menunjukkan bahwa tiroidektomi aman dari risiko komplikasi, bila pembedahan dilakukan
oleh ahli bedah berpengalaman, tidak terkait dengan status ATD pada saat pembedahan.
KETERBATASAN PENELITIAN
• Keterbatasan pada penelitian ini adalah sebuah studi retrospektif dengan hanya 7% dari kelompok
yang tidak ikut ATD pada saat operasi, ada variabilitas dalam waktu kapan kadar hormon tiroid
terakhir diukur sebelum operasi.
• Ahli bedah dalam penelitian ini adalah ahli bedah endokrin, yang mungkin menjadi penyebab
rendahnya tingkat komplikasi; oleh karena itu, hasil ini mungkin tidak dapat digeneralisasikan
pada pasien yang menerima perawatan oleh ahli bedah yang kurang berpengalaman.
• Namun, kelebihan penelitian ini mencakup ukuran kelompok yang besar; sepengetahuan kami, ini
adalah penelitian terbesar yang meneliti penatalaksanaan pasien dengan dan tanpa ATD (n = 248).
KESIMPULAN
• Penulis penelitian ini setuju dengan pedoman saat ini dan pola praktik klinis yang berupaya
menjadikan pasien eutiroid sebelum tiroidektomi untuk hipertiroid.
• Namun, hal ini mungkin tidak dapat dilakukan pada semua pasien dan temuan penelitian ini
menunjukkan bahwa bila diperlukan, tiroidektomi dapat dilakukan tanpa menggunakan ATD pra
operasi, tanpa peningkatan angka badai tiroid atau komplikasi intra atau pasca operasi.
• Temuan ini juga menyoroti pentingnya koordinasi yang cermat antara tim multidisiplin yang
berpengalaman (Endokrinologi, Anestesiologi, dan Bedah) dalam pengelolaan pasien ini.
TERIMA KASIH