Anda di halaman 1dari 56

Evaluasi dan Pemeliharaan Jalan

Modul 1- Pengantar

Bambang Widyantoro
Universitas Muhammadiyah Sukabumi
Jalan
Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun,
meliputi:
– segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap (jembatan, ponton
lintas bawah, tempat parkir, gorong-gorong, tembok penahan dan
saluran air jalan) dan
– perlengkapannya (rambu jalan, rambu lalu lintas, tanda-tanda jalan,
pagar pengaman lalu lintas, pagar Daerah Milik Jalan dan patok – patok
Ruang Milik Jalan)
yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di
atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di
atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Bangunan pelengkap

adalah bangunan untuk mendukung fungsi dan


keamanan konstruksi jalan yang meliputi jembatan,
terowongan, ponton, lintas atas (flyover, elevated
road), lintas bawah (underpass), tempat parkir,
gorong-gorong, tembok penahan, dan saluran tepi
jalan dibangun sesuai dengan persyaratan teknis.
Perlengkapan Jalan

adalah sarana yang dimaksudkan untuk


keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran
lalu-lintas serta kemudahan bagi pengguna jalan
dalam berlalu-lintas yang meliputi marka jalan,
rambu lalu-lintas, alat pemberi isyarat lalu-lintas,
lampu penerangan jalan, rel pengaman (guardrail),
dan penghalang lalu-lintas (traffic barrier);
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 38 TAHUN 2004
5 TENTANG
JALAN
( PENGGANTI UNDANG ­UNDANG R I NOMOR : 13 TAHUN 1980
TENTANG JALAN )

Tim RUU Jalan 150905


DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
4. PENYELENGGARAAN JALAN
6

Pengaturan Pembinaan Pembangunan Pengawasan

- Perumusan - Penyusunan - Pemrograman - Tertib


kebijakan perenc. pedoman dan & penganggaran pengaturan,
- Penyusunan standar teknis - Perenc teknik pembinaan dan
- Pelayanan - Pelaks. konstr. pembangunan
perenc umum
- Penyusunan - Pemberdayaan - Pengoperasian
- Penelitian dan - Pemeliharaan
peraturan per-uu-
an pengembangan

Pasal 1

Tim RUU Jalan 150905


7 6. PERAN JALAN
(Pasal 5)

 Sebagai bagian dari prasarana transportasi mempunyai peran penting


dalam eksosbudpolhankam dan lingkungan hidup serta wajib
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat

 Sebagai prasaran distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi


kehidupan masyarakat, bangsa dan negara

 Sebagai satu kesatuan sistem jaringan jalan mengikat seluruh wilayah


Republik Indonesia

Tim RUU Jalan 150905


7. PENGELOMPOKAN JALAN MENURUT PERUNTUKANNYA
8 (Pasal 6)
- Jalan umum
- Jalan khusus
8. PENGELOMPOKAN JALAN MENURUT SISTEM

(Pasal 7)
- Sistem Primer
- Sistem Sekunder

9. PENGELOMPOKAN JALAN MENURUT FUNGSI


(Pasal 8)
- Jalan Arteri - Jalan Lokal
- Jalan Kolektor - Jalan Lingkungan

10. PENGELOMPOKAN JALAN MENURUT STATUS


(Pasal 9)
- Jalan Nasional - Jalan Kota
- Jalan Provinsi - Jalan Desa
- Jalan Kabupaten
9
11. PENGELOMPOKAN JALAN MENURUT KELAS JALAN
(Pasal 10)

- Kebutuhan pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran


lalu lintas
- Diatur dalam peraturan per-uu-an yang berlaku (UU Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan)
- Pengaturan kelas berdasarkan spesifikasi penyediaan
prasarana jalan
Jalan bebas hambatan (Freeway)
Jalan raya (Highway)
Jalan sedang (Road)
Jalan kecil (Street)

Tim RUU Jalan 150905


12. BAGIAN-BAGIAN JALAN
10 (Pasal 11)
- Ruang Manfaat Jalan (Rumaja)
- Ruang Milik Jalan (Rumija)
- Ruang Pengawasan Jalan (Ruwasja)

13. PENGUASAAN
(Pasal 13)

 Penguasaan pada negara.


 Negara memberi wewenang kepada Pemerintah dan
Pemerintah Daerah untuk melaksanakan
penyelenggaraan jalan.

Tim RUU Jalan 150905


15. WEWENANG PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
11
 Penyelenggaraan Jalan Kabupaten/Kota dan Jalan Desa
(tur,bin,bang,was) Pasal 16

 Pengaturan Jalan Kabupaten/Kota dan Jalan Desa:


 Perumusan kebijakan penyelenggaraan jalan kabupaten dan
Pasal 20 dan 21
jalan desa berdasarkan jaknas dgn memperhatikan
keserasian antar daerah dan antarkawasan
 Penyusunan pedoman operasional penyelenggaraan jalan
kabupaten/kota dan jalan desa
 Penetapan status jalan kabupaten/kota dan jalan desa
 Penyusunan perencanaan jaringan jalan kabupaten/kota dan
jalan desa

 Pembinaan Jalan Kabupaten/Kota dan Jalan Desa Pasal 26 & 27


 Pemberian bimbingan, penyuluhan,serta diklat bidang jalan
 Pemberian izin,rekomendasi, dispensasi dan pertimbangan
pemanfaatan rumaja, rumija, dan ruwasja
 Pengembangan teknologi terapan untuk jalan kab/kota dan jln
desa.
Tim RUU Jalan 150905
WEWENANG PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
12 (lanjutan........)
Pasal 33 & 34

 Pembangunan Jalan Kabupaten/Kota dan Jalan Desa :


 Perencanaan teknis, pemrograman dan penganggaran,
pengadaan lahan, serta pelaksanaan konstruksi jalan
kab/kota dan jln desa
 Pengoperasian dan pemeliharaan jalan kab/kota dan jln desa
 Pengembangan dan pengelolaan sistem manjemen jalan
kab/kota dan jln desa
Pasal 39 & 40
 Pengawasan Jalan Kabupaten/Kota dan Jalan Desa
 Evaluasi kinerja penyelenggaraan jalan kab/kota dan jln desa
 Pengendalian fungsi dan manfaat hasil pembangunan jalan
kab/kota dan jalan desa

 Dalam hal pemerintah kabupaten/kota belum dapat


melaksanakan sebagian wewenang, dapat menyerahkan
kepada pemerintah provinsi Pasal 16

Tim RUU Jalan 150905


17. PENGADAAN TANAH Pasal 58, 59, 60,61

13  Pengadaan tanah untuk jalan bagi kepentingan umum


dilaksanakan berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota
 Pembangunan jalan disosialisasikan kepada masyarakat
 Pemegang hak atas tanah, pemakai tanah negara, atau
masyarakat ulayat yang tanahnya diperlukan untuk
pembangunan jalan berhak mendapat ganti kerugian
 Pemberian ganti kerugian dilaksanakan berdasarkan
kesepakatan sesuai peraturan per-uu-an pertanahan
 Jika kesepakatan tidak tercapai dan lokasi jalan tidak dapat
dipindahkan  pencabutan hak atas tanah sesuai peraturan
per–uu-an pertanahan
 Pelaksanaan pembangunan dapat dimulai pada bidang tanah
yang telah diberi ganti kerugian atau telah dicabut hak atas
tanahnya
 Tanah yang telah dikuasai Pemerintah didaftarkan untuk
penerbitan sertifikat hak atas tanah
 Pengadaan tanah untuk jalan tol oleh Pemerintah
 Pengadaan tanah untuk jalan tol berdasarkan RTRW Kab/Kota
 Pengadaan tanah untuk jalan tol dapat menggunakan dana
Pemerintah dan/atau badan usaha
Tim RUU Jalan 150905
18. PERAN MASYARAKAT
14 (Pasal 14 dan 15)
 HAK
MASYARAKAT
 Memberi masukan kepada penyelenggara jalan dalam
rangka pengaturan, pembinaan, pembangunan dan
pengawasan
 Berperan serta dalam penyelenggaraan jalan
 Memperoleh manfaat sesuai standar pelayanan minimal
 Memperoleh informasi
 Memperoleh ganti kerugian yang layak akibat kesalahan
dalam pembangunan jalan
 Mengajukan gugatan terhadap kerugian akibat
pembangunan jalan

 KEWAJIBAN MASYARAKAT
 Menjaga ketertiban pemanfaatan jalan
Tim RUU Jalan 150905
19. KEWAJIBAN PENYELENGGARA JALAN Pasal 30

 Wajib memprioritaskan pemeliharaan, perawatan dan


pemeriksaan jalan secara berkala untuk mempertahankan
SPM
 Pembiayaan pembangunan jalan umum tanggung jawab
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah
 Memperhatikan masukan masyarakat

20. LARANGAN
 Perbuatan yang mengakibatkan terganggunya fungsi jalan
dalam Rumaja, Rumija, dan Ruwasja (Pasal 12)
 Menyelenggarakan jalan tidak sesuai dengan peraturan
per-uu-an (Pasal 42)
 Mengusahakan suatu ruas jalan sebagai jalan tol sebelum
ada penetapan Menteri (Pasal 54)
 Memasuki jalan tol kecuali pengguna jalan tol dan petugas
jalan tol (Pasal 56)

150905 Tim RUU Jalan 15


21. KETENTUAN PIDANA Pasal 63,63,65

 Kegiatan mengganggu fungsi jalan dalam Rumaja :


- sengaja  penjara maks 18 bulan atau denda maks Rp 1.500.000.000,-

- kelalaian  kurungan maks 3 bulan atau denda maks Rp 300.000.000,-

 Kegiatan mengganggu fungsi jalan dalam Rumija


- sengaja  penjara maks 9 bulan atau denda maks Rp 500.000.000,-
- kelalaian  kurungan maks 2 bulan atau denda maks Rp 200.000.000,-

 Kegiatan mengganggu fungsi jalan dalam Ruwasja


- sengaja  penjara maks 3 bulan atau denda maks Rp 300.000.000,-
- kelalaian  kurungan maks 12 hari atau denda maks Rp 120.000.000,-

 Sengaja menyelenggarakan jalan tidak sesuai peraturan per-uu-an


 penjara maks 2 tahun atau denda maks Rp 2.000.000.000,-

 Sengaja mengusahakan jalan tol sebelum penetapan Menteri


 penjara maks 15 tahun atau denda maks Rp 15.000.000.000,-

 Selain pengguna jalan dan petugas jalan tol memasuki jalan tol
- sengaja  kurungan maks 14 hari atau denda maks Rp 3.000.000,-
150905
- kelalaian Tim RUU Jalan
 kurungan maks 7 hari atau denda maks Rp 1.500.000,- 16
17 PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 34 TAHUN 2006
TENTANG
JALAN

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-
Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
Hubungan Antara Hirarki Kota Dengan Fungsi Jalan
18 Dalam Sistem Jaringan Jalan Primer

Perkotaan PKN PKW PKL PKLING KPD


PKN Arteri Arteri Lokal Lokal

PKW Arteri Kolektor Kolektor Lokal

PKL Lokal Kolektor Lokal Lokal

PKLING Lokal Lokal Lokal Lokal

KPD Lingkungan

MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-


Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
19 Hubungan Antara Kawasan Perkotaan
Dengan Fungsi Jalan
Dalam Sistem Jaringan Jalan Sekunder

Primer Sekunder Sekunder Sekunder


Kawasan I II III Perumahan
( F1 ) (F2.1) (F2.2) (F2.3)
Primer (F1) - Arteri - - -
Sekunder 1 (F2.1) Arteri Arteri Arteri - Lokal
Sekunder II (F2.2) - Arteri Kolektor Kolektor Lokal
Sekunder III (F2.3) - - Kolektor Kolektor Lokal
Perumahan - Lokal Lokal Lokal Lokal

MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-


Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
Persyaratan Teknis Jalan

20 Pasal 12

Kriteria persyaratan teknis meliputi:


 kecepatan rencana,
 lebar badan jalan,
 kapasitas,
 jalan masuk,
 persimpangan sebidang,
 bangunan pelengkap
 perlengkapan jalan,
 penggunaan jalan sesuai fungsinya,
 tidak terputus.
MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-
Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
KELAS JALAN (1)
Pasal 31-32
21 Kelas jalan berdasar spesifikasi penyediaan prasarana jalan:
 Jalan bebas hambatan
 Jalan raya
 Jalan sedang
 Jalan kecil

Spesifikasi penyediaan prasarana jalan meliputi


 pengendalian jalan masuk,
 persimpangan sebidang
 jumlah dan lebar lajur,
 ketersediaan median, dan
 pagar.

1. Spesifikasi Jalan bebas hambatan


 pengendalian jalan masuk secara penuh,
 tidak ada persimpangan sebidang,
 dilengkapi pagar ruang milik jalan,
 dilengkapi dengan median,
 paling sedikit mempunyai 2 (dua) lajur setiap arah, MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-
Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
 07/HRP
lebar lajur sekurang-kurangnya 3,5 (tiga koma lima) meter.
KELAS JALAN (2)

22
2. Spesifikasi Jalan raya
 untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk
secara terbatas,
 dilengkapi dengan median,
 paling sedikit 2 (dua) lajur setiap arah,
 lebar lajur sekurang-kurangnya 3,5 (tiga koma lima) meter.

3. Spesifikasi jalan sedang


 lalu lintas jarak sedang
 dengan pengendalian jalan masuk tidak dibatasi,
 paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah
 dengan lebar jalur paling sedikit 7 (tujuh) meter.

4. Spesifikasi jalan kecil


 melayani lalu lintas setempat,
 paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah
MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-
Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
 dengan lebar jalur paling sedikit 5,5 (lima koma lima) meter. 07/HRP
5m

Pa gar
x
5a
5d 5b 5b 5d
5c 5c
1,5m

= R UM A JA = R UM IJA = R U W A S JA = B A NGU NA N

a = J a lu r la lu lin t a s, b = B a h u j ala n , c = S a lu r a n t e pi , d = A m b a n g p e n g am an , X = b + a+ b = B a d an ja la n .

BAGIAN BAGIAN JALAN


MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-
07/HRP
Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya 23
Pasal 40
24
Ruang milik jalan (Rumija) memiliki lebar paling sedikit sebagai
berikut:
– Jalan bebas hambatan 30 (tiga puluh) meter;
– Jalan raya 25 (dua puluh lima) meter;
– Jalan sedang 15 (lima belas) meter; dan
– Jalan kecil 11 (sebelas) meter.

Lebar ruang milik jalan diberi tanda batas ruang milik jalan
 Ditetapkan oleh penyelenggara jalan
 Sesuai dengan Peraturan Menteri.
MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-
Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
Ruang Pengawasan Jalan (1)
Pasal 44 dan 45
25
Ruang pengawasan jalan (Ruwasja)
 merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang
penggunaannya ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan.
 diperuntukkan bagi
 (1) pandangan bebas pengemudi dan
 (2) pengamanan konstruksi jalan serta
 (3) pengamanan fungsi jalan.
 merupakan ruang sepanjang jalan di luar ruang milik jalan yang
dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu.
 Setiap orang dilarang menggunakan Ruwasja yang mengakibatkan
terganggunya fungsi jalan
 Penyelenggara jalan dan instansi terkait berwenang
 mengeluarkan larangan thd kegiatan yang mengganggu pandangan
bebas pengemudi dan konstruksi jalan dan/atau
 Melakukan perbuatan tertentu untuk menjamin peruntukan Ruwasja
MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-
Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
Ruang Pengawasan Jalan (2)
Pasal 44
26
Dalam hal ruang milik jalan tidak cukup luas, lebar ruang pengawasan
jalan ditentukan dari tepi badan jalan paling rendah sebagai berikut:

 jalan arteri primer 15 (lima belas) meter;


 jalan kolektor primer 10 (sepuluh) meter;
 jalan lokal primer 7 (tujuh) meter;
 jalan lingkungan primer 5 (lima) meter;
 jalan arteri sekunder 15 (lima belas) meter;
 jalan kolektor sekunder 5 (lima) meter;
 jalan lokal sekunder 3 (tiga) meter;
 jalan lingkungan sekunder 2 (dua) meter;
 jembatan 100 (seratus) meter kearah hilir dan hulu.
MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-
Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
Pemanfaatan Bagian-Bagian Jalan
Pasal 46
27
Pemanfaatan bagian-bagian jalan meliputi:
– bangunan utilitas
– penanaman pohon
– prasarana moda transportasi lain

Bangunan Utilitas
Pasal 47
– Bangunan utilitas pada jaringan jalan di dalam kota dapat ditempatkan di dalam
ruang manfaat jalan dengan ketentuan:
1. di atas tanah ditempatkan di luar jarak tertentu dari tepi paling luar bahu jalan atau
trotoar, sehingga tidak menimbulkan hambatan samping bagi pemakai jalan;
2. di bawah tanah ditempatkan di luar jarak tertentu dari tepi paling luar bahu jalan atau
trotoar, sehingga tidak mengganggu keamanan konstruksi jalan.
– Bangunan utilitas pada jaringan jalan di luar kota, dapat
ditempatkan di dalam ruang milik jalan pada sisi terluar.
– Penempatan, pembuatan, dan pemasangan bangunan utilitas direncanakan dan
dikerjakan sesuai persyaratan teknis jalan yang ditetapkan Menteri
MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-
Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
IZIN, REKOMENDASI, DAN DISPENSASI
28 IZIN (1)
Pasal 52
 Pemanfaataan ruang manfaat jalan selain peruntukan, serta
pemanfaatan ruang milik jalan selain peruntukan wajib
memperoleh izin.
 Pemanfaatan ruang manfaat jalan dan ruang milik jalan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi bangunan yang
ditempatkan di atas, pada, dan di bawah permukaan tanah di
ruang manfaat jalan dan di ruang milik jalan dengan syarat:
 tidak mengganggu kelancaran dan keselamatan pengguna jalan
serta tidak membahayakan konstruksi jalan;
 sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
 sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri dan pedoman
menteri bidang lalu lintas dan angkutan jalan. MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-
Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
Isi Izin (2)
Pasal 52
Izin pemanfaatan ruang manfaat jalan dan ruang milik jalan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan
paling sedikit memuat:
• gambar teknis, jenis, dan dimensi bangunan;
• jangka waktu;
• kewajiban memelihara dan menjaga bangunan untuk keselamatan umum dan
menanggung risiko yang terjadi akibat pemasangan bangunan;
• penunjukan lokasi dan persyaratan teknis pemanfaatan ruang manfaat jalan dan ruang
milik jalan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri;
• apabila ruang manfaat jalan dan ruang milik jalan diperlukan untuk penyelenggaraan
jalan, pemegang izin yang bersangkutan wajib mengembalikan ruang manfaat jalan dan
ruang milik jalan seperti keadaan semula, atas beban biaya pemegang izin yang
bersangkutan; dan
• apabila pemegang izin tidak mengembalikan keadaan ruang manfaat jalan dan ruang milik
jalan, penyelenggara jalan dapat mengembalikan keadaan seperti semula atas biaya
pemegang izin.
MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-
Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
REKOMENDASI
Pasal 53
30
(1) Izin penggunaan ruang pengawasan jalan dikeluarkan oleh instansi pemerintah daerah
sesuai dengan kewenangannya masing-masing setelah mendapat rekomendasi dari
penyelenggara jalan yang bersangkutan.
(2) Rekomendasi penyelenggara jalan kepada instansi pemerintah daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat memuat larangan terhadap kegiatan tertentu yang dapat
mengganggu pandangan bebas pengemudi dan konstruksi jalan atau perintah melakukan
perbuatan tertentu guna menjamin peruntukan ruang pengawasan jalan.

DISPENSASI
Pasal 54

(1) Pemanfaatan ruang manfaat jalan yang memerlukan perlakuan khusus terhadap
konstruksi jalan dan jembatan harus mendapat dispensasi dari penyelenggara jalan yang
bersangkutan.
(2) Semua akibat yang ditimbulkan dalam rangka perlakuan khusus terhadap konstruksi jalan
dan jembatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab pemohon
dispensasi.
(3) Perbaikan terhadap kerusakan jalan dan jembatan sebagai akibat pemanfaatan ruang
manfaat jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab pemohon
dispensasi.
Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-
07/HRP
Pasal 56
31
(1) Ketentuan lebih lanjut mengenai izin
pemanfaatan ruang manfaat jalan dan ruang
milik jalan, pemberian rekomendasi penggunaan
ruang pengawasan jalan, dan pemberian
dispensasi penggunaan jalan diatur dalam
Peraturan Menteri.

(2) Pengawasan terhadap pelaksanaan pemasangan,


pembuatan, penempatan bangunan atau benda,
dan penanaman pohon dalam rangka
pemanfaatan ruang manfaat jalan dan ruang
milik jalan, serta penggunaan ruang pengawasan
jalan dilaksanakan oleh penyelenggara jalan
yang bersangkutan.
MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-
Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
WEWENANG

32 Pasal 57

1. Wewenang penyelenggaraan jalan umum ada pada


Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
2. Wewenang penyelenggaraan jalan umum oleh
Pemerintah meliputi
1) penyelenggaraan jalan secara umum dan
2) penyelenggaraan jalan nasional.

3. Wewenang penyelenggaraan jalan umum oleh


pemerintah daerah meliputi
1) penyelenggaraan jalan provinsi, jalan kabupaten/kota, dan jalan desa.

Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya


33 Pasal 58

(1) Penyelenggaraan jalan umum oleh Pemerintah


dilaksanakan oleh Menteri.

(2) Penyelenggaraan jalan provinsi oleh pemerintah daerah


dilaksanakan oleh gubernur atau pejabat yang ditunjuk.

(3) Penyelenggaraan jalan kabupaten/kota dan jalan desa


oleh pemerintah daerah dilaksanakan oleh
bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk.

MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-


Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
Penetapan Fungsi Jalan
Pasal 61

34
(1) Penetapan ruas-ruas jalan menurut fungsinya untuk
• jalan arteri dan
• jalan kolektor yang menghubungkan antar ibukota provinsi
dalam sistem jaringan jalan primer
dilakukan secara berkala dengan keputusan Menteri setelah mendengar pendapat
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lalu lintas dan angkutan
jalan sesuai dengan tingkat perkembangan wilayah yang telah dicapai.

(2) Penetapan ruas-ruas jalan menurut fungsinya


 dalam sistem jaringan jalan sekunder
 jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer selain dimaksud pada ayat (1)
(selain jalan antar-ibukota provinsi),
 jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer, serta
 jalan lingkungan dalam sistem jaringan jalan primer
dilakukan secara berkala dengan keputusan gubernur,
atas usul bupati/walikota yang bersangkutan dengan memperhatikan
 keputusan Menteri (PU)sebagaimana dimaksud pada ayat (1) (jalan AP, KP1),
 keputusan Menteri (PU) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 (sistem
jaringan jalan primer) dan
 MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-
berdasarkan
Sosialisasi pedoman
UU Jalan dan Peraturan yang ditetapkan oleh Menteri.
Pendukungnya
07/HRP
Penetapan Status Jalan
Pasal 62
35
(1) Penetapan status suatu ruas jalan sebagai jalan nasional dilakukan secara
berkala dengan keputusan Menteri dengan memperhatikan fungsi jalan
yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1) (AP
dan KP1).
(2) Penetapan status suatu ruas jalan sebagai jalan provinsi dilakukan dengan
keputusan gubernur yang bersangkutan, dengan memperhatikan
keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan fungsi jalan
yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (2)
(3) Penetapan status suatu ruas jalan sebagai jalan kabupaten dilakukan
dengan keputusan bupati yang bersangkutan.
(4) Penetapan status suatu ruas jalan sebagai jalan kota dilakukan dengan
keputusan walikota yang bersangkutan.
(5) Penetapan status suatu ruas jalan sebagai jalan desa dilakukan dengan
keputusan bupati yang bersangkutan.
(6) Penetapan ruas-ruas jalan menurut statusnya sebagaimana dilakukan
secara berkala dan dengan memperhatikan pedoman yang ditetapkan
oleh Menteri.
MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-
Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
Penetapan Kelas Jalan Berdasarkan Spesifikasi Prasarana
36 Jalan dan Lebar RUMIJA
Pasal 63

Penetapan
• kelas jalan berdasarkan spesifikasi prasarana jalan dan
• lebar ruang milik jalan

dilakukan oleh penyelenggara jalan


 sesuai dengan status jalan masing-masing
 berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri.

MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-


Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
SISTEM JARINGAN JALAN – FUNGSI - STATUS

37 FUNGSI STATUS

Sistem Arteri - Jalan NASIONAL


Jaringan Kolektor (termasuk Jalan Tol)
Jalan Lokal
Primer Lingkungan - Jalan PROVINSI
- Jalan KABUPATEN
Sistem Arteri & Jalan DESA
Jaringan Kolektor
- Jalan KOTA
Jalan Lokal
Sekunder Lingkungan

Input : Input :
- RTRWN, RTRWP, RTRWK/K - Ketetapan Fungsi Jalan
- UU+PP tentang Lalu Lintas Jalan - Ketetapan Jalan Strategis
- SISTRANAS (Nas., Prov., Kab./Kota)
- Kebutuhan Jaringan Jalan
- Rekomendasi Studi Status Jalan untuk :
Wewenang Penyelenggaraan
Fungsi Jalan untuk : Jalan (pemerintah, pemprov,
- Penetapan Klas Jalan pemkab, pemkot)  dalam
- Penetapan Status Jalan TUR-BIN-BANG-WAS Jalan

MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-


Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
2 07/HRP
Sutono
Penetapan Sistem, Fungsi dan Status Jalan
(Ps 18,19,20,21 UU 38/2003 dan Ps 59, 60, 61 RPP Jalan versi 21 Maret 2006)

SISTEM FUNGSI STATUS


Sistem Arteri SK Jalan Nasional SK Menteri PU
Jaringan Kolektor-1 Menteri PU (termasuk Jalan Tol)
Jalan
Primer Kolektor-2 Jalan Provinsi SK Gubernur
(SK Men Kolektor-3 SK
PU) Kolektor-4 Gubernur
Jalan Kabupaten SK Bupati
Lokal
Lingkungan Jalan Desa

Sistem Arteri SK Jalan Kota SK Walikota


jaringan Kolektor Gubernur
jalan Lokal Jalan Kabupaten SK Bupati
Sekunder (Kawasan Perkotaan
Lingkungan
(SK
Mendagri) non Kota)
Lingkungan
(Non Kota) Jalan Desa

MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-


07/HRP
Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya 38
Pemrograman dan Penganggaran
39 Pasal 84 dan 85

1. Pemrograman penanganan jaringan jalan merupakan


penyusunan rencana kegiatan penanganan ruas jalan yang
menjadi tanggung jawab penyelenggara jalan yang
bersangkutan.

2. Pemrograman penanganan jaringan jalan mencakup


 penetapan rencana tingkat kinerja yang akan dicapai serta
 perkiraan biaya yang diperlukan

3. Dalam hal pemda belum mampu membiayai pembangunan


jalan secara keseluruhan,  Pemerintah dapat membantu
sesuai dengan peraturan perundang-undangan

MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-


Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
Perencanaan Teknis
40 Pasal 86 -- 89

Perencanaan teknis jalan sekurang-kurangnya memenuhi ketentuan


teknis:
 Rumaja, Rumija, dan Ruwasja
 dimensi jalan
 MST, Volume l.l.,dan kapasitas
 persyaratan geometrik
 konstruksi jalan
 konstruksi bangunan pelengkap
 perlengkapan jalan
 ruang bebas
Kelestarian lingkungan hidup

Rencana teknis jalan wajib memperhitungkan kebutuhan fasilitas pejalan


kaki dan penyandang cacat
MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-
Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
Perencanaan Teknis
41 Pasal 86 -- 89

Rencana teknis jembatan sekurang-kurangnya memenuhi


ketentuan teknis beban rencana.

Ruang bebas bawah jembatan harus memenuhi ketentuan ruang


bebas untuk lalu lintas dan angkutan yang melewatinya.

Rencana teknis jalan terowongan sekurang-kurangnya memenuhi


ketentuan teknis
 pengoperasian dan pemeliharaan,
 keselamatan, serta
 keadaan darurat.
MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-
Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
Perencanaan Teknis
42 Pasal 89

Dokumen rencana teknis jalan harus dibuat oleh perencana teknis dan
disetujui oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan atau pejabat
yang ditunjuk.

Perencana teknis jalan bertanggung jawab penuh terhadap dokumen


rencana teknis jalan sesuai peraturan perundang-undangan bidang
jasa konstruksi.

Perencana teknis jalan harus memenuhi persyaratan keahlian


sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan bidang jasa
konstruksi.
MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-
Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
Pengadaan Tanah
43 Pasal 90

1. Jalan umum dibangun di atas tanah yang dikuasai oleh


Negara.

2. Dalam hal pelaksanaan konstruksi jalan umum tidak di atas


tanah yang dikuasai oleh Negara, pelaksanaan konstruksi
jalan umum dilakukan dengan cara pengadaan tanah.

3. Pengadaan tanah diperlukan untuk konstruksi jalan baru,


pelebaran jalan, atau perbaikan alinemen.

4. Pengadaan tanah dilakukan sesuai peraturan per-uu-an

MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-


Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
Pengoperasian dan Pemeliharaan
Pasal 96 - 97
44
 Pengoperasian jalan harus dilengkapi dengan
 perlengkapan jalan untuk menjamin keselamatan pengguna jalan.
 Penyelenggara jalan mempunyai kewajiban dan bertanggung jawab
untuk memelihara jalan yang ada di bawah wewenang dan tanggung
jawabnya.
 Pemeliharaan jalan merupakan prioritas tertinggi dari semua
jenis penanganan jalan.
 Pemeliharaan jalan meliputi:
 Pemelihraan rutin
 Pemeliharaan berkala, dan
 Rehabilitasi
 Pemeliharaan dilakukan berdasarkan Rencana Pemeliharaan Jalan
 sistem informasi,
 sistem manajemen aset,
 Rencana penanganan pemeliharaan jalan
 Rencana Pemeliharaan Jalan dipublikasikan kepada umum MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-
Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
Laik Fungsi Jalan (1)
Pasal 102

45 Jalan umum dioperasikan setelah ditetapkan memenuhi persyaratan


laik fungsi jalan secara teknis dan administratif sesuai pedoman
Menteri dan menteri terkait
 Uji kelaikan fungsi jalan dilakukan sebelum pengoperasian untuk jalan
yang belum beroperasi, serta secara berkala paling lama 10 tahun
dan/atau sesuai kebutuhan selama pengoperasian untuk jalan yang
sudah beroperasi.
 Suatu ruas jalan umum dinyatakan laik fungsi secara teknis apabila
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 teknis struktur perkerasan jalan;
 teknis struktur bangunan pelengkap jalan;
 teknis geometri jalan;
 teknis pemanfaatan bagian-bagian jalan;
 teknis penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas; dan
 teknis perlengkapan jalan.

MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-


Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
Laik Fungsi Jalan (2)
46 Pasal 102

 Suatu ruas jalan umum dinyatakan laik fungsi secara


administrasi apabila memenuhi persyaratan administrasi :
 Perlengkapan jalan
 Status jalan
 Kelas jalan
 Kepemilikan tanah Rumija
 Leger jalan, dan
 Dokumen AMDAL

MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-


Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
Laik Fungsi Jalan (3)
47 Pasal 102

Prosedur pelaksanaaan uji kelaikan fungsi jalan dilaksanakan


oleh tim uji laik fungsi yang dibentuk oleh penyelenggara
jalan yang bersangkutan terdiri dari unsur penyelenggara
jalan, instansi yang bertugas dan bertanggungjawab di
bidang lalu lintas dan angkutan jalan.

Penetapan laik fungsi jalan suatu ruas dilakukan oleh


penyelenggara jalan yang bersangkutan berdasarkan
rekomendasi yang diberikan oleh tim uji laik fungsi.
MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-
Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
Penilikan
Pasal 103 - 106
48
Penyelenggara jalan berwenang mengadakan penilikan jalan yang ada di
bawah wewenangnya.

Pelaksanaan penilikan penyelenggara jalan berwenang mengangkat orang


sebagai penilik jalan sesuai dengan kewenangannya.

Penilik jalan bertugas:


a. setiap hari mengamati pemanfaatan dan kondisi bagian-bagian jalan;
b. menyampaikan laporan hasil pengamatannya secara tertulis kepada
penyelenggara jalan setiap bulan sekurang-kurangnya satu kali; dan
c. menyampaikan usul tindakan turun tangan kepada penyelenggara
jalan atau instansi yang berwenang.

Tata cara penilikan ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang
pengawasan jalan diatur dengan Peraturan Menteri. MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-
Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
Pengawasan (1)
49 Pasal 107 - 108

Pengawasan jalan meliputi pengawasan jalan secara umum, dan


pengawasan jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten/kota,
dan jalan desa.

Pengawasan jalan secara umum meliputi:


– kegiatan evaluasi dan pengkajian pelaksanaan kebijakan
penyelenggaraan jalan;
– pengendalian fungsi dan manfaat hasil pembangunan; dan
– pemenuhan standar pelayanan minimal yang ditetapkan.
MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-
Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
50 Pengawasan (2)
Pasal 109 - 110

Pengawasan jalan nasional, jalan provinsi, jalan


kabupaten/kota, dan jalan desa meliputi evaluasi kinerja
penyelenggaraan jalan, serta pengendalian fungsi dan
manfaat hasil pembangunan jalan.

Penyelenggara jalan wajib melakukan langkah-langkah


penanganan termasuk upaya hukum atas terjadinya
pelanggaran terhadap penggunaan bagian bagian jalan
selain peruntukannya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
MyDoc/UU 38-2004/P07/ 23-5-
Sosialisasi UU Jalan dan Peraturan Pendukungnya
07/HRP
Standar Pelayanan Minimal (1)
Pasal 111-112

51 Pelayanan jalan umum ditentukan dengan kriteria yang dituangkan dalam


standar pelayanan minimal.

Standar pelayanan minimal terdiri dari


 standar pelayanan minimal jaringan jalan dan
 standar pelayanan minimal ruas jalan.

Standar pelayanan minimal jaringan jalan meliputi


 aksesibilitas,
 mobilitas, dan
 keselamatan.

Standar pelayanan minimal ruas jalan meliputi


 kondisi jalan dan
 kecepatan
Standar Pelayanan Minimal (2)
Pasal 113
52
Standar pelayanan minimal jaringan jalan dan standar
pelayanan minimal ruas jalan untuk jalan nasional
ditetapkan berdasarkan peraturan Menteri

Standar pelayanan minimal jaringan jalan dan standar


pelayanan minimal ruas jalan untuk jalan provinsi,
jalan kabupaten/kota, dan jalan desa ditetapkan
berdasarkan peraturan gubernur.

Standar pelayanan minimal jaringan jalan dan standar


pelayanan minimal ruas jalan untuk jalan
kabupaten/kota, dan jalan desa diusulkan oleh
bupati/walikota.
JALAN KHUSUS (1)
53 Pasal 121 - 124

Jalan khusus adalah jalan yang dibangun dan dipelihara oleh


orang atau instansi untuk melayani kepentingan sendiri.

Penyelenggaraan jalan khusus dilaksanakan sesuai pedoman


yang ditetapkan Menteri

Jalan khusus dapat digunakan lalu lintas umum sepanjang


tidak merugikan kepentingan penyelenggara jalan khusus
berdasarkan persetujuan dari penyelenggara jalan khusus.

Penyelenggara jalan khusus dapat menyerahkan jalan khusus


kepada Pemerintah untuk dinyatakan sebagai jalan umum
JALAN KHUSUS (2)
54 Pasal 121 - 124

Pemerintah kabupaten/kota dapat mengambilalih suatu ruas


jalan khusus tertentu untuk dijadikan jalan umum dengan
pertimbangan:
 untuk kepentingan pertahanan dan keamanan Negara;
 untuk kepentingan pembangunan ekonomi nasional dan
perkembangan suatu daerah; dan/atau
 untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat.

Perubahan peruntukan dari jalan khusus menjadi jalan umum


karena penyerahan atas usul penyelenggara jalan khusus dan
pengambilalihan atas persetujuan penyelenggara khusus kepada
bupati/walikota dilakukan berdasarkan peraturan perundang-
undangan (antara lain: bidang pertanahan)
DOKUMEN JALAN
55 Pasal 114 - 117

Dokumen jalan meliputi


 leger jalan,
 dokumen aset jalan,
 gambar terlaksana, dan
 dokumen laik fungsi jalan.

Setiap penyelenggara jalan wajib mengadakan leger


jalan yang meliputi pembuatan, penetapan,
pemantauan, pemutakhiran, penyimpanan dan
pemeliharaan, penggantian, serta penyampaian
informasi leger jalan.
56

TERIMA KASIH

Tim RUU Jalan 150905

Anda mungkin juga menyukai