Anda di halaman 1dari 14

PROSES

PENCIPTAAN
NILAI
kelompok 5
Dodi Darmawan
Mita Aulia Amanda
Raisha Rahma
• Pendahuluan
• Fokus ke pengelolaan terhadap proses

• Improvement berkelanjutan terhadap

SUB
proses
• Proses Penciptaan Nilai
• Proses untuk pengelolaan operasi

PEMBAHASA • Proses untuk pengelolaan customer

N • Proses inovasi
• Proses Pemenuhan regulasi dan
lingkungan sosial
• Kesimpulan
Pendahuluan
• Customer Capital diuraikan bahwa perspektif yang menjadi awal keberangkatan proses penyusunan
strategy map adalah perspektif customer. Di perspektif ini lah, misi perusahaan diterjemahkan ke dalam
sasaran-sasaran strategik yang mencerminkan: (1) kebutuhan apa yang akan dipenuhi dengan atribut
produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, (2) identifikasi customer yang menjadi target, kualitas
hubungan antara perusahaan dengan customer yang akan dibangun, dan (3) citra perusahaan dari sudut
pandang customer yang akan dibangun. Langkah berikutnya dalam proses penyusunan strategy map
adalah merumuskan jawaban atas pertanyaan: "apa yang terbaik kita lakukan untuk menghasilkan
customer capital? Jawaban atas pertanyaan ini berkaitan dengan pembangunan kompetensi inti-yaitu
pembangunan keunggulan proses untuk penciptaan nilai dan pembangunan intangible assets (modal
manusia, modal informasi, dan modal organisasi). Bab ini membahas bagaimana perumusan sasaran dan
inisiatif strategik di perspektif proses dilakukan untuk membangun kompetensi inti perusahaan dalam
proses untuk penciptaan nilai (value-creating process).
Fokus Ke Pengelolaan Terhadap Proses
Proses bisnis adalah rangkaian aktivitas untuk nilai bagi customer. Ada dua yang dalam proses bisnis: pendekatan fungsional dan terpadu.
Pilihan pendekatan yang digunakan untuk mengelola proses bisnis akan menjadi penentu hidup.
Dalam manajemen tradisional, proses bisnis dikelola berdasarkan ajaran division of labor Adam Smith. Ajaran Adam Smith tersebut
mengharuskan pengelolaan proses bisnis dilaksanakan dengan cara memecah proses bisnis ke dalam bagian-bagian kecil dan setiap bagian
proses tersebut dilaksanakan oleh para spesialis yang memiliki keahlian khusus dalam pengerjaan bagian tertentu proses. Keyakinan dasar
yang melandasi ajaran tersebut adalah "jika setiap spesialis bekerja untuk mengoptimumkan pengerjaan bagian proses bisnis, maka hasil
keseluruhan proses bisnis akan optimum pula." Pengelolaan proses bisnis difokuskan ke pengelolaan terhadap bagian proses (pengelolaan
secara fungsional)Ajaran division of labor cocok untuk jenis pekerjaan yang memerlukan kerja otot (labor). Dengan membagi pekerjaan otot
menjadi beberapa bagian kecil dan menyerahkan pengerjaan bagian kecil pekerjaan tersebut kepada spesialis, produktivitas meningkat luar
biasa. Ajaran ini sukses diterapkan d masa lalu untuk menghasilkan produk dan jasa secara produksi massa.

Manajemen tradisional dikembangkan berdasarkan teknologi hard automation sedangkan manajemen modern dikembangkan berdasarkan
smart technology, yan menjadikan komputer dan telekomunikasi sebagai tulang punggungnya. Manajeme modern menggunakan pendekatan
berbeda dalam pengelolaan terhadap proses bisni Smart technology memiliki kemampuan luar biasa dalam mengintegrasikan berbag bagian
yang terpisah. Dengan tulang punggung smart technology, manajemen moder mengelola proses bisnis secara terpadu dan difokuskan untuk
menciptakan nilai ba customer. Pengelolaan proses bisnis secara terpadu ini menghasilkan manfaat: (1) mamp menyediakan layanan yang
kompleks bagi customer dalam waktu cepat, (2) mamp menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah bagi customer. Di dalam lingkung
bisnis yang di dalamnya customer memegang kendali, pengelolaan proses bisnis deng pendekatan terpadu menjanjikan kelangsungan hidup
perusahaan.
Improvement Untuk menghasilkan nilai bagi customer diperlukan empat
Berkelanjutan Terhadap golongan proses: (1) proses untuk pengelolaan operasi, (2)
proses untuk pengelolaan customer, (3) proses inovasi, serta
Proses Sebagai (4) proses untuk memenuhi regulasi dan hubungan sosial. Oleh
karena dalam lingkungan yang kompetitif perusahaan
Pembangunan Daya Saing menghadapi banyak pesaing dalam memperebutkan pilihan
customer, perusahaan dapat membangun keunggulan
kompetitif melalui keunggulan di keempat golongan proses
tersebut. Keunggulan dalam proses untuk penciptaan nilai bagi
customer dapat dibangun melalui dua pendekatan: (1)
reengineering atas proses (2) improvement berkelanjutan
terhadap proses. Pendekatan reengineering dilaksanakan
melalui langkah-langkah radikal dalam mendesain kembali
proses untuk pengelolaan operasi, proses untuk pengelolaan
ustomer, proses inovasi, serta proses untuk memenuhi regulasi
dan hubungan sosial untuk meningkatkan secara signifikan
produktivitas dan cost effectiveness proses tersebut.
PROSES PENCIPTAAN
Melabai strategy map digambarkan proses pengubahan intangible assets menjadi tangible NILAI
assets assets yang diukur dengan satuan moneter baku (misalnya rupiah) yang disajikan
dalam neraca perusahaan. Dalam strategy map, di antara intangible assets dengan tangible
assets ditempatkan proses untuk mengubah intangible assets dan nilai yang dihasilkan
bagi customer. Proses untuk mengubah intangible assets menjadi nilai yang digunakan
untuk memenuhi atau melampaui harapan customer menempati posisi strategik karena di
situlah usaha-usaha cerdas manajemen untuk membangun daya saing perusahaan berada.
Di perspektif proses itulah kegiatan untuk penciptaan nilai (value-creating activities)
dilaksanakan. Kegiatan untuk penciptaan nilai dibagi ke dalam empat golongan:
• 1.Proses untuk pengelolaan operasi (operation management processes)
• 2.Proses untuk pengelolaan customer (customer management processes)
• 3.Proses inovasi (innovation process)
• 4.Proses untuk pemenuhan regulasi dan hubungan sosial (regulatory and social
processed)
Proses untuk pengelolaan
operasi
Pengelolaan operasi umumnya terdiri dari tiga proses penting yaitu proses pengembangan
dan pemeliharaan hubungan dengan pemasok, proses produksi produk dan jasa, proses
pendistribusiaan produk dan jasa kepada customer. Berdasarkan paradigma customer
value strategy, pada perusahaan merupakan penghubung antara dengan customer. Oleh
karena itu, harus matarantai yang bernilai tambah, baik bagi pemasok bagi customer, agar
hidup perusahaan dapat . Itulah modern pengelolaan operasi dari sudut yang luas;
pengelolaan operasi tidak hanya mencakup proses produksi produk dan jasa, namun
meluas ke proses dan dengan pemasok dan proses produk dan jasa kepada customer.
Proses untuk pengelolaan
customer
Dalam manajemen tradisional, focus pengelolaan hanya ditujukan ke proses
untuk pengelolaan operasi, karena pada waktu itu pasar dikuasai oleh produser.
Falsafah produksi yang mendasari pembuatan produk adalah “kami menjual
apa yang kami produksi” Perusahaan- Perusahaan berhasil dalam bisnis melalui
proses untuk pengelolaan operasi yang efisien dan inovasi produk. Pada waktu
itu proses hubungan dengan customer tidakmenjadi prioritas bagi manajemen.
Proses inovasi
Dalam lingkungan yang kompetitif, perusahaan harus memiliki kompetensi inti
agar tidak mudah kalah dalam persaingan. inti inipun juga tidak akan bertahan
lama; untuk kompetitif, harus secara inovasi untuk menciptakan produk, jasa,
dan proses baru. Inovasi yang berhasil akan customer baru dan customer, serta
laba dan kesetiaan customer. Tanpa inovasi, nilai yang oleh perusahaan kepada
customer akhirnya dapat ditiru oleh pesaing, yang hanya harga sebagai satu-
satunya basis untuk bersaing.
Proses inovasi dibagi menjadi empat tahap : pengidentifikasian peluang untuk
produk dan jasa baru, pengelolaan portofolio riset dan pengembangan,
pendesainan dan pengembangan produk dan jasa baru serta peluncuran produk
dan jasa baru ke pasar.
Proses Pemenuhan regulasi dan lingkungan sosial
Perusahaan didirikan dan beroperasi di lingkungan masyarakat dan negara tertentu.
Masyarakat lingkungan dan negara tempat beroperasinya perusahaan memiliki norma
dan peraturan perundangan tertentu yang wajib dipatuhi oleh siapa saja yang menjadi
warga masyarakat dan warga negara, termasuk perusahaan, yang berada di situ.
Perusahaan harus senantiasa berusaha untuk mendapatkan hak beroperasi di
lingkungan masyarakat dan negara yang menjadi tempat untuk memproduksi dan
menjual produk dan jasanya dengan cara memenuhi praktik dan peraturan
perundangan yang berlaku di lingkungan masyarakat dan negara yang bersangkutan.
Bahkan banyak perusahaan tidak sekadar berusaha untuk memenuhi standar minimal
peraturan perundangan yang berlaku, namun melaksanakan peraturan perundangan
melibihi satandar minimal sehingga Perusahaan memiliki reputasi sebagai warga
Masyarakat dan warga negara yang baik.
Proses untuk pemenuhan regulasi dan hubungan social terdiri dari empat dimensi
berikut ini : lingkungan, keselamatan dan Kesehatan, praktik ketenagakerjaan dan
investasi dalam Masyarakat.
Ke Halaman Agenda
RANGKUMAN
• UraikPerspektif proses memberikan peluang bagi personel untuk membangun kompetensi inti dalam mengubah intangibles assets
menjadi tangible assets. Di perspektif proses didesain dan dioperasikan empat golongan proses: (1) proses untuk pengelolaan operasi, (2)
proses untuk pengelolaan customer, (3) proses inovasi, dan (4) proses untuk pemenuhan regulasi dan hubungan sosial. Keempat golongan
proses tersebut merupakan kegiatan untuk menciptakan nilai (value-creating processes).
• Pengelolaan operasi terdiri dari tiga proses: (1) proses pengembangan dan pemeliharaan hubungan dengan pemasok, (2) proses produksi
produk dan jasa, (3) proses pendistribusian produk dan jasa kepada customer. Pengelolaan customer terdiri dari empat proses: (1) proses
pemilihan customer, (2) proses pemerolehan customer, (3) proses untuk mempertahankan customer, dan (4) proses untuk menumbuhkan
hubungan dengan customer. Inovasi terdiri dari empat proses (1) proses pengidentifikasian peluang untuk produk dan jasa baru, (2) proses
pengelolaan portofolio riset dan pengembangan, (3) proses pendesainan dan pengembangan produk dan jasa baru, (4) proses peluncuran
produk dan jasa baru ke pasar. Proses untuk pemenuhan regulasi dan hubungan sosial terdiri dari empat dimensi: (1) lingkungan, (2)
keselamatan dan kesehatan, (3) praktik ketenagakerjaan, dan (4) investasi dalam masyarakat
Kewirausahaan Sosial dan Penciptaan Nilai RIVIEW
Bersama: Sebuah Kajian terhadap CSR Sido JURNAL
Muncul untuk Program Desa Rempah dan Buah

• Perusahaan sebagai suatu sistem ekonomi, mengadopsi berbagai sumber


daya yang terintegrasi baik dalam proses produksi serta distribusi barang • Penulis: Hani Sirine, Roos Kities
dan jasa sehingga tercipta keseimbangan rantai nilai. Selain Andadari dan Lieli Suharti
mempertimbangkan keuntungan, perusahaan juga dapat memberikan • Tahun: 2020
kontribusi untuk mengatasi persoalan sosial dan keberlanjutan organisasi
di tengah masyarakat. Suatu konsep pengembangan yang berkelanjutan
untuk pemangku kepentingan adalah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(CSR). Menurut Lantos (2001), korporasi abad ke-21 telah menyadari
bahwa kewajiban perusahaan terhadap masyarakat dalam hal tanggung
jawab sosial perusahaan ada empat: yaitu ekonomi, etika, altruistik, dan
strategis. Perusahaan harus menulis ulang model bisnisnya untuk
mengakomodasi pemenuhan kewajiban ini.
• Proses Pengembangan Kewirausahaan Sosial untuk Program Desa Rempah dan Buah: Proses yang dilakukan dalam
pengembangan kewirausahaan sosial dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahap input berupa identifikasi masalah sosial, tahap
proses berupa alokasi sumber daya, kolaborasi dan kemitraan, serta adaptasi produk dan proses, dan yang terakhir, tahap
output, yaitu inovasi sosial atau model bisnis baru.

• Metode penelitian yang digunakan bersifat kualitatif. Menurut Johnson, Dunlap dan Benoit (2010), metode penelitian kualitatif
biasanya digunakan untuk lebih memahami fenomena yang masih sedikit datanya sehingga mendukung penemuan informasi baru.
Neale (2016) menambahkan, analisis kualitatif menggunakan data, untuk mengaturnya dan memecahnya, menjadi unit yang dapat
dikelola, mensintesisnya, mencari pola, menemukan apa yang penting dan apa yang harus dipelajari, serta memutuskan apa yang
HASIL DAN akan dikatakan kepada orang lain. Dalam penelitian ini dilakukan pendekatan studi kasus pada Perusahaan Sido Muncul yang
memiliki program CSR yaitu Desa Rempah dan Buah. Lokasi penelitian untuk mengembangkan model kewirausahaan sosial
PEMBAHASAN berada di Desa Bergas Kidul dan Desa Diwak di Kabupaten Semarang.

• Proses yang dilakukan dalam pengembangan kewirausahaan sosial dalam program CSR Desa Rempah dan
Buah terdiri dari tahap input, proses, dan output. Tahap input adalah identifikasi masalah sosial yang terjadi di
Desa Bergas Kidul dan Desa Diwak sebagai ikon Desa Wisata Rempah dan Buah, yaitu masalah kualitas
sumber daya manusia. Tahap proses adalah alokasi sumber daya berupa bibit, pupuk, air, dan sarana-prasarana,
seperti peralatan, mesin, dan infrastrukur, kemudian kolaborasi dan kemitraan, serta adaptasi produk dan
proses. Tahap output adalah inovasi sosial atau model bisnis baru. Sido Muncul menggerakkan Desa ProKlim,
destinasi desa wisata yang kaya tanaman rempah dan buah, pembuatan produk olahan dari bahan baku rempah
dan buah, wisata embung, pameran batik, pemandian air panas dan air terjun, serta pameran seni budaya
sebagai wujud kearifan lokal, yang berimplikasi pada kenaikan pendapatan masyarakat. Adapun penciptaan
METODE nilai sosial yang dihasilkan dari proses pengembangan kewirausahaan sosial melalui program CSR adalah
PENELITIAN DAN kinerja organisasi dan kinerja sosial.

SIMPULAN
Ada
pertanyaan?
Silakan hubungi kami!

Thank you from


team 5!!

Anda mungkin juga menyukai