Thyroid Disorders Patofisiologi
Thyroid Disorders Patofisiologi
Thyroid Disorders Patofisiologi
Obat-obatan yang
dapat Stress
Lingkungan
menyebabkan
terjadinya
gangguan tiroid
Gangguan tiroid mencakup berbagai keadaan penyakit
yang mempengaruhi produksi atau sekresi hormon
tiroid yang mengakibatkan perubahan stabilitas
metabolisme.
Rangsangan
tremor
berlebih Kepekaan saraf
lanjutan
• Nafsu makan meningkat, tetapi berat badan turun
• Tingginya kadar hormon tiroid menyebabkan terjadinya peningkatan metabolisme pada
tubuh. Sehingga, tubuh memerlukan asupan makanan yang lebih banyak untuk
megimbanginya.
• Berat badan turun
• Peningkatan metabolisme yang terjadi karena banyaknya hormon tiroid membuat tubuh
menggunakan senyawa-senyawa glukagonik yang ada di dalam otot untuk membentuk
glukosa melalui proses glukoneogenesis. Karena diambil dari otot, maka pemakaian
senyawa glukogenik secara terus-menerus dapat mengurangi massa otot sehingga berat
badan pun bisa mengalami penurunan (Guyton, 2009).
lanjutan
• Berdebar-debar
• Peningkatan kadar triiodotironin (T3) sebagai salah satu hormon tiroid dapat merangsang
saraf simpatis yang berkaitan dengan hormon-hormon yang dibentuk medulla suprarenal,
yaitu epinephrin dan norepinephrin. Kedua hormon tersebut dapat meningkatkan frekuensi
denyut jantung dengan cara menstimulasi α dan β reseptor, terutama β reseptor yang
berada di membran plasma otot jantung (Guyton, 2009).
• Peningkatan frekuensi buang air besar dengan konsistensi normal
• Hormon tiroid berperan dalam meningkatkan kecepatan sekresi getah pencernaan dan
pergerakan saluran cerna, sehingga hipertiroidisme seringkali menyebabkan diare
(Guyton, 2009).
Sekresi hormon tiroid
hipertiroidisme
hipermetabolisme
Kebutuhan metabolisme BB
Nafsu makan
KASUS HIPERTIROID
Pasien Ny. Z berusia 47 tahun datang dengan keluhan jantung berdebar-
debar yang dirasakan sejak 1 tahun yang lalu dan pada pemeriksaan fisik
didapatkan adanya pembesaran kelenjar tiroid dan indeks Wayne pada
kasus ini didapatkan 27. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
kadar Tyroid Stimulating Hormone (TSH) 0,006 uIU/ml, Triiodotironin
(T3) 5,56 mg/dl, dan Tiroksin (T4) 18,2 mg/dl. Prinsip dalam pengobatan
hipertiroid adalah menekan produksi hormon tiroid yaitu dengan
menggunakan obat antitiroid. Penatalaksanaan pada kasus ini yaitu pasien
diberikan propiltiourasil (PTU) 3x200 mg sehari dan propanolol 3x20 mg.
HIPOTIROID
• Hipotiroid ialah sekresi tiroid yang tidak adekuat selama perkembangan
janin dan neonatus yang nantinya akan menghambat pertumbuhan fisik
dan mental (kretinisme), karena penekanan aktivitas metabolik tubuh
secara umum.
ETIOLOGI
Autoimmune
Defisiensi Iodin Tindakan Bedah
disease
Hipotiroid Akibat
Hipotiroid
Tindakan Bedah
Kongenital
dan Terapi I131
KASUS HIPOTIROID
Pemeriksaan Lab untuk
Tiroid
a. Hipertiroid
o T4 Serum : peningkatan kadar T4 serum.
T4 serum normal antara 4,5-11,5 mg/dl.
Kadar T4 serum merupakan tanda yang akurat untuk
menunjukkan adanya hipertiroid
o T3 Serum : peningkatan kadar T3 serum.
T3 serum normal adalah 70-220 mg/dl.
o Tes T3 Ambilan Resin : ambilan T3 lebih besar dari 35% (meningkat).
Normal ambilan T3 ialah 25%-35%
Pemeriksaan Lab untuk Tiroid (LANJUTAN)
b. Hipotiroid
o T4 Serum
Penentuan T4 serum dengan teknik radio immunoassay pada hipotiroid
ditemukan kadar T4 serum normal s/d rendah. Normal kadar T4 serum
diantara 4,5-11,5 mg/dl.
o T3 Serum
Kadar T3 serum biasanya dalam keadaan normal s/d rendah. Normal
kadar T3 serum adalah 70-220 mg/dl.
Pemeriksaan Lab untuk Tiroid (LANJUTAN)
o Tes T3 Ambilan Resin
Pada hipotiroidisme, maka hasil tesnya kurang dari 25%
o Tes TRH (Thyrotropin Releasing Hormon)
Pada hiportiroidisme akan ditemukan peningkatan kadar TRH serum.
o Tes TSH (Thyrotropin Stimulating Hormon)
Pada hipotiroid yang disebabkan oleh keadaan kelenjar tiroid maka
akan ditemukan peningkatan kadar TSH serum.
DAFTAR PUSTAKA
Ariana, D., 2016. Ny. Z Usia 47 Tahun dengan Penyakit Graves. J Med ula Unila., Vol 4(3), hal. 30-34.
Gaitonde, D. Y., Rowley, K. D., dan Seeney, L. B., 2012. Hypothyroidism: An Update. www.aafp.org/afp
diakses pada 16 September 2019.
Gardner, David G, Dolores Shoback, 2009, Basic and Clinical Endocrinology. Jakarta: Sagung Seto.
Guyton, Arthur C. Hall, John E, 2009, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC
Katzung, B. G., 2012. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika.
Palacios, S.S., Eider, P.C., Juan, C.G., 2012, Management of Subclinical Hyperthyroidism. International
Journal of Endocrinology and Metabolism April 2012; 10(2): 490-496
Schwinghammer, T.L., Koehler, J.M., 2009, Pharmacotherapy Casebook: A Patient-Focused Approach, 7th
edition, the McGraw-Hill Companies, Inc., United States of America, pp. 219-220.
Wells, B.G., DiPiro, J.T., Schwinghammer, T. L., and DiPiro, C.V., 2012. Pharmacotherapy Handbook, 9th
edition. New York : McGraw-Hill.