Anda di halaman 1dari 16

FARMAKOLOGI

OBAT DIURETIK
KELOMPOK KE-4
PERSENTASI KE-7
Nama-nama Kelompok :

1. PUPUT ARFIANI ( NIM: P07124123035)


2. NITA FREDERIKA KOGOYA ( NIM: P07124123031)
3.YULITERA GOMBO ( NIM: P07124123053)
4.NATALIA ( NIM: P07124123029)
5. NERRINA ( NIM: P07124123030)
Apa itu golongan obat Diuretik
• Diuretik merupakan obat untuk membuang kelebihan garam
dan air dari dalam tubuh melalui urine. Obat ini biasanya
digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi(hipertensi).
Diuretik atau diuretic tersedia dalam bentuk obat
minum atau suntik.

Ada beberapa golongan diuretik, yaitu:


1. Diuretik Tiazide
Diuretik Tiazide merupakan obat yang bekerja dengan
mengurangi penyerapan natrium atau klorida dalam ginjal
pada proses pembentukan urine.
 Contoh obatnya:
Hidroklorotiazide merupakan jenis diuretik Tiazide yang
digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi(hipertensi)
dan kondisi yang melibatkan retensi cairan, seperti gagal
jantung kongestif.
 Bentuk obat
Hidroklorotiazide tersedia dalam bentuk tablet oral yang dapat diminum.
 Kegunaan obat Hidroklorotiazide:
1. Pengobatan tekanan darah tinggi(hipertensi).
2. Pengobatan edema(penimbunan cairan) yang disebabkan oleh gagal jantung
kongestif, penyakit ginjal, atau kondisi medis lainnya.
3. Pengobatan edema yang terkait dengan sindrom pramenstruasi
4. Pengobatan batu ginjal yang disebabkan oleh peningkatan kalsium dalam urine.
 cara kerja obat
Hidroklorotiazide bekerja dengan meningkatkan pengeluaran urine melalui penguatan
reabsorpsi( penyerahan kembali) air dan elektrolit tertentu dalam tubulus ginjal.
 Indikasi:
1. Tekanan darah
2. Edema( penimbunan cairan)
3. Pengobatan batu ginjal
 Dosis:
• dosis umum untuk pengobatan tekanan darah tinggi( hipertensi) biasanya berkisar antara
12,5 mg hingga 50 mg per hari.
• untuk pengobatan edema, dosis biasanya dimulai dari 25 mg hingga 100 mg per hari
tergantung pada keparahan kondisi dan repons pasien.

 Efek samping:
1. Dehidrasi( kekurangan cairan)
2. Penurunan kadar kalium dalam darah( hipokalemia)
3. Penurunan kadar natrium dalam darah( hiponatremia)
4. Penurunan kadar magnesium dalam darah( hipomagnesimia)
5. Peningkatan kadar asam urat dalam darah
6. Sensitivitas terhadap sinar matahari
7. Pusing atau pingsan saat berdiri ( hipotensi ortostatik)
8. Gangguan elektrolit lainnya
9. Reaksi alergi seperti ruam kulit atau gatal-gatal.
10. Gangguan pada fungsi ginjal atau hati.
2. Diuretik loop
Diuretik loop merupakan jenis obat yang bekerja dengan
menghambat reabsorpsi natrium dan air dibagian
lingkungan tubulus ginjal yang disebut lingkungan Henle.

 Contoh obatnya:
Furosemide merupakan obat diuretik loop yang
digunakan untuk mengurangi kelebihan cairan dalam
tubuh dengan meningkatkan produksi urine.
 Bentuk obat Furosemide:
- tablet
- kapsul
- larutan
 kegunaan obat furosemide
untuk mengobati kondisi-kondisi seperti tekanan darah
tinggi, gagal jantung, edema( penumpukan cairan) dan
kondisi medis lainnya yang menyebabkan retensi cairan
dalam tubuh.
 Cara kerja obat :
furosemide bekerja dengan menghambat reabsorpsi( penyerapan kembali)
natrium, klorida,dan air di ginjal.
 Indikasi:
1. Peningkatan frekuensi buang air kecil
2. Dehidrasi
3. Penurunan kadar kalium dalam darah( hipokalemia)
4. Peningkatan kadar gula darah
5. Peningkatan kadar asam urat
6. Reaksi alergi seperti ruam kulit atau gatal-gatal.
 Dosis:
untuk dosis awal tekanan darah tinggi adalah 20-80 mg per hari tergantung
kebutuhan pasien. Untuk edema dosis awal biasanya antara 20-80 mg per hari
dapat ditingkatkan secara bertahap hingga dosis maksimum 600 mg per hari
jika diperlukan.
 Efek samping:
1. Pusing
2. Gangguan pendengaran
3. Gangguan penglihatan
4. Gangguan pencernaan seperti mual atau diare.
3. Diuretik hemat kalium
Diuretik hemat kalium merupakan jenis obat yang
bekerja untuk mengurangi kadar cairan dalam tubuh
dengan melepas natrium dan air melalui urine,
namun meminimalkan kehilangan kalium.

 Contoh obatnya:
• Spironolakton( aldactone) merupakan obat
diuretik yang memiliki efek penghematan kalium.
• Bentuk obat spironolakton biasanya tersedia dalam
bentuk tablet oral.
 kegunaan obat spironolakton
untuk mengurangi retensi cairan dalam tubuh dan juga untuk mengobati tekanan darah
tinggi, gagal jantung, serta kondisi medis lainnya yang terkait dengan retensi natrium dan
cairan
 Cara kerja obat
spironolakton bekerja dengan menghambat aksi aldosteron, hormon yang bertanggung
jawab untuk meningkatkan retensi natrium dan air dalam tubuh.
 indikasi:
1. Tekanan darah tinggi( hipertensi)
2. Gagal jantung kongestif
3. Edema(pembengkakan) yang disebabkan oleh kondisi medis seperti gagal jantung,
sirosis hati, atau sindrom pramenstruasi.
4. Hiperaldosteronisme primer( peningkatan produksi aldosteron oleh kelenjar adrenal)
5. Hirsutisme( pertumbuhan rambut berlebihan pada wanita) yang disebabkan oleh
kondisi hormonal.
 Dosis:
1. Untuk tekanan darah tinggi dosis awal biasanya 25-50 mg per hari dapat ditingkatkan
hingga 100 mg per hari terbagi dalam dosis yang lebih kecil.
2. Untuk gagal jantung kongestif dosis awalnya biasanya 25 mg per hari dapat ditingkatkan
hingga 50-100 mg per hari terbagi dalam dosis yang lebih keras.
3. Untuk edema dosis awal biasanya 25-100 mg per hari tergantung pada keparahan edema
dan dapat di tingkatkan hingga 200 mg per hari terbagi dalam dosis yang lebih kecil.
4. Untuk hiperaldosteronisme primer dosis awal biasanya 100-400 mg per hari tergantung
pada respons pasien.
Efek samping:
1. Kadar kalium darah yang tinggi( hiperkalemia)
2. Kram otot atau kelemahan
3. Nausea atau muntah
4. Pusing atau sakit kepala
5. Ruam kulit atau gatal-gatal
6. Disfungsi seksual, terutama pada pria
7. Menstruasi tidak teratur atau perubahan pada volume menstruasi pada wanita.
4. Diuretik penghambat karbonat anhidrase
Diuretik penghambat karbonat anhidrase merupakan obat yang
menghambat aktivitas enzim karbonat anhidrase dalam tubuh.
 Contoh obatnya:
1. Acetazolamide merupakan obat yang digunakan untuk
mengobati kondisi medis seperti glaukoma, edema serebral,
dan penyakit gunung.
2. Bentuk obat acetazolamide tersedia dalam bentuk tablet untuk
di minum dan juga dalam bentuk larutan untuk injeksi.
 Kegunaan obat acetazolamide
untuk pengobatan glaukoma, edema serebral ( pembengkakan
otak), serta untuk pencegahan dan pengobatan penyakit
gunung( soroche atau Acute mountain sickness).
 Cara kerja obat
acetazolamide bekerja dengan menghambat enzim yang disebut
karbonik anhidrase, yang terlibat dalam produksi cairan tubuh,
termasuk cairan di dalam mata dan cairan serebrospinal di otak.
 Indikasi:
1. Glaukoma: untuk mengurangi tekanan didalam mata
2. Edema serebral: untuk mengurangi pembengkakan otak
3. Pencegahan dan pengobatan penyakit gunung( soroche atau Acute mountain sickness).
4. Gangguan keseimbangan asam basa dalam tubuh
5. Pengobatan epilepsi tertentu
6. Gangguan pernapasan obstruktif tidur ( sleep apnea)
 Dosis:
untuk glaukoma, dosis awal biasanya berkisar antara 250-1000 mg per hari dan untuk kasus
edema serebral dosisnya bisa lebih tinggi bahkan mencapai 1000-2000 mg per hari.
 Efek samping:
- kelemahan
- pusing
- kelelahan
- gangguan pencernaan
- perubahan rasa atau nafsu makan
- nyeri otot atau sendi
5. Diuretik osmotik
Diuretik osmotik merupakan jenis diuretik yang bekerja dengan
meningkatkan ekskresi urine melalui mekanisme osmotik.
 Contoh obatnya:
• Mannitol merupakan obat diuretik osmotik yang digunakan
untuk mengurangi tekanan didalam otak dan mata.
• Bentuk obat mannitol tersedia dalam bentuk larutan untuk
injeksi intravena.
 kegunaan obat mannitol:
1. Mengurangi tekanan intrakranal: untuk mengurangi tekanan
didalam otak pada kondisi seperti edema serebral, cedera
kepala, atau setelah operasi otak.
2. Mengurangi tekanan intraokular: untuk mengurangi
tekanan didalam mata pada kondisi seperti glaukoma.
3. Mengurangi tekanan darah tinggi dalam tengkorak: untuk
mengurangi tekanan darah tinggi dalam tengkorak selama
operasi atau cidera kepala.
 Cara kerja obat
mannitol bekerja sebagai diuretik osmotik dengan cara meningkatkan tekanan
osmotik dalam tubulus ginjal.
 Indikasi:
1. Edema serebral
2. Glaukoma
3. Tekanan darah tinggi dalam tengkorak
4. Diuresis osmotik
 Dosis:
Dosis umum untuk edema serebral biasanya berkisar antara 0,25 - 2 gram per kilogram
berat badan pasien. Untuk glaukoma akut, dosis mannitol biasanya berkisar antara 0,5
- 1 gram per kilogram berat badan pasien.
 Efek samping:
1. Dehidrasi
2. Gangguan elektrolit
3. Hipovolemia
4. Hipotensi
5. Gangguan ginjal
6. Reaksi alergi
ADA PERTANYAAN
?
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai