Hasil HADIYONO
Hasil HADIYONO
Oleh :
Hadiyono
Latar belakang 3
Femonena di IGD peneliti dapat menjelaskan bahwa pemeriksaan
di IGD dengan banyaknya pasien terkadang memakan waktu yang
1 lama
Fraktur atau biasa dikenal sebagai patah tulang, Terdapat jeda antara pasien datang, dironsen dan proses admisi
terjadi apabila suatu tulang mendapat kelebihan yang dapat di manfaatkan oleh peneliti untuk melakukan penelitian
dengan memberikan kompres dingin dan terapi dzikir sebagai
beban mekanis, sehingga tekanan pada tulang upaya menurunkan keluhan nyeri yang dirasakan pasien
melebihi beban yang mampu ditanggungnya Dari beberapa hal tersebut yang mendorong peneliti untuk
(Black & Hawks, 2014). melakukan penelitian tentang apakah pemberian kompres dingin
Menurut Pierik (2015) pasien fraktur datang ke dan psikoreligius efektif terhadap tingkat nyeri pasien close
rumah sakit dengan keluhan utama nyeri yang fracture cruris di IGD RS Karima Utama
berat.
2
Nyeri pada kasus fraktur disebabkan oleh spasme otot, berpindah tulang dari tempatnya dan
kerusakan struktur di daerah yang berdekatan (Triyani & Eugenie, 2018).
Penatalaksanaan nyeri yang efektif adalah aspek penting dalam asuhan keperawatan yang dapat
dilakukan secara farmakologi dan nonfarmakologi.
Stimulasi kutaneus adalah memberikan kompres dingin pada tubuh yang bertujuan untuk
meredakan nyeri dengan memperlambat kecepatan konduksi saraf dan menghambat impuls saraf
Spiritualitas dan religiusitas pasien terbukti berkorelasi dengan morbiditas dan mortalitas penyakit
yang berkurang
Tekhnik psikoreligius yang dapat digunakan dengan cara dzikir.
Respon relaksasi yang melibatkan keyakinan yang dianut akan mempercepat terjadinya keadaan
relaks atau dengan kata lain kombinasi respon relaksasi dengan melibatkan keyakinan akan
melipatgandakan manfaat yang didapat dari respon relaksasi.
Jenis & Desain
Tempat & Waktu
penelitian
Penelitian yang digunakan
adalah penelitian kuantitatif
dengan jenis eksperimen
Peneliti menggunakan penelitian
Pre-Experimental Design dengan Penelitian dilakukan
bentuk One Group Pretest- pada bulan Desember
Posttest Design 2023-Januari 2024 di
IGD RS Karima Utama
Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Independent : suatu tindakan yang dilakukan SOP
Kompres dingin untuk memberikan sensasi dingin
pada kulit baik basah maupun
kering menggunakan media
coldpack. Pemberian selama 15
menit.
dependent : Respon nyeri yang dikeluhan Numerik rating scale Rentang nilai nyeri dari 1-10 Rasio
Tingkat nyeri responden. Di ukur selama 2x
yaitu sebelum dan sesudah
intervensi . di ukur menggunakan
instrumen numerik rating scale
Analisis data
1.Satuan Operasional
Prosedur (SOP)
kompres dingin
Instrumen
SOP Psikoreligius
penelitian
distribusi frekuensi
karakteristik Uji Normalitas
data frekuensi
setiap variabel
penelitian yaitu
data nyeri pre dan Uji t
post kelompok
intervensi dan berpasangan
kelompok kontrol (uji hipotesis)
Profile lokasi Penelitian
Frequency Percent
IRT 3 6.7
Pedagang 12 26.7
Petani 3 6.7
Karyawan Swasta 24 53.3
PNS 3 6.7
Total 45 100.0
Uji Normalitas
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Nyeri sebelum
.761 45 .000
intervensi
Nyeri sesudah
.726 45 .000
intervensi
Uji wilcoxon
Nilai maximum- Mean P value
nilai minimum
• Pengambilan data nyeri di ambil menggunakan instrumen numerik rating scale. Hasil
penelitian ini di dukung oleh hasil penelitian dari Purnamasari (2023) yang dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki skala nyeri pre-
test nyeri sedang sebanyak 14 responden (70%)
• Respon nyeri yang dirasakan oleh setiap pasien fraktur ekstremitas berbeda-beda
sehingga perlu dilakukan eksplorasi untuk menentukan nilai nyeri tersebut. Menurut
Mulyadi (2017) perbedaan tingkatan nyeri yang dipersepsikan oleh setiap pasien
disebabkan oleh sikap seseorang dalam merespon nyeri yang dialaminya. Sikap
seseorang dalam mempersepsikan nyeri dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berbeda
setiap individunya. Tidak semua individu yang terpapar terhadap stimulus yang sama
kemudian mengalami intensitas nyeri yang sama (Rompas & Mulyadi, 2017). Gerakan
tubuh dan ekspresi wajah dapat mengindikasikan adanya nyeri, seperti gigi mengatup,
menutup mata dengan rapat, wajah meringis, merengek, menjerit dan imobilisasi
tubuh (Junaiddin, 2019).
Nyeri sesudah intervensi
• Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon test karena uji normalitas menggunakan uji
shapiro wilk didapatkan hasil tidak normal dengan nilai p value 0,001. Dari hasil uji wilcoxon antara nyeri
sebelum dan sesudah intervensi kompres dingin dan psikoreligius diketahui nilai p value 0,01 yanga artinya
nilai tersebut dibawah nilai derajat alpha (0,05) sehingga dapat dikatakan terdapat pengaruh pemberian
kompres dingin dan psikoreligius terhadap tingkat nyeri pasien close fracture cruris.
• Dalam proses intervensi, pemberian kompres dingin dan psikoregilius dalam bentuk dzikir dilakukan secara
bersamaan selama 15 menit. Menurut peneliti psikoreligius sangat menunjukan efek dari kompres dingin
yang dilakukan karena menciptakan suasana hati dan fikiran responden menjadi tenang. Dalam keadaan
psikologis tenang, kompres dingin yang diberikan pada daerah yang patah akan dapat lebih menurunkan
nyeri
• Pada proses pemberian dzikir, apabila dilakukan dengan rutin akan membuat pasien lebih nyaman. Oleh
karena itu, seseorang yang mampu dalam meningkatlkan toleransinya terhadap nyeri lebih dapat menerima
keadaan saat ini dan ikhlas sehingga nyeri dapat berkurang (Himawan et al, 2019). Penggunaan kata yang
digunakan adalah nama-nama Allah yang dapat membuat hati menjadi lebih tenang sehingga nyeri dapat
menurun.
• Menurut peneliti keuntungan dari kompres dingin dan psikoreligius yang dilakukan secara bersama-sama
ini adalah meningkatkan efektivitas dari masing-masing terapi dan tidak menimbulkan efek samping.
Selain itu, kedua terapi ini dapat dilakukan secara mandiri dirumah saat pasien sudah dalam masa
penyembuhan dirumah
Kesimpulan
• Dari karakteristik responden diketahui usia responden rata-rata berusia
35,28 tahun dengan mayoritas berjenis kelamin laki-laki, berpendidikan
SMA dan bekerja sebagai karyawan swasta
• Hasil penelitian nyeri sebelum intervensi diketahui mayoritas mengalami
nyeri dengan skala 5 yang berjumlah 26 responden (57,8%).
• Hasil penelitian nyeri sesudah diketahui mayoritas mengalami nyeri
sekala 3 dengan frekuensi 26 responden (57,8%)
• Hasil uji hipotesis menggunakan uji wilcoxxon diketahui nilai p value 0,01
yanga artinya nilai tersebut dibawah nilai derajat alpha (0,05) sehingga
terdapat pengaruh pemberian kompres dingin dan psikoreligius
terhadap tingkat nyeri pasien close fracture cruris