Proposal Konsep Diri
Proposal Konsep Diri
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh:
ENI RATNAWATI
2202206078
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal penelitian dengan judul “ Gambaran konsep diri pad pasien fraktur”,
telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan dihadapan Tim Penguji Karya Tulis
Ilmiah Program S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Teknologi
Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh:
ENI RATNAWATI
02202206078
Pada:
Hari :
Pembimbing I Pembimbing II
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
ENI RATNAWATI
02202206078
Mengetahui,
Yuli Widyastuti, S.Kep., Ns., M.Kep Nurul Istiqomah, S. Kep., Ns., M.Kep
NIDN. 0610078604 NIDN. 0618109203
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamiin, puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi berjudul “Gambaran konsep diri pad pasien fraktur”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan
Sarjana Institut Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta.
Sehubungan dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan serta pengalaman
dalam menyusun skripsi ini, penulis menemukan berbagai kesulitan. Namun
berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik material maupun moral,
maka skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Weni Hastuti, M.Kes., Ph.D selaku Ketua Rektor Institut Teknologi
Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
2. Yuli Widyastuti, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah
Surakarta.
3. Heni Purwaningsih, S.Kep.,Ns., M.Kep sebagai pembimbing I, dengan
bijaksana dan sabar membantu dalam menyumbangkan ide-idenya dalam
mengoreksi, merevisi serta melengkapi dalam penyusunan proposal ini
4. Estin Yuliastuti, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing II dengan sabar
dan meluangkan waktu dalam membantu menyumbangkan ide-idenya
dalam mengoreksi, merevisi dan melengkapi dalam penyusunan proposal
karya ilmiah ini.
5. Seluruh dosen dan staf di Institut Tehnologi Sains dan Kesehatan PKU
Muhammadiyah Surakarta, terimaksih atas motivasi, kepedulian, perhatian
serta atas ilmu yang telah diberikan yang sangat bermanfaat.
6. Suami, anak serta orang tuaku tercinta yang tak pernah lelah berjuang,
berdoa, memberi motivasi serta memberikan kasih sayang yang teramat
besar.
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................viii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Perumusan Masalah......................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................3
D. Manfaat.........................................................................................................4
E. Keaslian penelitian........................................................................................4
BAB II......................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................8
A. Tinjauan teori................................................................................................8
1. Konsep dasar fraktur.....................................................................................8
2. Konsep diri..................................................................................................13
B. Kerangka teori.............................................................................................24
C. Kerangka konsep.........................................................................................25
D. Hipotesis......................................................................................................25
BAB III..................................................................................................................26
METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................26
A. Jenis Dan Desain Penelitian........................................................................26
B. Tempat Dan Waktu Penelitian....................................................................26
C. Populasi, Sampel Dan Tekhnik Sampling...................................................26
D. Variabel Penelitian......................................................................................28
E. Definisi Operasional...................................................................................28
F. Intrumen Penelitian.....................................................................................30
G. Tekhnik Pengumpulan Data........................................................................30
H. Tekhnik Pengolahan Data...........................................................................31
I. Tekhnik Analisa Data..................................................................................32
J. Jalannnya Penelitian....................................................................................33
K. Etika Penelitian...........................................................................................34
vii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 kerangka teori.....................................................................................24
Gambar 2.2 kerangka konsep1...............................................................................25
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 permohonan responden
Lampiran 3 persetujuan responden
Lampiran 4 jadwal penelitian
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Cedera muskuloskeletal merupakan masalah kesehatan masyarakat
utama secara global, yang berkontribusi terhadap beban besar kecacatan,
penderitaan, dan kematian (Babalola, 2019). Patah tulang atau fraktur adalah
putusnya seluruh atau sebagian kontinuitas jaringan tulang. Patah tulang
dapat terjadi pada tulang manapun di tubuh (Castiello, 2023). Data dari dunia
menurut World Health Organization (WHO) mengenai kejadian fraktur atau
patah tulang di dunia pada tahun 2020 terjadi kurang lebih 13 juta orang
dengan angka pravalensi sebesar 2,7%. Indonesia merupakan negara terbesar
di asia tenggara yang mengalami kasus patah tulang (fraktur) terbanyak yaitu
sebesar 1,3 juta jiwa setiap tahunnya dari jumlah penduduk berkisar 238 juta
jiwa. Sedangkan, di Indonesia menurut survey dari riset kesehatan dasar
bahwasanya proporsi tempat terjadinya cedera yang paling banyak terjadi di
jalan raya dengan persentase 31,4% serta penyebab utama cedera akibat
kecelakaan lalu lintas di posisi puncak adalah mengendarai sepeda motor
(72,7%). Selain itu, proporsi bagian tubuh yang paling banyak dijumpai
cedera yaitu anggota gerak bawah (Riskesdas, 2018).
Di provinsi Jawa Tengah pada tahun 2020 didapatkan sekitar 2.700
orang mengalami fraktur, 56% mengalami kecacatan fisik, 24% mengalami
kematian, 15% mengalami kesembuhan dan 5% mengalami gangguan
psikologis atau depresi terhadap adanya kejadian fraktur (Indrawan &
Hikmawati, 2021). RS Karima Utama merupakan RS Khusus Ortopedi
dengan penanganan khusus pada bedah orthopedi. Pasien yang melakukan
tindakan operasi fraktur tidak hanya dari daerah kabupaten Sukoharjo namun
juga dari kota lain. Prevalensi kejadian tindakan ORIF di RS Karima Utama
pada bulan Agustus 2023 adalah sejumlah 584 kasus dengan mayoritas pada
ekstermitas atas.
Salah satu penatalaksanaan pada kasus fraktur yaitu dengan melakukan
operasi ORIF (Open Reduction Internal Fixition) atau yang lebih dikenal
1
2
dengan fiksasi terbuka. ORIF adalah sebuah prosedur bedah medis, yang
tindakannya mengacu pada operasi terbuka untuk mengatur tulang, seperti
yang diperlukan untuk beberapa patah tulang, fiksasi internal mengacu pada
fiksasi sekrup dan piring untuk mengaktifkan atau memfasilitasi
penyembuhan (Maghfiroh, 2016). Pada penderita fraktur yang mengalami
perubahan yang tiba-tiba dari sehat menjadi sakit membuat perubahan-
perubahan baik perubahan fisik maupun perubahan psikologis (Daniel, 2016).
Selain itu, adanya pemasangan alat, keterbatasan gerak, perawatan yang
mengharuskan pasien tirah baring dalam waktu lama, kelemahan fisik,
adanya luka akan dapat menimbulkan terjadinya perubahan pada konsep diri
pasien (Brunner, 2017).
Konsep diri pada pasien fraktur merupakan cara pandang pasien
fraktur dalam melihat pribadinya secara holistik (Kurniawati, 2017). Konsep
diri seseorang tidak terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil
pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan
realitas dunia. Di samping konsep diri hal yang paling membantu pasien
dalam mengatasi masalah adalah support sistem atau dukungan dari keluarga,
teman maupun orang lain (Kurniawati, 2021). Individu yang mengalami
kecelakaan dan menderita patah tulang atau fraktur, dapat timbul rasa cemas
dan tidak berdaya akibat penyakit tersebut (Muttaqin, 2018). Penelitian Sitio
(2023) menyatakan bahwa konsep diri yang positif dapat membentuk
evaluasi positif terhadap tubuh seseorang. Evaluasi diri secara positif
hasilnya, pandangan mengenai diri sendiri dan harga diri dapat meningkat.
Sebaliknya, konsep diri yang negatif dapat membentuk evaluasi negatif
terhadap tubuh seseorang Konsep diri terdiri dari 5 komponen yaitu harga
diri, ideal diri, peran diri, identitas diri dan citra tubuh(Suhron, 2017).
Pasien fraktur terjadi perubahan peran. Perubahan tersebut dapat
mempengaruhi orang lain berinteraksi dan berhubungan dengan mereka;
hubungan dengan keluarga dan teman kadang dapat berubah atau
disesuaikan. Perubahan peran yang mempengaruhi fungsi pekerjaan juga
berkaitan dengan perubahan harga diri. Kebanyakan orang mendasarkan
2
3
harga dirinya pada kemampuannya untuk bekerja dan menjadi produktif. Bila
dipaksa pensiun atau menjalani masa penyembuhan, seseorang dapat merasa
kehilangan dan terputus akan hubungannhya dengan orang lain (Smeltzer &
Bare, 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Warjiman dan Munawaroh (2016)
menyebutkan frekuensi konsep diri dengan hasil kategori konsep diri positif
(56,67%), identitas personal dengan kategori identitas kuat (53,33%), citra
tubuh dengan kategori positif (56,67%), performa peran dengan kategori
kepuasan peran 56,67%, responden ideal diri dengan kategori ideal diri
realistik (63,33%) dan harga diri dengan kategori harga diri tinggi (60%).
Penelitian lain oleh Hamdani (2014), tentang gambaran citra tubuh pasien
paska operasi fraktur ekstremitas bawah di Rumah Sakit TK II Putri Hijau
Medan menunjukkan bahwa dari 42 orang responden terdapat 24 orang
(57%) yang mengalami gangguan citra tubuh dan 18 orang (43%) yang tidak
mengalami gangguan citra tubuh.
Adanya gangguan konsep diri pada pasien fraktur berisko mengalami
dampak psikologis yang dapat berakibat memperlama proses pemulihan
pasien. Penelitian Sitio (2023) dalam penelitiannya didapatkan hasil P-value
= 0,000 < 0,05 yang artinya ada hubungan yang bermakna antara konsep diri
dengan body image pada pasien ORIF di RSUD Meuraxa Banda Aceh.
Studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit (RS) Karima
Utama pada bulan Agustus 2023 terhadap 10 pasien didapatkan data bahwa,
100% pasien mengaku malu dengan kondisi yang dialami saat ini dan kuatir
setelah operasi tidak dapat bekerja kembali. Beberapa dasar di atas
mendorong peneliti untuk meneliti “Gambaran konsep diri pada pasien
fraktur”.
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana gambaran
konsep diri pada pasien fraktur?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
3
4
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik umur, jenis kelamin, status pernikahan,
bagian fraktur, pendidikan dan pekerjaan pasien fraktur
b. Mengidentifikasi konsep diri pasien fracture
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
a. Hasil penelitian dapat dijadikan pedoman dalam peningkatan mutu
pelayanan pasien di RS Karima Utama Surakarta.
b. Sebagai bahan masukan dan acuan bagi peneliti selanjutnya yang
akan meneliti konsep diri dihubungkan dengan variabel lainnya.
2. Manfaat praktis
a. Bagi responden
Diharapkan responden dapat menerima kondisi saat ini dengan
ikhlas dan tidak merasa harga diri rendah.
b. Bagi tenaga kesehatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi tim perawat
dan tim kesehatan lainnya dalam pemenuhan kebutuhan pasien.
c. Bagi RS Karima Utama
Hasil penelitian dapat memberikan gambaran kepada managemen
keperawatan dan pelayanan tentang konsep diri pasien fraktur.
d. Bagi penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menjadi literatur tambahan dalam
mendukung dan memperkuat hasil penelitian selanjutnya.
E. Keaslian penelitian
Tabel 1.1 keaslian penelitian
1 Nama peneliti/tahun Sitio dan Putri tahun 2023
Judul penelitian Konsep diri berkorelasi dengan body
image pada pasien open reduction internal
fixation (orif)
4
5
5
6
6
7
7
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori
1. Konsep dasar fraktur
a. Pengertian
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang baik karena trauma,
tekanan maupun kelainan patologis (Kawiyana dkk, 2020).
Pendapat lain menyebutkan bahwa Fraktur adalah rusaknya kontinuitas
tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari
yang dapat diserap oleh tulang (Suriya & Zuriati, 2019).
b. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis fraktur menurut Suriya & Zurianti (2019) yaitu:
1) Nyeri terus-menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang
diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk
bidai almiah yang di rancang utuk meminimalkan gerakan antar
fragmen tulang.
2) Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tidak dapat di gunakan dan
cenderung bergerak secara alamiah (gerak luar biasa) bukannya tetap
rigid seperti normalnya. Pergeseran fragmen tulang pada fraktur
lengan dan tungkai menyebabkan deformitas (terlihat maupun
teraba) ekstermitas yang bisa diketahui dengan membandingkan
ekstermitas yang normal. Ekstermitas tak dapat berfungsi dengan
baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang
tempat melekatnya otot.
8
9
9
10
jika fraktur dimobilisasi. Hal ini terjadi karena spasme otot, fragmen
fraktur yang bertindihan atau cedera pada struktur sekitarnya.
6) Ketegangan
Ketegangan diatas lokasi fraktur disebabkan oleh cedera yang terjadi.
7) Kehilangan fungsi
Hilangnya fungsi terjadi karena nyeri yang disebabkan fraktur
atau karena hilangnya fungsi pengungkit lengan pada tungkai yang
terkena. Kelumpuhan juga dapat terjadi dari cedera saraf.
10
11
11
12
12
13
13
14
1) Diri fisik
Merupakan bagaimana seseorang itu melihat dan menilai dirinya
sendiri dari segi fisik, kesehatan, peampilan dan dari gerak
motoriknya.
2) Diri keluarga
Merupakan bagaimana seseorang tersebut menilai sebagai
anggota keluarga dan harga diri sebagai anggota keluarga.
3) Diri pribadi
Merupakan bagaimana seseorang menggambarkan identitas
dirinya dan bagaimana menilai dirinya sendiri.
4) Dari moral etik
Merupakan bagaimana persaan seseorang mengenai
hubungannya dengan Tuhan dan penilainya mengenai hal-hal yang
dianggap baik dan buruk.
5) Diri sosial
Merupakan bagaimana seseorang melakukan gabungan atau
interaksi sosial.
c. Komponen konsep diri
Konsep diri menurut Siallagan & Ginting (2023) dibagi menjadi 5
komponen yang dijelaskan sebagai berikut.
14
15
1) Citra tubuh
Citra tubuh (body image) atau sering disebut gambaran diri
merupakan persepsi individu terhadap kondisi tubuhnya termasuk
penampilan dan potensi tubuh. Bila seseorang memiliki gambaran diri
yang baik, maka orang tersebut akan selalu memandang positif
dirinya, merasa nyaman dengan keadaan yang dimilikinya, senang
dengan dirinya bagaimanapun bentuk dan keadaan saai ini. Sementara
seseorang dengan citra tubuh yang buruk akan selalu merasa tidak
percaya diri, selalu minder dengan keadaan yang dimiliki, cenderung
mudak emosi dan tidak bisa menerima kondisi dirinya.
Manusia yang memiliki kondisi fisik yang baik, lebih cenderung
memiliki harga diri lebih baik dibandingkan dengan individu yang
memiliki kondisi fisik kurang menarik. Begitu pun bagi individu yang
sangat memikirkan masalah bentuk serta ukuran tubuhnya menurut
Abdussamad dan Supradewi (2018), terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi citra tubuh yakni pengaruh berat badan atau persepsi
kurus/gemuk, pengalaman pernah memiliki bentuk tubuh yang ideal
maka akan timbul keinginan untuk kembali ke masa lalu, dan budaya.
Siallagan & ginting (2023) menjelaskan bahwa citra tubuh
dibagi menjadi 3 kriteria sebagai berikut :
a) Citra tubuh baik
Individu yang memilik citra tubuh yang baik atau positif, adalah
pribadi yang selalu memandang positif dirinya, merasa nyaman
terhadap keadaan yang dimilikinya, senang dengan dirinya
bagaimanapun bentuk dan keadaannya saat ini.
b) Citra tubuh sedang
Individu yang memiliki citra tubuh yang sedang atau cukup,
merupakan yang individu yang masih labil dan masih ragu-ragu
di dalam menilai dirinya sendiri. Individu terkadang merasa
nyaman dengan tubuh yang ia miliki, dan terkadang mereka juga
merasa kurang nyaman dengan dirinya. Namun, individu yang
15
16
2) Identitas diri
Identitas diri merupakan kesadaran individu bahwa dirinya
berbeda dengan orang lain melalui observasi dan penilaian terhadap
diri sendiri. Identitas adalah sintesis dari semua aspek konsep diri
sebagai suatu kesatuan yang utuh, tidak dipengaruhi oleh pencapaian
tujuan, atribut, jabatan dan peran. Identitas individu mencakup nama,
tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, agama, suku/etnis,
status perkawinan, golongan darah, pekerjaan dan lain sebagainya.
Namun identitas diri tidak hanya seperti yang tercantum dalam kartu
identitas penduduk sebuah komunias/ bangsa, namun lebih kepada
kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan orang lain.
Perawat sangat penting dan wajib dalam tugas pelayanannya
memperhatikan identitas klien, karena sering kali ada klien yang
memliki identitas sama persis, namun yang membedakan adalah
nomor rekam medisnya. Sekalipun identitas individu sama dengan
individu lain, pasti ada komponen yang membedakan mereka, karena
manusia itu adalah unik. Kemandirian seseorang timbul dari rasa
berharga pada dirinya sendiri
3) Performa peran
Peran merupakan serangkaian pola sikap dan perilaku yang
diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat. Ada
16
17
4) Ideal diri
Ideal diri merupakan persepsi individu tentang bagaimana
seharusnya bersikap dan berperilaku berdasarkan standar pribadi,
aspirasi, tujuan, atau nilai yang diyakininya. Ideal diri dipengaruhi
oleh kebudayaan, keluarga, ambisi, keinginan, dan kemampuan
individu dalam menyesuaikan diri dengan norma dan prestasi
masyarakat setempat.
5) Harga diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai
dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan
ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain.
Seseorang akan merasa harga dirinya tinggi bila sering berhasil atau
mencapai tujuan hidupnya. Sebaliknya, seseorang yang sering
mengalami kegagalan, diabaikan bahkan ditolak masyarakat akan
merasa harga dirinya rendah (Siallagan & ginting, 2023). Harga diri
akan meningkat sesuai meningkatnya usia dan sangat terancam pada
masa pubertas. Siallagan & ginting (2023), menyatakan bahwa ada
beberapa hal yang dapat meningkatkan harga diri, yaitu memberi
kesempatan untuk berhasil, menanamkan idealisme, mendukung
aspirasi/ide, membantu pembentukan mekanisme pertahanan
diri/koping.
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
1) Deformitas
2) Pembengkakan
3) Memar
Spasme otot
4) Nyeri Fraktur
5) Ketegangan
6) Kehilangan fungsi
7) Gerakan abnormal
8) krepitasi
9) Perubahan neurovaskular
10) Syok Penatalaksanaan fraktur
1) Imobilisasi
2) Gips
3) Traksi
Gangguan konsep diri
4) Fiksasi Eksternal
5) Reduksi Terbuka dan Fiksasi
Internal
Komponen konsep diri
1) Citra tubuh
2) Identitas diri
3) Performa peran 23
4) Ideal diri
24
Nb : tidak diteliti
diteliti
C. Kerangka konsep
Kerangka konsep dalam penelitian yang akan dilakukan adalah :
Variabel bebas variabel terikat
Variabel confounding
1. Umur
2. Pekerjaan responden
24
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Dan Desain Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan penelitian
yang sistematis terhadap bagian, fenomena, dan hubungannya yang bertujuan
untuk menggunakan model matematis, teori atau hipotesis yang berhubungan
dengan fenomena alam. Proses pengukuran merupakan bagian terpenting,
karena dapat memberikan suatu jawaban terhadap hubungan fundamental dari
hubungan kuantitatif (Siyoto & Sodik, 2015). Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mendiskripsikan gambaran konsep diri pada pasien fraktur.
25
26
328
n= 2
328 ( 5 % ) + 1
328
n=
1.82
26
27
3. Tekhnik sampel
Tekhik sampling yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
nonprobability sampling dengan tekhnik accidental sampling.
Nonprobability sampling yaitu pengambilan sampling yang tidak
memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Syapitri, 2021). Sedangkan
accidental sampling merupakan penentuan sampel berdasarkan kebetulan
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel bila sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2019) adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari oang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya yaitu:
1. Variabel Independen
Merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variabel dependen. Variabel indenpenden dalam penelitian ini adalah
pasien fraktur.
2. Variabel dependen
27
28
E. Definisi Operasional
Tabel 3.1 definisi operasional
28
29
F. Intrumen Penelitian
Instrument penelitian merupakan langkah penting dalam pola
procedure penelitian. Intrumen akan berfungsi sebagai alat bantu untuk
mengumpulkan data yang diperlukan (Riyanto, 2020). Instrument dalam
penelitian ini adalah kuesioner. Sugiyono (2019) menjelaskan bahwa
kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.
Lembar kuisioner berisi pertanyaan tentang konsep diri pada klien
menggunakan kuesioner baku (TSCS) tennesse self concept scale yang sudah
di modifikasi dan diringkas oleh Ariani (2021). Dalam penelitian Ariani
(2021) dilakukan uji validitas menggunakan rumus product moment terhadap
35 responden dengan hasil uji validitas berada pada rentang nilai 0,41-0,68
sehingga semua item kuesioner dinyatakan valid. Pada uji reliabilitas
menggunakan cronbach apha di dapatkan nilai 0,834 sehingga kuesioner
dinyatakan reliabel.
Rumus :
Banyak Kelas
P = 150−30
2
120
P=
2
P = 60
29
30
Total Nilai 30
30
31
31
32
32
33
K. Etika Penelitian
Syapitri (2022) menyatakan penelitian yang melibatkan manusia
sebagai subjek penelitian harus menerapkan 4 prinsip dasar etika penelitian
yaitu :
1. Menghormati atau menghargai subjek
Peneliti mempertimbangkan secara mendalam terhadap kemungkinan
bahaya dan penyalahgunaan penelitian
2. Manfaat
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
subjek penelitian
3. Tidak membahayakan subjek penelitian
33
34
Daftar Pustaka
Brunner, 2017. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta EGC
Castiello, 2023. Fraktur : Cause, type and symton. Medical news today
Daniel, 2016. Gambaran Konsep Diri Pasien Post Op Fraktur Ekstremitas. pdf.
Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI), 1(1), 1-8
Hamdani (2014). Gambaran citra tubuh pasien paska operasi fraktur ekstremitas
bawah di rumah sakit tk ii putri hijau, medan. Fakultas keperawatan
Universitas Sumatera Utara
Hidayat. 2017. Metodologi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan (A. Suslia &
T. Utami, eds.). Penerbit Salemba Medika
Haryono dan Utami. 2021. Keperawatan Medikal Bedah 2 (2nd ed.). Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
34
35
Indrawan & Hikmawati, 2021. Asuhan Keperawatan Pada Ny.S dengan Gangguan
Sistem Muskuloskeletal Post Op Orif Hari Ke-1 Akibat Fraktur Femur
Sinistra 1/3 Proximal Complate. Akademi Keperawatan Buntet Pesantren
Cirebon
Sitio.2023. Konsep diri berkorelasi dengan body image pada pasien open
reduction internal fixation (orif). Jurusan Keperawatan, Poltekkes
Kemenkes Aceh
Suriya & Zuriati, 2019. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Pada Sistem Muskuloskeletal Aplikasi Nanda Nic & Noc.
Pustaka Galeri Mandiri
Siallagan & ginting, 2023. Konsep Diri Evidence-Based practice. Larasati Gustia
Usman, 2019. Konsep Diri pada Pasien Luka Kaki Diabetik. Sidoarjo: Oksana
Publishing
35
36
36
37
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Sukoharjo, ...............................
Responden
................................................
37
38
Lampiran 2
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Mahasiswa Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan
PKU Muhammadiyah Surakarta” yang Bernama:
Nama : Eni ratnawati
NIM :
Dengan ini kami mohon kesediaan Ibu untuk menjadi responden dalam
penelitian saya dengan judul “Gambaran konsep diri pasien fraktur. Jawaban
Bp/Ibu/Sdr/i dijamin kerahasiaannya dan hanya untuk kepentingan penelitian,
untuk itu Ibu tidak perlu mencantuman nama, maka semua hal yang menyangkut
jawaban atas pertanyaan yang tercantum pada kuesioner mohon jawaban yang
betul-betul obyektif dan jujur.
Atas kesediaannya dan kerjasamanya saya ucapkan banyak terima kasih.
Hormat Saya
Eni ratnawati
38
39
Lampiran 3
B. KARAKTERISTIK RESPONDEN
A Identitas Responden
1. Kode Responden :
2. Bagian yang fractue :
3. Umur : ........ tahun
4. Jenis Kelamin : a. ( ) Laki-laki
b. ( ) Perempuan
5. Pekerjaan : a. ( ) Tidak Bekerja
b. ( ) Buruh
c. ( ) Pedagang/Jasa/Wiraswasta
d. ( ) Petani
e. ( ) Swasta
f. ( ) PNS / TNI / POLRI
g. ( ) Lainnya ................ sebutkan
6. Pendidikan : a. ( ) SD
b. ( ) SLTP
c. ( ) SLTA
d. ( ) PT
39
40
Petunjuk:
a. Isilah tanda chek mark (√) pada kolom yang tersedia, sesuai dengan
kondisi nyata yang Anda alami atau rasakan.
Keterangan pilihan jawaban adalah sebagai berikut.
1) SS : sangat setuju
2) S : setuju
3) KS : kurang setuju
4) TS : tidak setuju
5) STS : sangat tidak setuju
b. Jika anda ingin mengubah jawaban terhadap salah satu
pernyataan, lingkarilah jawaban yang dibatalkan kemudian
berilah tanda chek (√) baru yang dianggap lebih baik.
c. Mohon semua pernyataan dijawab
NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)
1 Saya kurang percaya diri dengan pakaian yang
sering saya pakai.
2 Saya sering merasa malu dengan tubuh yang
saya miliki.
3 Saya merasa memiliki mata yang indah.
4 Saya merasa memiliki tinggi badan yang ideal.
5 Dihadapan orang saya merasa paling kecil.
6 Saya merasa percaya diri dalam mengenakan
pakaian apapun.
7 Saya sering merasa canggung di depan orang
Banyak
8 Saya merasa saya orang yang cantik/tampan.
9 Saya merasa memiliki sesuatu yang dapat
dibanggakan dari bentuk tubuh saya.
10 Saya selalu merasa tidak puas dengan
penampilan saya.
11 Saya merasa saya tidak pernah bahagia.
12 Saya selalu merasa hidup ini indah.
13 Saya sering merasa iri dengan orang-orang
disekitar saya.
40
41
41
42
Lampiran 4
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Judul
2 Studi Literatur
3 Studi
pendahuluan
4 Penyusunan
proposal
5 Ujian proposal
6 Perbaikan
7 Perijinan
penelitian
8 Pengambilan
data dan
penyusunan
laporan hasil
9 Ujian hasil
42
43
43
44
44
1