Anda di halaman 1dari 12

PENGAWASAN

PEMBENTUKAN KPPS
Pengawasan Pemilu
Segala upaya untuk melakukan pencegahan
serta penindakan terhadap pelanggaran
Pemilu dan sengketa proses Pemilu yang
bertujuan untuk memastikan persiapan dan
pelaksanaan Pemilu sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan
Pencegahan
Pencegahan adalah segala upaya mencegah
terjadinya pelanggaran Pemilu dan Pemilihan
dan Sengketa Proses Pemilu dan Pemilihan
melalui tugas pengawasan oleh Pengawas
Pemilu maupun dengan melibatkan partisipasi
masyarakat serta publikasi media
Pelanggaran pemilu
Pelanggaran pemilu adalah
tindakan yang bertentangan,
melanggar, atau tidak sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan terkait Pemilu.
Sengketa proses pemilu
Sengketa proses pemilu adalah
sengketa yang terjadi
antarPeserta Pemilu dan
sengketa Peserta Pemilu dengan
penyelenggara Pemilu sebagai
akibat dikeluarkannya keputusan
KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota
Persyaratan KPPS (Pasal 72 UU 7 Tahun 2017)
a. Warga Negara Indonesia; f. berdomisili dalam wilayah kerja PPK,
PPS, KPPS, PPLN, dan KPPSLN;
b. berusia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun;
g. mampu secara jasmani, rohani, dan
c. setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, bebas dari penyalahgunaan
UndangUndang Dasar Negara Republik narkotika;
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
h. berpendidikan paling rendah sekolah
Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, menengah atas atau sederajat; dan
dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945;
i. tidak pernah dipidana penjara
d. mempunyai integritas, pribadi yang kuat, berdasarkan putusan pengadilan
jujur, dan adil; yang telah memperoleh kekuatan
e. tidak menjadi anggota partai politik yang hukum tetap karena melakukan
dinyatakan dengan surat pernyataan yang tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara 5 (lima) tahun atau
sah atau sekurang-kurangnya dalam waktu 5
lebih.
(lima) tahun tidak lagi menjadi anggota partai
politik yang dibuktikan dengan surat
keterangan dari pengurus partai politik yang
bersangkutan;
Ketentuan Pembentukan KPPS
(Pasal 59 ayat (2) dan (3) UU 7 tahun 2017

Seleksi penerimaan anggota KPPS dilaksanakan secara terbuka


dengan memperhatikan kompetensi, kapasitas, integritas, dan
kemandirian calon anggota KPPS.

Anggota KPPS diangkat dan diberhentikan oleh PPS atas nama ketua
KPU Kabupaten/Kota.
Tugas KPPS
a. mengumumkan daftar pemilih tetap di TPS;
b. menyerahkan daftar pemilih tetap kepada saksi Peserta Pemilu yang hadir dan
Pengawas TPS dan dalam hal Peserta Pemilu tidak memiliki saksi, daftar pemilih tetap
diserahkan kepada Peserta Pemilu;
c. melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara di TPS;
d. membuat berita acara pemungutan dan penghitungan suara serta membuat
sertifikat penghitungan suara dan wajib menyerahkannya kepada saksi Peserta
Pemilu, Pengawas TPS, dan PPK melalui PPS;
e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
f. menyampaikan surat undangan atau pemberitahuan kepada pemilih sesuai dengan
daftar pemilih tetap untuk menggunakan hak pilihnya di TPS; dan
g. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Wewenang KPPS
a. mengumumkan hasil penghitungan suara di TPS;
b. melaksanakan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU
Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS sesuai dengan
peraturan perundang-undangan; dan
c. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuanperaturan
perundang-undangan.
Kewajiban KPPS
a. menempelkan daftar pemilih tetap di TPS;
b. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh saksi,
Pengawas TPS, Panwaslu Kelurahan/Desa, Peserta Pemilu, dan masyarakat pada hari
pemungutan suara;
c. menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara setelah penghitungan suara dan
setelah kotak suara disegel;
d. menyerahkan hasil penghitungan suara kepada PPS dan Panwaslu Kelurahan/Desa;
e. menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi surat suara dan sertifikat hasil
penghitungan suara kepada PPK melalui PPS pada hari yang sama;
f. melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
g. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kerawanan dalam Pembentukan KPPS
1. Calon KPPS tercatat di sipol
2. Netralitas calon karena simpatisan peserta pemilu tertentu
3. Ikatan pernikahan sesama penyelenggara pemilu
4. kemampuan/kapasitas calon KPPS
Rekomendasi

1. Rekrut sesuai tata cara dan prosedur, persyaratan.


2. Bimingan teknis, monitoring, supervisi, kepada jajaran dibawah.
3. Konsultasi jajaran diatas secara berjenjang.
4. Koordinasi dengan mitra kerja, stake holder, dan pengawas pemilu.

Anda mungkin juga menyukai