Anda di halaman 1dari 4

Nama: Annisa Crysanti

NIM: E1A020133
Kelas: A

TUGAS PARTISIPASI 4

SOAL

1. Jelaskan asas Pemilu


2. Jelaskan sistem pemilu
3. Jelaskan tujuan pemilu
4. Jelaskan pemilu yg demokratis
5. Jelaskan syarat mengikuti pemilu bagi partai politik dan perorangan
6. Jelaskan dasar hukum Pemilu di Indonesia

Jawaban

1. Asas Pemilihan Umum Berdasarkan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat


Republik Indonesia Nomor XIV/MPR/1998 tentang Perubahan dan tambahan Atas
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor III/MPR/1998
tentang Pemilihan Umum, bahwa Pemilihan Umum diselenggarakan secara demokratis
dan transparan, yaitu berdasarkan asas jujur, adil, langsung, umum, bebas, dan rahasia.

Langsung

Rakyat pemilih mempunyai hak untuk secara langsung memberikan suaranya sesuai
dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara.

Umum

Pemilihan yang bersifat umum mengandung makna menjamin kesempatan yang berlaku
menyeluruh bagi semua warga negara yang telah memenuhi persyaratan tertentu tanpa
diskriminasi (pengecualian) berdasar acuan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin,
kedaerahan, dan status sosial.

Bebas
Setiap warga negara yang berhak memilih bebas menentukan pilihannya tanpa tekanan
dan paksaan dari siapapun. Di dalam melaksanakan haknya, setiap warga negara dijamin
keamanannya, sehingga dapat memilih sesuai dengan kehendak hati nurani dan
kepentingannya.

Rahasia

Dalam memberikan suaranya, pemilih dijamin bahwa pilihannya tidak akan diketahui
oleh pihak manapun dan dengan jalan apapun. Pemilih memberikan suaranya pada suara
dengan tidak dapat diketahui oleh orang lain kepada siapa suaranya diberikan.

Jujur

Dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum; Penyelenggara/ Pelaksana, Pemerintah dan


Partai Politik Peserta Pemilihan Umum, Pengawas dan Pemantau Pemilihan Umum,
termasuk Pemilih, serta semua pihak yang terlibat secara tidak langsung, harus bersikap
dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Adil

Dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum, setiap Pemilih dan Partai Politik Peserta
Pemilihan Umum mendapat perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan pihak
manapun.

2. Di indonesia, pelaksaanaan pemilu yang telah berlangsung menggunakan sistem


pemilihan mekanis proporsional. Berdasarkan daftar calon, sistem proporsional dibagi
menjadi 2 (Dua) Sistem

1. Sistem Tertutup yaitu yaitu pemilih mencoblos/mencontreng nama partai politik


tertentu dan kemudian partai yang menentukan nama – nama yang duduk menjadi
anggota dewan.
2. Sistem Terbuka yaitu pemilih mencoblos/mencontreng partai politik ataupun calon
bersangkutan, pada sistem ini pemilih dapat langsung memilih calon legislative yang
dikehendaki untuk dapat duduk menjadi anggota dewan.

3. Tujuan Pemilu yaitu antara lain sebagai sarana perwakilan politik dimana rakyat dapat
memilih wakil-wakilnya untuk menyuarakan aspirasi dan kepentingannya. Kedua, Pemilu
sebagai sarana suksesi kepemimpinan secara konstitusional. Ketiga, Pemilu sebagai
sarana pemimpin politik memperoleh legitimasi. Keempat, Pemilu sebagai sarana
partisipasi masyarakat.
4. pertama, adanya partisipasi politik yang luas dan otonom; demokrasi pertama-tama
mensyaratkan dan membutuhkan adanya keleluasaan partisipasi bagi siapapun, baik
individu maupun kelompok, secara otonom. kedua, terwujudnya kompetisi politik yang
sehat dan adil. Ketiga, adanya suksesi atau sirkulasi kekuasaan yang berkala, terkelola,
serta terjaga dengan bersih dan transparan, yaitu saat proses pemilihan umum. Keempat,
adanya monitoring, kontrol, serta pengawasan terhadap kekuasaan (eksekutif, legislatif,
yudikatif, birokrasi, dan militer) secara efektif, juga berwujudnya mekanisme checks and
balances di antara lembaga-lembaga negara. kelima, adanya tatakrama, nilai, norma yang
disepakati bersama dalam bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa.

5.  Dalam Pasal 173 Partai politik dapat menjadi peserta pemilu setelah memenuhi
persyaratan:
a. berstatus badan hukum sesuai dengan undang-undang
b. memiliki kepengurusan di seluruh provinsi;
c. memiliki kepengurusan di 75% (tujuh puluh lima persen), jumlah kabupaten/kota di
provinsi yang bersangkutan;
d. memiliki kepengurusan jumlah kecamatan 50% (lima puluh persen) kabupaten/kota
yang bersangkutan;
e. menyertakan paling sedikit 30% (tiga puluh persen) keterwakilan perempuan pada
kepengurusan partai politik tingkat pusat;
f. memiliki anggota sekurang-kurangnya 1.000 (seribu) orang atau 1/ 1.000 (satu
perseribu) dari jumlah Penduduk pada kepengurusan partai politik sebagaimana dimaksud
pada huruf c yang dibuktikan dengan kepemilikan kartu tanda anggota;
g. mempunyai kantor tetap untuk kepengurusan pada tingkatan pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota sampai tatrapan terakhir Pemilu;
h. mengajukan nama, lambang, dan tanda gambar partai politik kepada KPU; dan
i. menyerahkan nomor rekening dana Kampanye Pemilu atas nama partai politik kepada
KPU
 
Perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 181 dapat menjadi Peserta Pemilu
setelah memenuhi persyaratan:

a. Warga Negara Indonesia yang telah berumur 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih;
b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
d. dapat berbicara, membaca, dan atau menulis dalam batrasa Indonesia;
e. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah atas, madrasah aliyah,
sekolah menengah kejuruan, madrasah aliyah kejuruan, atau sekolah lain yang
sederajat;
f. setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal lka;
g. tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali secara terbuka
dan jujur mengemukakan kepada publik bahwa yang bersangkutan mantan
terpidana;
h. sehat jasmani dan rohani, dan bebas dari penyalahgunaan narkotika;
i. terdaftar sebagai Pemilih;
j. bersedia bekerja penuh waktu;
k. mengundurkan diri sebagai kepala daerah, wakil kepala daerah, Kepala Desa dan
perangkat desa, Badan Permusyawaratan Desa, aparatur sipil negara, anggota
Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia,
direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan pada badan usaha milik negara
dan/atau bada4 usaha milik daerah dan/atau badan usaha milik desa, atau badan
lain yang anggarannya bersumber dari keuangan negara, yang dinyatakan dengan
surat pengunduran diri yang tidak dapat ditarik kembali;
l. bersedia untuk tidak berpraktik sebagai akuntan publik; advokat, notaris, pejabat
pembuat akta tanah, dan/atau tidak melakukan pekerjaan penyedia barang dan jasa
yang berhubungan dengan keuangan negara serta pekerjaan lain yang dapat
menimbulkan konflik kepentingan dengan tugas, wewenang, dan hak sebagai
anggota DPD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
m. bersedia untuk tidak merangkap jabatan sebagai pejabat negara lainnya, direksi,
komisaris, dewan pengawas dan karyawan pada badan usaha milik negara atau
badan usaha milik daerah serta badan lain yang anggarannya bersumber dari
keuangan negara;
n. mencalonkan hanya untuk 1 (satu) lembaga perwakilan;
o. mencalonkan hanya untuk 1 (satu) daerah pemilihan; dan
p. mendapatkan dukungan minimal dari pemilih di daerah pemilihan yang
bersangkutan.

6. Dasar hukum pemilu di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2000 dan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai