Anda di halaman 1dari 28

ANOREKSIA NERVOSA

Disusun Oleh : Wa Ode Sarnings 110 207 146 Pembimbing : dr. Andi Yuswardani Supervisor : dr. Saidah Syamsuddin, SpKJ

PENDAHULUAN
O Gangguan makan terjadi dari beberapa perilaku

O 1. 2. 3.

makan berupa perilaku mengurangi makan hingga pada perilaku mengkonsumsi makanan secara berlebihan. Pola perilaku ini disebabkan oleh pengaruh distress atau disebabkan oleh beberapa faktor pengkondisian bentuk tubuh tertentu. Gangguan makan dibagi dalam 3 tiga tipe yakni : Anoreksia nervosa, Bulimia nervosa Gangguan makan yang tidak terdefinisi.(1)

DEFINISI
O Anoreksia

nervosa adalah jenis gangguan makan dimana individu menjaga bentuk tubuhnya agar tetap kurus atau untuk lebih kurus lagi dibawah berat normal. O Individu dengan anoreksia nervosa sangat takut dirinya bertambah berat badan, ia akan mempertahankan rasa lapar secara ekstrim, bila ia merasa makan agak berlebihan maka ia akan segera memuntahkannya. O Hal ini untuk mempertahankan atau mengurangi berat badan mereka melalui kontrol ketat asupan kalori mereka.(1,4)

EPIDEMIOLOGI
O Anoreksia nervosa di perkirakan terjadi pada

kira kira 0.5 sampai 1% gadis remaja. Gangguan ini terjadi 10 20 kali lebih sering pada wanita di bandingkan laki laki. O Anoreksia nervosa telah di laporkan lebih sering terjadi selama beberapa dekade belakangan ini dibandingkan di masa lalu, dengan meningkatnya laporan gangguan pada anak perempuan pubertas dan pada laki laki. O Usia yang tersering untuk onset gangguan adalah pada awal 20 tahun.

ETIOLOGI
1. Faktor biologis, 2. Sosial, 3. Psikologis dan Psikodinamis

Faktor biologis
O Kelaparan

menyebabkan banyak perubahan biokimia, beberapa diantaranya juga ditemukan pada depresi, seperti hiperkortisolemia dan nonsupresi oleh deksametason. O Terjadi penekanan fungsi tiroid, amenore, yang mencerminkan penurunan kadar hormonal. Kelainan tersebut dapat dikoreksi dengan pemberian makanan kembali. O Para ilmuwan menduga bahwa terdapat ketidaknormalan dalam mekanisme otak yang mengatur rasa lapar dan kenyang pada penderita anoreksia nervosa kemungkinan terbesar berkaitan dengan serotonin kimiawi otak. (3)

Faktor sosial
O Penderita

menemukan dukungan untuk tindakan mereka dalam masyarakat yang menekankan kekurusan dan latihan. O Tidak berkumpul dengan keluarga adalah spesifik pada anoreksia nervosa. O Pasien dengan anoreksia nervosa kemungkinan memiliki riwayat keluarga depresi, ketergantungan alkohol, atau suatu gangguan makan. (3)

Faktor psikologis dan psikodinamis


O Anoreksia nervosa tampaknya merupakan suatu

reaksi terhadap kebutuhan pada remaja untuk menjadi lebih mandiri dan meningkatkan fungsi sosial dan seksual. O Biasanya mereka tidak mempunyai rasa otonomi dan kemandirian, biasanya tumbuh di bawah kendali orang tua. O Kelaparan yang diciptakan sendiri (self starvation) mungkin merupakan usaha untuk meraih pengakuan sebagai orang yang unik dan khusus. O Hanya melalui tindakan disiplin diri yang tidak lazim pasien anoreksia dapat mengembangkan rasa otonomi dan kemandirian. (3-5)

DIAGNOSIS DAN GAMBARAN KLINIS


Kriteria diagnosis anoreksia nervosa menurut DSM-IV adalah O Menolak mempertahankan berat badan pada atau diatas berat badan normal minimal menurut usia dan tinggi badan (misalnya, menurunkan berat badan untuk mempertahankan berat badan kurang dari 85% yang diharapkan; atau kegagalan untuk menaikan berat badan yang diharapkan selama periode pertumbuhan, menyebabkan berat badan kurang dari 85% dari yang diharapkan). O Ketakutan yang kuat mengalami kenaikan berat badan atau menjadi gemuk, walaupun sesungguhnya memiliki berat badan kurang O Gangguan dalam cara memandang berat atau bentuk badannya sendiri; berat badan atau bentuk badan yang tidak pantas atas dasar pemeriksaan sendiri, atau menyangkal keseriusan berat badannya yang rendah.

O Pada kaum perempuan, tidak adanya paling sedikit tiga

siklus menstruasi berturut turut ( amenore primer atau sekunder ). Seorang perempuan dianggap amenore jika menstruasi hanya terjadi setelah pemberian hormone misalnya pemberian estrogen. O Ada 2 tipe Anoreksia nervosa : 1. Tipe membatasi / restricting : selama episode anoreksia nervosa sekarang pasien tidak secara teratur terlibat dalam perilaku pesta makan dan mencahar. 2. Tipe mencahar / purging : selama periode anoreksia nervosa sekarang,pasien secara teratur terlibat dalam perilaku pesta makan atau mencahar ( yaitu muntah yang di induksi sendiri atau pemakaian keliru laksatif,diuretic atau enema )

Pedoman diagnostic Anoreksia Nervosa menurut PPDGJ-III adalah :


O Berat badan

tetap dipertahankan 15% di bawah yang seharusnya ( baik yang berkurang maupun yang tidak tercapai) atau Quetelets body mass index adalah 17,5% atau kurang. O Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan menghindari makanan yang mengandung lemak dan salah satu hal di bawah ini
O Merangsang muntah oleh dirinya sendiri O Menggunakan pencahar O Olah raga berlebihan O Menggunakan obat penahan nafsu makan dan atau diuretika. O Terdapat distorsi body image dalam psikopatologi yang spesifik

dimana ketakutan gemuk terus menerus menyerang penderita, penilaian yang berlebihan terhadap berat badan yang rendah

O Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan

hypothalamic-pituitary-gonadal aksis, dengan manifestasi pada wanita sebagai amenore dan pada pria suatu kehilangan minat dan potensi seksual. Juga dapat terjadi kenaikan hormon pertumbuhan, kortisol, perubahan metabolisme peripheral dari hormone tiroid, dan sekresi insulin abnormal. O Jika onset terjadinya pada masa pubertas, perkembangan pubertas tertunda atau dapat juga tertahan. Pada penyembuhan, pubertas kembali normal, tetapi menarche terlambat.

Gejala-gejala fisis anoreksia


O Ketakutan yang luar biasa O

O O O O O

akan kegemukan. Penolakan untuk mempertahankan berat badan yang normal. Amenore biasanya ada Denyut jantung lambat. Tekanan darah lambat. Suhu tubuh rendah. Rambut yang tipis dan lembut atau rambut tubuh dan wajah yang berlebihan. Mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan atau dipertahankan oleh penderita.

O Gejala kekurangan gizi O Konstipasi O Gangguan pencernaan dan perut O O O O O O O O O

kembung Dehidrasi Kram otot Gemetaran Tumbuh rambut halus di wajah, punggung atau lengan Payudara semakin datar Rambut kusam, menipis dan mudah patah Kulit kering dan pecah-pecah Tangan dan kaki dingin Detak jantung tidak beraturan

Pemeriksaan laboratorium
O Tidak ada tes laboratorium tunggal yang mutlak

mambantu menegakan diagnosa anoreksia nervosa. Urutan uji saring laboratorium adalah diperlukan pada orang yang memenuhi kriteria anoreksia nervosa. O Tes tersebut dapat berupa elektrolit serum dan tes fungsi ginjal, tes glukosa, EKG, kadar kolesterol, test supresi deksametason, dan kadar karoten. O Klinisi mungkin menemukan penurunan hormon tiroid, penurunan glukosa serum, nonsupresi kortisol setelah deksametason, hipokalemia, peningkatan nitrogen urea darah, dan hiperkolesterolemia.(3)

DIAGNOSIS BANDING
O Anoreksia

nervosa harus dibedakan dengan kekurusan pada umumnya, terlalu kurus, tetapi penurunan berat badannya kurang dari 15% berat badan normal. Pemikiran sekarang diperkirakan, bahwa anoreksia nervosa adalah gangguan yang khusus, dan tidak mencerminkan penurunan berat badan yang berlanjut. O Gangguan organik, seperti tumor otak yang melibatkan jaras hypothalamus-pituitary, penyakit Addison, Diabetes Mellitus, dan gangguan gastrointestinal.

O Gangguan

psikologi, pada umumnya pasien depresi mengalami suatu penurunan nafsu makan, sedangkan pada anoreksia nervosa mengaku memiliki nafsu makan yang normal dan merasa lapar. O Fluktuasi berat badan, muntah dan penanganan makanan yang aneh dapat terjadi pada gangguan somatisasi. Pada umumnya, penurunan berat badan pada gangguan somatisasi tidak menunjukan ketakutan morbid akan menjadi kegemukan seperti yang sering di temukan pada pasien dengan gangguan somatisasi tidak menunjukan ketakutan morbid akan menjadi kegemukan, seperti yang sering di temukan pada pasien dengan anoreksia nervosa

O Anoreksia nervosa harus di bedakan dari bulimia

nervosa, suatu gangguan dimana pesta makan episodic, di ikuti oleh mood depresif, pikiran menyalahkan diri sendiri, dan sering kali muntah yang di induksi diri sendiri terjadi saat pasien mempertahankan berat badannya dalam rentang normal selain itu pada bulimia nervosa pasien jarang mengalami penurunan berat badan 15 %.

PENATALAKSANAAN
O Terapi yang menyeluruh dibutuhkan untuk

menangani kasus anoreksia nervosa, termasuk didalamnya hospitalisasi jika dibutuhkan dan psikoterapi terhadap individu dan keluarganya.

Hospitalisasi
O Perawatan di rumah sakit. Klinical harus memutuskan pasien

mana yang harus diberi perawatan di rumah sakit, dan yang tidak harus.
O Kehilangan energi yang

banyak, pada umumnya, pasien anoreksia nervosa yang berada 20% di bawah berat badan yang diharapkan untuk tinggi badannya adalah dianjurkan untuk program rawat inap, dan pasien yang berada 30% di bawah berat badan yang diharapkan memerlukan perawatan rumah sakit psikiatrik yang terentang dari dua sampai 6 bulan.. O Hipokalemi (<3 meg/L) atau EKG mengalami perubahan akibat meningkatnya potassium. O Siklus muntah, dan pengurangan makanan yang tidak dapat diputuskan. O Assessment yang berhati-hati dan penatalaksanaan masalah kesehatan dan gangguan kejiwaan lainnya.

O Modifikasi perilaku lainnya untuk usaha peningkatan berat

badan, seperti :
O Tirah baring dengan pengawasan konsumsi makanan sebagai

O O O O

langkah awal untuk setiap pasien. Frekuensi pemberian makan 5-6 kali, dengan kalori 1500 2000 kalori yang ditingkatkan secara bertahap, biasanya diberikan makanan yang sama selama sehari sehingga pasien tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang besar sekali makan. Keinginan untuk menaikan berat badan harus disesuaikan dengan pendidikan pasien Setiap pagi pasien harus ditimbang setiap pagi, setelah mengosongkan kandung kemihnya dan sebelum sarapan Mengkuatkan kembali keinginan pasien untuk meningkatkan berat badannya. Jika pasien tidak lagi tirah baring, pasien harus diawasi selama 2 jam setelah makan. Hal ini dilakukan agar pasien tidak memuntahkan makanannya. Pemberian makan secara paksa dilakukan jika pasien mengalami penurunan berat badan yang drastic, dan membahayakan jiwa pasien.

Psikoterapi
O Mayoritas

pasien anoreksia nervosa membutuhkan intervensi yang berlanjut setelah keluar dari rumah sakit. O Bahkan dalam kasus yang kurang parah. Hospitalisasi bahkan tidak dibutuhkan karena kebanyakan pasien mengalami gangguan pada masa remaja tetapi keluarga adalah bagian dari rencana terapi. O Meskipun psikodinamik terapi tidak dibutuhkan pada tingkatan awal terapi, terutama jika pasien anoreksia nervosa dalam kelaparan. (3

Terapi biologis
O Cyproheptadine hydrochloride, merupakan

antagonis antihistamine dan serotonin, telah terbukti efektif sebagai stimulus untuk pasien anoreksia nervosa yang mempunyai sedikit efek samping. Dosis harian adalah 8mg peroral dan dinaikan 32mg/hari pada akhir minggu kedua.

O Amitrypline, dimulai dengan dosis 50mg/hari dan

dinaikan perlahan-lahan sampai 150mh/hari. Obat ini terbukti bermanfaat untuk pasien anoreksia nervosa, biasanya pasien mengalami panaikan berat badan, biasanya digunakan untuk pasien dengan gangguan depresi. ( O Alprazolam, 0,25mg, setiap 1 jam sebelum makan, diperuntukan untuk pasien yang mengalami anxietas yang berat.

KOMPLIKASI
O Pasien dengan anoreksia nervosa rentan terhadap kematian

mendadak akibat takiaritmia ventrikuler. Hasil rekam jantung menunjukan adanya perpanjangan interval QT. O Risiko terjadinya kematian menjadi tinggi jika kehilangan berat badan mencapai 35 % di bawah berat badan ideal, mungkin karena deisiensi protein ( karena tidak ada cadangan simpanan protein, enzim - enzim yang penting dan struktur sel di pengaruhi oleh penurunan massa tubuh akibat kelaparan O . Komplikasi utama berupa aspirasi, ruptur lambung atau esophagus, pneumomediastinum, hypokalemia dengan aritmia, jantung, pankreatitis dan miopati dan atau kardiomiopati.

PROGNOSIS
O Pada umumnya prognosis adalah buruk. Pada

mereka yang telah mencapai berat badan ideal kembali, preokupasi dengan makanan dan berat badan sering kali terus terjadi, hubungan sosial sering kali buruk, dan banyak pasien mengalami depresi. O Namun respon jangka pendek pasien terhadap hampir semua program pengobatan rumh sakit adalah baik. indikator suatu hasil yang baik adalah pengakuan rasa lapar, sedikit penyangkalan, kurangnya imaturitas, dan peningkatan harga diri.

KESIMPULAN
O Anoreksia

nervosa adalah suatu bentuk ketakutan yang kuat mengalami kenaikan berat badan atau menolak untuk mempertahankan berat badan pada atau diatas berat badan normal minimal menurut usia dan tinggi badan, dan mengalami gangguan dalam cara memandang berat atau bentuk badannya sendiri. O Anoreksia nervosa biasanya dimulai sebelum atau segera setelah pubertas, tetapi banyak juga yang timbul kemudian ( biasanya pada pertengahan dua puluhan ).

O Tanpa mempertimbangkan penurunan berat badan

yang hebat, pasien menyangkal merasa lapar, kurus atau lelah. Jika lingkungan sosial mengharuskan mereka untuk makan lebih banyak dari biasanya, muntah di induksi sesegera mungkin. O Sehingga menimbulkan bermacam komplikasi yang serius bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu penderita anoreksi nervosa membutuhkan pengobatan medis dan psikis yang menyeluruh, yaitu perawatan di rumah sakit jika diperlukan, terapi individual serta keluarga.

DAFTAR PUSTAKA
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

10.

Administrator. Gangguan Makan Eating Disorder. ( Online ) 2011 Oktober 09. [ cited 14 Januari 2012] ; Available from : URL : http://www. Bidvertiser .com Isselbacher J Kurt. Anoreksia Nervosa dan Bulimia, Harrison. Prinsip Prinsip Ilmu Penyakit DalaM, EGC, Jakarta. 2002. h. 506 8. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Gangguan Makan. Dalam : Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis (terj) jld.2. Edisi. Ke-7 .h. 178 186. Stark Carlotter. All About Anorexia Nervosa. The Mental Health Foundation. . [ cited 14 januari 2012] ; Available from : URL : http://www. Mental Health Foundation.org.uk. Kay J, Tasman A, Lieberman JA. Eating Disorder. Dalam: Psychiatry, Behavioural Science and Clinical Essentials.W.B. Saunders Company; 2000. h. 447 53. Stevens VM, dkk. Eating Disorder and Obesity. Dalam : Behavioral Science. St.Louis : Mosby ; 2004. p.139 - 43 Idrus Farsal. Eating Disorder. Diagnostic Criteria From DSM-IV. American Psychiatric Association, Washington. 1990. H.263-7 Puri BK, Laking PJ, Treasaden IH. Eating disorders. Dalam : Textbook of psychiatry. Ed. Ke-2 Edinburgh : Churchill Livingstone ; 2002. h. 363 75 MD. Sadock, James Benyamins, Eating Disorder. Kaplan & Sadocks Synopsis Of Psychiatry, Ninth Edition. Lippoincott Williams and Wilkms, New York. 2002 . h. 737 43 Maslim R. Gangguan Makan. Dalam : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas Dari PPDGJ-III. Bag. Ilmu Kedokteran Jiwa FK - Unika Atmajaya ; 2001. h.90

Anda mungkin juga menyukai