Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Program Studi Pendidikan Dokter Pontianak 2012
HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN MP ASI DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 12-24 BULAN BERDASARKAN INDEKS BB/U DI PUSKESMAS SAIGON KECAMATAN PONTIANAK TIMUR
Intisari
Latar Belakang Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Usia 0 24 bulan merupakan periode emas, di mana pada masa ini bayi dan anak harus memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Makanan pendamping ASI dibutuhkan pada usia 6 24 bulan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang tidak tercukupi oleh ASI. Pola pemberian makan oleh ibu dinilai berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yang tercermin dari status gizi anak. Tujuan Mengetahui hubungan antara pola pemberian MP ASI yang meliputi usia pemberian MP ASI pertama kali, jenis dan frekuensi pemberian MP ASI dengan status gizi balita usia 12 24 bulan berdasarkan indeks BB/U di Puskesmas Saigon Kecamatan Pontianak Timur.
Metodologi Penelitian ini merupakan analitik observasional dengan studi cross-sectional. Pengumpulan data primer berat badan dan anamnesis terkait pola pemberian MP ASI dilakukan di Puskesmas Saigon dan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Saigon pada tanggal 11 21 Juni 2012 dengan besar sampel 40 orang. Sampel berasal dari balita berusia 12 24 bulan yang berkunjung ke Puskesmas Saigon atau posyandu di wilayah kerja Puskesmas Saigon, dengan ibu sebagai responden. Data diolah dengan uji hipotesis Fisher dan dianalisis menggunakan SPSS. Hasil Sampel terdiri atas 11 balita dengan status gizi kurang dan 29 balita dengan status gizi normal. Nilai p pada uji hipotesis untuk usia pemberian MP ASI pertama kali, jenis dan frekuensi pemberian MP ASI masing-masing adalah 0,276; 0,034; 0,014. Kesimpulan Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pemberian MP ASI pertama kali dengan status gizi, namun terdapat hubungan antara jenis dan frekuensi pemberian MP ASI dengan status gizi balita usia 12 24 bulan berdasarkan indeks BB/U. Kata kunci: pola pemberian MP ASI status gizi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan
manusia. Sasaran penting SDM: anak Usia 0-24 bulan: masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat => periode emas sekaligus periode kritis Perlu pemberian asupan gizi yang baik dan sesuai Tumbuh kembang optimal
Latar Belakang
Kebutuhan zat gizi bayi semakin bertambah seiring
dengan pertumbuhannya sejak usia 6 sampai 24 bulan bayi mulai diberi makanan pendamping ASI (MP ASI). Anak, usia 6-18 bulan merupakan konsumen pasif tergantung pada perawatan dan pola pemberian makan oleh ibunya.
Latar Belakang
Sarasani (2005 ) Anak yang mempunyai pola pemberian makanan yang baik lebih banyak ditemukan memiliki status gizi baik Afiana Rohmani (2010) dan Sumartini (2011 ) Tidak ada hubungan antara usia pertama pemberian MP ASI dengan status gizi, namun terdapat hubungan antara frekuensi dan kesuaian jenis MP ASI terhadap umur dengan status gizi pada indeks BB/U. Purhartati (2010) Terdapat hubungan antara umur pertama pemberian MP ASI dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan di Klaten
Latar Belakang
Laporan Puskesmas Saigon tahun 2010 : Capaian balita yang naik berat badannya : 20,7% Target nasional : 80% Target kota 72%. Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi
oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan yang berperan cukup besar : Pola pemberian makan oleh ibu kepada anak.
Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan antara pola pemberian
makanan pendamping ASI (MP ASI) dengan status gizi balita usia 12-24 bulan di Puskesmas Saigon?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara pola pemberian MP ASI
Tujuan Khusus
Mencari tahu hubungan antara Usia pemberian MP ASI pertama kali Jenis MP ASI Frekuensi pemberian MP ASI dengan status gizi balita usia 12-24 bulan di Puskesmas
Saigon.
Manfaat Penelitian
Manfaat bagi Peneliti
Merupakan pembelajaran dalam melakukan penelitian
dengan baik. Menambah ilmu dan pengetahuan peneliti tentang pola pemberian MP ASI yang benar.
pengetahuan, khususnya mengenai pola pemberian MP ASI terhadap status gizi balita 12-24 bulan. Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya di bidang kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan pola pemberian MP ASI maupun status gizi balita.
Manfaat Penelitian
Manfaat bagi Puskesmas Saigon
Memberikan informasi tentang hubungan pola pemberian
MP ASI terhadap status gizi balita 12-24 bulan, khususnya di Puskesmas Saigon. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan terkait program gizi, khususnya mengenai pemberian MP ASI pada balita usia 6-24 bulan.
pemberian MP ASI yang baik dan benar. Menambah pengetahuan ibu tentang pemberian MP ASI secara tepat guna meningkatkan kualitas hidup anak.
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka
Definisi Makanan Pendamping ASI (MP ASI) Makanan atau minuman yang mengandung gizi yang diberikan pada bayi atau anak berumur 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizinya
Tujuan pengenalan MP ASI bukan hanya untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi bayi tapi juga untuk memperkenalkan pola makan keluarga kepada bayi.
tahap perkembangan dan pertumbuhan bayi dan anak usia 6-24 bulan. Pengenalan dan pemberian MP ASI dilakukan secara bertahap baik jenis, tekstur, frekuensi maupun jumlahnya.
memberi gambaran tentang massa tubuh, termasuk air, lemak, tulang dan otot. Pengukuran berat badan menurut umur (BB/U) merupakan cara standar yang digunakan untuk menilai pertumbuhan
Kelebihan indeks BB/U antara lain sebagai berikut. Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum Baik untuk mengukur status gizi akut atau kronis Berat badan dapat berfluktuasi Sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil Dapat mendeteksi kegemukan (over weight)
Status Gizi
Keseimbangan antara konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi didalam tubuh
Jenis Makanan
Frekuensi Makan
BB/U
Variabel Perancu Jumlah Konsumsi Makan Adanya Penyakit Infeksi Pola Pengasuhan Anak
Hipotesis
Pola pemberian MP ASI yang meliputi usia pemberian
MP ASI pertama kali, jenis MP ASI dan frekuensi pemberian MP ASI akan berpengaruh terhadap status gizi balita usia 12-24 bulan.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian analitik. Rancangan cross-sectional.
balita berusia 12-24 bulan. Populasi terjangkau populasi target yang berdomisili di Kecamatan Pontianak Timur Kota Pontianak tahun 2012. Sampel ibu-ibu yang memiliki anak balita berusia 12-24 bulan yang berkunjung ke Puskesmas Saigon atau posyandu di wilayah kerja Puskesmas Saigon pada tanggal 11-21 Juni 2012 dan memenuhi kriteria penelitian
ASI. Berkunjung ke Puskesmas Saigon atau Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Saigon pada tanggal 11-21 Juni 2012.
Kriteria eksklusi:
Menderita penyakit infeksi yang bersifat kronis. Tidak bersedia menjadi subjek penelitian.
Variabel Penelitian
Variabel bebas/ independen: pola pemberian MP ASI
yang meliputi usia pemberian MP ASI pertama kali, jenis dan frekuensi pemberian
Variabel terikat/ dependen: status gizi balita
Definisi Operasional
Pengumpulan Data
Data tentang status gizi berasal dari pengukuran berat
badan balita. Data mengenai pola pemberian MP ASI diperoleh dari wawancara dan pengisian kuesioner kepada orang tua balita yang berkunjung ke Puskesmas Saigon atau Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Saigon.
Alur Penelitian
Poli MTBS Balita Usia 12-24 Bulan yang Memenuhi Kriteria Penelitian Imunisasi Posyandu
Usia Pemberian MP ASI Pertama Kali: - Baik - Tidak Baik Frekuensi Makanan: - Baik - Tidak Baik
Baik Kurang Ditentukan Status Gizinya Berdasarkan indeks BB/U Pola pemberian MP ASI
mempergunakan perangkat lunak SPSS 17. Uji statistika (uji hipotesis) yang digunakan adalah uji Chi Square dengan uji alternatif uji Fisher.
bermakna antara dua variabel yang diuji. Nilai p > 0,05 menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dua variabel yang diuji.
Etika Penelitian
Informed-consent
Anonymity Confidentiality
Instrumen Penelitian
5 orang (12,5%)
: 11 balita (27,5%)
Gizi baik (-2 SD) :
29 balita (72,5%)
2000
32% pada bayi
berumur 2-3 bulan 69% pada bayi berumur 4-5 bulan Bubur nasi dan pisang
Jenis MP ASI dini pada penelitian ini : Pisang halus kole-kole (bubur tepung) madu bubur saring
Alasan pemberian MP ASI dini: Agar berat badan bayi cepat naik, Kebiasaan dalam keluarga dan masyarakat sekitar. ASI yang keluar sedikit. Alasan ibu terlambat memberikan MP ASI : Bayi atau anak mereka sulit untuk menerima makanan lain selain ASI.
beberapa resiko :
Mengganggu fungsi usus dan proses absorpsi di usus Bayi mudah terserang diare Pengisapan ASI akan berkurang karena bayi sudah kenyang. Resiko infeksi meningkat Kenaikan berat badan terlalu cepat pada usia dini hingga menjurus ke
obesitas.
Tidak Baik
Total
5
11
45,5
100
18
29
62,0
100
dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang terlalu cepat hingga menjurus ke obesitas
(45,0%)
(60%)
keluarga
Status Gizi
Kurang % 27,3 N Baik %
19
10
29
65,5
34,5
100
Tidak Baik
Total
8
11
72,7
100
Hasil uji Fisher : nilai p=0,034 (>0,05) Terdapat hubungan antara jenis MP ASI dengan status gizi
balita.
kembang karena kurang adekuatnya asupan zat gizi, Kebutuhan gizi tidak bisa dipenuhi hanya dengan satu jenis bahan makanan saja.31
menerima MP ASI, sehingga tidak semua jenis makanan boleh diberikan pada bayi. Ibu harus pandai memilih makanan apa saja yang sebaiknya diberikan pada bayi. Ibu-ibu yang memberikan MP ASI tidak sesuai dengan jenis makanan menurut usia bayi disebabkan :
MP ASI yang diberikan disamakan dengan konsumsi
keluarga sehari-hari.
membantu mencukupi kebutuhan energi bagi balita. Camilan berkontribusi memberikan vitamin dan nutrisi esensial dalam menu makanan anak. Makanan selingan atau camilan juga dapat menghindarkan anak untuk makan berlebihan pada saat makan utama, sehingga anak bisa terhindar dari bahaya obesitas.
(25,0%)
2-3 x/hari
9-12 bulan :
3 x / hari
12-24 bulan :
3 x / hari
1-2 x/hari
9-12 bulan :
2 x / hari
12-24 bulan :
2 x / hari
6
11
54,5
100
4
29
13,8
100
Hasil uji Fisher : p=0,014 (<0,05) Terdapat hubungan antara frekuensi pemberian MP
berakibat kebutuhan anak tidak terpenuhi Bila berlangsung lama penurunan berat badan kekurangan gizi.3
Kesimpulan
Subjek yang mendapatkan MP ASI pada usia 6 bulan
sebanyak 17 orang (42,5%) dan yang mendapatkan MP ASI pada usia </> 6 bulan sebanyak 23 orang (57,5%). Subjek yang mendapatkan MP ASI sesuai dengan kategori jenis MP ASI baik berjumlah 22 orang (55,0%) dan yang tidak baik berjumlah 18 orang (45,0%). Subjek yang mendapatkan MP ASI sesuai dengan kategori frekuensi pemberian MP ASI yang baik berjumlah 30 orang (75,0%) dan yang tidak baik berjumlah 10 orang (25,0%).
Kesimpulan
Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
usia pemberian MP ASI pertama kali dengan status gizi balita usia 12-24 bulan dengan nilai significancy 0,276 (p>0,05). Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis pemberian MP ASI dengan status gizi balita usia 12-24 bulan dengan nilai significancy 0,034 (p>0,05). Terdapat hubungan yang bermakna antara frekuensi pemberian MP ASI dengan status gizi balita usia 12-24 bulan dengan nilai significancy 0,014 (p>0,05).
Saran
Petugas kesehatan memberikan penyuluhan
tentang pola pemberian MP ASI bagi balita usia 6-24 bulan. Peneliti selanjutnya juga menilai tentang jumlah kebutuhan gizi masing-masing sampel melalui metode food recall. Masyarakat lebih memahami & menerapkan pola pemberian MP ASI yang baik.
TERIMA KASIH