Anda di halaman 1dari 34

CASE REPORT SESSION MORBUS HANSEN

Disusun Oleh : Yessica Meliany Rayhanun Mardhatillah Galvin Moh Keng Yin

1301-1211-0045 1301-1211-0125 1301-1211-3068

Preceptor : Hendra Gunawan, dr., SpKK(K).,PhD

IDENTITAS DIRI PASIEN


Nama

Usia
Jenis kelamin Alamat

Pendidikan
Pekerjaan Agama

Status marital
Jumlah anak

: Tn. E : 67 tahun : laki-laki : Cimareme : SD : Pensiunan Militer : Islam : Menikah : 7 orang

KELUHAN UTAMA

Bercak yang menebal disertai kesemutan pada kaki kiri dan kanan

ANAMNESIS KHUSUS

Sejak

2 minggu yang lalu pasien mengeluhkan rasa kesemutan pada bercak yang menebal di daerah kaki kiri dan kanan. Pasien saat ini sedang dalam pengobatan penyakit kusta namun untuk keluhan kali ini, pasien tidak mengobati keluhan kesemutannya dengan obat apapun. Kemudian pasien datang ke RSHS pada tanggal 18 Agustus 2011.

Keluhan pasien pertama kali muncul sejak 1

tahun yang lalu berupa bercak kemerahan di daerah dahi kanan di atas alis mata. bercak kemerahan tersebut berukuran sebesar tetesan air. Selanjutnya bercak tersebut menebal, membesar dan menyebar ke seluruh tubuh kecuali bagian kulit kepala. Bercak yang menebal di bagian wajah, dada dan tangan tidak terasa sakit.

Keluhan pandangan kurang jelas disangkal oleh

pasien Keluhan suara serak disangkal oleh pasien Keluhan berjalan terasa baal sidangkal pasien Keluhan rambut rontok disangkal oleh pasien Berdasarkan riwayat keluarga pasien, adik kandung pasien juga mengalami keluhan yang sama. Pasien menyatakan bahwa sebelum mederita penyakit ini, pasien sering menjalani pelatihan militer di Cirebon yang merupakan daerah endemis penyakit kusta.

Pasien berobat ke Poli MH Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung sejak 4 bulan yang lalu. Setiap kali berobat, pasien diberi obat 3 macam yang ada dalam satu lempeng berwarna merah.

Berdasarkan pengobatan tersebut, pasien merasa belum terdapat perbaikan dalam keluhannya. Sebelum berobat ke RSHS, pasien pernah mengobati penyakitnya sendiri dengan mengkonsumsi jamu yang berwarna hitam dan pahit, tetapi keluhan pasien tidak berkurang.

Status Generalis
Keadaan umum : normal

Kesadaran
Gizi TD

Nadi
Respirasi Suhu

: Compos Mentis : kurang : 120/80 mmHg : 80 x/menit : 20 x/menit : 36,5 C

Kepala Rambut Wajah Mata


Hidung Mulut Telinga Kulit Leher

: Alopecia (-) : Fasies konina (-) : Lagoftalmus -/-, alis bulu mata madarosis -/-, sklera ikerik /. : Saddle nose (-), sekret -/: t.a.k : Infiltrat -/: lihat status dermatologikus : Normal

Thoraks Bentuk dan gerak simetris Ginekomastia -/ Pulmo : sonor, VBS +/+, wheezing -/-, ronkhi -/ Cor : BJ murni reguler, S1 S2 (+) N , Murmur (-) Abdomen : Datar, lembut BU (+) normal Ekstremitas Atas: Banana finger -/-, Pseudomutilasi -/-, Claw hand -/ Bawah : Drop foot -/-, Pseudomutilasi -/-

Status neurologik Penebalan NT N. Auricularis Magnus Keras N. Ulnaris Keras N. peroneus Komunis Kenyal

Konsistensi +/+ +/+ -/-

+/+ -/+ -/-

Status dermatologikus: Distribusi lesi Ad regio

: Regioner : wajah, tangan, kaki, dada, perut, punggung


: multiple, sebagian besar diskret : iregular, nummular : paling kecil 0,5 x 0,5 x 0,1cm, paling besar 4 x 3 x 0,2 cm : tegas, menimbul dari permukaan kulit normal : kering : Plak eritema tidak ada skuama

Karakteristik lesi Jumlah Bentuk Ukuran lesi


Batas

Lesi
Eflorensi

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes BTA dengan prosedur pewarnaan Ziehl Nielsen :

2+ Tes fungsi syaraf - Tes sensoris - Tes motoris - Tes Autonom (tes Gunawan)

DIAGNOSIS BANDING
Morbus Hansen tipe BB

Morbus Hansen tipe BL

DIAGNOSIS KERJA
Morbus Hansen tipe BB

USULAN PEMERIKSAAN
tes lepromin Tes visus

PENGOBATAN Umum :

Menjelaskan

kepada

pasien

mengenai

penyakitnya: bahwa penyakit yang diderita adalah penyakit kronis dan menular. Menjelaskan kepada penderita mengenai pengobatannya : bahwa pengobatan penyakit ini membutuhkan pengobatan yang lama dan kepatuhan.

Khusus : Sistemik : MDT-MB terdiri atas: Rifampisin 1x 600 mg/ hari, selama 1 bulan, oral Klofazimin 1x300 mg/ hari, selama 1 bulan ( hari ke 1) dilanjutkan 1x50 mg setiap hari mulai hari ke 2 Dapson 1x 100 mg/ hari.
Pengobatan ini dilakukan selama 12-18 bulan

PROGNOSA
Quo ad Vitam
Quo ad Functionam Quo ad Sanationam

: ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad malam

PEMBAHASAN
DEFINISI
Kusta adalah suatu penyakit infeksi yang bersifat kronik, disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang primer menyerang saraf tepi serta sekunder menyerang kulit, mukosa, saluran nafas bagian atas, sistem retikuloendotelial, mata, otot, tulang dan testis.

EPIDEMIOLOGI
Daerah Jawa Timur, Jawa Barat (Cirebon, Subang,

Tangerang) dan Jawa Tengah. ETIOLOGI


Mycobacterium leprae (sampai sekarang belum dapat

dibiakkan dalam media artifisial) M. leprae berbentuk basil dengan ukuran 3-8m, tahan asam, tahan alkohol dan gram positif.

PREDILEKSI

Pada bagian tubuh yang relatif lebih dingin, misalnya pada muka, mukosa hidung, telinga, anggota tubuh dan bagian tubuh yang terbuka.

KLAFIKASI
A. Klasifikasi Internasional: Klasifikasi Madrid (1953) : Indeterminate (I) Tuberculoid (T) Borderline - Dimorphous (B) Lepromatouse (L)

B. Klasifikasi untuk kepentingan riset : Klasifikasi Ridley-Jopling (1962):


Tuberculoid (TT) Boderline tuberculoid (BT) Mid-borderline (BB) Borderline lepromaticus (BL) Lepromatouse (LL)

C. Klasifikasi untuk kepentingan program kusta: Klasifikasi WHO Pausibasilar (PB) Hanya kusta tipe I, TT dan sebagian besar BT dengan BTA negatif menurut kriteria Ridley dan Jopling atau tipe I danTT menurut klasifikasi Madrid.
Multibasilar (MB)

Termasuk kusta tipe LL, BL, BB dan sebagian BT menurut kriteria Ridley dan Jopling atau B dan L menurut Madrid dan semua tipe kusta dengan BTA positif.

PB Lesi kulit (makula datar, papula yang meninggi, nodus) 1-5 lesi Hipopigmentasi/eritema Distribusi tidak simetris Hipestesi

MB > 5 lesi Distribusi lebih simetris Hilangnya sensasi kurang jelas

Kerusakan saraf (menyebabkan hilangnya sensasi/ kelemahan otot Hanya satu cabang saraf yang dipersyarafi oleh saaf yang terkena)

Banyak cabang saraf

Karakteristik

LL

BL

BB

Indeterminate

Lesi Tipe

Jumlah

Distribusi Permukaan

Makula, infiltrat difus, papul, Makula, plak, nodul Plak, lesi bentuk kubah, lesi Makula nodus punch out Banyak, distribusi luas, praktis Banyak, tapi kulit sehat masih Beberapa, kulit sehat (+) tidak ada kulit sehat ada Satu atau beberapa Simetris Cenderung simetris Asimetris Halus dan berkilap Halus dan berkilap Bervariasi Sedikit berkilap, beberapa lesi kering halus, agak berkilap Tidak terganggu Sedikit berkurang Berkurang Agak terganggu

Sensibilitas

BTA Pada lesi kulit Pada hembusan hidung

Banyak Banyak

Banyak Biasanya tidak ada

Agak banyak Tidak ada

Biasanya (-)

Tes lepromin

Negatif

Negatif

Biasanya negatif, dapat juga ()

Meragukan (1+)

PATOGENESIS
Cara masuk M. Leprae

masih belum diketahui dengan pasti. tersering ialah melalui kulit yang lecet pada bagian tubuh yang bersuhu dingin dan melalui mukosa nasal. M. leprae merupakan parasit obligat intraselular, terutama terdapat pada sel makrofag di sekitar pembuluh darah superfisial pada dermis atau sel Schwann di jaringan saraf. Bila kuman M. leprae masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan bereaksi mengeluarkan makrofag (berasal dari sel monosit darah, sel mononuklear, histiosit) untuk memfagositnya.

Pada kusta tipe LL terjadi kelumpuhan sistem-

imunitas, dengan demikian makrofag tidak mampu menghancurkan kuman sehingga kuman dapat bermultiplikasi dengan bebas, yang kemudian dapat merusak jaringan. Pada kusta tipe TT kemarnpuan fungsi sistem imunitas selular tinggi, sehingga makrofag sanggup menghancurkan kuman.. Sayangnya setelah sernua kuman di fagositosis, makrofag akan berubah menjadi sel epiteloid yang tidak bergerak aktif dan kadang-kadang bersatu membentuk sel datia Langhans.

DIAGNOSA
Seorang pasien didiagnosa Morbus Hansen minimal jika

ditemukan 1 dari 3 tanda kardinal penyakit kusta, yaitu : 1. Bercak kulit yang mati rasa Bercak hipopigmentasi atau eritematosa, makula atau plak. Mati rasa pada bercak bersifat total/sebagian saja terhadap sensasi raba, suhu, dan nyeri. 2. Penebalan saraf tepi Dapat disertai nyeri dan dapat juga disertai atau tanpa gangguan fungsi saraf yang terkena, yaitu : Gangguan fungsi sensoris : mati rasa Gangguan fungsi motoris : paresis/paralysis Gangguan fungsi otonom : kulit kering, retak, edema, pertumbuhan rambut yang terganggu 3. Ditemukan bakteri tahan asam (BTA)

Pengobatan
Untuk tipe MB, rejimen MDT terdiri: a) Dapson 100mg/hari b) Rifampisin 600mg/bulan c) Klofazimin 50mg/ hari d) Klofazimin 300mg/bulan (12 dosis selama 12-18 bulan)

Tn A diberikan MDT-WHO karena masih sensitif terbukti masih dari menurunnya basil. Namun jika pengobatan tersebut tidak berhasil terhadap Tn A, maka akan diberikan Obat Kusta Baru (Ofloksasin, minosiklin, klaritromisin). Oleh karena klofazimin menimbulkan efek samping yaitu kecoklatan kulit, makan dapat diganti dengan ofloksasin dan minosiklin. Maka rejimen alternative adalah selama 24 bulan yaitu rifampsin 600mg sekali sebulan, ofloksasin 400mg sekali sebulan dan minosiklin 100mg sekali sebulan.

PROGNOSIS Qua ad vitam: ad bonam, penyakit ini tidak mengancam nyawa karena ia tidak menyerang susunan saraf pusat.
Quo ad functionam: dubia ad bonam, karena penyakit

ini bersifat kronis yang menyebabkan kelainan saraf tepi yang jika tidak dirawat akan menyebabkan luka dan cacat.
Quo ad sanationam: dubia ad malam, karena MH bisa

kambuh jika tidak dirawat dengan baik

Anda mungkin juga menyukai

  • Kuesioner
    Kuesioner
    Dokumen10 halaman
    Kuesioner
    Deviy Viyde
    Belum ada peringkat
  • Anemia
    Anemia
    Dokumen27 halaman
    Anemia
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • Resume Medis Teguh Edited
    Resume Medis Teguh Edited
    Dokumen3 halaman
    Resume Medis Teguh Edited
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • Nyeri Kepala Css
    Nyeri Kepala Css
    Dokumen58 halaman
    Nyeri Kepala Css
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • Krnologi Kejadian
    Krnologi Kejadian
    Dokumen1 halaman
    Krnologi Kejadian
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Gizi Bumil
    Leaflet Gizi Bumil
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Gizi Bumil
    Bimz Are PRima
    Belum ada peringkat
  • Kusta CRS
    Kusta CRS
    Dokumen6 halaman
    Kusta CRS
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • Lembar Kerja Gizi PSPD 2012
    Lembar Kerja Gizi PSPD 2012
    Dokumen6 halaman
    Lembar Kerja Gizi PSPD 2012
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • Obsetri Berasal Dari Obsto Yang Berarti Mendampingi
    Obsetri Berasal Dari Obsto Yang Berarti Mendampingi
    Dokumen5 halaman
    Obsetri Berasal Dari Obsto Yang Berarti Mendampingi
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • Asma Anak21
    Asma Anak21
    Dokumen41 halaman
    Asma Anak21
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • CRS Anes Obs
    CRS Anes Obs
    Dokumen12 halaman
    CRS Anes Obs
    AgungAriwibowo
    Belum ada peringkat
  • CRS 1&2 Uber
    CRS 1&2 Uber
    Dokumen95 halaman
    CRS 1&2 Uber
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • Crs Diare Akut - Carla Edit
    Crs Diare Akut - Carla Edit
    Dokumen40 halaman
    Crs Diare Akut - Carla Edit
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • Cover Grup 2
    Cover Grup 2
    Dokumen10 halaman
    Cover Grup 2
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • IMSambon
    IMSambon
    Dokumen13 halaman
    IMSambon
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • DKI
    DKI
    Dokumen53 halaman
    DKI
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    0% (1)
  • SKIZOFRENIA
    SKIZOFRENIA
    Dokumen36 halaman
    SKIZOFRENIA
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • Crs 3 Asma Sapnaa
    Crs 3 Asma Sapnaa
    Dokumen46 halaman
    Crs 3 Asma Sapnaa
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • CRS Tonsilitis Akut
    CRS Tonsilitis Akut
    Dokumen42 halaman
    CRS Tonsilitis Akut
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • SKIZOFRENIA
    SKIZOFRENIA
    Dokumen36 halaman
    SKIZOFRENIA
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • SKIZOFRENIA
    SKIZOFRENIA
    Dokumen36 halaman
    SKIZOFRENIA
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • Hepatitis
    Hepatitis
    Dokumen55 halaman
    Hepatitis
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • Penderita TB Paru Ket. Total Puskesmas Pasundan
    Penderita TB Paru Ket. Total Puskesmas Pasundan
    Dokumen9 halaman
    Penderita TB Paru Ket. Total Puskesmas Pasundan
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • SCHIZOPRENIA
    SCHIZOPRENIA
    Dokumen18 halaman
    SCHIZOPRENIA
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • BST Hepatitis A
    BST Hepatitis A
    Dokumen18 halaman
    BST Hepatitis A
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • Transkrip Gel III 2013
    Transkrip Gel III 2013
    Dokumen43 halaman
    Transkrip Gel III 2013
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • CRS Tonsilitis Akut
    CRS Tonsilitis Akut
    Dokumen42 halaman
    CRS Tonsilitis Akut
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • Obat Psikotropika
    Obat Psikotropika
    Dokumen33 halaman
    Obat Psikotropika
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    100% (1)
  • BST Tonsilitis
    BST Tonsilitis
    Dokumen6 halaman
    BST Tonsilitis
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat
  • Depresi
    Depresi
    Dokumen11 halaman
    Depresi
    Prathama Gilang Wagiono Putera II
    Belum ada peringkat