Disusun Oleh : Yessica Meliany Rayhanun Mardhatillah Galvin Moh Keng Yin
Usia
Jenis kelamin Alamat
Pendidikan
Pekerjaan Agama
Status marital
Jumlah anak
KELUHAN UTAMA
Bercak yang menebal disertai kesemutan pada kaki kiri dan kanan
ANAMNESIS KHUSUS
Sejak
2 minggu yang lalu pasien mengeluhkan rasa kesemutan pada bercak yang menebal di daerah kaki kiri dan kanan. Pasien saat ini sedang dalam pengobatan penyakit kusta namun untuk keluhan kali ini, pasien tidak mengobati keluhan kesemutannya dengan obat apapun. Kemudian pasien datang ke RSHS pada tanggal 18 Agustus 2011.
tahun yang lalu berupa bercak kemerahan di daerah dahi kanan di atas alis mata. bercak kemerahan tersebut berukuran sebesar tetesan air. Selanjutnya bercak tersebut menebal, membesar dan menyebar ke seluruh tubuh kecuali bagian kulit kepala. Bercak yang menebal di bagian wajah, dada dan tangan tidak terasa sakit.
pasien Keluhan suara serak disangkal oleh pasien Keluhan berjalan terasa baal sidangkal pasien Keluhan rambut rontok disangkal oleh pasien Berdasarkan riwayat keluarga pasien, adik kandung pasien juga mengalami keluhan yang sama. Pasien menyatakan bahwa sebelum mederita penyakit ini, pasien sering menjalani pelatihan militer di Cirebon yang merupakan daerah endemis penyakit kusta.
Pasien berobat ke Poli MH Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung sejak 4 bulan yang lalu. Setiap kali berobat, pasien diberi obat 3 macam yang ada dalam satu lempeng berwarna merah.
Berdasarkan pengobatan tersebut, pasien merasa belum terdapat perbaikan dalam keluhannya. Sebelum berobat ke RSHS, pasien pernah mengobati penyakitnya sendiri dengan mengkonsumsi jamu yang berwarna hitam dan pahit, tetapi keluhan pasien tidak berkurang.
Status Generalis
Keadaan umum : normal
Kesadaran
Gizi TD
Nadi
Respirasi Suhu
: Alopecia (-) : Fasies konina (-) : Lagoftalmus -/-, alis bulu mata madarosis -/-, sklera ikerik /. : Saddle nose (-), sekret -/: t.a.k : Infiltrat -/: lihat status dermatologikus : Normal
Thoraks Bentuk dan gerak simetris Ginekomastia -/ Pulmo : sonor, VBS +/+, wheezing -/-, ronkhi -/ Cor : BJ murni reguler, S1 S2 (+) N , Murmur (-) Abdomen : Datar, lembut BU (+) normal Ekstremitas Atas: Banana finger -/-, Pseudomutilasi -/-, Claw hand -/ Bawah : Drop foot -/-, Pseudomutilasi -/-
Status neurologik Penebalan NT N. Auricularis Magnus Keras N. Ulnaris Keras N. peroneus Komunis Kenyal
Lesi
Eflorensi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes BTA dengan prosedur pewarnaan Ziehl Nielsen :
2+ Tes fungsi syaraf - Tes sensoris - Tes motoris - Tes Autonom (tes Gunawan)
DIAGNOSIS BANDING
Morbus Hansen tipe BB
DIAGNOSIS KERJA
Morbus Hansen tipe BB
USULAN PEMERIKSAAN
tes lepromin Tes visus
PENGOBATAN Umum :
Menjelaskan
kepada
pasien
mengenai
penyakitnya: bahwa penyakit yang diderita adalah penyakit kronis dan menular. Menjelaskan kepada penderita mengenai pengobatannya : bahwa pengobatan penyakit ini membutuhkan pengobatan yang lama dan kepatuhan.
Khusus : Sistemik : MDT-MB terdiri atas: Rifampisin 1x 600 mg/ hari, selama 1 bulan, oral Klofazimin 1x300 mg/ hari, selama 1 bulan ( hari ke 1) dilanjutkan 1x50 mg setiap hari mulai hari ke 2 Dapson 1x 100 mg/ hari.
Pengobatan ini dilakukan selama 12-18 bulan
PROGNOSA
Quo ad Vitam
Quo ad Functionam Quo ad Sanationam
PEMBAHASAN
DEFINISI
Kusta adalah suatu penyakit infeksi yang bersifat kronik, disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang primer menyerang saraf tepi serta sekunder menyerang kulit, mukosa, saluran nafas bagian atas, sistem retikuloendotelial, mata, otot, tulang dan testis.
EPIDEMIOLOGI
Daerah Jawa Timur, Jawa Barat (Cirebon, Subang,
dibiakkan dalam media artifisial) M. leprae berbentuk basil dengan ukuran 3-8m, tahan asam, tahan alkohol dan gram positif.
PREDILEKSI
Pada bagian tubuh yang relatif lebih dingin, misalnya pada muka, mukosa hidung, telinga, anggota tubuh dan bagian tubuh yang terbuka.
KLAFIKASI
A. Klasifikasi Internasional: Klasifikasi Madrid (1953) : Indeterminate (I) Tuberculoid (T) Borderline - Dimorphous (B) Lepromatouse (L)
Tuberculoid (TT) Boderline tuberculoid (BT) Mid-borderline (BB) Borderline lepromaticus (BL) Lepromatouse (LL)
C. Klasifikasi untuk kepentingan program kusta: Klasifikasi WHO Pausibasilar (PB) Hanya kusta tipe I, TT dan sebagian besar BT dengan BTA negatif menurut kriteria Ridley dan Jopling atau tipe I danTT menurut klasifikasi Madrid.
Multibasilar (MB)
Termasuk kusta tipe LL, BL, BB dan sebagian BT menurut kriteria Ridley dan Jopling atau B dan L menurut Madrid dan semua tipe kusta dengan BTA positif.
PB Lesi kulit (makula datar, papula yang meninggi, nodus) 1-5 lesi Hipopigmentasi/eritema Distribusi tidak simetris Hipestesi
Kerusakan saraf (menyebabkan hilangnya sensasi/ kelemahan otot Hanya satu cabang saraf yang dipersyarafi oleh saaf yang terkena)
Karakteristik
LL
BL
BB
Indeterminate
Lesi Tipe
Jumlah
Distribusi Permukaan
Makula, infiltrat difus, papul, Makula, plak, nodul Plak, lesi bentuk kubah, lesi Makula nodus punch out Banyak, distribusi luas, praktis Banyak, tapi kulit sehat masih Beberapa, kulit sehat (+) tidak ada kulit sehat ada Satu atau beberapa Simetris Cenderung simetris Asimetris Halus dan berkilap Halus dan berkilap Bervariasi Sedikit berkilap, beberapa lesi kering halus, agak berkilap Tidak terganggu Sedikit berkurang Berkurang Agak terganggu
Sensibilitas
Banyak Banyak
Biasanya (-)
Tes lepromin
Negatif
Negatif
Meragukan (1+)
PATOGENESIS
Cara masuk M. Leprae
masih belum diketahui dengan pasti. tersering ialah melalui kulit yang lecet pada bagian tubuh yang bersuhu dingin dan melalui mukosa nasal. M. leprae merupakan parasit obligat intraselular, terutama terdapat pada sel makrofag di sekitar pembuluh darah superfisial pada dermis atau sel Schwann di jaringan saraf. Bila kuman M. leprae masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan bereaksi mengeluarkan makrofag (berasal dari sel monosit darah, sel mononuklear, histiosit) untuk memfagositnya.
imunitas, dengan demikian makrofag tidak mampu menghancurkan kuman sehingga kuman dapat bermultiplikasi dengan bebas, yang kemudian dapat merusak jaringan. Pada kusta tipe TT kemarnpuan fungsi sistem imunitas selular tinggi, sehingga makrofag sanggup menghancurkan kuman.. Sayangnya setelah sernua kuman di fagositosis, makrofag akan berubah menjadi sel epiteloid yang tidak bergerak aktif dan kadang-kadang bersatu membentuk sel datia Langhans.
DIAGNOSA
Seorang pasien didiagnosa Morbus Hansen minimal jika
ditemukan 1 dari 3 tanda kardinal penyakit kusta, yaitu : 1. Bercak kulit yang mati rasa Bercak hipopigmentasi atau eritematosa, makula atau plak. Mati rasa pada bercak bersifat total/sebagian saja terhadap sensasi raba, suhu, dan nyeri. 2. Penebalan saraf tepi Dapat disertai nyeri dan dapat juga disertai atau tanpa gangguan fungsi saraf yang terkena, yaitu : Gangguan fungsi sensoris : mati rasa Gangguan fungsi motoris : paresis/paralysis Gangguan fungsi otonom : kulit kering, retak, edema, pertumbuhan rambut yang terganggu 3. Ditemukan bakteri tahan asam (BTA)
Pengobatan
Untuk tipe MB, rejimen MDT terdiri: a) Dapson 100mg/hari b) Rifampisin 600mg/bulan c) Klofazimin 50mg/ hari d) Klofazimin 300mg/bulan (12 dosis selama 12-18 bulan)
Tn A diberikan MDT-WHO karena masih sensitif terbukti masih dari menurunnya basil. Namun jika pengobatan tersebut tidak berhasil terhadap Tn A, maka akan diberikan Obat Kusta Baru (Ofloksasin, minosiklin, klaritromisin). Oleh karena klofazimin menimbulkan efek samping yaitu kecoklatan kulit, makan dapat diganti dengan ofloksasin dan minosiklin. Maka rejimen alternative adalah selama 24 bulan yaitu rifampsin 600mg sekali sebulan, ofloksasin 400mg sekali sebulan dan minosiklin 100mg sekali sebulan.
PROGNOSIS Qua ad vitam: ad bonam, penyakit ini tidak mengancam nyawa karena ia tidak menyerang susunan saraf pusat.
Quo ad functionam: dubia ad bonam, karena penyakit
ini bersifat kronis yang menyebabkan kelainan saraf tepi yang jika tidak dirawat akan menyebabkan luka dan cacat.
Quo ad sanationam: dubia ad malam, karena MH bisa