Anda di halaman 1dari 19

Perubahan Fisik dan Psikologis pada Ibu Hamil a.

Sistem reproduksi dan payudara Uterus : Menurut Bobak dkk (2005 )dan Rustam Mochtar (1998 )Perubahan pada uterus meliputi perubahan dalam hal : Ukuran Ukuran uterus meningkat 20 kali dan kapasitasnya meningkat 500 kali ( Hamilton, 1995 ). Sedangkan ukuran uterus pada kehamilan cukup bulan adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc ( Rustam Mochtar, 1998 ). Hal hal yang menyebabkan terjadinya pembesaran uterus : 1. 2. Peningkatan vaskularisasi dan dan dilatasi pembuluh darah Hiperplasia ( produksi serabut otot dan dan jaringan fibroelastis baru ) dan hipertrofi ( pembesaran serabut otot dan jaringan fibroelastis yang sudah ada ) 3. Perkembangan desidua ( Bobak dkk, 2005 ) Pertumbuhan jaringan uterus pada awal masa kehamilan disebabkan oleh estrogen yang merangsang serabut otot dan bukan karena terdapatnya pertumbuhan embrio dalam rongga uterus. Walaupun ketika ovum

mengimplantasi di luar uterus, sebagai kehamilan ektopik, uterus mengalami perbesaran kira kira seukuran kehamilan bulan ke empat intra uterin ( Hamilton, 1995 ). Setelah bulan ketiga, pembesaran uterus terutama disebabkan oleh tekanan mekanis akibat pertumbuhan janin ( Seidel, dkk , 1995 dikutip dalam Bobak dkk, 2005 ). Perbandingan ukuran uterus wanita hamil dam tidak hamil pada minggu ke 40 ( Bobak, dkk , 2005 ) Ukuran Panjang Lebar Kedalaman Berat Volume 6,5 cm 4 cm 2,5 cm 60 70 gram < 10 ml Tidak Hamil Hamil ( minggu ke 40 ) 32 cm 24 cm 22 cm 1100 1200 gram 5000 ml

Berat Seperti di sebutkan pada tabel di atas, berat uterus pada keadaan tidak hamil adalah 60 70 gram dan meningkat menjadi antara 1100 1200 gram pada minggu ke 40 (Bobak dkk, 2005 ). Pada referensi lain disebutkan bahwa berat uterus meningkat dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan ( 40 pekan ) ( Rustam Mochtar, 1998 ). Dari beberapa pendapat diatas, memang menunjukkan variasi angka peningkatan berat uterus, namun keduanya sama sama menunjukkan adanya peningkatan berat uterus yang pesat selama kehamilan.

Posisi Posisi rahim dalam kehamilan: Pada permulaan kehamilan, dalam letak antefleksi atau retrofleksi Pada empat bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati Rahim wanita yang hami biasanya lebih mobi, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri (Rustam Mochtar, 1998 )

Bentuk pada saat konsepsi uterus berbentuk seperti buah pir terbalik. Selama trimester kedua bentuk uterus bulat ( Bobak, dkk, 2005 ). Pada akhir kehamilan bentuk uterus seperti bujur telur (Rustam Mochtar, 1998 ).

Konsistensi Selama minggu minggu awal kehamilan, peningkatan aliran darah uterus dan limfe mengakibatkan edema dan kongesti panggul. Akibatnya uterus , serviks dan isthmus melunak secara progresif dan serviks menjadi agak kebiruan ( tanda Chadwic) ( Bobak, dkk, 2005 ). Pada minggu pertama , isthmus rahim mengadakan hipertrofi dan bertambah panjang, sehingga bila diraba terasa lebih lunak, disebut tanda hegar ( Rustam Mochtar, 1998 ). Fundus pada serviks mudah fleksi ( Bobak, dkk, 2005 ).

Pada kehamilan lima bulan, rahim teraba seperti berisi cairan ketuban, dinding rahim terasa tipis, karena itu bagian bagian janin dapat diraba melalui dinding perut dan dinding rahim (Rustam Mochtar, 1998 ) Serviks : Saat kehamilan, kanalis servikalis dipenuhi oleh mukus yang kental disebut operkulum . Selama kehamilan operkulum menghambat masuknya bakteri ke uterus ( Hamilton, 1995 ). Selain itu, serviks melunak ( tanda goodel ) muncul akibat peningkatan vaskularisasi , hipertrofi ringan , serta hiperplasia otot dan jaringan ikatnya yang kaya kolagen , yang menjadi longgar, edematosa, sangat elastis, dan mengalami peningkatan volume ( Bobak, dkk , 2005 ). Serviks juga mengalami peningkatan friabilitas, yakni serviks mudah berdarah bila diraba atau disentuh. Peningkatan friabilitas menyebabkan beberapa tetes darah keluar setelah penetrasi koitus yang dalam atau setelah pemeriksaan dalam. Pengeluaran tetes darah ini biasanya dalam batas normal ( Bobak, dkk , 2005 ). Vagina dan vulva Terjadi peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna ungu kebiruan pada serviks dan vagina ( tanda chadwick ) ( Bobak, dkk, 2005 ). Selama kehamilan, keasaman vagina berubah dari 4 menjadi 6,5. Peningkatan pH ini membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina, khususnya infeksi jamur. ( Bobak, dkk, 2005 ). pH sekresi vagina menjadi lebih asam (Bobak , dkk, 2005 ). Sekresi vagina merupakan media yang menyuburkan basilus Doderleins. Basilus ini merupakan garis pertahanan terhadap Candida albicans, patogen yang tumbuh dalam media alkali ( Hamilton, 1995 ). Dari pernyataan diatas, penulis menyimpulkan bahwa saat kehamilan terjadi peningkatan pH vagina menjadi lebih alkalis, yang menyebabkan wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi jamur. Namun, vagina juga mengeluarkan sekresi yang sifatnya asam, yang akan mengimbangi pH vagina yang cenderung lebih basa selama kehamilan. Hal ini akan melindungi vagina terhadap infeksi jamur, yang rentan tumbuh dalam media alkali Meningkatnya kongesti vaskular organ vagina dan pelvik menyebabkan peningkatan sensitifitas yang sangat berarti ( Hamilton, 1995 ). Peningkatan sensitifitas dapat meningkatkan keinginan dan bangkitan seksual, khususnya selama trimester kedua

kehamilan ( Bobak, dkk, 2005 ) . Hamilton, 1995 menambahkan bahwa peningkatan derajat rangsangan seksual juga meningkat pada bulan ke tujuh kehamilan. Struktur eksternal vulva membesar selama masa hamil akibat peningkatan vaskulatur, hipertrofi badan perineum, dan deposisi lemak ( Bobak, dkk, 2005 ) Selama kehamilan, terjadi deskuamasi ( atau eksfoliasi ) sel sel vagina yang kaya glikogen terjadi akibat stimulasi estrogen. Sel sel yang tanggal ini membentuk rabas vagina yang kental dan berwarna keputihan disebut leukore ( Bobak, dkk, 2005 ). Ovarium Menurut Rustam Mochtar ( 1998 ), perubahan yang terjadi pada ovarium antara lain : Ovulasi terhenti Masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron Payudara Rasa penuh , peningkatan sensitifitas, rasa geli, dan rasa berat di payudara mulai timbul sejak minggu ke enam gestasi ( Bobak, dkk, 2005 ). Puting susu dan areola menjadi lebih berpigmen, terbentuk warna merah muda sekunder pada areola, dan puting susu menjadi lebih erektil. Hipertrofi kelenjar sebasea ( lemak ) yang muncul di areola primer dan disebut tuberkel montgomery . Kelenjar sebasea ini mempunyai peran protektif sebagai pelumas puting susu ( Bobak, dkk, 2005 ). Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah di bawah kulit berdilatasi. Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat , sekarang terlihat sebagai jalinan jaringan biru di bawah permukaan kulit. Striae dapat terlihat di luar payudara ( Bobak, dkk, 2005 ). Payudara secara bertahap mengalami perbesaran karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah ( Hamilton, 1995 ). Bobak, dkk ( 2005 ) menyatakan bahwa peningkatan ukuran secara progresif terjadi selama trimester kedua dan ketiga

b. Sistem Kardiovaskular Menurut Bobak, dkk, 2005, adaptasi kardiovaskuler memiliki tujuan : a. Melindungi fungsi fisiologi normal wanita

b. Memenuhi kebutuhan metabolik tubuh saat hamil c. Menyediakan kebutuhan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin Jantung : Karena diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas dan berotasi ke depan dan ke kiri ( Bobak, dkk, 2005 ). Tekanan darah : Estrogen menstimulasi adrenal untuk mensekresi aldosteron, menyebabkan retensi garam dan air. Hal ini mengarah pada peningkatan volume darah dan edema jaringan ( Hamilton, 1995 ). Selama pertengahan pertama masa hamil, tekana sistolik dan diastolik menurun 5 sampai 10 mm Hg. Penuruna tekanan darah ini kemungkinan disebabkan oleh vasodilatasi perifer akibat perubahan hormonal selama masa hamil. Selama trimester ketiga , tekanan darah ibu harus kembali ke nilai tekanan darah selama trimester pertama ( Bobak, dkk, 2005 ). Beratnya uterus menekan vena vena besar yang mengaliri pelvik dan ekstremitas bawah. Vena varikose mungkin terjadi pada tungaki, paha, vulva, dan rektum/ hemoroid ( Hamilton, 1995 ). Volume dan komposisi darah : Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester pertama. Volume darah akan bertambah banyak, kira kira 25 %, dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu ( Rustam Mochtar, 1998 ). Sel sel darah merah meningkat sampai 33 % dan hemoglobin sampai 15 %, tetapi karena meningkatnya volume plasma menyebabkan hemodilusi, terjadi

pseudoanemia, sehingga disebut anemia fisiologis kehamilan ( Hamilton, 1995 ). Hitung sel darah putih total meningkat selama trimester kedua mencapai puncak selama trimester ketiga .Peningkatan terutama terjadi pada granulosit ( Bobak, dkk, 2005 ). Curah jantung : Curah jantung meningkat dari 30 % - 50 % pada minggu ke-32 gestasi, kemudian menurun sampai sekitar 20% pada minggu ke -40. Peningkatan curah jantung terutama disebabkan oleh peningkatan volume sekuncup dan peningkatan ini merupakan respon terhadap peningkatan kebutuhan oksigen jaringan ( Bobak, dkk, 2005 ).

Koagulasi : tingkat plasma fibrinogen meningkat sampai 40 % atau lebih, dan waktu pembekuan tetap sama seperti tingkat pada sebelum kehamilan ( Hamilton, 1995 ). Menurut Bobak, dkk, 2005 , selain fibrinogen,juga terjadi peningkatan berbagai faktor pembekuan ( faktor VII, VIII, IX, X ). Aktivitas fibrinolitik (pemecahan atau pelarutan bekuan darah ) mengalami depresi selama masa hamil dan periode puerperium, sehingga wanita lebih rentan terhadap trombosis ( Bobak, dkk, 2005 ).

c. Sistem Respirasi Menurut Bobak , dkk ( 2005 ), perubahan fisiologis yang terjadi selama masa kehamilan merupakan adaptasi ventilasi dan struktural yang tujuannya menyediakan kebutuhan ibu dan janin, dimana terjadi peningkatan kebutuhan oksigen sebagai respon terhadap percepatan laju metabolik dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Bobak ( 2005 ) dan Hamilton ( 1995 ) menyatakan bahwa selama kehamilan terjadi kenaikan diafragma. Menurut Hamilton ( 1995 ), kenaikan diafragma ini disebabkan karena pertumbuhan janin yang mendorong diafragma keatas. Bobak ,dkk ( 2005 ) menyatakan bahwa tinggi diafragma bergeser sebesar 4 cm selama masa hamil. Menurut Hamilton ( 1995 ) dan Bobak , dkk ( 2005 ) , selama kehamilan juga terjadi perubahan berupa bengkak seperti alergi pada membran mukosa. Bobak, dkk ( 2005 ) menyatakan bahwa bengkak ini disebabkan karena peningkatan vaskularisasi, yang merupakan respon terhadap peningkatan estrogen, pada traktus pernapasan atas. Vaskularisasi ini meyebabkan pembesaran kapiler sehingga terbentuk edema dan hiperemi di hidung, faring, laring, trakea, dan bronkus. Adanya vaskularisasi ini juga menimbulkan kondisi sumbatan pada hidung dan sinus, epistaksis, perubahan suara, dan respon peradangan yang mencolok bahkan terhadap infeksi pernapasan atas yang ringan. Pada fungsi paru, menurut Hamilton ( 1995 ) dan Bobak , dkk ( 2005 ), terjadi peningkatan volume tidal. Hamilton ( 1995 ) juga menyatakan bahwa selain volume tidal, juga terjadi peningkatan ambilan oksigen dan volume ventilator. Menurut Hamilton ( 1995 ) dan Bobak , dkk ( 2005 ), selama kehamilan, bisa terjadi keluhan sesak napas. Hamilton ( 1995 ) menjelaskan bahwa keluhan sesak napas ini terjadi karena perubahan bentuk dari rongga toraks dan pernapasan yang lebih cepat.

Dalam referensi lain, Bobak , dkk ( 2005 ) menyatakan bahwa keluhan sesak napas ini disebabkan peningkatan sensitivitas pusat pernapasan terhadap karbon dioksida akibat efek dari progesteron dan estrogen.Hal ini menyebabkan kesadaran wanita hamil akan kebutuhan napas meningkat d. Sistem Ginjal Menurut Hamilton ( 1995 ) dan Bobak , dkk ( 2005 ), kehamilan menyebabkan terjadinya dilatasi pada pelvis ginjal dan ureter. Hal ini mengakibatkan terjadinya stasis / stagnasi urine. Urine yang mengalami stagnasi merupakan medium yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Selain itu, urine wanita hamil mengandung nutrien dalam jumlah yang lebih besar, termasuk glukosa. Oleh karena itu, selama hamil, wanita lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih ( Bobak, dkk, 2005 ). Iritabilitas kandung kemih, nokturia, dan sering berkemih umum dilaporkan pada awal kehamilan. Sering berkemih ini merupakan akibat peningkatan sensitifitas

kandung kemih dan pada tahap selanjutnya merupakan akibat kmpresi pada kandung kemih ( Bobak, dkk, 2005 ).

e. Sistem Integumen Pigmentasi Pigmentasi timbul akibat peningkatan hormon hipofisis anterior melanotropin selama masa hamil ( Bobak, dkk, 2005 ). Menurut Hamilton ( 1995 ) dan Bobak , dkk ( 2005 ) adanya pigmentasi ini menimbulkan kondisi : a. Chloasma : disebut juga topeng kehamilan, adalah bercak bercak kehitaman pada wajah (Hamilton, 1995 ). Menurut Bobak , dkk ( 2005 ), Chloasma ini disebabkan adanya hiperpigmentasi terutama di daerah tonjolan maksila dan dahi, khususnya pada wanita hamil berkulit hitam. Chloasma yang timbul akibat kehamilan normal biasanya hilang setelah wanita melahirkan ( Bobak, dkk, 2005). b. Warna puting susu, areole, aksila, dan vulva menjadi lebih gelap, warna ini menghilang setelah wanita melahirkan ( Bobak, dkk, 2005). c. Linea nigra adalah garis pigmentasi dari simfisis pubis sampai ke bagian atas fundus di bagian depan ( Bobak, dkk, 2005).

Striae gravidarum menurut Hamilton ( 1995 ) , striae gravidarum adalah tanda regangan yang terbentuk akibat pembesaran dan penonjolan uterus. Striae menunjukkan pemisahan jaringan ikat ( kolagen ) dibawah kulit. Garis- garis yang sedikit cekung ini cenderung timbul di daerah dengan regangan maksimum ( misalnya di abdomen, paha, dan payudara ). Regangan kadang kadang menimbulkan sensasi mirip rasa gatal ( Bobak, dkk, 2005). Perspirasi dan sekresi kelenjar lemak baik kelenjar sebasea atau keringat menjadi lebih aktif selama masa kehamilan. Sebagai akibatnya , wanita hamil mungkin mengalami gangguan badan, banyak mengeluarkan keringat ( Hamilton, 1995 ) .

f. Sistem Muskuloskeletal Sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam abdomen. Untuk mengkompensai penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang belakang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita ( Hamilton, 1995 ) . Kram otot otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama kehamilan. Penyebabnya tidak diketahui. Kram biasanya terjadi setelah berdiri sepanjang hari dan pada malam hari setelah tubuh istirahat ( Hamilton, 1995 ) .

g. Sistem Neurologi Menurut Bobak, dkk ( 2005 ), perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat menyebabkan timbulnya gejala neurologis dan neuromuskular berikut : a. Kompresi saraf panggul atau stasis vaskular akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan sensori tungkai bawah b. Lordosis dorsolumbar dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada saraf atau kompresi akar saraf c. Edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome selama trimester akhir kehamilan. d. Akroestia ( rasa baal dan gatal di tangan ) yang timbul akibat bahu yang membungkuk. Keadaan ini berkaitan dengan tarikan pada segmen pleksus brakialis

e. Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu merasa cemas dan tidak pasti tentang kehamilannya. f. Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan, dan sinkope sering terjadi pada awal kehamilan. g. Hipokalsemia dapat menyebabkan timbulnya masalah neuromuskular, seperti kram otot dan tetani.

h. Sistem Pencernaan a. Mulut : gigi hiperemi, berongga dan membengkak. Gusi cenderung mudah berdarah karena kadar estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan vaskularitas selektif dan proliferasi jaringan ikat ( Bobak, dkk, 2005 ) b. Gigi : menurut Hamilton ( 1995 ), pada kehamilan, saliva yang terbentuk bersifat asam sehingga kemungkinan karies gigi meningkat. c. Nafsu makan : nafsu makan berubah selama ibu hamil. Pada trimester pertama sering terjadi penurunan nafsu makan akibat nausea dan / atau vomitus. Gejala ini muncul pada sekitar setengah jumlah kehamilan dan merupakan akibat perubahan pada saluran cerna dan peningkatan kadar hCG dalam darah. Pada trimester kedua, nausea dan vomitus lebih jarang dan nafsu makan meningkat d. Esofagus, lambung, dan usus halus : Peningkatan produksi estrogen menyebabkan penurunan sekresi asam

hidroklorida ( Bobak, dkk, 2005 ). Peningkatan produksi progesteron menyebabkan tonus dan motilitas otot polos menurun, sehingga terjadi regurgitasi esofagus, peningkatan waktu pengosongan lambung dan peristalsis balik. Akibatnya wanita tidak mampu mencerna asam atau mengalami nyeri ulu hati ( pirosis ) ( Bobak, dkk, 2005 ). Peningkatan progesteron ( yang menyebabkan kehilangan tonus otot dan penurunan peristalsis ) menyebabkan absorsi air di usus besar meningkat sehingga dapat terjadi konstipasi . Selain itu, konstipasi merupakan akibat hipoperistalsis ( perlambatan usus ), pilihan makanan yang tidak lazim, kurang cairan, distensi andomen akibat kehamilan, dan pergeseran usus akibat kompresi ( Bobak, dkk, 2005 ). e. Kandung empedu dan hati Kandung empedu cukup sering distensi akibat penurunan tonus otot selama masa hamil. Peningkatan waktu pengosongan dan pengentalan empedu biasa terjadi ( Bobak, dkk, 2005 ). f. Rasa tidak nyaman di abdomen Perubahan pada abdomen yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman meliputi panggul berat atau tertekan, ketegangan pada ligamentum teres uteri, flatulen, distensi dan kram usus, serta konstraksi uterus ( Bobak, dkk, 2005 ).

Peningkatan berat badan Peningkatan berat badan selama kehamilan juga mencakup produk konsepsi ( janin, plasenta, dan cairan amniotik ), dan hipertrofi beberapa jaringan maternal ( uterus, payudara, darah, cadangan lemak, cairan ekstra seluler dan ekstravaskular ) (Fraser dan Cooper, 2009 )

Komponen peningkatan berat badan maternal ( dikutip dari Fraser dan Cooper, 2009 ) Tempat Janin Plasenta Cairan amniotik Uterus Payudara Darah Air Jaringan adiposa Total Berat ( kg ) 3,2 0,6 0,8 0,9 0,4 1,5 2,6 2,5 12,5

i.

Sistem endokrin a. Ovarium dan plasenta Ovarium merupakan sumber estrogen dan progesteron pada wanita tidak hamil. Pada saat konsepsi, perubahan dramatis terjadi. Korpus luteum tampat ovum berasal mulai menghasilkan estrogen dan progesteron. Segera setelah plasenta terbentuk dengan baik, ia menjadi sumber utama kedua hormon tersebut. Plasenta juga membentuk steroid dan tiga jenis hormon lainnya : human chorionic gonadotropin (hCG ), human plasental lactogen (hPL ), dan human chorionic thyrotropin ( hCT ) ( Hamilton, 1995 ) b. Kelenjar tiroid

Menurut Hamilton ( 1995 ), selama masa kehamilan, Basal Metabolic Rate meningkat hampir 20 % karena adanya peningkatan penggunaan oksigen. Terjadi pembesaran kelenjar tiroid karena pertumbuhan sel sel acinar. Dalam referensi lain, Bobak, dkk ( 2005 ) mengutip dari Cummingham, dkk ( 1993 ) dan Scott, dkk ( 1990 ) menyatakan bahwa pembesaran kelenjar tiroid juga karena adanya

peningkatan vaskularitas. Bobak, dkk ( 2005 ) juga menyatakan bahwa peningkatan konsumsi oksigen dan BMR akibat aktivitas metabolik janin. c. Kelenjar paratiroid Kehamilan menginduksi hiperparatiroidisme sekunder ringan, suatu refleksi peningkatan kebutuhan kalsium dan Vitamin D. Saat kebutuhan untuk pertumbuhan rangka janin mencapai puncak ( pertengahan kedua kehamilan ), kadar parathormon plasma meningkat, kadar puncak terjadi antara minggu ke- 15 dan minggu ke 35 gestasi ( Bobak, dkk, 2005 ). d. Pankreas Menurut Hamilton ( 1995 ), selama kehamilan, pankreas tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat. Walaupun demikian, karena keterbatasan penyimpanan glikogen, wanita sehat yang hamil kurang mampu untuk mengatasi jumlah gula yang banyak, sehingga beberapa dari mereka mengeluarkannya ke dalam urine e. Kelenjar pituitari Lobus anterior dari kelenjar pituitari mengalami sedikit pembesaran selama kehamilan dan terus menghasilkan semua hormon tropik , tetapi dengan jumlah yang sedikit berbeda. FSH ditekan oleh chorionic gonadotropin ( hCG ) yang dihasilkan dalam plasenta. Hormon pertumbuhan berkurang dan hormon melanotropik meningkat. Menyebabkan peningkatan pigmentasi puting susu, wajah, dan abdomen. Pembentukan prolaktin meningkat dan berlanjut setelah persalinan selama menyusui( Hamilton, 1995 ). f. Kelenjar adrenal Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan , terutama bagian kortikal yang membentuk kortin ( Hamilton, 1995 ).

Perubahan Psikologis selama kehamilan

Menurut Hamilton ( 1995 ), perubahan psikologis selama kehamilan dibagi menjadi : a. Trimester pertama ( 1 sampai 3 bulan ) Setelah krisis pada awal kehamilan teratasi, sebagian besar wanita mengalami kegembiraan tertentu karena sudah dapat menyesuaikan diri dengan rencana membentuk hidup baru ( Hamilton, 1995 ). Menurut Hamilton ( 1995 ), akibat adanya perubahan fisik , peningkatan kadar estrogen dan progesteron, morning sickness, kelemahan, keletihan pada wanita hamil, dapat menyebabkan wanita hamil merasa tidak sehat dan umumnya mengalami depresi. b. Trimester kedua ( 4 sampai 6 bulan ) Pada trimester kedua, tubuh wanita telah terbiasa dengan tingkat hormon yang tinggi, morning sickness telah hilang, ia telah menerima kehamilannya dan ia menggunakan pikiran dan energinya lebih konstruktif ( Hamilton, 1995 ). Menurut Hamilton ( 1995 ), pada trimester ini, wanita hamil mulai dapat merasakan gerakan bayinya, dan hal ini sering menimbulkan dorongan psikologis yang besar dari calon ibu c. Trimester ketiga ( 7 sampai 9 bulan ) Trimester ketiga ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. Sekitar bulan ke 8 mungkin terdapat periode tidak semangat dan depresi, ketika bayi membesar dan ketidaknyamanan bertambah. Sekitar dua minggu sebelum melahirkan, sebagian besar wanita mulai mengalami perasaan senang. Reaksi calon ibu terhadap persalinan ini secara umum tergantung pada persiapannya dan persepsinya terhadap kejadian ini ( Hamilton, 1995 ) a. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester I 1) Perubahan Fisik pada Trimester I a) Morning Sickness, mual dan muntah Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak awal kehamilan. Mual muntah diusia muda disebut morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Mual ini biasanya akan berakhir pada 14 mingggu kehamilan. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga. b) Pembesaran Payudara Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan hormon kehamilan

yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan menyusui. c) Sering buang air kecil Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan akan muncul kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin. d) Konstipasi atau Sembelit Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil. e) Sakit Kepala/Pusing Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional. Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan sakit kepala. f) Kram Perut Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi karena adanya perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim. g) Meludah Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness. h) Peningkatan Berat Badan Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormon

progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air (Suririnah, 2008) 2) Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian) a) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan kehamilannya b) Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja c) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya d) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama e) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan merahasiakannya (Sulistyawati, 2009) b. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester II 1) Perubahan Fisik pada Trimester II a) Perut semakin membesar Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan puser (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan wanita, perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu. b) Sendawa dan buang angin Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus selama kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung dan tidak nyaman. c) Rasa panas di perut Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna sehingga mendorong asam lambung kearah atas. d) Pertumbuhan rambut dan kuku Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan, seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan rambut yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi lahir.

e) Sakit perut bagian bawah Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut bagian bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan bersifat tidak menetap. f) Pusing Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun. g) Hidung dan Gusi berdarah Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh termasuk ke daerah hidung dan gusi selama masa kehamilan akan menyebabkan jaringan disekitarnya menjadi lebih lembut dan lunak. Akibatnya, hidung dan gusi akan bisa berdarah ketika menyikat gigi. Keluhan ini akan hilang setelah melahirkan. Perawatan gigi dan gusi menjadi bagian penting juga dalam kehamilan, karena pada saat hamil, gigi dan gusi menjadi lebih sensitif. Hal ini karena perubahan hormonal selama kehamilan yang meningkatkan terbentuknya plak gigi dan bakteri sehingga mempermudah pendarahan gusi. h) Perubahan kulit Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena melanosit yang menyebabkan warna kulit lebih gelap. Timbul garis kecoklatan mulai dari pusar ke arah bawah yang disebut linea nigra. Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan. Tanda ini dapat menjadi petunjuk kurangnya vitamin folat. Strecth mark terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat mungkin jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati setelah persalinan. Kulit muka juga akan menjadi lebih berminyak sehingga dapat menimbulkan jerawat. Menjaga kebersihan kulit dan diet makanan yang seimbang dan sehat harus dilakukan oleh ibu hamil. i) Payudara Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan yang disebut

kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap dan besar. Bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, dan itu adalah kelenjar kulit. j) Sedikit Pembengkakan Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40% wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama (Suririnah, 2008) 2) Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik) a) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi b) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya c) Merasakan gerakan anak d) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran e) Libido meningkat f) Menuntut perhatian dan cinta g) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya h) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi ibu i) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk peran baru (Sulistyawati, 2009) c. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester III 1) Perubahan Fisik pada Trimester III a) Sakit bagian tubuh belakang Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan Anda yang dapat memengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang belakang. b) Konstipasi Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron. c) Pernafasan Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke paru-paru, pada

kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah diafragma (yang membatasi perut dan dada). Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut hilang, karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah diafragma/tulang iga ibu. d) Sering buang air kecil Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin menekan kandungan kencing ibu hamil. e) Varises Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan. f) Kontraksi perut Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat. g) Bengkak Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang membuat tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan. h) Kram pada kaki Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun, atau karena kekurangan kalsium (Suririnah, 2008) 2) Perubahan Psikologis pada Trimester IIII a) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya d) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang

mencerminkan perharian dan kekhawatirannya e) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya f) Merasa kehilangan perhatian g) Perasaan mudah terluka (sensitif) h) Libido menurun (Sulistyawati, 2009)

Anda mungkin juga menyukai