Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH DAN ILMU INDUSTRI PETERNAKAN

Candra Alfarisi Manip Casaleh Arif Aldi Tika Oktaviani Windra Aslam Pratama

1110612052 1110612154 1110612208 1110612076 1110612103

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS


PADANG 2011

PENGANTAR ILMU INDURSTRI PETERNAKAN


Mempelajari dinamika dan prospek dunia peternakan. Membahas pula dasar-dasar kehidupan hewan ternak dan pengaruh lingkungan, mempelajari pula tanda-tanda spesifik ternak yang ada di indonesia.

SEJARAH TERNAK SAPI Sejarah Singkat Sapi Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan lainnya A. Asia dan Eropa Penjinakan sapi dilakukan pertama kali di Asia Barat. Bukti tertua terdapat/adanya penjinakan sapi di Anau, Turkestan Barat pada tahun 8000 SM, dengan bentuk sapi purba bertanduk panjang (Bos Falconer), kemudian ditemukan di Shah Tepe Iran Utara. Tahun 6000 SM terdapat pergantian sapi bertanduk kecil dan pendek (bangsa Longifrons) B. Afrika Menurut Butzer (1961), tahun 5000 sampai 2300 SM sebagian gurun sahara masih atau pernah hijau dan diduga pada masa itu bangsa sapi masuk Afrika bersamaan dengan suku bangsa pengembara yang masuk ke Afrika Utara pada masa itu. Bangsa sapi tersebut bertanduk panjang, bertanduk pendek, dan termasuk juga sapi dari bangsa Zebu. Dari Mesir sapi bertanduk panjang dan sapi bertanduk pendek menuju Barat menyurusi pantai utara Afrika sampai ke Maroko kemudian berpencar. Sebagaian bangsa sapi masuk ke Eropa, Spanyol dan Portugal melalui selat Gibraltar. Di Etiopia bangsa sapi bertanduk pendek serta sapi Zebu melakukan perkawinan silang. Hal ini berlangsung pada tahun 2000-1500 SM, terciptalah bangsa Sanga.

C. Daerah-Daerah Lain Bangsa sapi masuk ke Benua Ameriak pertama kali terjadi bersamaan dengan pelayaran Colombus kedua tahun 1493. Mendarat di Amerika tengah (Santo Domingo) kemudian berkembang biak menjadi sapi meksiko. Sapi tersebut lebih dekenal dengan nama sapi Texas longhorn.

ROBERT BAKEWELL Dikenal sebagai Bapak Pemuliaan Ternak (Animal Breeding). Pada umur 35 tahun, bakewell sudah mulai melaksanakan program breeding pada ternak kuda, domba dan sapi. Konsep animal breeding yang belum dikenal waktu itu meliputi 3 prinsip pokok : 1. Mendiskripsikan standar yang ideal bagi ternak tertentu 2. Menahan dan tidak menjual ternak jantan yang bagus untuk dijadikan sebagai pejantan unggul di peternakannya 3. Hanya mengawinkan ternak yang baik dengan yang terbaik untuk memperoleh keturunan yang unggul dan menyingkirkan ternak yang kurang bagus Pengembangan Konsep Bakewell Diikuti dan dikembangkan di eropa, benua amerika, australia dan seluruh penjuru dunia. Usaha-usaha tersebut yang sekarang dikenal dengan sitem seleksi (Ilmu genetika) dan Culling (Pengafkiran) yang ketat diikuti dengan sistem recording yang tertib. Peningkatan produksi ternak mengalami kemajuan yang pesat seperti yang kita alami sekarang ini.

Sejarah Domestikasi Domestikasi ternak (dan tanaman) meletakkan dasar peradaban manusia. Tanpa adanya sistem pertanian atau pertenakan yang produktif kiranya tidak

mungkin terjadi perkembangan sosial dan ilmu pengetahuan (peradapan) seperti sekarang ini Manusia purba yang hidup dijaman batu tua (Old Stone Age) biasanya bertahan hidup dari: Hunting dan Gathering, Soliter dalam kelompok kecil (Nucleus Family), belum membentuk masyarakat. Hukum Rimba (The Survival of the Fittest) Karnivor dan predator

Kelebihan manusia adalah makhluk yang paling sempurna mempunyai akal pikiran yang kadarnya lebih banyak.

Domestikasi Domestikasi adalah proses perubahan dari hewan liar menjadi hewan peliharaan. Hewan mengalami domestikasi yang hidupnya dikuasai sepenuhnya oleh manusia, dan membawa manfaat ekonomis bagi manusia, biasanya relatif stabil dan sangat sulit berubah menjadi liar kembali (Ternak, Hewan Kesayangan) Hewan yang terdomestikasi dapat menjadi liar kembali yang disebut feral (Sirklus). Istilah Domestikasi sering dikacaukan dengan Penjinakan (tame), hewan tersebut masih menyimpan sifat-sifat liarnya.

Domestikasi Domba dan Kambing (Ovis & Capra) Domba (Ovis )


Tidak memiliki kelenjar bau yang terdapat di keempat kakinya Tidak berbau tajam Tidak berjenggot Terdapat celah bibir atas Tanduknya berputas (seperti sekrup) Kearah kanan Ekornya lurus kebawah Jumlah kromosom 2n = 54 Lebih menyukai rumput (tidak selektif)

Kambing ( Capra )
Terdapat kelenjar bau di keempat kakinya Berbau kuat (prengus)khususnya pada yang jantan Berjenggot pada yang jantan Tidak ada celah bibir atas Perputaran tanduknya ke kiri Ekornya mencuat keatas Jumlah kromosom 2n = 60 Lebih menyukai dedaunan (selektif)

Anda mungkin juga menyukai